Anda di halaman 1dari 19

KETELADANAN RASULULLAH SAW

DALAM MEMBINA UMAT PERIODE MADINAH

Dalam bab ini akan dijelaskan tentang keteladanan Rasulullah dalam membina umat pada periode
Madinah yang meliputi hijrah dan maknanya dalam perkembangan Islam, strategi dakwah pada periode
Madinah dan akhir dari perjuangan beliau.

KOMPETENSI DASAR

12.1 Menceritakan sejarah dawah Rasulullah periode Madinah.


12.2 Mendeskripsikan subtansi dan strategi dawah Rasulullah periode Madinah.

TUJUAN MODUL

Modul ini bertujuan memberi bekal pengetahuan kepada siswa tentang keteladanan Rasulullah dalam
membina umat pada periode Madinah dilengakapi dengan latihan soal dan tugas sehingga siswa mampu
mencapai tujuan pembelajaran secara mandiri baik secara individu maupun kelompok. Dengan petunjuk
penggunaan modul sebagai berikut :
1. Baca uraian materi pada tiap-tiap kegiatan dengan baik.
2. Kerjakan semua latihan dan tugas-tugas yang terdapat dalam modul.
3. Setelah mengerjakan secara tuntas tanyakan kunci jawaban kepada guru.
4. Catatlah bagian-bagian yang belum anda pahami kemudian diskusikan dengan teman anda atau
tanyakan kepada guru atau oang yang dianggap mampu.
5. Bila anda belum menguasai 75% dari kegiatan maka ulangi kembali langkah-langkah dengan seksama.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari pembelajaran ini anda diharapkan mempunyai kemampuan sesuai indikator di
bawah ini :

1. Mampu menjelaskan sejarah dakwah Rasulullah pada periode Madinah.


2. Mampu menunjukkan profil dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah.
3. Menjelaskan strategi dakwah Rasulullah periode Madinah.
4. Mampu meneladani strategi dakwah Rasulullah periode Madinah.

B. MATERI POKOK

1. Sejarah Dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah.


2. Strategi dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah.

Mudah-mudahan anda dapat mencapai kompetensi dasar ini, jangan lupa anda terus mengingat
pelajaran Modul ini karena akan behubunganya dengan Modul berikutnya.
Waktu yang disediakan 4 jam pelajaran termasuk menyelesaikan latihan-latihan atau tugas.

Peta Konsep

Periode Madinah

Hijrah ke Madinah Rahasia sukses


Strategi Dakwah
Pendorong
Kisah
Cerdas
Makna Kepemimpinan
Mendirikan masjid Budi Pekerti
Ukhuwah
Islamiyah
Ukhuwah
Wathaniyah
Letakkan dasar-
dasar Negara

C. URAIAN MATERI

1. Sejarah Dakwah Rasulullah SAW. Periode Madinah


Tonggak sejarah Periode Madinah adalah hijrah Rasulullah SAW. Ke Yatsrib/ Madinah. Berikut
adalah kisahnya :
Hal-Hal Yang Mendorong Sehingga Nabi Hijrah
a. Kesulitan-kesulitan Nabi SAW dalam berdakwah
Dakwah Islam menemui kesulitan. Sekalipun Islam umur 10 tahun itu kaum muslimin
sudah banyak jumlahnya, tetapi terasa oleh Rasulullah SAW. Bahwa kehidupan Islam di Mekkah
saat itu sulit diharapkan kesuburannya dan jalan dakwahnya sudah menemui jalan buntu. Di
lingkungan keluarganya dan di kalangan kaum-kaum yang lain di Mekkah Nabi SAW sudah
menyerukan dan mengajak masuk Islam, tetapi baru sedikit yang masuk Islam, bahkan banyak
pemimpin-pemimpin yang menentang keras, seperti Abu Lahab, Abu Jahal, Muthim bin Adi dan
lain. Kemudian Nabi SAW mencoba keluar dari Mekkah menuju ke Thaif. Di sana belum lagi
dakwah di muka umum beliau sudah ditentang, diejek dan dilempari batu. Rasulullah kembali ke
Mekkah, kemudian berusaha mendatangi tempat-tempat umum di pekan-pekan malam yang
lazim diadakan sambutannya tidak jauh dari pada di kalangan kaumnya dan di Thaif itu.
Dakwah Islam di Mekkah tertutup. Pada masa itu dakwah Nabi SAW, betul-betul menemui
kesulian dan tertutup. Namun demikian hal itu tidak mengecilkan harapan kaum muslimin.
Rasulullah SAW. Akan mencari jalan keluar yang lebih baik, yaitu akan menemui orang-orang di
luar Mekkah yang datang menjalankan Haji di Masjidil Haram.

b. Tekanan-tekanan kaum Quraisy terhadap pengikut-pengikut Nabi SAW, dan terhadap diri Nabi
Muhammad
Tekanan kaum Quraisy terhadap Islam yang berat dan sudah meluas itu lebih ganas lagi
setelah mereka menerima berita Isra' dan Mi'raj. Tekanan Quraisy yang bertubi-tubi. Kehidupan
kaum muslimin di Mekkah yang makin hari makin terasa sempit geraknya, makin tersisih
pergaulannya, dihina, diludahi, bahkan ada yang diikat badan terus diseret kuda yang dilarikan
dan lain-lain siksaan. Lebih-lebih terhadap kaum muslimin yang tidak mempunyai sanak
keluarga yang berani membela. Kaum Quraisy berbuat demikian bermaksud agar kaum
muslimin keluar dari Islam dan kembali menyembah berhala.
Demikian pula Rasulullah SAW. masih terus diejek, dihina dan kalau bisa dibunuh mereka.
Waktu memberitakan tentang Isra' dan Mi'raj didengar oleh Abu Jahal apa kata dia : "Hai
Muhammad, kamu itu ada-ada saja, sudah gilakah kamu !". Sewaktu Muthim bin Adi mendengar
berita Isra' dan Mi'raj itu, dia berkata : "Hai Muhammad, saya tidak akan percaya lagi pada
omonganmu, dan demi Latta dan Uzza, saya sekarang keluar dari Islam. Dan masih banyak lagi
hinaan kepada Rasulullah SAW.
Kaum musryik Quraisy berusaha membunuh Nabi. Kaum musryik Quraisy makin hari
makin mengetahui bahwa kaum muslimin di Mekkah banyak yang hijrah ke Madinah. Maka
kekejaman mereka dipusatkan ke arah diri Nabi Muhammad SAW. Yang saat itu masih tinggal di
Mekkah.
Pada suatu ketika Abu Jahal cepat-cepat mengumpulkan kawan-kawan di suatu tempat
yang bernama Darrun Nadwah (tempat pertemuan) yang terletak di dekat Masjidil Haram. Di
sana dikumpulkan sejumlah 12 wakil suku Quraisy, kecuali Bani Hasyim. Sebab Bani Hasyim
adalah kaum kerabat yang menurunkan Rasulullah SAW.
Dalam perundingan yang tertutup itu memutuskan, bahwa mereka telah sepakat akan
membunuh Nabi Muhammad SAW pada suatu malam yang telah ditentukan, dan itu merupakan
puncak usaha mereka di Mekkah.
Yang ditugaskan untuk membunuh ialah para pemuda 12 orang wakil dari suku Quraisy
yang dipimpin oleh Suraqah, dengan janji akan mendapat hadiah 1000 ekor unta bagi siapa
yang dapat membunuh Nabi Muhammad SAW.
Yang hadir dalam pertemuan itu usianya sudah 40 tahun ke atas, yaitu antara lain :
Uthbah bin Rubiah, Thuaimah bin Adi, Abu Sofyan bin Harb, Abu Jahal bin Hisyam, Abu Lahab
dan lain-lain. Tidak ada orang-orang keturunan Hasyim dan Abdul Muthalib kecuali Abu Lahab.
Mereka memutuskan untuk membunuh Rasulullah SAW. sudah diperhitungkan dengan
sebaik-bainya dan bertujuan :
- Supaya tidak ada kelanjutan penyiaran Islam.
- Agar persukuan kabilah-kabilah Arab dapat dibina lagi yang berdasar adat Jahiliyah.
- Menyelamatkan berhalanya dan kekuasaannya.
- Agar orang-orang Islam yang hijrah ke Habsyi dan Ke Madinah segera kembali ke Mekkah.

c. Keadaan masyarakat Madinah


Kota Madinah terletak di Propinsi Hijaz seperti halnya kota Mekkah. Pada mulanya bernama
Kota Yastrib setelah Rasulullah hijrah kesana, nama kota itu diubah namanya menjadi "An
Nabawi" kota Nabi atau Madinah. Kota Madinah itu juga banyak pertaliannya dengan
Rasulullah SAW. seperti halnya kota Mekkah. Asal kelahiran Ibunda di Madinah suku Najjar
yang banyak terdapat di Madinah itu termasuk kaum keluarganya. Abdullah (ayah beliau) wafat
dan makamnya di Madinah, sewaktu Nabi SAW, baru usia 6 tahun berziarah makam ayahanda
di Madinah, kemudian ibunda wafat dalam perjalanan pulang dari Madinah juga. Madinah lebih
banyak terdapat air, iklimnya lebih sejuk daripada Mekkah dan tabiat penduduknya lemah-
lembut seperti halnya kaum tani. Penyembah berhala tidak sekuat kaum Quraisy di Mekkah,
namun mereka juga tetap mengagungkan Kabah dan berkeyakinan Masjidil Haram tempat
sucinya.
Di Madinah terdapat suku besar yang berasal dari keturunan yaitu suku Arab Khazraj dan
suku Arab Aus. Disamping itu terdapat banyak orang Yahudi dari Banu Nadzir, Banu Qainuqa
dan Banu Qaraidhah. Mereka datang di Madinah pada tahun 70 M dari Palestina, karena di
negerinya ditindas oleh Raja Titus dari Romawi.
Penduduk Madinah pada umumnya sudah mengetahui akan kehadiran Nabi Akhiruz Zaman,
dan mereka berkeyakinan akan kejayaan Madinah dalam pimpinan Rasulullah itu. Berita tentang
hadirnya Rasul terakhir itu dari orang-orang Yahudi. Sebelum Madinah kedatangan Islam, antara
suku Kharazj dan suku Aus terus-menerus sampai berpuluh-puluh tahun perang saudara, silih
berganti menang dan kalah antara keduanya. Tetapi akhirnya mereka menjadi insyaf dan rukun
bersatu setelah mereka bertemu dan mendapat pelajaran Agama Islam dari Rasulullah pada
waktu melakukan jamaah haji di Mekkah.

d. Gerakan dakwah menanamkan.Islam di Madinah


Pada saat-saat sesudah Isra' Mi'raj jaring-jaring dakwah Islam di Mekkah hampir tertutup
dan mengalami jalan buntu. Karena itu Rasulullah mengalihkan arah dakwah yang semula
kearah mengislamkan jahiliyah Quraisy Mekkah kemudian ditujukan kearah orang-orang Yastrib
(Madinah) yang datang di Mekkah, waktu mereka beribadah haji. Pada musim haji banyak
orang-orang dari luar kota Madinah datang berziarah ke Kabah termasuk orang-orang dari
Yastrib (Madinah). Maka dalam bulan Dzulhijah musim Haji Rasulullah dapat menemui 7 orang
suku Khazraj dari Madinah yang sedang berziarah di Ka'bah. Mereka diberi keterangan oleh
Nabi tentang agama Islam dengan jelas dan dibacakan ayat-ayat suci Al-Qur'an kemudian 7
orang itu menyatakan masuk Islam. Dengan perjuangan 7 orang suku Khazraj itu agama Islam
mulai tersiar di Madinah. Makin hari makin bertambah banyak orang Islam di Madinah, mereka
menanti-nantikan kedatangan Rasulullah SAW, di Madinah untuk menyatukan suku Khazraj
dengan suku Aus yang senantiasa berperang itu.
Orang Islam di Madinah mengucapkan Baiatul Aqabah I (tahun 621 M). Rasulullah
kedatangan 12 orang Yastrib dari suku Khazraj dan Aus, yang maksudnya juga akan
mengerjakan Haji. Pertemuan itu dirahasiakan dan dilaksanakan di Mina di suatu tempat
bernama Aqabah. Di dalam pertemuan rahasia itu mereka mengucapkan janji setia kepada
Rasulullah yang isinya; akan melakukan dengan taat perintah Islam, dan tidak akan melanggar
apa yang dilarang oleh Islam. Ucapan janji itu disebut Ikrar Aqabah (Baiatul Aqabah).
Setelah peristiwa Baiatul Aqabah I itu Rasulullah mengutus Mush'ab bin Umair untuk mengajar
Al-Qur'an di Yastrib. Mush'ab diberi julukan Muqri artinya guru Al-Qur'an.
Mengucapkan Baiatul Aqabah II. Baiatul Aqabah yang kedua terjadi di tempat yang
sama di waktu tengah malam tanggal 12 Zulhijah tahun 13 Kenabian dalam keadaan rahasia
yang sama seperti pada Baitul Aqabah yang pertama dahulu.Kecuali perjanjian Aqabah kedua
itu seperti halnya perjanjian yang pertama juga disertai janji pembelaan terhadap Islam sampai
titik darah yang penghabisan. Baiatul Aqabah kedua itu terdiri dari 75 orang Yastrib suku
Khazraj dan Aus diketuai oleh Al Bara' bin Makrur. Dalam pengucapan janji kepada Rasulullah
itu disaksikan dan direstui oleh paman Rasulullah Abbas bin Abdul Muththalib.
Hampir selesai Baiatul Aqabah kedua itu tiba-tiba diketahui mata-mata orang Quraisy.
Tetapi karena kebijaksanaan Rasulullah untuk menahan kemaharan mereka masing-masing
maka tercegahlah bahaya perkelahian pada saat itu. Dalam peristiwa itu kaum Khazraj
memohon agar Rasulullah SAW. rela pindah (hijrah) ke negerinya (Yastrib), mereka
menyanggupkan diri menjaga keselamatan beliau seperti menjaga keluarganya sendiri.
Rasulullah saw. bersabda : Dan supaya kamu sekalian menolong akan daku, lalu kamu
menjaga akan diriku bilamana aku pindah kepadamu sebagaimana kamu menjaga dirimu dan
keluargamu, dan bagi kamu surgalah balasannya dari pada Tuhan.
Baiatul Aqabah kedua atau Baiatul Aqabah Kubra itu ditutup dengan doa yang
diucapkan oleh Abbas yang berisi memohon kepada Allah SWT. akan keselamatan Rasulullah
SAW. dan kesungguhan janji dari orang-orang Yastrib itu". Dengan demikian gerakan dakwah
Islam akan terbuka lebar di Yastrib dan disana Islam akan menjadi subur.

Kisah Hijrah Nabi Muhammad SAW


a. Peristiwa hijrah kaum Muslimin.
Berkat perjuangan suku Khazraj dan Aus muslimin di Yastrib makin hari makin bertambah
banyak dan subur perkembangan Islam. Maka kota Madinah menarik hati bagi kaum muslimin di
Mekkah. Sebaliknya kaum musyrik Quraisy menjadi iri hati dan kesal melihat perkembangan Islam di
Yastrib itu. Sebab itulah mereka bertambah dendam hatinya dan makin kejam terhadap orang-orang
Islam di Mekkah dan berusaha keras untuk membunuh Nabi SAW.
Maka Rasulullah memerintahkan kepada muslimin di Mekkah agar hijrah ke Madinah. Dengan
ikhlas sementara waktu kaum muslimin meninggalkan harta, rumah dan keluarga demi keselamatan
agamanya. Kemudian hijrahlah umat Islam dari Mekkah ke Madinah dengan cara sembunyi-
sembunyi satu-persatu jangan sampai diketahui kaum musyrik Mekkah. Pada tahap pertama itu
muslimin yang hijrah ke Madinah sebanyak 73 orang. Sehingga hampir semua orang Islam di
Mekkah hijrah ke Madinah. Diantara sekian umat Islam yang hijrah itu, hanya Umar bin
Khaththablah yang berani terang-terangan, dan ternyata tidak ada seorangpun yang berani
menghalang-halanginya.
b. Sambutan penduduk Madinah.
Kaum Muslimin di Mekkah makin hari makin banyak jumlahnya yang hijrah ke Madinah, lebih-
lebih setelah ada berita adanya Baiatul Aqabah dan berita tentang Rasulullah SAW. juga akan hijrah
ke Madinah, maka dengan rela umat Islam meninggalkan harta bendanya di Mekkah demi
keselamatan agamanya, bahkan banyak juga yang hijrah tidak membawa bekal apa-apa. Tetapi
setelah kaum muslimin dari Mekkah itu sampai di Madinah, ternyata tidak ada kesulitan lagi bagi
Muhajirin hidup di Madinah.
Karena sambutan orang-orang Madinah terhadap kaum yang hijrah itu baik sekali, kaum
Muslimin Madinah menerima kaum muslimin yang baru datang dari Mekkah itu seperti menerima
keluarganya sendiri yang sudah lama tidak bertemu. Sebaliknya, kaum muslimin dari Mekkah yang
datang itu senang dan tenteram seperti berada di rumah sendiri. Hal itu sesuai dengan janji orang-
orang suku Khazraj dan Aus dalam Ikrar Aqabah Kubra, bahwa mereka akan berusaha menjaga
keselamatan kaum muslimin dan membantu menegakkan Islam.
c. Peristiwa hijrah Rasulullah SAW.
Setelah adanya ikrar Aqabah, agama Islam masuk di Madinah. Di kota Madinah itu agama
Islam berkembang dengan subur. Kebalikannya umat Islam di Mekkah makin lama makin sempit
geraknya dan makin mendapatkan tekanan keras dari kaum Quraisy. Setelah Rasulullah
memerintahkan agar kaum muslimin di Mekkah hijrah ke Madinah. Maka hijrahnya kaum muslimin
dari Mekkah ke Madinah. Sehingga kaum muslimin yang masih menetap, di Mekkah tinggal sedikit.
Shahabat kenamaan yang masih berada di Mekkah tinggal Abu Bakar dan Ali bin Abu Thalib untuk
menemani Rasulullah menantikan turunnya wahyu perintah hijrah.
Pada saat-saat itu kota Mekkah sangat genting, Abu Jahal dengan kawan-kawannya berusaha
mencari Nabi Muhammad SAW akan dibunuh.
Nabi SAW meninggalkan rumah pada malam tanggal 12 Rabi'ul Awwal 1 H. bersamaan
tanggal 28 Juni 622, pemimpin pemuda Quraisy yang bernama Suraqah beserta kawan-kawannya
mengepung rumah Rasulullah saw di Mekkah. Mereka itu berusaha menangkap dan membunuh
Rasulullah SAW. Pada saat-saat yang genting itulah kemudian Rasulullah menerima wahyu dari
Allah yang berisi, bahwa pada saat itu orang-orang musyrik Quraisy berusaha akan membunuh
Rasulullah. Setelah menyampaikan wahyu itu Malaikat Jibril minta agar Rasulullah jangan tidur di
tempat tidurnya, dan minta supaya beliau hijrah ke Madinah malam itu juga.
Kemudian Rasulullah memerintahkan Ali bin Abu Thalib agar malam itu tidur di tempat tidur
Nabi dan memakai selimut beliau.
Wahyu dari Allah SWT yang turun pada saat itu yang artinya :

Artinya : "Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya
terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu.
Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik
Pembalas tipu daya. ''. (QS. Al-Anfal : 30).

Setelah menyampaikan wahyu itu Jibril berkata : "Hai Rasulullah ! Janganlah engkau tidur
malam ini di atas tempat tidur engkau yang telah biasa engkau tidur diatasnya dan sesungguhnya
Allah menyuruh engkau supaya berangkat hijrah ke Madinah".
Kemudian Rasulullah SAW memerintahkan Ali bin Abu Thalib agar malam itu tidur ditempat
tidur Nabi dan memakai selimut beliau, serta keesokan harinya agar Ali mengurusi semua barang-
barang yang berada di rumah beliau. Malam itu Rasulullah meninggalkan rumah beliau yang sedang
dikepung pemuda Quraisy. Nabi melemparkan pasir dihadapan mereka, sehingga mereka tidak
mengetahui jejak beliau. Maka mereka tetap mengepung rumah Nabi hingga waktu shubuh, karena
menyangka bahwa Rasulullah masih berada di dalam rumah. Rasulullah menuju rumah Abu Bakar,
terus bersama-sama Abu Bakar meninggalkan Mekkah hijrah ke Madinah. Nabi SAW berlindung di
gua Tsur. Rasulullah saw beserta Abu Bakar malam terus berjalan menuju ke Gua Tsur. Di dalam
gua itulah beliau berlindung dari kekejaman kaum Quraisy. Sementara itu pemuda-pemuda Quraisy
yang mengepung rumah Nabi itu sampai pagi waktu shubuh. Mereka tercengang penuh kecewa,
setelah mengetahui, bahwa yang tidur semalam itu adalah Ali bin Abu Thalib. Waktu itu ditanya
mereka, Ali menjawab bahwa Rasulullah sudah hijrah ke Madinah. Kemudian mereka serentak
mengendarai kudanya mengejar mencari Nabi. Di sekitar gua Tsur itu pagi harinya sudah banyak
orang menggembala kambing, diantara para penggembala kambing itu adalah pembantu Abu Bakar
yang bernama Amir bin Fuhairah. Orang itulah yang berusaha menyelamatkan beliau di gua Tsur.
Dia berusaha menghilangkan bekas tapak kaki Rasulullah dan Abu Bakar dengan menggiring
kambingnya ke tempat-tempat yang dilalui beliau sehingga bekas tapak kaki itu hapus terinjak-injak
oleh kambing-kambing itu. Kalau hari sudah malam dia memeras susu dan menyembelih
kambingnya terus dimasak untuk dihidangkan kepada Nabi dan Abu Bakar.
Pemuda-pemuda Quraisy yang ganas itu sesampai di gua Tsur penuh rasa keraguan. Mereka
bertanya kepada penggembala kambing, dijawabnya : " Tidak tahu Muhammad". Mereka mencari
bekas tapak kaki, satupun tidak kedapatan. Mereka melihat mulut gua Tsur penuh sarang labah-
labah dan banyak burung-burung yang berkicau di sana. Oleh karena itu mereka kembali ke Mekkah
dengan tangan hampa dan penuh kekecewaan. Di dalam gua itu Rasulullah dan Abu Bakar hingga
tiga hari tiga malam. Putera-puteri Abu Bakar yang bernama Abdullah dan Asna pernah meninjau
kedua tokoh itu di gua Tsur tersebut. Setelah tiga malam itu Rasulullah keluar dari gua Tsur dan
meneruskan perjalanan hijrah ke Madinah.
Perjalanan Rasulullah dari gua Tsur itu ketahui oleh pemuda-pemuda Quraisy. Kemudian mereka
kejar, tetapi setelah mereka dekat Rasulullah kuda yang dikendarai oleh Suraqah itu jatuh, maka
terlemparlah Suraqah dari punggung kudanya, jatuh mengaduh kesakitan.
Melihat peristiwa itu Rasulullah terus menyaksikan, setelah mengetahui duduk perkaranya mereka
diampuni kesalahannya dan mereka disuruh kembali pulang ke Mekkah.
Rasulullah meneruskan perjalanan, sesampai di kota Quba beliau beristirahat dan mendirikan
masjid yang pertama kali di sana. Keadaan masjid yang baru di bangun itu masih sederhana
sekali.Masjid Quba itu di dalam Al-Qur'an disebut "Masjid Taqwa".
Menyambut kedatangan Nabi SAW di Madinah. Perjalanan Rasulullah dari Quba ke Madinah
berkendaraan unta dan dikawal 100 orang bersenjata lengkap. Dalam perjalanan itu kaum muslimin
istirahat di lembah Ranuna pada perkampungan Bani Salim untuk beribadah shalat jum'at yang
pertama kali pada jaman Nabi SAW. Atas karunia dari Allah sampailah Rasulullah di Madinah
dengan mendapat sambutan yang gembira ria. Para penduduk Madinah bersyair-syair melagukan
lagu gembira yang artinya : "Selamat datang Nabi. Selamat datang Rasul Allah, telah terbit bulan,
cahaya yang engkau bawa dapat membawa penerangan kepada kami ".
Unta Rasulullah ditarik-tarik orang banyak, agar beliau suka bertempat dirumah mereka.
Karena sulitnya melayani orang banyak. maka Nabi bersabda "Lepaskan tali untaku, dimana untaku
berhenti, dan dirumah itulah tempatku". Dan akhirnya beliau sementara waktu menetap dirumah
seorang sahabat Abu Ayyub namanya. Sedang shahabat-shahabat Muhajirin juga sudah mendapat
tempat tinggal dan makan yang cukup yang disediakan oleh shahabat Anshar. Kemudian ada dua
orang anak yatim bernama Sahal dan Suhail mewakafkan tanahnya. Pada kemudian hari di atas
tanah wakaf itulah didirikan masjid Madinah (masjid An-Nabi) seperti dapat kita lihat hingga
sekarang. Disebelah timur masjid didirikan rumah untuk Nabi beserta isteri beliau.
Hijrah Nabi SAW sebagai permulaan tahun Hijrah. Peristiwa hijrahnya Rasulullah saw adalah
merupakan kejadian yang sangat penting di dalam perkembangan agama Islam. Saat itu merupakan
titik tolak yang sangat menentukan adanya perubahan peralihan di dalam kemajuan Islam.
- Di Madinah agama Islam mendapat dukungan yang nyata.
- Perhatian Nabi SAW. mulai mengarah pada pembangunan masyarakat Negara yang tidak terlepas
dari pembangunan akhlak orang-orangnya.
- Di Madinah agama Islam mengalami kemajuan yang sangat pesat, dan sewaktu-waktu akan
mendapatkan kemenangan yang gemilang.
Oleh karena pentingnya hijrah Nabi SAW. dari Mekkah ke Madinah itu, maka tahun
kejadiannya diangkat dijadikan "Dasar permulaan perhitungan tahun Islam", dengan dasar
perhitungan perjalanan bulan. Dimulainya bulan yang pertama adalah "Asura", sedang yang terakhir
adalah bulan "Dzulhijah".
Tahun hijrah itu dipergunakan sebagai tahun perhitungan dalam Islam secara resmi oleh
pemerintah Khalifah Umar bin Khathab pada tahun (13 - 23 H = 634 - 644 M).

Hijrah Sebagai Srategi Perjuangan Penyiaran Islam


a. Proklamasi berdirinya Negara Islam
Islam di Madinah menjadi subur. Pertumbuhan dan perkembangan Islam pada periode
sebelum Nabi saw hijrah bukan saja lambat dan banyak hambatan, melainkan banyak juga
bahayanya. Bahkan hampir saja dakwah Islam tersumbat oleh tingkah-laku kaum musyrik. Dengan
pertolongan Tuhan, kemudian Rasulullah SAW melakukan hijrah ke Madinah, sekalipun dalam
kerumunan Komplotan bahaya maut dari kaum musyrik. Tindakan beliau yang penuh bahaya itu
ternyata berhasil baik sampai tujuan dengan selamat, dan oleh penduduk Madinah mendapat
sambutan yang sangat menggembirakan. Di Madinah itulah, Islam akan mendapatkan tempat
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat subur. Jadi hijrah Rasulullah SAW itu penuh hikmah
bagi pertumbuhan dan perkembangan Islam. Sebagaimana tersebut di bawah ini.
Berdirinya Negara Islam Pada tanggal 12-Rabiul awal-1 H, dalam perjalanan hijrah Nabi
Muhammad SAW bersama 100 orang shahabat berangkat dari Quba menuju Yatsrib (Madinah),
sesampai lembah Ranuna di perkampungan Bani Salim, Rasulullah bersama para shahabat itu
melakukan shalat Jum'at yang pertama kali sejak Islam lahir. Negara Islam yang pertama
diproklamasikan oleh Rasulullah SAW. pada tanggal 16 Rabiul Awal tahun 1 H. pada suatu
perkampungan Bani Salim di lembah Ranuna. Proklamasi itu diucapkan beliau dalam Khutbah
Jama'ah shalat Jum'at yang terdiri dari lebih kurang 100 orang yang mengikuti perjalanan hijrah Nabi
SAW. mulai dari Quba ke Madinah. Shalat Jum'at kali itupun suatu shalat Jum'at yang pertama kali
bagi umat Islam. Negara Islam yang diproklamasikan oleh Rasulullah itu berdasar atas, "Taqwa
kepada Allah", yaitu :Perikemanusiaan, Demokrasi Islam,Persatuan Islam, Persaudaraan Islam,
Negara Islam ini merupakan wadah dari segala bentuk kegiatan perjuangan dakwah agama Islam
saat itu.

b. Peletak dasar politik dan sosial.


Dalam "masa Madinah" banyak turun wahyu yang ada sangkut pautnya dengan soal-soal
kemasyarakatan dan negara atau politik, soal perkawinan dan perlakuan terhadap budak. Oleh
sebab itu Rasulullah membentuk suatu negara baru yang berdasarkan Agama Islam bukan
berdasarkan keturunan. Berdirinya negara Islam pada masa itu suatu hal yang sangat penting,
karena dengan berdirinya negara Islam itu dapat merupakan alat dakwah yang maha penting untuk
mendukung kehidupan politik kenegaraan Islam, masyarakat Islam, ekonomi Islam, pendidikan
Islam dan sekaligus mendukung kehidupan Taqwa kepada Allah dalam masyarakat.
Tetapi hal itu tidak berarti bahwa tujuan Islam itu adalah Mendirikan Negara Islam, melainkan
hanya sekedar alat untuk memelihara Islam.
Pembentukan negara itu ialah :
Bentuk negara adalah Kesatuan.
Dasar negara adalah Agama Islam.
Islam sebagai Agama Negara.
Ibukota berkedudukan di Madinah.
Memakai perhitungan Tahun Hijrah. (Perhitungan tahun Hijrah ini ditetapkan resmi zaman
Khalifah Umar bin Khaththab).
Rasulullah sebagai Kepala Negara di samping beliau sebagai utusan Allah.
Sekalipun beliau sebagai seorang "Ummi" (tidak dapat membaca dan menulis) dan tidak
bersekolah, tetapi dalam waktu yang singkat dan dengan alat yang sangat sederhana berhasil
menjilmakan suatu bangsa yang kokoh dan bersatu.
c. Berdirinya Ibu Kota dan Masjid Madinah
Oleh umat Islam kota Yastrib diganti dengan nama 'An Nabawi" atau Madinah, kota baru ini di
angkat menjadi ibu kota Negara Islam. Sejak itu Madinah menjadi pusat kegiatan pemerintahan,
kegiatan agama, ekonomi, laskar perjuangan, dan kegiatan kebudayaan. Tidak antara lama didirikan
masjid An Nabawi. Dari tempat pusat itulah, dikemudian harinya Islam tumbuh, berkembang, dan
memasuki keseluruh pelosok-pelosok dunia ini.
d. Lahirnya Deklarasi Madinah (Shahifah Madinah)
Membentuk pertahanan bersama. Dengan menyatukan unsur-unsur kekuatan yang ada di
dalam kota Madinah, termasuk orang Yahudi dan Nasrani dengan dasar persamaan hak dan
kemerdekaan berfikir dan kemerdekaan beragama. Dengan dasar dua cara itulah gerakan dakwah
Islam di Madinah akan mengalami lebih pesat kemajuannya dari pada waktu di Mekkah. Langkah
awal dari usaha itu ialah, lahirnya Deklarasi Madinah (atau Shahifah), yaitu merupakan perjanjian
kerjasama diantara muslimin, Yahudi dan musyirikin yang mendiami kota Madinah. Perjanjian ini ada
juga yang menyebutkan "Deklarasi Madinah".
Setelah Rasulullah saw. selesai menghimpun kekuatan persatuan umat Islam di Madinah
(yaitu Muhajirin, dan Anshar) ini tiba saatnya beliau menggarap golongan Yahudi yang sejak tahun
79 M sudah mulai menetap di Madinah. Sudah kita ketahui di halaman depan, bahwa golongan
Yahudi yang berada di Madinah itu terdiri dari : Banu Qainuka, Banu Natzir dan Banu Quraidhah.
Mereka beragama Yahudi dan di Madinah merupakan kekuatan tersendiri di samping Islam. Maka
mereka diajak oleh Rasulullah kerja sama dengan Islam untuk memelihara keamanan kota Madinah.
Ini membuktikan bahwa Rasulullah cinta perdamaian. Isi Deklarasi Madinah (Shahifah). Di Madinah
Rasulullah berusaha menghimpun perdamaian dengan membentuk perjanjian kerja sama antara
umat Islam dengan kaum Yahudi. Perjanjian itu hanya dimaksud untuk kepentingan duniawi (politik)
semata-mata tetapi isinya bernilai tinggi memuat hak azasi Manusia.
Maksud Rasulullah itu terlaksana dan kemudian diadakan perjanjian yang isinya :
- Seluruh penduduk Yastrib dibentuk menjadi kesatuan warga kota yang merdeka berfikir dan
melakukan agamanya masing-masing serta tidak boleh ganggu-mengganggu.
- Apabila kota Yastrib diserang musuh, harus dipertahankan bersama-sama, dan memboikot musuh
bersama dalam bidang : politik, ekonomi dan sosial.
- Apabila salah satu golongan diserang musuh, maka golongan yang lain harus membantu yang
terserang.
- Apabila timbul perselisihan, maka harus kembali kepada keadilan di bawah pimpinan Rasulullah.
Dengan demikian, dalam tempo lebih kurang dua belas bulan, Rasulullah dapat menemukan
tenaga yang besar dan mempunyai daya semangat ke-islaman yang gagah berani dan murni.

e. Tumbuhnya rasa percaya diri dan Ukhuwah Islamiyah.


Umat Islam makin hari kian menyadari akan tumbuhnya kekuatan diri, dengan adanya
dukungan semua kekuatan yang ada di Madinah. Maka dibentuklah Ukhuwah Islamiyah.
Jiwa dan perasaan ke Islaman dikobarkan oleh Nabi di Madinah. Beliau membentuk
persatuan dan persaudaraan umat Islam yang diikat oleh Ikatan/Agama. Sebagaimana sabda
Rasulullah SAW. yang artinya : "Hendaklah kamu sekalian bersaudara dalam agama Allah duc
orang ".Pelopor penegak dari persatuan dan persaudaraan umat Islam itu ialah :
- Muhajirin : para sahabat yang berasal dari Mekkah.
- Anshar : para sahabat asli penduduk, Madinah.
Oleh karena itu shahabat Muhajirin dan Anshar lazim disebut sebagai "Tiang tua kebesaran
Islam". Dengan persatuan persaudaraan yang diikat agama itulah, umat Islam pada waktu itu
memiliki dasar kekuatan yang kokoh. Hal ini menjadikan semuanya musuh takut menghadapi Islam.

2. Strategi Dakwah Nabi Muhammad Saw Periode Madinah

Usaha Yang Pertama-Tama Di Lakukan Nabi Untuk Membina Kaum Muslimin


a. Mendirikan dan membina Masjid An-Nabawi
Setelah berada di Madinah, Rasulullah SAW mengutamakan pembangunan masjid lebih
dahulu. Maka tidak antara lama dibangunlah masjid Madinah.
Masjid Madinah didirikan di atas tanah wakaf dari kedua anak yatim Sahal dan Suhail.
Keduanya anak dari Amru yang saat itu dalam asuhan Muaz bin Ufraa. Sekalipun tanah itu wakaf,
tetapi kemudian juga dibeli oleh Rasulullah.
Waktu mendirikan masjid itu Rasulullah sendiri ikut bekerja bersama-sama para Shahabat
Muhajirin dan Anshar. Bekerja dengan senang hati yang penuh semangat ke Islaman, mengangkat
batu sambil melagukan syair-syair yang dijiwai Islam. Orang miskin orang-orang kaya ikut bekerja
bergotong-royong, sampai-sampai orang seperti Utsman bin Afwan jubah dan janggutnya
berlumuran lumpur. Padahal ia adalah orang yang terkenal necisnya.
Masjid Madinah berdiri. Dengan giatnya gotong-royong para shahabat, maka dalam waktu
yang singkat berdirilah masjid Madinah.
- Sekelilingnya berpagar tembok batu bata diplester dengan tanah liat.
- Bagian muka dekat mihrab beratap rapat daun kurma, sedang bagian belakang terbuka.
- Lantainya tanah biasa dan terbuka.
Karena keadaan Masjid yang masih sangat sederhana itu, maka bila waktu panas orang
sedang shalat kena panas, dan bila hujan kehujanan serta tanahnya becek.
Masjid itu mempunyai tiga buah pintu masuk. Pintu sebelah barat bernama Bab 'Atikah
yang sekarang bemama Bab Ar-Rahman, pintu sebelah timur, dan yang sebuah pintu bagian selatan
jurusan Baitul Maqdis. Tetapi pintu selatan itu setelah dipakai 17 bulan (pada tahun 2 H) pintu
tersebut ditutup. Karena sejak itu Kiblat hadapan shalat pindah dari Baitul Maqdis di Yerusalem ke
Masjidil Haram di Mekkah.
Pada mulanya belum ada mimbarnya, tetapi pada suatu ketika ada shahabat bernama
Tamin ad-Dary mohon kepada Nabi agar beliau mau dibuatkan mimbar. Usul Tamin itu diterima oleh
Rasulullah, sejak itulah bila beliau berkhutbah berdiri di atas mimbar.
Kedudukan masjid jaman Rasulullah SAW. Setelah Rasulullah bersama-sama para
Shahabat mendirikan Masjid, ternyata masjid itu tidak hanya untuk kepentingan shalat saja,
melainkan juga dipergunakan untuk kepentingan umat Islam yang lain, yaitu :
- Sebagai tempat beribadah umat Islam.
- Tempat jamaah atau berkumpulnya umat Islam baik pada waktu shalat maupun dalam
kepentingan-kepentingan lain yang bermanfaat.
- Sebagai tempat belajar.
- Tempat melatih prajurit Islam.
- Sebagai tempat musyawarah untuk membicarkan persoalan agama dan negara.
- Sebagai lambang kecintaan makhluk terhadap Khaliqnya.
Jadi kedudukan masjid pada waktu itu sebagai pusat tempat serba guna untuk
memancarkan sinar agama Islam ke seluruh pelosok penjuru dunia.
b. Pembinaan persaudaraan kaum Muslimin (Ukhuwah Islamiyah) di Madinah
Ukhuwah Islamiyah yang kokoh, persaudaraan dan persatuan antara golongan Anshar
dengan golongan Muhajirin di Madinah sudah sedemikian kokohnya yang tak tergoyahkan.
Kehidupan kedua golongan bersaudara itu pada setiap harinya hingga berlangsung
bertahun-tahun diliputi oleh suasana saling pengertian dan saling bantu-membantu. Bila seorang
Anshar memiliki sebuah pekarangan kemudian dibagi dua yang separo diberikan kepada orang
Muhajirin, demikian pula bila orang Anshar mempunyai makanan kemudian yang separo juga
diberikan saudaranya Muhajirin. Bahkan bila ada orang Anshar meninggal dunia, barang
tinggalannya semua diberikan kepada orang Muhajirin.
Dengan gambaran contoh-contoh tersebut di atas kita lebih mengetahui betapa baik dan
ikhlasnya persaudaraan Islam itu, bahkan bisa melebihi persaudaraan antara saudara sekandung.
Alangkah bahagianya hidup ini bila amalan itu dapat dilakukan oleh segenap manusia.
Orang-orang Islam dipersaudarakan. Rasulullah SAW mempersaudarakan antara kedua
golongan kaum Muslimin ini, Ali bin Abu Thalib dipilih menjadi saudara beliau sendiri, Abu Bakar
dipersaudarakan dengan Kharijah bin Zuhair, Ja'far bin Abu Thalib dengan Mu'az bin Jabal.
Demikian seterusnya Nabi SAW mempersaudarakan antara orang-orang Islam dalam Anshar dan
Muhajirin. Persaudaraan ini sejak mulanya mempunyai kekuatan dan akibat sebagaimana yang
dimiliki oleh persaudaraan dalam nasab, seperti masalah tolong-menolong dan mengenai pusaka
dan lain-lain.
Dengan adanya persaudaraan seperti ini, Rasulullah telah menciptakan suatu persatuan
yang berdasarkan agama Islam, dan persaudaraan sebagai pengganti sistem kesukuan.
Tentang hal kehidupan kemasyarakatan Rasulullah SAW. memberikan ajaran dan teladan
suatu bentuk kehidupan masyarakat yang bersatu dan damai serta sejahtera yang penuh keramah-
tamahan. Bentuk masyarakat ini berdasarkan :
- Ke Islaman.
- Persamaan hak.
- Kemerdekaan.
- Mufakat.
- Keadilan.
Dengan kebijaksanaan Rasulullah yang luar biasa itu masyarakat Islam di Madinah
berhasil maju pesat yang mengarah kepada kesejahteraan umat manusia.
c. Perjanjian dengan bangsa Yahudi
Bangsa Yahudi yang berdiam di Madinah ada tiga suku bangsa ialah : Banu Qainuqa,
Banu Nadzir dan Banu Qaraidhah. Telah kita ketahui, bahwa kaum Yahudi turut juga bersepakat
dalam Deklarasi Madinah. Tetapi pada umumnya mereka tidak setia pada janjinya dan selalu
berusaha menjatuhkan umat Islam. Maka mereka menerima hukuman sesuai dengan kesalahan
mereka.
Pengusiran Banu Qainuqa (Tahun 2 H - 624 M)
Sebab mereka diusir ialah :
1. Mereka itu rendah budi, tidak menjaga kehormatan orang lain.
2. Menyombongkan diri dan iri hati atas kemenangan Islam dalam perang Badr.
3. Menghina Rasulullah dan tidak menetapi janji-janjinya.
Maka pada bulan syawal 2 H. Rasulullah mengerahkan sahabat-sahabatnya dengan sikap
sebagai militer mengepung Banu Qainuqa selama 15 hari 15 malam yang kemudian mereka
menyerah tak bersyarat. Hasil kekalahan mereka itu ialah :
1. Harus tunduk pada hukum Islam.
2. Harus meninggalkan kota Madinah.
Akhirnya mereka pindah menuju negeri Syam dan menetap di sana sampai turun-
temurun.
Pengusiran Banu Nadhir (Tahun 4 H - 626 M).
Sebab-sebab mereka diusir ialah :
1. Mereka melanggar janjinya.
2. Bermaksud mengadakan pembunuhan rahasia terhadap diri Rasulullah.
Maka Rasulullah bersama para shahabat mengadakan pengepungan terhadap Banu
Nadhir selama 15 hari 15 malam. Mereka mengharap bantuan dari orang Yahudi yang lain, tetapi
tidak hadir. Kemudian menyerahlah mereka.
Hasil kekalahan mereka itu ialah :
1. Harus tunduk pada hukum Islam.
2. Harus meninggalkan Madinah.
Pada bulan Rabiul Awal tahun 4 H. pergilah mereka dari Madinah dengan membakari
rumahnya terus menuju Khaibart (sebelah utara Madinah).
Pembinasaan Qaraidhah (tahun 5 H - 627M).
Sebab dibinasakan :
1. Menyalahi janji mereka.
2. Selalu melakukan kejahatan terhadap kaum muslimin di luar perikemanusiaan.
Kemudian oleh umat Islam diserangnyalah benteng-benteng mereka sampai takluk pada
kaum muslimin. Tetapi tidak mau tunduk pada hukum Islam.
Hasil kekalahan mereka itu ialah :
1. Keputusan hukuman supaya diambil oleh Saad bin Muaz (seorang yang luka dalam
pertempuran dengan mereka).
2. Keputusan tersebut diambil dari hukum Kitab Suci mereka. (iierianiian syarn)
3. Menurut hukumnya semua orang laki-lakinya (300 orang) dibunuh, semua anak dan perempuan
diampuni.

3. Pertumbuhan Dan Perkembangan Islam Pada Periode Madinah


a. Beberapa peperangan penting dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan Islam.
Pertumbuhan Islam di Islam tumbuh di Madinah dengan subur Madinah makin kokoh dan
merata. Masyarakat Madinah yang semula kejahiliyahan berubah menjadi masyalakat ketauhidan,
yang semula penuh pertentangan berubah menjadi masyarakat yang damai dan penuh
persaudaraan, yang semula pecah belah menjadi masyarakat yang bersatu padu dibawah satu
pimpinan Islam yang penuh pengabdian. Oleh karena itu golongan Islam di Madinah mulai saat itu
merupakan kekuatan yang kokoh kuat, tidak begitu saja dapat diabaikan, dan bukan merupakan
kekuatan yang ditentukan saja melainkan berubah menjadi kekuatan yang menentukan.
Pada suatu ketika di Madinah Rasulullah umat Islam berusaha keras menyetop sikap
permusuhan yang sudah sejak lama dilakukan oleh orang-orang musyrik Quraisy di Mekkah.
Tetapi usaha tersebut ditanggapi oleh kaum musyrik dengan kemarahan dan mereka
menyerbu terhadap umat Islam di Madinah, maka tidak ada jalan lain bagi umat Islam kecuali
mempertahankan diri membela agama Allah dengan "Perang Sabil", yang meyakini bila gugur
berarti Syahid dan surga tempatnya dan bila hidup berarti merupakan kebebasan Islam.
Wahyu perintah perang [622 M]. Agama Islam tidak mengizinkan untuk menyiarkan
Agama Islam dengan kekerasan senjata (menyerang). Tetapi apabila orang Islam itu diserang wajib
membela diri atau membela agama yaitu memerangi mereka. Sebagaimana disebutkan di dalam Al-
Qur'an yang artinya berbunyi : "Diizinkan (berperang) bagi mereka yang diperangi, karena
sesungguhnya Allah amat berkuasa menolong mereka ". (Al-Qur'an surat Al Haj ayat : 39).
Jadi apabila ada kejadian perang antara muslimin melawan kaum yang lain, itu karena
muslimin diserang musuh lebih dahulu. Kemudian muslimin membela diri atau membela agama.
Yang lazim disebut "Fisabilillah". Pasukan Islam yang gugur dimedan perang Fisabilillah disebut mati
"Syahid" dan mendapat pahala, surga tempatnya.
Di dalam surat lain Allah berfirman yang artinya :
"Barang siapa yang menganiaya kamu, balaslah yang setimpal dengan penganiayaan atas kamu.
(Q.S. Al Baqarah ayat : 194).
Dengan demikian bagi kaum muslimin yang mempertahankan diri dari penganiayaan
musuh tidak termasuk agresor (penyerang). Muslimin berperang karena dakwahnya dihalangi
dengan kekerasan oleh pihak lain.
Ada dua jenis peperangan pada jaman Rasulullah, yaitu :
a. Ghazwah ; yaitu suatu peperangan kaum muslimin yang langsung dipimpin oleh Rasulullah di
medan perang. Perang Ghazwah itu berlangsung hingga 27 kali perang.
b. Syariyah ; yaitu suatu peperangan yang tidak langsung dipimpin oleh Rasulullah di medan
perang. Perang itu berlangsung hingga 35 kali perang.
Pada mulanya Rasulullah bersama-sama shahabat mengambil keputusan hendak
memberhentikan terhadap Qabilah Quraisy yang sedang dalam perjalanan pulang dari negeri Syam
(berdagang) sejumlah 40 orang di bawah pimpinan Abu Sufyan di dekat kota Madinah.
Tindakan tersebut dengan tujuan :
a. Agar supaya orang Quraisy itu memberhentikan permusuhan mereka dengan Islam.
b. Kaum musyrik Quraisy jangan terus menerus meremehkan kaum muslimin Madinah dalam
bidang ekonomi.
Maka berangkatlah Umat Islam sejumlah 313 orang akan memberhentikan (mencegah)
Qabilah Quraisy itu, tetapi mereka dapat melarikan diri.
Oleh Abu Sufyan peristiwa itu dilaporkan ke Mekkah. Kemudian marahlah orang-orang
Mekkah dan mereka segera mengirimkan sebesar pasukan untuk memerangi umat Islam di
Madinah.
Peristiwa inilah yang menjadi sebab khusus pecahnya perang antara kaum muslimin
melawan serbuah kaum musyrik Quraisy dari Mekkah, yang terjadi di padang Badr yang letaknya
tidak jauh dari Madinah dan masyhur disebut "Perang Badr".

1) Perang Badr (2H / 624 M)


Sebab-sebab umum :
a) Rasa dendam yang lama terkandung dalam hati kaum Quraisy atas tersiarnya Islam.
b) Adanya gerakan Islam yang menyebabkan berpuluh-puluh orang hijrah meninggalkan Mekkah
menuju Madinah.
Sebab-sebab khusus :
Peristiwa memberhentikan kabilah Quraisy oleh kaum Muslimin di dekat Madinah.
Terjadinya : Pada bulan Ramadlan tanggal 17-Ramadlan 2 H = 624 M. di padang Badr dekat kota
Badr.
Jalannya perang kubra
Jumlah pasukan kaum Muslimin : ada 313 orang diantaranya ada 2 orang yang berkuda.
Mereka itu terdiri dari orang-orang yang bersemangat baja dalam menegakkan Islam, tetapi bukan
orang-orang yang sudah terlatih baik dan senjatanya sangat sederhana. Panglimanya Rasulullah
sendiri. Jumlah pasukan kaum Quraisy : ada 1000 orang, diantaranya 100 orang berkuda. 700 orang
berunta. Mereka terdiri dari orang-orang yang berperang karena ada perintah saja, sekalipun
mereka it:k termasuk berpengalaman perang. Panglima perangnya Abu Jahal. Dari pihak kaum
Quraisy yang menyerang, sedangkan kaum muslimin, di pihak yang mempertahankan.
Terjadilah pertempuran yang dahsyat dengan didahului perkelahian perseorangan. Dalam
pertempuran itu kaum Muslimin memiliki semangat yang berkobar-kobar, disertai do'a yang ikhlas
dari Rasulullah. Akhirnya kemenangan di pihak Islam. Dari pihak Islam yang gugur sahid ada 14
orang: Sedang dari pihak Quraisy yang tertawan 70 orang yang mati 70 orang termasuk Abu Jahal.

Akibat perang Badr.


1. Kaum Muslimin lebih percaya atas kekuatan diri sendiri dan bertambah iman kepada Tuhan:
2. Kaum Muslimin lebih meningkatkan daya juang, baik memperhebat penyiaran dan perluasan
Islam, sehingga jumlah kaum muslimin bertambah banyak.
3. Rakyat pada umumnya (termasuk bangsa Yahudi) lebih percaya akan kebenaran Islam, baik
memandang dari sudut kemenangan Islam maupun dari sudut praktek perlakuan yang baik oleh
Rasulullah terhadap tawanan (di mana tawanan yang pandai disuruh mengajar, yang bodoh
disuruh belajar).
4. Kaum Quraisy tahu, bahwa kaum Muslimin itu kuat yang tidak boleh dipandang remeh. Dan
mereka menjadi bertambah dendam dimana ada kesempatan akan membalas.
5. Shahabat yang ikut dalam Perang Badr ini mendapat sebutan Badry (sebutan kehormatan).
Sebutan Perang Badr dalam Al-Qur'an surat 1 Anfal ayat 41 perang Badr itu
disebut :"Yaumal taqal jam'an. Artinya : hari bertemunya dua golongan. (Yaitu golongan Islam dan
golongan musyrik). Para ahli Tarikh menyebut Perang Badr itu "hari Furqan" maksudnya hari
pemisah antara yang haq dan yang bathil.
Perang Badr berakhir dengan kemenangan yang gemilang di pihak pasukan Islam.
Namun demikian pasukan Islam tetap pada pihak mempertahankan, sedang di pihak musyrik terus
mau menyerbu, untuk membalas dendam. Kemudian berikutnya terjadilah Perang Sawik dan
seterusnya.

2) Perang Sawiq
Adanya kekalahan di Badr itu Abu Sufyan dengan sebesar pasukannya mengadakan
pembalasan merampok di tepi kota Madinah dengan membinasakan pohon dan buahnya serta
membunuh dua orang Islam yang tak berdosa. Rasulullah mengetahui peristiwa itu terus mengejar
mereka. Kemudian mereka lari tunggang-langgang dengan membuang bekal makanannya Sawik
(terbuat dari tepung kurma dan gula), agar ringan beban kudanya untuk cepat lari.
Sewaktu Rasulullah kembali pulang dari pengejaran itu istirahat di bawah pohon disergap
oleh Da'sur dengan pedang terhunus bermaksud akan membunuh. Dia dengan sombong menyeru :
Siapakah yang dapat menyelamatkan kau dari pedangku ini. Jawab Nabi : Allah. Dasur
mendengar sepatah kata jawaban Allah dari Nabi itu seluruh badannya menjadi gemetar sehingga
pedang ditangannya jatuh. Pedang itu diambil Nabi terus diacungkan dihadapan kepala Du'sur
dengan menyeru : Siapa yang menjaga kamu dari pedang ini ! Jawabnya : Tidak ada ! Kemudian
pedang dikembalikan oleh Rasulullah kepada Du'sur. Mengetahui budi Rasulullah itu, seketika dia
terus masuk Islam dengan mengucapkan dua kalimat Syahadat.

3) Perang Uhud (Th. 3 H. = 625 M)


Terjadinya di bukit Uhud, 12 mil sebelah timur laut dari Madinah. Jumlah pasukan kaum
Muslimin ada 1000 orang, tetapi dalam perjalanan sebagian (300 orang) kembali pulang dapat
dihasut oleh Abdullah bin Ubai yang dicap sebagai orang munafik itu. Jadi tinggal 700 orang yang
dipimpin oleh Rasulullah sebagai Panglima perang.
Jumlah pasukan kaum Quraisy, ada 3000 oiang terdiri dari orang-orang yang sudah
berpengalaman dalam pertempuran. Panglima perangnya ialah Abu Sufyan.
Dari pihak kaum Quraisy yang menyerang, sedangkan kaum Muslimin pihak yang
mempertahankan. Sebab-sebab terjadinya perang itu ialah :
Sebab-sebab perang Uhud ialah :
1. Pembalasan dendam kekalahan kaum Quraisy di Badr.
2. Kaum Quraisy ingin mempertahankan jalan perdagangan dari Mekkah ke Syam.
Jadi sebenarnya perang Uhud itu merupakan kelanjutan dari perang Badr semata-mata.
Penyerangan kaum Quraisy itu, setelah dimusyawarahkan oleh kaum Muslimin mendapatkan
keputusan harus dipertahankan di bukit Uhud. Pasukan Islam diatur oleh Rasulullah, 50 orang
barisan panah mempertahankan di atas bukit dengan pimpinan Hamzah, sebagian besar
mempertahankan di balik bukit yang dipimpin Rasulullah. Pasukan Quraisy menyerang dengan
bentuk pengepungan, pada sayap kanan dipimpin oleh Khalid bin Walid dan sayap kiri dipimpin
Ikrimah bin Abu Jahal.
Terjadilah pertempuran yang sengit silih berganti penyerangannya di balik-balik bukit itu.
Dalam pertempuran itu dari pihak pasukan Islam terpaksa mengundurkan diri dengan teratur, karena
kesalahan Pasukan panah yang bertugas di atas bukit itu lari ke bawah perlu mengambil barang-
barang yang ditinggalkan oleh musuh.
Pelajaran pengalaman dalam perang Uhud.
Adanya pengalaman di dalam pertempuran di bukit Uhud, kaum Muslimin dapat menarik
beberapa pelajaran tentang siasat perang untuk menentukan sikap yang akan datang.
a. Kelemahan :
1. Pasukan Islam terlalu banyak nafsu untuk mendapatkan barang Rampasan Perang Dari
Musuh. Terutama dari pihak barisan panah.
2. Nafsu tersebut menjadikan hilangnya disiplin militer dan melalaikan perintah Panglima.
(Rasulullah SAW).
3. Nafsu ingin lekas mendapatkan kemenangan.
b. Kebaikan :
1. Disiplin militer dan ketaatan pada pimpinan yang dilakukan oleh Hamzah.
2. Pertahanan musuh di luar kota.
3. Tempatnya siasat yang diatur oleh Rasulullah dalam medan Perang
Sekalipun dalam pertempuran Uhud ini pihak pasukan Islam mengalami kekalahan, tetapi
hal itu sedikitpun tidak mengecilkan hatinya. Hanya dianggap sebagai gelombang pasang surutnya
perjuangan Islam.
Akibat perang Uhud :
1. Bangsa Yahudi di Madinah melepaskan janjinya dengan pihak Islam dan menggabungkan diri
dengan pihak Quraisy di Mekkah.
2. Kaum munafik yang dipimpin Abdullah bin Ubai makin meremehkan Islam.
3. Banyak tipuan yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam.
Misalnya : Pengiriman 77 orang guru untuk mengajar ke hulu Arab, tetapi kemudian guru itu
dibunuh di Kikri Ma'unah.
Peperangan lainnya masih cukup banyak, antara lain perang Khandak /perang Ahzab,
perang Khaibar, perdamaian Hudaibiyah, pembebasan Kota Mekkah, perang Hunain, perang
Muktah, perang Tabuk,dan lain-lain (Gali informasinya dari berbagai sumber)

2. Pengaruh Beberapa Peperangan Terhadap Pertumbuhan Islam


Beberapa kali peperangan fisabilillah pada masa permulaan di Madinah itu pengaruhnya
besar sekali terhadap pertumbuhan Islam bila dipandang dari segala segi, yaitu :
- Segi jumlah ; umat Islam jumlahnya makin hari makin bertambah lebih banyak, sekalipun
banyak juga orang yang berusaha menghalanginya, tetapi usaha mengahalangi itu tidak mampu
membendung meluapnya orang yang masuk Islam. Bertambahnya orang yang masuk Islam itu
secara mudah dapat disaksikan dengan menaikkan jumalah pasukan Islam yang siap berangkat
ke medan perang : Pada waktu perang Badr berangkat pasukan Islam 313 orang, perang Uhud
1000 orang, menghadapi Perjanjian Hudaibiyah 1500 orang, perang Khaibar 1600 orang,
perang Khandak 3000 orang dan persiapan menghadapi perang Penaklukan Mekkah sebanyak
10.000 orang. Dengan demikian jumlah umat Islam lebih bertambah banyak bila dibandingkan
dengan masa sebelum perang.
- Segi kejiwaan ; umat Islam makin menjadi berani menghadapi segala tugas, lebih tambah
merasa percaya terhadap diri sendiri dan keberhasilan usaha sendiri, serta umat Islam lebih
bertambah teguh imannya terhadap Tuhan dan berkeyakinan dengan pertolongan-Nya pada
akhirnya Islam pasti menang.
- Segi Wilayah ; Pada mulanya wilayah hanya meliputi kota Madinah, kemudian makin hari makin
bertambah luas, sehingga kaum musyrik Quraisy yang memiliki daerah luas kemudian berbalik
menjadi terpojok. Hal itu mengakibatkan banyak orang-orang Mekkah berbondong-bondong
pergi xneninggalkan tempat menuju Madinah akan menyatakan masuk Islam, antara lain
keluarga dari Abbas bin Abdul Muththalib dan keluarga Abu Sufyan bin Harits bin Abdul
Muththalib.
- Segi sikap ; Sejak terjadinya Perjanjin Hudaibiyah (6 H = 628 M) umat Islam bukan lagi sebagai
pihak yang teraniaya belaka, melainkan sebagai pihak yang membalas, menangkis dan
memberikan pukulan-pukulan terhadap musuh, sehingga mendapatkan kemenangan yang
gemilang. Jadi peristiwa Hudaibiyah itu menjadi titik balik pihak Islam yang mengarah pada
kemenangan, bukan lagi di pihak yang menderita.

3. WAFATNYA NABI MUHAMMAD SAW


a. Ibadah Haji Wada' (10 H = 631 M)
Disebut Haji Wada' atau Haji Perpisahan karena setelah Rasulullah SAW. melakukan ibadah
haji kali itu, lebih kurang jarak empat bulan lagi beliau wafat. Rasulullah beribadah haji berangkat
bersama-sama dengan 114.000 orang kaum muslimin. Beliau waktu itu melakukan ibadah haji dengan
sempurna-sempurnanya yang kemudian diikuti oleh kaum muslimin sepanjang masa. Ketika di padang
Arafah berkhutbah yang antara lain berisi :
"Hai sekalian manusia, ketahuilah olehmu bahwa Tuhan dan bapakmu itu satu (satu saudara dan satu
keluarga). Kamu sekalian itu keturunan Adam yang dijadikan dari tanah. Sesungguhnya yang termulia di
sisi Allah itu orang yang paling Taqwa kepadaNya".
Kemudian Rasulullah menerima wahyu dari Allah SWT yang artinya :"Hari ini telah aku
sempurnakan bagimu agama kamu dan telah Aku cukupkan nikmat Ku atas kamu dan Aku nyatakan
keridlaan Aku bagimu Islam menjadi agama kamu". (Q.S.AI-Maidah : 3).
Rasulullah terus melakukan ibadah kurban 100 ekor unta dan dagingnya dibagikan untuk dinikmati
kaum muslimin.
Wahyu tersebut dan Khutbah beliau itu suatu isyarat bahwa tugas Nabi Muhammad SAW. telah selesai.

c. Rasulullah SAW Sakit


Setelah selesai tugasnya menerima wahyu yang disempurnakan dan sudah disampaikan
kepada umat manusia dengan sempurna. Maka beliau diambil kembali oleh Allah SWT. Lebih kurang
dua setengah bulan dari haji Wada' beliau jatuh sakit. Setelah menderita sakit 10 hari lamanya beliau
merasa berat tidak dapat lagi mengimami jamaah shalat kaum muslimin, sampai kaum muslimin
menanti-nanti lama Rasulullah tidak kunjung datang. Oleh karena itu Rasulullah memerintahkan kepada
Abu Bakar agar mewakili beliau mengimami shalat selama beliau sakit.
Umul Mukminin Siti 'Aisyah mengusulkan agar Rasulullah menunjuk orang selain ayahnya Abu
Bakar itu, sebab ia sedang shalat sering menangis karena iba hatinya. Tetapi usul 'Aisyah itu tidak
diterima oleh Rasulullah. Beliau tidak pernah membatalkan apa sabdanya.
Pada hari yang ke 14 dari sakit keras, Rasulullah dapat keluar dari kamar 'Aisyah dan
bergembira melihat jamaah subuh yang diimami oleh Abu Bakar. Sebaliknya kaum muslimin juga sangat
gembira yang hampir-hampir melepaskan shalatnya sebab melihat Nabi sudah sehat kembali itu. Pagi
itu adalah hari Senin tanggal 12 Rabiul Awwal tahun 11 H setelah kaum muslimin selesai shalat jamaah
beliau mengucapkan khutbah. Itulah khutabah Rasulullah yang terakhir.
Isinya ialah : Memberi peringatan seluruh kaum Muslimin agar memegang teguh isi Al-Qur'an di dalam
segala perkara baik yang halal maupun yang haram. Dan hanya itulah yang menolong Islam.
Demikianlah Khutbah Rasulullah yang terakhir.

d. Rasulullah SAW Wafat


Nabi Muhammad SAW. telah bekerja keras siang malam 22 tahun 2 bulan dan 22 hari terus-
menerus dengan tidak mengenal lelah baik dalam keadaan bahaya maupun keadaan aman.
Setelah usia 63 tahun beliau menderita sakit napas selama 14 hari dan merasa sembuh
selama 24 jam pada penghabisan sakitnya, wafatlah Rasulullah SAW. dengan tenang di atas pangkuan
Siti 'Aisyah dan di dalam rumah 'Aisyah pula. tepatnya hari Senin tanggal 12 Rabiul Awal 11 H atau
bertepatan dengan tanggal 8 Juni 632 M dalam usia 63 tahun.
Jenazah Rasulullah dimakamkan di kota Madinah di rumah 'Aisyah pada kamar (hujrah)
tempat wafat beliau juga. Pemakaman dilakukan pada hari ketiga dari wafatnya, setelah umat Islam
bekerja keras bermusyawarah memilih pemimpin untuk meneruskan tegaknya agama Islam yang sudah
sempurna itu.
e. Peninggalan Nabi SAW buat umatnya.
Rasulullah adalah seorang Nabi yang sempurna semata-mata sebagai seorang yang
digunakan Allah untuk mempraktekkan atau melakukan Firmannya yang sedikitpun tidak menyimpang
dari seluruh isinya.
Maka oleh karena itu setelah beliau menerima dan melaksanakanya seluruh wahyu dari Allah
yang dimulai dari turunnya "Surat Al-Alaq ayat : 1- 5" di gua Hira': dan ditutup dengan turunnya "Surat AI-
Maidah ayat : 3" di padang Arafah. Di mana wahyu yang diterima beliau itu terkandung di dalam "Kitab Al
Qur'an Al-Karim" yang berisi 114 surat, mengandung 6236 ayat. (menurut Tafsir Al Azhar)
Muhammad wafat hanya meninggalkan harta sebidang tanah yang kemudian diwakafkan
kepada Baitul Mal. Tetapi sebagai Rasulullah beliau wafat meninggalkan ajaran Tauhid, Al Qur'an dan Al
Hadits yang maha berharga bagi umatnya.

f. Perubahan-perubahan yang dibawakan Rasulullah SAW

Pada Mulanya Jahiliyah


1. Menjadi Jahiliyah.
Lama kelamaan mereka tidak lagi menyembah Tuhan melainkan menyembah
Ka'bahnya saja. Lebih-lebih setelah Ka'bah itu dikuasai oleh 'Amar bin Lahyi. Ia menempatkan
berpuluh-puluh arca di sekitar Ka'bah untuk mereka sembah, di antara arca mereka yang
terkenal adalah arca Hubal, Latta dan Uzza. Kecuali itu mereka mengistimewakan beberapa
binatang untuk disajikan kepada berhalanya sebagai binatang korban, binatang korban itu ialah :
Bahirah (seekor unta betina), Saibah (seekor unta betina), Washilah (seekor kambing betina)
dan Ham (seekor unta jantan). Sejak itu mereka jatuh menjadi Jahiliyah, dan dinilai oleh Al
Quran :
2. Sebagai bangsa pendusta yang tidak mau berfikir,
Sebagaimanai ditegaskan oleh Allah (yang artinya) : "Allah tidak menjadikan
(memerintahkan) bahirah, tidak pula saibah, tidak pula washilah, tidak pula ham. Tetapi orang-
orang kafirlah yang membuat dusta atas nama Allah, karena kebanyakan mereka tidak dapat
berfikir". (Al-Maidah : 103).
Mereka mengharamkan untuk dimakan dagingnya binatang-binatang tersebut ; bahirah,
saibah, washilah dan ham. Karena dianggap mereka binatang-binatang itu menjadi hak dan
harus dikorbankan kepada berhalanya. Mereka itu dipimpin oleh Amr bin Lubayyi.
3. Sebagai bangsa yang membangkang
Firman Allah (yang artinya) : Mereka bertanya : Apakah engkau datang kepada kami
supaya kami menyembah Allah saja, lalu kami harus meninggalkan apa-apa yang disembah
oleh bapak-bapak kami. Cobalah datangkan (bencana) yang engkau ancamkan kepada kami,
jika engkau berkata benar". (Al A'raJ: 70).
4. Sebagai bangsa yang musyrik dengan mengambil arca, pohon, batu, kuburan dan benda-benda
lain untuk disembah, dengan mengatakan untuk sebagai perantara menghampirkan dirinya
dengan Tuhan. Firman Allah (yang artinya) :
Kami tidak menyembah mereka, hanya agar mereka menghampirkan kami kepada Tuhan
sedekat-dekatnya". (Az Zumar : 3).

Berubah menjadi umat yang mulia


1. Berjiwa persatuan
Pada jaman Jahiliyah bangsa Arab terpecah belah menjadi banyak suku yang saling
membanggakan diri dan acap kali melibatkan diri dalam peperangan. Lain halnya setelah
mereka memeluk agama Islam, sistem kesukuan sempit mereka hapuskan. Hanya ada satu
ikatan kesatuan yaitu "Ikatan Islam". Sejak itulah Jazirah Arab terbentuk persatuan dan kesatuan
gerakan, yaitu Gerakan Islam di dalam Negara Kesatuan Islam yang dipimpin oleh Muhammad
Rasulullah.
2. Percaya diri sendiri dan mampu berjihad.
Sejak terjadinya Perjanjian Perdamaian Hudaibiyah, muslimin Arab mulai menunjukkan
sikap gagah terhadap orang kafir, sebaliknya bersikap lemah-lembut terhadap sesama muslimin.
Dan saat itu kaum muslimin mulai percaya akan kekuatan diri sendiri.
Hanya berpegang pada satu konsep risalah, yaitu kitab suci Al Qur'an dan A1 Hadits (lain
bacaan tidak ada), kaum muslimin berhasil membentuk Negara Islam, dan mampu berjihad
(berjuang) untuk menegakkan agama dan negara Islam.
3. Wilayah seluruh Jazirah Arab, berada di dalam wilayah kekuasaan Negara Islam.
4. Sebagai orang-orang yang benar,
Sebagaimana ditegaskan oleh Allah dalam Al-Quran (yang artinya) :"Bagi orang-orang fakir
yang berhijrah, yang mereka itu dikeluarkan dari tempat kediaman mereka dan dari harta benda
mereka, lantaran mereka menuntut karunia dan keridlaan dari Allah, dan karena hendak
menolong agama Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar". (Al Harsy : 8).
5. Sebagai orang-orang yang memperoleh kemenangan
Seperti ditegaskan oleh Allah dalam Al-Qur'an (yang artinya) :
"Dan orang-orang yang bertempat tinggal di negeri dan beriman (kaum Anshar) dari sebelum
mereka (Muhajirin - hijrah), mereka itu mengasihi orang yang berhijrah kepada mereka, dan
tidak merekadapafi dalam dada-dada mereka itu hajat dari pada apa-apa yang telah diberikan
mereka (Muhajirin) dari pada diri mereka, walaupun adalah pada mereka berhajat kepadanya.
Barang siapa yang memelihara din dari pada kikir, maka mereka itulah orang-orang yang
memperoleh kemenangan ".
(A1 Ha rsy : 9).
6. Sebagai orang.yang mendapat pangkat tinggi di sisi Allah dan memperoleh kebahagiaan
Seperti ditegaskan oleh Allah dalam Al-Qur'an (yang artinya) : "Orang-orang yang beriman
dan orang-orang yang berhijrah dan berpegang dalam jalan Allah dengan harta benda mereka
dan jiwa mereka, (adalah bagi mereka) sebesar-besar pangkat pada sisi Allah dan merekalah
orang-orang yang berbahagia". (A1 Taubah : 20).
7. Sebagai muslimin yang dipercaya oleh Allah, untuk mengemban amanat dari Allah berupa
"Agama Islam yang telah disempurnakan, diridlai dan dipenuhi nikmat atasnya". Seperti
ditegaskan oleh Allah dalam Al-Quran (yang artinya) :"Hari ini telah kami sempurnakan bagimu
agamamu dan telah kami cukupkan nikmat Kami atasmu dan Kami nyatakan keridlaan Kami
bagimu Islam menjadi Agamamu ". (Al-Maidah : 3).

g. Ketinggian Akhlak Nabi dan Pribadinya


1. Ketinggian akhlak nabi SAW
Sejak dari anak-anak Muhammad hidup di kalangan masyaraka: Jahiliyah, penyembah
berhala, penuh suasana permusuhan, rasa dengki dan kefanatikan golongan (suku). Sikap
hidup yang sekasar itu sediki: pun tidak mempengaruhi kehidupan Muhammad. Ia dijadikan oleh
Tuhan lain dari pada mereka. Bahkan dia diutus untuk memperbaiki akhlak, karena itu ia harus
memiliki budi pekerti yang tinggi.
Firman Tuhan (yang artinya) : "Dan sesungguhnya engkau ada di atas budi pekerti yang agung
". (QS. Al Qalam:4).
Dengan ketinggian akhlak yang telah dikaruniakan oleh Allah itu, beliau diutus oleh Nya
untuk memperbaiki akhlak umat manusia agar memiliki akhlak yang mulia. Sabda Rasulullah
(yang artinya) :"Saya diutus untuk menyempurnakan budi pekerti yang mulia ". (Al Hadits).
Tugas yang dibebankan kepada Rasulullah itu adalah berat, tetapi tugas itu adalah mulia.
Pedoman untuk memperbaiki akhlak itu tidak ada lain adalah Al-Qur'an. Sebab sejak semula
beliau telah dididik oleh Allah agar Muhammad berakhlak seperti isi Al-Qur'an itu.Sabda
Rasulullah (yang artinya) : "Saya dididik oleh Tuhanku, dengan sebaik-baik pendidikan ". (Al
Hadits). "Akhlaknya adalah Al-Qur'an" (kata 'Aisyah).
Seluruh isi Al-Qur'an itu adalah akhlak Rasulullah SAW. demikian pula akhlak para nabi
yang terdahulu. Jadi akhlak Rasulullah itu merupakan himpunan akhlak para nabi
pendahulunya. Dengan keadaan akhlak yang demikian itulah Rasulullah SAW. menyeru kepada
manusia, bergaul dengan manusia, berkawan dengan manusia, bahkan berperang dengan
manusia. Karena itulah kemenangan terletak di tangannya.

2. Tabiat dan adat kebiasaannya.


a. Tampak selalu dalam keadaan berfikir.
b. Berbicara kalau memang diperlukan, tetapi tidak dapat dikatakan pendiam atau banyak
bicara.
c. Banyak bersyukur atas segala nikmat.
d. Suka membela kebenaran dan tidak pernah marah.
e. Mengutamakan tamu daripada dirinya, dan selalu berusaha memberi kesan yang utama
pada tamunya.
f. Pemaaf terhadap siapapun dan pemurah serta penyayang terhadap sesama terutama
terhadap anak-anak.
g. Bersikap adil atas perhatian beliau terhadap orang-orang yang diajak berbicara.
h. Tidurnya kadang-kadang di atas tanah, pasir, rumput dan kadang-kadang di atas tikar kulit.
i. Makanan beliau apa yang ada dan yang halal serta tidak memberatkan bagi yang melayani.
Bila makan dengan tiga jari kanan, sesudah makan terus menghirup bekas makanan yang
berada di tiga jarinya itu.
j. Bila akan makan membaca Basmalah dan sesudah makan membaca Hamdallah. Demikian
pula bila minum.
k. Nabi gemar mengenakan kemeja panjang atau jubah. Kadang-kadang mengenakan sarung,
kupiyah atau serban, dan kadang mengenakan serandal.
l. Warna yang digemari adalah, putih, merah dan hijau. Lagipula beliau gemar menggunakan
minyak wangi.
Demikianlah antara lain sifat-sifat dan adat kebiasaan dalam kehidupan Nabi SAW.
sehari-hari yang merupakan gambaran kepribadian beliau.

D. RANGKUMAN
Keteladanan Rasulullah SAW dalam membina Umat Periode Madinah
1. Momentum bersejarah dimulainya periode Madinah adalah hijrah Rasulullah
SAW ke Madinah yang mempunyai makna penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan
Islam.
2. Strategi dakwah Rasulullah SAW sesampainya di Madinah adalah dengan
mengambil langkah-langkah sebagai berikut ; membangun masjid, mempersaudarakan Muhajirin
dan Anshar, membuat perjanjian dengan non Muslim, meletakkan dasar berdirinya negara
Madinah, dan mengembangkan Islam ke berbagai wilayah.
3. Keberhasilan Rasulullah dalam berdakwah dapat dibuktikan dengan
perubahan positif bangsa arab baik dalam bidang agama, moral, sosial, politik, ekonomi, budaya
dan sebagainya.
4. Rahasia keberhasilan Rasulullah SAW dalam berdakwah secara eksternal
adalah karena Allah senantiasa melidungi, membimbing beliau, sedang secara internal adalah
karena kecerdasan dan kepemimpinan, serta ketinggian akhlaq dan keluhuran budi pekerti beliau.
5. Peninggalan Rasulullah SAW bukanlah harta yang berlimpah, tapi berupa
kitabullah Al Quran dan Al Hadits/ As Sunnah yang harus kita pegah teguh sebagai pedoman
hidup.

E. LATIHAN DAN TUGAS


Pilihan Ganda
Pilihlah a, b, c, d, atau e jawaban yang tepat !
1. Dakwah Nabi SAW ke Thaif mendapatkan :
a. Hasil yang memuaskan
b. 10 orang masuk Islam
c. Kesulitan dan tertutup
d. Hasil kosong.
e. Tidak mendapatkan apa-apa, tapi ada harapan ke depan karena masih malu.

2. Pemimpin musyrik yang akan membunuh Rasulullah ketika hijrah ke Madinah ialah :
a. Abu Jahal
b. Suraqah
c. Muthim
d. Abu Sufyan
e. Abu Qathadah
3. Dalam perjalanan hijrah Nabi saw bersembunyi di :
a. Lembah Ranuna
b. Gua Tsur
c. Kota Quba
d. Gua Hira'
e. Tursinah
4. Hijrah Nabi saw bertepatan pada tanggal :
a. 28 Juni 610 H.
b. 28 Juni 622 H.
c. 28 Juni 571 H.
d. 28 Juni 632 H.
e. 28 Juli 632 H.
5. Perintah hijrah itu berlaku :
a. Hanya masa hidup Nabi SAW
b. Sampai sekarang
c. Masa hidup 25 Rasul
d. Sampai akhir jaman
e. Hanya sesaat saja
6. Yang menentukan berlakunya tahun Hijrah ialah :
a. Rasulullah SAW.
b. Khalifah Abu Bakar
c. Khalifah umar
d. Khalifah Utsman.'
e. Khalifah Ali bin Abi Thalib
7. Hamzah paman Nabi gugur dalam perang :
a. Perang Uhud
b. Khaibar
c. Ahzab.
d. Badr.
e. Hunain
8. Yang memimpin Perutusan Nabi ke Mesir ialah :
a. Huzaifah AS Sahamy
b. Al Ala bin A1 Khadlamy
c. Amr bin Ash
d. Khatib bin Abi Balta'ah Al Lakhmy.
e. Ubay bin Kaab
9. Yang dimaksud "Tiang tua Kebesaran Islam" ialah :
a. Muhajirin
b. Muhajirin dan Anshar.
c. Anshar
d. Khulafaur Rasyidin.
e. Tabiin
10. Masjid tertua sepanjang Sejarah Islam ialah :
a. Masjid Al Haram
b. Masjid Madinah
c. Masjid Quba
d. Masjid Kuffah.
e. Masjid Apung

11. Deklarasi Madinah lahir semula dimaksudkan untuk :


a. Kerjasama penduduk Mekkah
b. Kerjasama penduduk Arab
c. Kerjasama penduduk Madinah
d. Kerjasama penduduk Arab dan Yahudi
e. Kesepakatan menerima Islamsebagai agama negara.
12. Negara Islam Pertama beribukota :
a. Damaskus
b. Mekkah
c. Madinah
d. Baghdad
e. Kuffah
13. Bangsa Yahudi diusir dari Madinah karena :
a. Memerangi kaum Muslimin
b. Menyalahi perjanjian
c. Tidak mau Islam
d. Tidak mau pajak
e. Membangkang
14. Perang dalam Islam pada dasarnya pasukan Islam berkedudukan pada pihak :
a. Yang menyerang
b. Mempertahankan aktif
c. Mempertahankan pasif
d. Tidak menyerang.
e. Menyerang dan bertahan
15. Maksud Islam menaklukkan kota Mekkah (Fathul Makkah) (8 H) :
a. Membalas dendam
b. Pengislaman seluruh Arab
c. Membinasakan kaum Musyrik.
d. Mencapai kemenangan akhir.
e. Mencairkan hubungan yang telah lama mati akibat peperangan
16. Gelar "Syaifullah" diberikan oleh Nabi SAW kepada Khalid bin Walid, karena berjasa dalam perang :
a. Penaklukan Mekkah
b. Perang Muktah
c. Perang Badr
d. Perang Tabuk
e. Perang Yarmuk
17. Haji wada' itu merupakan :
a. Haji penutup
b. Haji pamitan/perpisahan.
c. Haji terakhir.
d. Haji penyempurnaan.
e. Haji wasiat
18. Haji Wada' dilakukan oleh Rasulullah SAW dalam usia.
a. 61 tahun
b. 62 tahun.
c. 63 tahun
d. 64 tahun
e. 65 tahun.
19. Isi Khutbah Nabi SAW pada haji wada' di padang Arafah itli ialah :
a. Persatuan umat Islam.
b. Penilaian pada manusia.
c. Hak azasi manusia.
d. Ketaqwaan manusia.
e. Pentingnya kebersamaan seluruh elemen masyarakat

20. Ayat yang menyatakan bahwa agama Islam itu telah sempurnakan ialah :
a. QS. Maidah : 1-3.
b. QS. Maidah : 3
c. QS. Maidah : 3-5.
d. QS. Maidah : 5.
e. QS. Al Alaq : 1-5
21. Nabi Muhammad SAW wafat pada :
a. 12 Juni 632 M.
b. 12 Rabiul Awwal 10 H.
c. 12 Rabiul Awwal 11 H.
d. 8 Juni 633 M.
e. 12 Rabiul Tsani 632 H.
22. Hijrah Nabi SAW yang membawa perkembangan Islam terletak di :
a. Di Mekkah.
b. Di Jerusalem.
c. Di Madinah.
d. Di Kufah.
e. Di Thaif
23. Timbulnya kaum murtad, nabi palsu dan golongan ingkar zakat itu akibat dari :
a. Tidak adanya persatuan
b. Wafatnya Nabi SAW.
c. Kedangkalan Islam.
d. Khalifah Abu Bakar tidak cakap
e. Godaan dari kaum kafir Quraisy
24. Bangsa Arab sebelum Islam diceritakan oleh Allah SWT; sebagai bangsa pedagang, sebagaimana
Firman yang tercantum dalam Al-Qur'an, surat :
a. A1 Maidah :103.
b. Quraisy : 2
c. Al A'raf : 70.
d. Az Zumar : 3.
e. Al Ala : 5
25. Penilaian Al-Qur'an terhadap bangsa Arab sesudah Islam, sebagai orang-orang yang mendapat
kemenangan, tercantum dalam Al-Qur'an surat :
a. A1 Harsy : 8.
b. A1 Harsy : 9.
c. Al Taubah : 20.
d. Al Taghabun :12
e. Al Mulk :14

Uraian
Jawablah dengan singkat dan jelas.
1. Jelaskan apa arti penting hijrah ke Madinah ?
2. Langkah apakah yang dilakukan oleh Rasululullah setelah berhasil hijrah ke Madinah ?
3. Bagaimana proses pendirian negara Madinah ?
4. Apakah isi Deklarasi Madinah (1 H = 622 M) ?
5. Apa sebab diperbolehkannya perang dalam Islam ?
6. Bagaimana kisah perang Badar ?
7. Sebutkan bukti keberhasilan Rasulullah SAW. dalam berdakwah pada periode Madinah !
8. Apakah rahasia kesuksesan Rasulullah SAW. dalam berdakwah ?

Tugas Individual
1. Ceritakan kembali Sejarah Dakwah Rasulullah SAW di Madinah dengan peta konsep !
2. Buatlah analisis Strategi dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah, berilah tanggapan !
Internalisasi Nilai
Isilah pernyataan-pernyataan berikut ini dengan jujur sesuai dengan kenyataan yang ada pada dirimu
dengan memberikan tanda ( ) pada kolom yang tersedia dan berikan alasannya !

Internalisasi Budi Pekerti Islami


Jawaban Alasan
No. Pernyataan Setuju Tidak Setuju Tidak tahu
1. Bila ditinjau dari tantangan yang
besar, maka dakwah Rasulullah
merupakan contoh yang baik agar
kita senantiasa optimis dan gigih
dalam menghadapi persoalan hidup.
2. Islam mengizinkan perang adalah
dengan maksud ofensif.
3. Islam tersebar ke seluruh pejuru
dunia adalah hasil dakwah, bukan
peperangan dalam ekspansi.
4. Adanya aksi akan menimbulkan
reaksi, begitu pula dalam dakwah
Islamiyah. Contohnya adalah dalam
pendirian negara Madinah. Karena
orang Yahudi tidak dilibatkan dalam
pendirian, maka mereka menjadi
pemberontak.
5. Rahasia kesuksesan Rasulullah
dalam berdakwah adalah karena
kecerdasan, kepemimpinan, dan
ketinggian akhlaq atau budi pekerti
beliau.

Anda mungkin juga menyukai