Anda di halaman 1dari 4

Tugas Review SPI

Faturahman

Referensi : buku Sejarah Kebudayaan Islam

Strategi Dakwah Nabi Muhammad SAW

A. Strategi Dakwah Rasulullah di Madinah

Sejarah dakwah Rasulullah SAW terbagi ke dalam dua periode, yakni


Mekah dan Madinah. Semasa di Madinah, ada sejumlah strategi dakwah
Rasulullah SAW yang diterapkan kepada masyarakat.

Perjuangan dakwah periode Madinah yang dilakukan Rasulullah SAW


tidaklah mudah. Di tempat baru semasa hijrah ini, tak sedikit fitnah didapati
Rasulullah SAW selama menyebarkan ajaran Islam.

Dikutip dari buku Sejarah Kebudayaan Islam, ketidaksukaan Yahudi,


kebencian kaum munafik, dan permusuhan kaum Quraisy kerap kali
menimbulkan perseteruan yang berujung pada peperangan di masyarakat
Madinah.

Berbagai persoalan semasa berdakwah di kota yang dulu dikenal


dengan Yatsrib ini berhasil diatasi oleh Rasulullah SAW. Pada puncaknya,
beliau berhasil menaklukkan Kota Madinah dan menjadikannya bagian dari
wilayah kekuasaan Islam.

Mayoritas penduduk Madinah merupakan para pendatang yang


bermukim di wilayah tersebut. Mereka terdiri dari dua kelompok besar,
yaitu Arab dan Yahudi. Bangsa Arab bermigrasi dari wilayah selatan.
Sedangkan, bangsa Yahudi datang dari wilayah utara.

Bangsa Arab lebih mendominasi wilayah Madinah mereka terdiri dari


dua kelompok besar, yaitu Bani Aus dan Bani Khazraj. Meskipun dari
bangsa yang sama, kedua kelompok tersebut sering terlibat dalam
pertikaian dan peperangan untuk berebut kekuasaan di Madinah.
Sementara itu, bangsa Yahudi lebih dikenal sebagai kelompok yang
sombong. Mereka menganggap kelompoknya sebagai bangsa pilihan
Tuhan.

Kedua kelompok yang mendiami Madinah ini saling berebut pengaruh


dan kekuasaan. Bahkan, keduanya saling mengancam untuk berperang dan
saling usir dari Madinah.

Kedatangan Rasulullah SAW di Madinah pada 12 Rabi'ul Awwal tahun


pertama Hijriah merupakan awal dari dimulainya dakwah. Ada empat
substansi metode dakwah yang dilakukan Rasulullah pada periode
Madinah yang meliputi pembinaan akidah, ibadah, dan mu'amalah kaum
muslim, pembinaan ukhuwah untuk menyatukan kaum muslim. Pembinaan
kader-kader perjuangan untuk mempertahankan wilayah dakwah, dan
memetakan pertahanan dan sosial untuk menjaga stabilitas Madinah.

Pada akhirnya, Rasulullah SAW berhasil menaklukkan Madinah dan


memiliki pengikut yang setia untuk sama-sama menyembah Allah SWT.
Berikut strategi dakwah Rasulullah SAW di Madinah hingga akhirnya
membawa keberhasilan:

1. Membangun Masjid sebagai Pusat Kegiatan Dakwah.

Rasulullah SAW membangun dua masjid yang dijadikan sebagai pusat


kegiatan dakwah di Madinah, yaitu Masjid Quba' yang dibangun saat
kedatangan pertamanya dan Masjid Nabawi yang kemudian dijadikan untuk
mendidik para sahabatnya dan mengatur pemerintahan.

2. Melakukan Perjanjian dengan Kaum Yahudi Madinah.

Selama dakwah di Madinah, Rasulullah SAW melakukan perjanjian untuk


memperkokoh posisi kaum muslimin dari gangguan penduduk asli, bangsa
Arab, maupun Yahudi. Hal ini juga dilakukan tak lain untuk menjaga
stabilitas di Madinah.

Perjanjian tersebut kemudian melahirkan Piagam Madinah. Piagam ini


berisi sepuluh bab, di antaranya pembentukan ummat, hak asasi manusia,
persatuan seagama, persatuan segenap warganegara, golongan minoritas,
tugas warga negara, melindungi negara, pimpinan negara, politik
perdamaian, dan bab terakhir merupakan penutup.

3. Mempersaudarakan Kaum Muhajirin dan Anshar.

Rasulullah SAW juga mempersaudarakan dua kaum muslimin, yakni


Muhajirin dan Anshar. Rasulullah SAW menganjurkan untuk kedua kaum
tersebut untuk saling memupuk persaudaraan dan melarang adanya
sentimen kesukuan. Hal ini dilakukan untuk memperkuat umat Islam.

4. Membangun Ekonomi Rakyat dengan Mendirikan Pasar.

Rasulullah SAW mendirikan pasar yang tidak jauh dari Masjid Nabawi untuk
membangun perekonomian rakyat sekaligus sebagai sarana dakwahnya.
Pasar ini dibangun untuk mendidik umat dalam mengatur roda
perekonomian yang adil berdasarkan ajaran Islam. Pasar yang dibangun
Rasulullah SAW di Madinah ini kemudian menjadi jantung perekonomian
negara Islam yang pertama.

B. Strategi Dakwah Rasulullah di Mekkah

1. Dakwah secara Sembunyi-sembunyi Selama 3-4 Tahun.

Pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi ini, Rasulullah SAW


menyeru untuk masuk Islam, orang-orang yang berada di lingkungan rumah
tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya. Mengenai orang-
orang yang telah memenuhi seruan dakwah Rasulullah SAW tersebut
adalah: Khadijah binti Khuwailid (istri Rasulullah SAW, wafat tahun ke-10
dari kenabian), Ali bin Abu Thalib (saudara sepupu Rasulullah SAW yang
tinggal serumah dengannya), Zaid bin Haritsah (anak angkat Rasulullah
SAW), Abu Bakar Ash-Shiddiq (sahabat dekat Rasulullah SAW) dan Ummu
Aiman (pengasuh Rasulullah SAW pada waktu kecil).

2. Dakwah secara terang-terangan.

Dakwah secara terang-terangan ini dimulai sejak tahun ke-4 dari kenabian,
yakni setelah turunnya wahyu yang berisi perintah Allah SWT agar dakwah
itu dilaksanakan secara terang-terangan. Wahyu tersebut berupa ayat Al-
Qur’an Surah 26: 214-216.

Tahap-tahap dakwah Rasulullah SAW secara terang-terangan ini antara lain


sebaga berikut:

1. Mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim, untuk


menghadiri jamuan makan dan mengajak agar masuk Islam. Walau banyak
yang belum menerima agama Islam, ada 3 orang kerabat dari kalangan
Bani Hasyim yang sudah masuk Islam, tetapi merahasiakannya. Mereka
adalah Ali bin Abu Thalib, Ja’far bin Abu Thalib, dan Zaid bin Haritsah.

2. Rasulullah SAW mengumpulkan para penduduk kota Mekah, terutama


yang berada dan bertempat tinggal di sekitar Ka’bah untuk berkumpul di
Bukit Shafa.

Anda mungkin juga menyukai