Anda di halaman 1dari 7

Makalah

Perjalanan dakwah Rasulullah di Madinah

DISUSUN OLEH :
Nasyifa fitria (XII IPS 4)

SMA ANGKASA 1 JAKARTA


Jl. Trikora Raya No. 1 Halim Perdanakusuma
2023 / 2024
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Perjalanan dakwah Rasulullah di Madinah”
dengan baik dan selesai tepat pada waktunya.

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas Ujian Akhir Semester mata pelajaran
Agama Islam. Terimakasih kami ucapkan kepada Ibu Ara, selaku guru mata pelajaran Agama Islam
dan juga terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu saya dalam penyelesaian makalah ini.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh
karena itu aya akan sangat menghargai kritik dan saran untuk membangun makalah ini menjadi lebih
baik lagi, dan semoga makalah ini dapat menjadi manfaat untuk kita semua.

Jakarta, 6 Desember
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dikota mekkah telah kita ketahui bahwa bangsa quraisy dengan segala upaya akan
melumpuhkan gerakan Muhammad Saw. Hal ini di buktikan dengan pemboikotan yang dilakukan
mereka kepada Bani Hasyim dan Bani Mutahlib. Di antara pemboikotan tersebut adalah:

Memutuskan hubungan perkawinan

Memutuskan hubungan jual beli

Memutuskan hubungan ziarah dan menziarah dan lain-lain


Pemboikotan tersebut tertulis di atas kertas shahifah atau plakat yang digantungkan di kakbah
dan tidak akan di cabut sebelum Nabi Muhammad Saw. Menghentikan gerakannya.Nabi Muhammad
Saw. Merasakan bahwa tidak lagi sesuai di jadikan pusat dakwah Islam beliau bersama zaid bin
haritsah hijrah ke thaif untuk berdakwah ajaran itu ditolak dengan kasar. Nabi Saw. Di usir, di soraki
dan dikejar-kejar sambil di lempari dengan batu. Walaupun terluka dan sakit, Beliau tetap sabar dan
berlapang dada serta ikhlas. Meghadapi cobaan yang di hadapinya.
Saat mengahadapi ujian yang berat Nabi Saw bersama pengikutnya di perintahkan oleh Allah
SWT untuk mengalami isra dan mi’raj ke baitul maqbis di palestina, kemudian naik kelangit hingga
ke sidratul muntaha. Kejadian isra dan mi’raj terjadi pada malam 17 rajab tahun ke-11 dari
kenabiannya (sekitar 621 M) di tempuh dalam waktu satu malam.

B. Rumusan Masalah
1. Masjid apa yang dibangun saat rasul melakukan dakwah di madinnah?
2. Apa saja strategi rasul saat melakukan dakwah dii madinnah?

C. Tujuan
Untuk mengetahui dan mempelajari dakwah Rasulullah periode mekkah, sejarah, silsilah,
faktor penyebab hijrahnya Rasulullah dan respon masyarakat Madinah.
BAB 2
ISI

1. Sejarah Perjalanan Dakwah Rasul di Madinnah


Perjalanan dakwah Nabi Muhammad SAW tentu jauh dari kata mulus. Banyak
rintangan dan cobaan yang dilalui Rasulullah selama berdakwah. Bahkan penolakan berupa
hinaan dan celaan dari Kafir Quraisy kerap beliau dapatkan.
Waraqah bahkan mengingatkan Rasulullah untuk berhati-hati. Ia berkata: "Pastilah
kau (Muhammad) akan didustakan orang, akan disiksa, akan diusir dan akan diperangi.
Kalau sampai pada waktu itu aku masih hidup, pasti aku akan membela yang di pihak Allah
dengan pembelaan yang sudah diketahui-Nya pula,"
Namun semua itu dilalui Rasulullah dengan sabar dan tawakkal. Rasulullah
berdakwah selama 23 tahun sampai akhir hayatnya.
Dari 23 tahun masa kerasulannya, 13 tahun dihabiskan Rasulullah dengan berdakwah
di kota kelahirannya, Mekah. Sedangkan 10 tahun sisanya dihabiskan dengan berdakwah di
Kota Madinah. Dalam tiga tahun awal masa dakwahnya di Mekah, Rasulullah berdakwah
dengan cara sembunyi-sembunyi. Ia mendakwahi beberapa orang terdekatnya yang diyakini
bisa merahasiakan pesan yang dibawanya.
Adapun mereka yang pertama masuk Islam pada periode ini adalah Abu Bakar Ash-
Shiddiq, Umar bin Khathab, Ustman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin ‘Ubaidillah,
Az-Zubair bin Al-Awwam, Abudurrahman bin Auf, Abu ‘Ubaidah bin Al-Jarrah, Sa’ad bin
Abi Waqqash, dan Said bin Zaid. Orang-orang ini kemudian mendapat julukan As-sabiqun
Al-awwalun, yaitu orang-orang yang pertama masuk Islam.
Nabi muhammad terus melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi, sampai
kemudian turun wahyu Allah SWT, Surat Al-Hijr ayat 94.
‫َفٱْص َد ْع ِبَم ا ُتْؤ َم ُر َو َأْع ِر ْض َع ِن ٱْلُم ْش ِرِكيَن‬
Artinya: Maka sampaikanlah olehmu (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang
diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.
Nabi Muhammad kemudian melakukan dakwahnya secara terang-terangan. Beliau
memulai dakwahnya dari Bani Hasyim, keluarga terdekatnya. Namun hanya Ali Bin Abi
Thalib saja yang mau masuk Islam dan pamannya, Abu Thalib, bersedia membelanya
walaupun ia belum mau mengucapkan syahadat. Banyak Kafir
Quraisy yang menentang ajaran Nabi Muhammad SAW, termasuk
paman Nabi sendiri yaitu Abu Lahab.
Mereka melakukan segala cara untuk menolak ajaran yang
dibawa Rasulullah. Bahkan mereka berencana untuk membunuh Nabi
Muhammad SAW. Hingga akhirnya turun perintah Allah untuk hijrah
ke Negeri Habasyah, di mana ada Raja yang adil di sana. Raja itu
disebut-sebut tidak akan membiarkan rakyatnya ditindas dan dianiaya.
Namun kemudian turun lagi perintah dari Allah untuk hijrah ke Kota
Madinah.
2. Strategi Rasulullah SAW di Madinnah
Berikut strategi dakwah Rasulullah SAW di Madinah hingga akhirnya membawa
keberhasilan:
2.1 Membangun Mesjid sebagai Pusat Kegiatan Dakwah
Rasulullah SAW membangun dua masjid yang dijadikan sebagai pusat kegiatan
dakwah di Madinah, yaitu Masjid Quba' yang dibangun saat kedatangan pertamanya dan
Masjid Nabawi yang kemudian dijadikan untuk mendidik para sahabatnya dan mengatur
pemerintahan.

2.2 Melakukan Perjanjian dengan Kaum Yahudi di Madinnah


Perjanjian tersebut kemudian melahirkan Piagam Madinah. Piagam ini berisi sepuluh
bab, di antaranya pembentukan ummat, hak asasi manusia, persatuan seagama, persatuan
segenap warganegara, golongan minoritas, tugas warga negara, melindungi negara,
pimpinan negara, politik perdamaian, dan bab terakhir merupakan penutup.
2.3 Mempersaudarakan Kaum Muhajirin dan Anshar
Rasulullah SAW juga mempersaudarakan dua kaum muslimin, yakni Muhajirin dan
Anshar. Rasulullah SAW menganjurkan untuk kedua kaum tersebut untuk saling
memupuk persaudaraan dan melarang adanya sentimen kesukuan. Hal ini dilakukan
untuk memperkuat umat Islam.
Sejarah dakwah Rasulullah SAW terbagi ke dalam dua periode, yakni Mekah dan
Madinah. Semasa di Madinah, ada sejumlah strategi dakwah Rasulullah SAW yang
diterapkan kepada masyarakat.. Perjuangan dakwah periode Madinah yang dilakukan
Rasulullah SAW tidaklah mudah. Di tempat baru semasa hijrah ini, tak sedikit fitnah didapati
Rasulullah SAW selama menyebarkan ajaran Islam.

Dikutip dari buku Sejarah Kebudayaan Islam, ketidaksukaan Yahudi, kebencian kaum
munafik, dan permusuhan kaum Quraisy kerap kali menimbulkan perseteruan yang berujung
pada peperangan di masyarakat Madinah. Berbagai persoalan semasa berdakwah di kota yang
dulu dikenal dengan Yatsrib ini berhasil diatasi oleh Rasulullah SAW. Pada puncaknya,
beliau berhasil menaklukkan Kota Madinah dan menjadikannya bagian dari wilayah
kekuasaan Islam.

Mayoritas penduduk Madinah merupakan para pendatang yang bermukim di wilayah


tersebut. Mereka terdiri dari dua kelompok besar, yaitu Arab dan Yahudi. Bangsa Arab
bermigrasi dari wilayah selatan. Sedangkan, bangsa Yahudi datang dari wilayah utara.
Bangsa Arab lebih mendominasi wilayah Madinah mereka terdiri dari dua kelompok besar,
yaitu Bani Aus dan Bani Khazraj. Meskipun dari bangsa yang sama, kedua kelompok
tersebut sering terlibat dalam pertikaian dan peperangan untuk berebut kekuasaan di
Madinah.

Sementara itu, bangsa Yahudi lebih dikenal sebagai kelompok yang sombong. Mereka
menganggap kelompoknya sebagai bangsa pilihan Tuhan. Kedua kelompok yang mendiami
Madinah ini saling berebut pengaruh dan kekuasaan. Bahkan, keduanya saling mengancam
untuk berperang dan saling usir dari Madinah.

Kedatangan Rasulullah SAW di Madinah pada 12 Rabi'ul Awwal tahun pertama


Hijriah merupakan awal dari dimulainya dakwah. Ada empat substansi metode dakwah yang
dilakukan Rasulullah pada periode Madinah yang meliputi pembinaan akidah, ibadah, dan
mu'amalah kaum muslim, pembinaan ukhuwah untuk menyatukan kaum muslim. Pembinaan
kader-kader perjuangan untuk mempertahankan wilayah dakwah, dan memetakan pertahanan
dan sosial untuk menjaga stabilitas Madinah.

Anda mungkin juga menyukai