Anda di halaman 1dari 27

z

Kelompok 1
 Putri Hisaanah (131511133015)
 Rufaidah Fikriya (131611133018)
 Desi Choiriyani (131611133021)
 Nurul Hidayati (131611133022)
 Muhammad Hidayatullah Al-Muslim (131611133039)
 Hanum Amalia Zulfa (131611133040)
 Dewi Indah Kumalasari (131611133087)
 Dwi Yanti Rachmasari Tartila (131611133112)
 Emmalia Adhifitama (131611133113)
 Afita Nur Dwiyanti (131611133114)
 Endah Desfindasari (131611133119)
z
Strategi Pembinaan Umat
atau Misi Pembinaan
Rasulullah ‫ﷺ‬
z
Strategi Dakwah Rasulullah ‫ ﷺ‬Periode
Makkah

1. Dakwah secara sembunyi-sembunyi selama 3-4 tahun


Pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi ini, Rasulullah ‫ ﷺ‬menyeru untuk masuk
Islam, orang-orang yang berada di lingkungan rumah tangganya sendiri dan kerabat serta
sahabat dekatnya. Mengenai orang-orang yang telah memenuhi seruan dakwah Rasulullah
‫ ﷺ‬tersebut adalah :
 Khadijah binti Khuwailid (istri Rasulullah ‫ﷺ‬, wafat tahun ke-10 dari kenabian)
 Ali bin Abu Thalib (saudara sepupu Rasulullah ‫ﷺ‬, masuk Islam saat berusia 10 tahun)
 Zaid bin Haritsah (anak angkat Rasulullah ‫ﷺ‬, wafat tahun 8 H = 625 M)
 Abu Bakar Ash-Shiddiq (sahabat dekat Rasulullah ‫ﷺ‬, yang hidup dan tahun 573 – 634 M)
 Ummu Aiman (pengasuh Rasulullah ‫ ﷺ‬pada waktu kecil)
z
Strategi Dakwah Rasulullah ‫ ﷺ‬Periode
Makkah

2. Dakwah Secara Terang-Terangan


Tahap-tahap dakwah Rasulullah ‫ ﷺ‬secara terang-terangan ini antara lain sebagai
berikut :
1) Mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim, untuk menghadiri
jamuan makan dan mengajak mereka agar masuk Islam. waktu itu mereka
belum menerima Islam sebagai agama mereka.
2) Rasulullah ‫ ﷺ‬mengumpulkan para penduduk kota Mekah, terutama yang
berada dan bertempat tinggal di sekitar Ka’bah untuk berkumpul Bukit
Shafa, yang letaknya tidak jauh dan Ka’bah. Rasulullah ‫ ﷺ‬memberi
peringatan kepada semua yang hadir agar segera meninggalkan
penyembahan terhadap berhala-berhala dan hanya menyembah atau
menghambakan diri kepada Allah ‫ﷻ‬
z
Strategi Dakwah Rasulullah ‫ ﷺ‬Periode
Makkah

2. Dakwah Secara Terang-Terangan

3) Rasulullah ‫ ﷺ‬menyampaikan seruan dakwahnya kepada para penduduk


di luar kota Mekah. Sejarah mencatat bahwa penduduk di luar kota Mekah
yang masuk Islam antara lain :
a) Abu Zar Al-Giffari, seorang tokoh dan kaum Giffar

b) Tufail bin Amr Ad-Dausi, seorang penyair terpandang dari kaum Daus yang
bertempat tinggal di wilayah barat kota Mekah

c) Dakwah Rasulullah ‫ ﷺ‬terhadap penduduk Yatsrib (Madinah)


z
Metode-metode dilakukan Rasulullah
‫ ﷺ‬dalam Dakwah
1. Metode Personal
Metode semacam ini terjadi dengan cara individual, yaitu antara Dai dan
Mad’u. langsung bertatap muka sehingga materi yang disampaikan langsung
diterima, dan biasanya reaksi yang ditimbulkan mad’u langsung diketahui

2. Metode Pendidikan
Pada zaman rasul pendidikan ini dicontohkan dengan mendatangkan rumah
ke rumah. Atau menjadikan salah satu rumah sahabat untuk dijadikan
tempat pemberian materi-materi Islam
z
Metode-metode dilakukan Rasulullah
‫ ﷺ‬dalam Dakwah
3. Metode Diskusi
Metode diskusi Dai sebagai narasumber sedangkan Mad’u sebagai audience.
Tujuannya ialah untuk pemecahan problematika yang ada kaitaannya dengan
dakwah, sehingga apa yang menjadikan permasalahan dapat ditemukan jalan
keluarnya.
4. Metode bi Al-Hal
Dakwah metode ini dilakukan dengan upaya ajakan melalui upaya 3
penyatuan elaborasi antara pemahaman atau pengetahuan (thinking)
dengan keyakinan atau perasaan (feeling)
z
Metode-metode dilakukan Rasulullah
‫ ﷺ‬dalam Dakwah
5. Metode bil Hikmah
Metode ini dilakukan rasul selama berdakwah, tidak hanya sembunyi-
sembunyi tetapi juga pada saat dakwah terang-terangan. Sesuai dengan ayat
An-Nahl : 125

6. Politik Pemerintahan
Di Madinah, Rasul mendapat sahabat (Anshor) yang makin hari makin
bertambah, sehingga Rasul menggunakan politik pemerintahannya, yakni
mendirikan Negara Islam. Yang mana semua urusan ekonomi, hukum, tata
ekonomi, sosial dan sebagainya berasaskan Islam. Hal ini berarti dakwah
Islamiyahnya sebagai tujuan utama Negara.
z
Metode-metode dilakukan Rasulullah
‫ ﷺ‬dalam Dakwah
7. Surat Menyurat
Metode ini dilakukan oleh rasulullah kepada berbagai Negara tetangga
seperti Yaman, Syam, dsb.

8. Metode Peperangan
Perang adalah metode dakwah Rasul yang paling terakhir, bila sudah tiada
lagi jalan lain yang ditempuh. Seperti perang Badar, Perang Uhud, Yamuk
dsb
z
Substansi Dakwah Rasulullah ‫ﷺ‬
Periode Makkah
a) Keesaan Allah ‫ﷻ‬
Keesaan Allah ‫ ﷻ‬, Islam mengajarkan bahwa pencipta dan pemelihara alam
semesta adalah Allah ‫ﷻ‬, Tuhan Yang Maha Esa. Allah ‫ ﷻ‬tempat bergantung
segala apa saja dan makhluk-Nya, tidak beranak dan tidak diperanakkan,
serta tidak ada selain Allah ‫ﷻ‬, yang menyamai-Nya

b) Hari Kiamat
Hari Kiamat sebagai hari pembalasan Islam mengajarkan bahwa mati yang
dialami oleh setiap manusia, bukanlah akhir kehidupan, tetapi merupakan
awal dan kehidupan yang panjang, yakni kehidupan di alam kubur dan di
alam akhirat
z
Substansi Dakwah Rasulullah ‫ﷺ‬
Periode Makkah
c) Kesucian Jiwa

Kesucian jiwa Islam menyerukan umat manusia agar senantiasa berusaha


menyucikan jiwanya dan melarang keras mengotorinya. Dianggap mengotori
jiwanya apabila durhaka pada Allah ‫ ﷻ‬dan banyak berbuat dosa.

d) Persaudaraan dan Persatuan


Islam mengajarkan bahwa sesama orang beriman adalah bersaudara.
Mereka dituntut untuk saling mencintai dan sayang-menyayangi, di bawah
naungan rida Ilahi. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda: “Tidak dianggap beriman seorang
Muslim di antara kamu, sehingga ia mencintai saudaranya, seperti rnencintai
dirinya.” (H.R. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Nasa’i).
z
Strategi Perjuangan Dakwah Nabi
Muhammad ‫ﷺ‬
1. Hijrah ke Habsyi

Pada tahun 615, Nabi Muhammad menjadi pimpinan komunitas baru berdasarkan ajarannya, dan terlepas dari komunitas Mekah
lainnya. Melakukan hijrah untuk mengamankan agama yang baru mereka anut, bahkan bersedia melepaskan keluarga dalam
rangka membentuk kehidupan bersama di sebuah negeri asing. Kedatangan orang-orang Islam di Habsyi disambut dengan baik
oleh Raja Nejus. Bahkan ia memberikan perlindungan dan diizinkan untuk melaksanakan ibadah Islam

2. Pergi Ke Thaif

Kepergiannya ke Thaif untuk menyebarkan Islam kepada pembesar-pembesar dan kepala-kepala suku di tempat tersebut. Nabi
berharap dakwahnya diterima masyarakat Thaif, akan tetapi, harapan tersebut tidak menjadi kenyataan, bahkan beliau diusir dan
dihina dengan cara-cara yang tidak manusiawi. Beliau diusir dan dilempari batu oleh para pemuda Kota Thaif.

3. Perjanjian Aqabah

Dari perjanjian ini, nabi mengirimkan kira-kira 60 keluarga ke Yastrib terlebih dahulu, kemudian nabi menyusul mereka ke
Yastrib. Kepindahan nabi dan para pengikutnya dari Kota Mekah ke Yastrib, dalam bahasa Arab dikenal hijrah, yang secara
harfiah berarti migrasi atau berpindah, peristiwa ini sangat menentukan sejarah kerasulan Muhammad, bahkan penanggalan
hijriah diambil dari peristiwa ini. Kota Yastrib menjadi pusat keagamaan dan komunitas muslim, nama Yastrib berubah menjadi
al-madinah yang berarti kota. Komunitas muslim disebut ummat yang berarti masyarakat (Bernard Lewis, 2010: 80).
z
Strategi Dakwah Rasulullah ‫ ﷺ‬Periode
Madinah
Dakwah Rasulullah SAW periode Madinah ini berlansung selama 10 tahun,
yakni semenjak tanggal 12 rabiul awal tahun pertama hijrah sampai dengan
wafatnya Rasulullah SAW tanggal 12 Rabiul Awal tahun ke-11 hijriyah.

Dakwah yang disampaikan oleh Rasulullah SAW pada periode madinah ini
adalah ajaran-ajaran islam tentang masalah sosial kemasyarakatan.
Targetnya adalah orang-orang yang sudah masuk islam dari kalangan
Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang belum masuk islam seperti kaum
yahudi penduduk madinah. Nabi Muhammad SAW mulai mengatur kehidupan
bermasyarakat dengan jalan membangun pemerintahan islam yang bebas
dari intimidasi
z
Pokok-Pokok Pikiran Yang Dijadikan
Strategi Dakwah Rasulullah

1. Berdakwah dimulai dan diri sendiri


2. Cara (metode) melaksanakan dakwah sesuai dengan petunjuk
Allah SWT dalam Surah An-Nahl, 16: 125
3. Berdakwah itu hukumnya wajib bagi Rasulullah SAW dan
umatnya.
4. Berdakwah dilandasi dengan niat ikhlas karena Allah SWT
semata, bukan dengan niat untuk memperoleh popularitas dan
keuntungan yang bersifat materi.
z
Masa-Masa Akhir Dakwah Rasulullah
‫ﷺ‬
Dengan berpindahnya Nabi ‫ ﷺ‬dari Mekkah maka berakhirlah periode
pertama perjalanan dakwah beliau di kota Mekkah. Lebih kurang 13 tahun lamanya,
Beliau berjuang antara hidup dan mati menyerukan agama Islam di tengah
masyarakat Mekkah dengan jihad kesabaran, harta benda, jiwa dan raga.
Sejak Rasulullah ‫ ﷺ‬hijrah, Kota Yastrib berubah namanya menjadi Madinah
Nabi (Madinah Rasul) selanjutnya kota itu disebut Madinah. Orang-orang yang pindah
atau hijrah mendapat sebutan kaum Muhajirin, yang artinya pendatang. Adapun
penduduk asli disebut Anshar, artinya pembela. Adapun penduduk kota Madinah itu
sendiri terdiri dari dua golongan yang berbeda, yaitu :
a. Golongan Arab yang berasal dari selatan yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj
b. Golongan yahudi, yaitu orang-orang Israel yang berasal dari utara (Palestina).
z
Masa-Masa Akhir Dakwah Rasulullah
‫ﷺ‬

Beberapa strategi dalam hal tersebut adalah mengadakan


perjanjian saling membantu antara kaum muslim dengan kaum nonmuslim
dan membangun kerja sama, baik dibidang poitik, ekonomi, sosial, serta
dasar-dasar daulah Islamiyah. Dakwah Rasulullah periode Madinah dapat
mewujudkan masyarakat muslim di Madinah yang adil dan makmur sehingga
menjadi prototipe masyarakat ideal atau yang sering disebut masyarakat
madani.
z
Sifat Teladan Rasulullah ‫ ﷺ‬dalam Misi
Pembinaan Umat
1. Teguh pendirian, berani dan tabah
Keteguhan hati Rasulullah dalam mempertahankan dan menegakkan
kebenaran agama Allah dimulai ketika beliau menyampaikan dakwah, baik
ketika berdakwah di Makkah maupun sampai hijrah ke Madinah. Rasulullah
berdakwah kepada kaum Quraisy yang mereka nilai sebagai celaan terhadap
berhala-berhala serta kelakuan mereka yang suka bertaklid saja kepada
nenek moyang mereka.

2. Adil dan jujur


Dalam melakukan keadilan, Rasulullah tidak pernah membedakan orang.
Karena keadilan dan kejujuran beliau dalam memutuskan, maka banyak
orang yang merasa puas terhadap keputusannya. Sehingga beliau dikenal
dengan gelar al-Amin, yakni orang terpercaya atau jujur.
z
Sifat Teladan Rasulullah ‫ ﷺ‬dalam Misi
Pembinaan Umat
3. Bijak dan cerdas
Rasulullah disebut sebagai seorang ummi karena bangsa Arab tidak bisa menulis dan
membaca sesuatu yang tertulis. “Kekurangan” ini adalah salah satu pertanda yang sangat
ampuh, mengingat kemudian Rasulullah membacakan ayat-ayat Allah kepada kaumnya.

4. Sabar, mampu menahan amarah dan pengampun


Sejak Rasulullah menyampaikan dakwah dan seruannya kepada penduduk Makkah sampai
beberapa tahun lamanya, tidak sedikit gangguan, ejekan, caci maki, penghinaan, pukulan
dan lemparan batu yang beliau terima. Semua itu dilakukan oleh orang-orang yang
memusuhi beliau dan umumnya mereka itu dan umumnya hal tersebut dilakukan oleh
keluarga Rasulullah sendiri yang tidak mau menerima seruan beliau. Bahkan, pernah juga
beliau akan dibunuh ketika mendengar beliau dan para sahabatnya akan berhijrah ke
Madinah. Tetapi, selama itu beliau tahan dan ulet dalam mengahdapi mereka dan beliau
selalu mengampuni mereka dan mendoakan kebaikan bagi mereka.
z
Sifat Teladan Rasulullah ‫ ﷺ‬dalam Misi
Pembinaan Umat
5. Zuhudnya Rasulullah
Beliau tinggal bersama istri-istrinya di dalam sebuah pondok kecil yang
sederhana, beratap jerami, tiap-tiap kamar dipisah dengan batang-batang
pohon plana, yang direkat dengan lumpur. Beliau mengurus rumah
tangganya sendiri, seperti menjahit pakaian, memerah susu kambing dan
menambatkan untanya sendiri, serta memperbaiki sandal. Peralatan
rumahnya sangat sederhana, tikarnya terbuat dari kulit, dan rumput kering.
Hartanya yang paling berharga adalah apa yang ada di tangannya, yang
paling mewah adalah sepatu hadiah dari raja Najasyi. Demikian juga beliau
sangat sederhana dalam makanan. Beliau sangat sedikit makan, roti tawar
dan air putih. Kadang-kadang selama berbulan-bulan beliau tidak
menyalakan perapiannya. Beliau minum susu apabila diberi oleh tetangganya
(Usiono, 2017).
z
Penerapan Dakwah Rasulullah ‫ﷺ‬
dalam Keperawatan
Konsep keperawatan menurut Imogene M. King
1. Sistem personal
Individu atau pasien yang dilihat sebagai sistem terbuka, mampu berinteraksi,
mengubah energi, dan informasi dengan lingkungannya. Sistem personal dapat
dipahami dengan memperhatikan konsep berinteraksi yaitu: persepsi, diri,
tumbang, waktu, ruang, dan jarak.
2. Sistem interpersonal
Dua atau lebih individu atau grup yang berinteraksi. Interaksi ini dapat dipahami
dengan melihat lebih jauh konsep tentang peran, interaksi, komunikasi, transaksi,
stress, koping.
3. Sistem sosial
Merupakan sistem dinamis yang akan menjaga keselamatan lingkungan. Ada
beberapa hal yang dapat mempengaruhi perilaku masyarakat, interaksi, persepsi,
dan kesehatan.
z
Penerapan Dakwah Rasulullah ‫ﷺ‬
dalam Keperawatan
Rasul melakukan pendekatan melalui keluarga terdekat, demikian juga
perawat dapat melakukan pendekatan kepada pasien dengan cara yang halus,
ramah dan tidak memaksa, sehingga dapat memberikan tindakan keperawatan
dengan meninjau karakter dari sistem personal pasien dengan memperhatikan
konsep interaksi pasien. Kemudian pada tahapan selanjutnya dengan
melakukan pendidikan kesehatan dalam lingkup keluarga dari pasien, yang
mencakup tindakan pencegahan penyakit, menghindari kekambuhan, dan
pemanfaatan pelayanan kesehatan. Sehingga dakwa bagi seorang perawat
diharapkan menjadi support system bagi pasien, keluarga, dan lingkungan
sekitar.
z
Penerapan Dakwah Rasulullah ‫ﷺ‬
dalam Keperawatan
Dimensi Keperawatan dalam Perspektif Islam
Keperawatan dalam Islam adalah pelayanan kesehatan yang berkaitan
dengan merawat pasien, individu, keluarga, dan masyarakat sebagai manifestasi cinta
kepada Allah ‫ ﷻ‬dan Nabi Muhammad ‫ﷺ‬. Keperawatan sebagai profesi bukan hal baru
bagi Islam. Pada kenyataannya, itu adalah atributif untuk simpati dan tanggung jawab
terhadap yang bersangkutan membutuhkan. Usaha ini telah dimulai selama
pengembangan Islam sebagai agama, budaya, dan peradaban. (Dahlia, 2013:1).
Islam menaruh perhatian yang besar sekali terhadap dunia kesehatan dan
keperawatan guna menolong orang yang sakit dan meningkatkan kesehatan. Kesehatan
merupakan modal utama untuk bekerja, beribadah dan melaksanakan aktivitas lainnya.
Ajaran Islam yang selalu menekankan agar setiap orang memakan makanan yang baik dan
halal menunjukkan apresiasi Islam terhadap kesehatan, sebab makanan merupakan
salah satu penentu sehat tidaknya seseorang (Inna, 2009:2).
z
Penerapan Dakwah Rasulullah ‫ﷺ‬
dalam Keperawatan
Prinsip Keperawatan dalam Islam
1. Aspek Teologis
setiap hamba telah dibekali oleh Allah dua potensi yaitu kehendak (masyiah) dan
kemampuan (istitha’ah). Atas dasar kehendak maka seorang muslim memiliki cita-cita untuk
melakukan berbagai rekayasa dan inovasi dalam kehidupannya yang dibaktikan karena
Allah. Dengan adanya kehendak dan kemampuan maka seorang manusia melakukan upaya
yang sungguh-sungguh tanpa menyisakan kemampuannya dan setelah itu menyerahkan
hasilnya menanti ketentuan Allah.
2. Aspek fungsi kemanusiaan
yaitu khilafah dan ibadah. Tugas khilafah adalah mengelola seluruh alam semesta untuk
kepentingan umat manusia. Dan tentunya harus diingat bahwa tugas pengelolaan
yang baik harus dilakukan oleh hamba-hamba Allah yang memiliki kepatutan untuk itu.
Selanjutnya pelaksanaan tugas khilafah yang benar pastilah akan menghasilkan ibadah
yang benar pula dan demikian sebaliknya. Atas dasar itu, seorang muslim hendaknya
menggali seluruh informasi ilmu pengetahuan tentang alam semesta termasuk tugas
perawatan sekalipun ilmu itu ada pada umat lain yang tidak muslim.
z
Penerapan Dakwah Rasulullah ‫ﷺ‬
dalam Keperawatan
Prinsip Keperawatan dalam Islam

3. Aspek akhlak
yaitu ihsan yang menyatakan bahwa setiap orang yang beriman hendaklah menyadari
bahwa dirinya selalu dalam pengawasan Allah ‫ﷻ‬. Atas dasar itu, seorang muslim dalam
segala tindakannya tidak memerlukan kendali eksternal untuk menjadi orang baik
karena di dalam hatinya terdapat potensi fitrah yang selalu menuntunnya untuk
menjadi orang yang takut berbuat maksiat.
z
Peran Keperawatan Islam
Prinsip Keperawatan dalam Islam
1. Mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dalam ilmu keperawatan
Adanya pengintegrasian ini dimaksudkan akan terciptanya seorang
perawat yang bercirikan agama Islam
2. Mengaplikasikan nilai-nilai keislaman dalam ilmu keperawatan
Setelah adanya pengintegrasian maka perlu adanya realisasi dari pada
nilai-nilai tersebut untuk diaplikasikan terhadap praktik keperawatan.
Misalnya ketika seorang perawat mendapati pasien yang beragama islam,
dan pasien tersebut memiliki penyakit yang apabila terkena air maka
penyakit tersebut bertambah. Maka seorang perawat tersebut perlu untuk
mengajarkan bertayamum kepada pasien/klien agar klien tidak
bertambah sakitnya, namun tidak pula meninggalkan ibadahnya.
SEMOGA
z BERMANFAAT
z
pertanyaan

Anda mungkin juga menyukai