Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“MENELADANI PERJUANGAN RASULULLAH SAW. DI


MADINAH”

NAMA GURU :

LATIFAH FAUZIAH, S.PD.I.,M.PD.

DISUSUN OLEH :

NUR AZIZAH (26) – X MIPA 7

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 14 KOTA BEKASI


TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Jl. Ceri Raya Alinda Kencana Permai, Kaliabang Tengah, Kota Bekasi
Telp. (021) 88882062
Email : sman14kbekasi@gmail.com Website : https://www.sman14bekasi.sch.id
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyanyang. Saya panjatkan puji syukur kehadirat Allah yang telah melimpahkan
rahmat, dan hidayah-Nya kepada saya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah
tugas akhir semester dengan judul “MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MENELADANI PERJUANGAN RASULULLAH SAW. DI MADINAH”.

Di samping itu saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Latifah Fauziah,
S.Pd.I.,M.Pd. yang telah membimbing saya dalam menyusun makalah ini.

Bekasi, 31 Mei 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………….i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………….………………………………………………………………….1

B. Rumusan Masalah………………….………………………………………………………………..1

C Tujuan…………………..…………………………………………………………………………..……1

BAB II PEMBAHASAN

A. Silsilah Nabi Muhammad SAW………..…………………………………………………………2

B. Sejarah Dakwah Rasulullah Periode Madinah……………..………………………………3

C. Hijrah Nabi Muhammad SAW Ke Yatsrib (Madinah)…………………………..………..5

D. Substansi dan Strategi Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah…………………6

E. Respon Masyarakat Madinah Terhadap Dakwah Rasulullah SAW………..…..……7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………….………………………………………….9

B. Saran………………….………………………………………………………………………………….9

DAFTAR PUSTAKA………………………………………….………………………………………….10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nabi Muhammad saw. menerima wahyu pertama, surah Al-Alaq (1-5),


sejak itu ia diangkat menjadi Nabi. Ketika ia menerima wahyu surah Al-Mudatsir
(1-7) maka iapun diangkat menjadi rasul. Setelah itu, wahyu terputus.

Rasulullah merasa gelisah dan bertanya-tanya, apa yang harus


disampaikan, bagaimana menyampaikannya, dan kepada siapa disampaikan?
Dalam kegelisahannya turunlah surah Ad-Dhuha. Akhirnya Rasulullah
berdakwah di Mekkah selama 13 tahun, dan di Madinah selama 10 tahun.

Alasan saya menulis makalah ini yaitu sebagai tugas akhir semester.
Selain itu, pastinya untuk mengetahui dan meneladani perjuangan dakwah
Rasulullah.

B. Rumusan Masalah

a. Siapa saja yang tertulis dalam silsilah keluarga Nabi Muhammad saw.,?

b. Bagaimana sejarah dakwah Rasulullah periode Madinah?

c. Apa yang terjadi saat Rasulullah hijrah ke Yatsrib (Madinah) ?

d. Bagaimana strategi dakwah Rasulullah periode Madinah?

e. Bagaimana respon masyarakat Madinah terhadap dakwah Rasulullah?

C. Tujuan

a. Untuk mengetahui silsilah keluarga Nabi Muhammad saw.

b. Untuk mengetahui sejarah dakwah Rasulullah periode Madinah

c. Untuk mengetahui hijrah Nabi Muhammad saw. ke Yatsrib (Madinah)

d. Untuk mengetahui strategi dakwah Rasulullah saw. periode Madinah

e. Untuk mengetahui respon masyarakat Madinah saat itu

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Silsilah Nabi Muhammad saw.

Berikut ini penjelasan mengenai silsilah Nabi Muhammad dikutip dari Kitab
Arrokhiqul Makhtuum.

1. Silsilah Nabi Muhammad hingga Adnan


Silsilah pertama ini dimulai dari Muhammad saw. bin Abdullah bin Abdul
Muthallib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin
Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadl bin Kinanah bin
Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas ‘Alaihi Sallam bin Mudlar bin Nizar bin
Ma’ad bin Adnan.
2. Silsilah Nabi Muhammad hingga Nabi Ibrahim
Silsilah kedua dilanjutkan dari Adnan bin ‘Adad bin Humaisa’ bin Salaaman
bin ‘Iwadh bin Buuz bin Qimwal bin Abi Awwam bin Naasyid bin Hiza bin
Buldas bin Yadhaf bin Thabiikh bin Jaahim bin Naahisy bin Maakhi bin ‘Iid
bin Abqor bin ‘Ubaid bin Addi’a bin Hamdaan bin Sunbur bin Yatsribi bin
Yahzan bin Yalhan bin Ar’awi bin ‘Iid bin Disyaan bin ‘Aishar bin Afnaad bin
Ayhaam bin Miqshar bin Naahits bin Zaarih bin Sumay bin Mizzi bin Uudah
bin ‘Uram bin Qoidzar bin Ismail as bin Ibrohiim alaihis salaam.
3. Silsilah Nabi Muhammad hingga Nabi Adam
Silsilah kediga dilanjutkan dengan Nabi Ibrohiim ‘alaihis salaam bin Taarih
(Aazar) bin Nnahuur bin Saaruu bin Raa’uw bin Faalikh bin ‘Aabir bin
Syaalikh bin Afkhasyad bin Sam bin Nuh ‘alaihiss salaam bin Laamiik bin
Mutwisylakh bin Akhnukh (ada yang berpendapat Nabi Idris as.) bin Yarid
bin Mahlaaiil bin Qoinaan bin Aanuusyah bin Syits as bin Adam ‘alaihis
salaam.

2
B. Sejarah Dakwah Rasulullah Periode Madinah

Dakwah Rasulullah saw. di Madinah dilakukan selama sepuluh tahun.


Dakwah yang ditujukan kepada umat Islam dan umat yang belum masuk Islam.
Hijrah Rasulullah saw. ke Madinah merupakan babak baru dalam
perkembangan Islam, dalam berdakwah di Madinah Rasulullah saw.
menggunakan strategi yang berbeda dengan dakwah nya di Mekkah, strategi
yang beliau gunakan dalam berdakwah di Madinah adalah membangun masjid
dengan menjadikannya sebagi pusat kegiatan bagi umat muslimin,
mempersaudarakan antar Kaum Muhajirin dan Anshar, meletakan dasar-dasar
politik, ekonomi yang islami, membuat perjanjian dengan umat non muslim dan
juga dibuatnya dustur (undang-undang) dalam hal ini kita kenal dengan Piagam
Madinah yang mengatur aspek kehidupan rakyat Madinah.

Dalam berdakwah di Madinah Nabi Muhammad saw. beserta


pengikutnya mendapatkan rintangan yang banyak membawa hikmah yang
besar, diantaranya adalah terjadinya Perang Badar, dalam peperangan ini Islam
mengalami kemenangan dan menjadi peperangan yang menentukan bagi umat
muslimin. Lalu terjadi Perang Uhud, dimana dalam peperangan ini umat Islam
mengalami kekalahan akibat dari sebagian pasukan muslim yang tidak amanah.
Dan yang terakhir Perang Khandak, dengan strategi perang membuat parit atas
usulan Salman Al-Farisi.

Jika diperhatikan dengan jeli dan detail, Perjanjian Hudaibiyah


membawa kebaikan yang demikian besar bagi umat muslim, diantaranya adalah
orang-orang Quraisy mengakui eksistensi kaum muslimin, banyak orang yang
berbondong-bondong masuk Islam setelah perjanjian ini.

Dalam kesempatan ibadah haji yang terakhir, Haji Wada’ tahun 10


Hijriyah (631 M), Nabi Muhammad menyampaikan khotbahnya yang sangat
bersejarah. Isi khotbah itu antara lain; larangan menumpahkan darah kecuali
dengan yang Haq dan larangan mengambil harta orang lain dengan yang batil,
karena nyawa dan harta benda adalah suci; larangan riba dan larangan
menganiaya; perintah untuk memperlakukan istri dengan baik dan lemah
lembut serta menjauhi dosa; semua pertengkaran antara mereka di zaman
jahiliyah harus saling memaafkan; balas dendam dengan tebusan darah

3
sebagaimana orang pada zaman jahiliah harus dihapuskan; dan yang terpenting
adalah umat Islam harus selalu berpegang teguh pada Al-Qur’an dan sunnah
nabi. Isi khotbah ini merupakan prinsip-prinsip yang mendasari gerakan Islam.

Setelah itu beliau kembali ke Madinah. Beliau mengatur organisasi


masyarakat kabilah yang telah memeluk Islam. Petugas keamanan dan para
da’i dikirim ke berbagai daerah dan kabilah untuk mengajarkan Islam, mengatur
peradilan dan memungut zakat. Dua bulan setelah itu, nabi menderita sakit
demam, tenaga nya dengan cepat berkurang. Pada hari Senin tanggal 12 Rabiul
Awal 11 H/ 8 Juni 632 Nabi Muhammad saw. wafat di rumah istrinya Aisyah.

Dalam perjalanan sejarah nabi, dapat disimpulkan bahwa Nabi


Muhammad saw., disamping beliau sebagai pemimpin agama, juga sebagai
seorang negarawan, pemimpin politik, dan administrasi yang cakap. Hanya
dalam waktu sebelas tahun menjadi politik, beliau berhasil menundukkan
seluruh Jazirah Arab dalam kekuasaannya.

4
C. Hijrah Nabi Muhammad SAW Ke Yatsrib (Madinah)

Sebelum Rasulullah saw. hijrah, Kota Madinah bernama Yatsrib.


Penamaan Madinah, secara bahasa mempunyai akar kata yang sama dengan
“tamaddun” yang berarti peradaban. Kondisi masyarakat Yatsrib sebelum Islam
datang terdiri atas dua suku bangsa, yaitu bangsa Arab dan Yahudi. Bangsa
Arab yang tinggal di Yatsrib terdiri atas penduduk setempat dan pendatang dari
Arab Selatan, yang pindah ke Yatsrib karena pecahnya bendungan Ma’arib.
Persoalan yang dihadapi masyarakat Yatsrib pada saat itu adalah tidak adanya
kepemimpinan yang membawahi semua penduduk Yatsrib. Saat itu yang ada
hanya pemimpin-pemimpin suku yang saling berebut pengaruh. Akibatnya,
peperangan antarsuku pun sering terjadi.

Mengingat bahwa penduduk Mekkah tidak banyak berubah dari


pendirian menyembah berhala dan selalu menghalangi umat Islam, maka Allah
SWT. Memerintahkan Nabi Muhammad saw. untuk hijrah ke Yatsrib (Madinah).
Kondisi Mekkah dan kekejaman kaum musyrik Quraisy semakin meningkat.
Kondisi ini dirasa memberatkan umat Islam yang ada di Madinah.

Hijrah yang dilakukan kaum muslim Mekkah ke Madinah berlangsung


dengan bertahap secara sendiri-sendiri atau dalam kelompok kecil. Tujuannya
untuk menghindari kecurigaan kaum musyrik Quraisy. Sedikit demi sedikit kaum
muslimin meninggalkan Mekkah, sedangkan Rasulullah saw. masih tetap tinggal
di Mekkah. Setelah turun wahyu untuk berhijrah, Rasulullah saw. ditemani Abu
Bakar selanjutnya menyusul ke Madinah. Pada saat yang sama, Rasulullah saw.
berhasil lepas dari usaha pembunuhan oleh kaum Quraisy.

Pada musim semi bertepatan dengan 12 Rabiul Awal tahun pertama


Hijriyah atau 28 Juni tahun 622 M, umat Islam Mekkah secara diam-diam hijrah
ke daerah utara dalam jumlah yang sedikit. Tujuan hijrah ini yaitu untuk
menyelamatkan umat Islam dari tekanan, ancaman, dan kekerasan kaum kafir
Quraisy dan juga agar memperoleh keamanan dan kebebasan dalam
berdakwah serta beribadah, sehingga dapat meningkatkan usaha-usahanya
dalam berjihad di jalan Allah SWT., untuk menegakkan dan meninggikan agama
Islam.

5
D. Substansi dan Strategi Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah

Substansi dakwah Rasulullah saw. periode Madinah antara lain:

1. Membina masyarakat Islam melalui pertalian persaudaraan antara kaum


Muhajirin dengan kaum Ansar
2. Memelihara dan mempertahankan masyarakat Islam
3. Meletakkan dasar-dasar politik ekonomi dan sosial untuk masyarakat
Islam

Pokok pikiran yang dijadikan strategi dakwah Rasulullah saw. periode Madinah
sebagai berikut.

1. Berdakwah dimulai dari diri sendiri


2. Cara dakwah sesuai petunjuk Allah SWT. Seperti firman-Nya yang
artinya:“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang
sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang
mendapat petunjuk,” (QS. An-Nahl: 125)
3. Berdakwah itu hukumnya wajib bagi Rasulullah saw. dan umatnya.
Seperti sabda beliau yang artinya: “Sampaikan apa yang berasal dariku
(tentang Islam), walaupun hanya satu ayat” (HR. Bukhari)
4. Berdakwah dilandasi dengan niat ikhlas karena Allah SWT. semata
5. Bertujuan membentuk masyarakat madani di Madinah

6
E. Respon Masyarakat Madinah Terhadap Dakwah Rasulullah SAW

Sebelum Rasulullah saw. tiba di Madinah, sudah ada beberapa orang


yang memeluk agama Islam dan mendakwahkannya, di mana kelompok ini
kemudian dikenal dengan Kaum Anshar. Sehingga pada waktu Rasulullah saw.
hijrah dari Mekkah ke Madinah, masyarakat Madinah pada waktu itu terdiri dari
masyarakat yang begitu plural. Di dalamnya terdapat kelompok yang sudah
memeluk Islam, kemudian ada kelompok Yahudi yaitu Bani Nadhir dan Bani
Quraizhoh serta kelompok bangsa Arab yang belum memeluk Islam.

Terhadap kelompok-kelompok tersebut, Rasulullah saw. terus berusaha


mendakwahkan agama Islam. Hal itu dilakukan oleh Rasulullah saw. bukan
hanya sebatas beliau sebagai utusan Allah SWT. untuk mendakwahkan Islam.
Tetapi juga karena respon mayoritas masyarakat Madinah yang menyambut
baik, atas kehadiran beliau dan umat Islam di Madinah.

Dakwah Rasulullah saw. sendiri pada dasarnya adalah aktualisasi imani,


yang dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan, dalam bidang
kemasyarakatan yang dilakukan secara teratur. Untuk mempengaruhi cara
berfikir, bersikap dan bertindak masyarakat Madinah dengan menggunakan
cara tertentu.

Dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah saw. tersebut, mendapat


sambutan yang beragam. Ada yang menerima, kemudian masuk Islam dan ada
pula yang menolak secara diam-diam, sebagaimana yang dilakukan oleh
kelompok yahudi yang tidak senang atas kehadiran Nabi saw. dan umat Islam.

Penolakan kelompok Yahudi secara diam-diam dan tidak berani berterus


terang menentang Rasulullah saw., semakin menjadi ketika mereka
menyaksikan perkembangan agama Islam yang didakwahkan oleh Rasulullah
saw. semakin pesat. Seakan-akan jalan untuk mencapai kemenangan telah
terhampar datar, apalagi ketika sekutu mereka yaitu suku Aus dan Khazraj ikut
memeluk Islam.

Setelah diam-diam menentang dakwah Rasulullah Saw, mereka pada


akhirnya menggalang koalisi dengan kelompok kafir Quraisy Mekah untuk
menghancurkan dakwah Rasulullah saw. di Madinah. Dari sinilah kemudian

7
terjadi beberapa peperangan antara kaum muslim Madinah dengan para
penentang dakwah Rasulullah saw. Perang pertama yang menentukan Islam
menjadi agama dan peradaban baru adalah Perang Badar, yang terjadi pada 8
Ramadhan tahun ke-2 Hijriyah. Di mana Nabi saw. dan 305 muslim keluar kota
dengan membawa perlengkapan seadanya. Tepatnya 120 kilometer dari
Madinah, yaitu di daerah Badar, pasukan Nabi Saw bertemu dengan pasukan
Quraisy yang jumlahnya sekitar 900-1000 pasukan. Dengan izin Allah SWT.,
Nabi saw. dan pasukannya berhasil memenangkan pertempuran ini.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Walaupun dakwah Rasulullah saw. di Madinah disambut dengan baik,


karena bisa menjadi penengah dan juru damai antar suku dan kelompok yang
sering berkonflik di Madinah. Bukan berarti dakwah Rasulullah saw. di Madinah
terbebas dari rintangan dan penentangan, oleh kelompok yang ada di dalam
masyarakat Madinah, sebagaimana yang dilakukan oleh kelompok Yahudi.

Karena pada hakikatnya setiap dakwah dalam menyampaikan ajaran


Islam yang teduh dan ramah, pasti akan mendapat rintangan dan tantangan,
entah itu dari kelompok yang tidak setuju ataupun dari kelompok yang khawatir
eksistensi dan kepopulerannya tergerus dengan dakwah baru yang berkembang
di masyarakat.

B. Saran

Dengan adanya penulisan makalah ini, diharapkan akan menambah


khazanah pengetahuan khususnya dalam bidang metode dakwah Rasulullah
saw. Kiranya apa yang dilakukan Rasulullah saw. dalam menyebarkan risalah
Islam di Madinah, patut untuk ditiru umat muslim khususnya di Indonesia agar
semangat meneruskan perjuangan dakwah Rasulullah SAW di zaman yang
modern dengan metode dakwah Rasulullah.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini.


Sehingga dengan adanya makalah ini diharapkan akan memunculkan makalah-
makalah lain dengan tema yang sama dan tentunya dengan kualitas yang lebih
baik lagi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Aditya, Rifan. 2021. “Silsilah Nabi Muhammad yang Perlu Dipahami”,


https://www.suara.com/news/2021/04/23/180102/silsilah-nabi-muhammad-
yang-perlu-dipahami?page=all, diakses pada 01 Juni 2021 pukul 15.53

Hasan, Nur. 2019. “Bagaimana Respon Masyarakat Madinah Terhadap Dakwah


Rasulullah Saw?”, https://alif.id/read/nur-hasan/bagaimana-respon-
masyarakat-madinah-terhadap-dakwah-rasulullah-saw-b220357p/, diakses
pada 02 Juni 2021 pukul 00.03

Irfan, H. Ahmad. 2019. “Dakwah Rasulullah Periode Madinah”,


https://perpustakaansman112.sch.id/2019/07/10/dakwah-rasulullah-periode-
madinah/, diakses pada 02 Juni 2021 pukul 22.01

Perpus, Admin. 2020. “Meneladani Perjuangan Rasulullah saw. di Mekah”,


http://pusdigsmkpgri1sby.com/2020/03/23/meneladani-perjuangan-
rasulullah-saw-di-mekah/, diakses pada pada 01 Juni 2021 pukul 14.47

Rachman, Ibraheem. 2014. “091211011_Bab5”,


http://eprints.walisongo.ac.id/3486/6/091211011_Bab5.pdf, diakses pada 02
Juni 2021 pukul 21.44

10

Anda mungkin juga menyukai