Anda di halaman 1dari 36

SEJARAH ILMU DAKWAH

MATERI 1

Islam tidak hanya dikenal sebagai agama risalah namun juga sebagai agama dakwah. Islam
mewajibkan umatnya untuk menyampaikan, menyebarkan dan mendakwahkan ajaran agama
Islam kepada seluruh umat manusia agar tercipta sebuah tatanan masyarakat Islami yang
rahmatan lil ‘alamin. Perintah untuk berdakwah merupakan sebuah kewajiban yang musti
dipenuhi oleh setiap individu Muslim.

Perintah untuk berdakwah termaktub dalam surat Ali Imran: 104

َ ِ‫ُوف َويَ ْنهَوْ نَ َع ِن ْال ُم ْن َك ِر ۚ َوأُو ٰلَئ‬


َ‫ك هُ ُم ْال ُم ْفلِحُون‬ ِ ‫ولتَ ُك ْن ِم ْن ُك ْم أُ َّمةٌ يَ ْد ُعونَ إِلَى ْالخَ ي ِْر َويَأْ ُمرُونَ بِ ْال َم ْعر‬
ْ

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung.

Untuk dapat melaksanakan sebuah dakwah, tentu pendakwah harus dapat memperhatikan
beberapa hal yang berkaitan dengan subjek, objek, lokasi, materi dan juga metode yang
digunakan dalam berdakwah. Untuk dapat mengetahui hal tersebut, maka perlu dikaji dan digali
sumber-sumber pengetahuan tentang hal ini. Salah satu sumber yang dapat digali adalah
peristiwa dakwah masa lalu karena dakwah tidak bisa dilepaskan dari sisi historisitasnya
sehingga peristiwa dakwah selalu terkait dengan ruang, waktu dan metode.
MATERI 2

DAKWAH NABI MUHAMMAD DALAM PENANAMAN AQIDAH

 Arab Pra islam

Secara umum, sejarah Arab terbagi dalam 3 periode utama:

a) Periode Saba-Himyat (berakhir pada abad keenam Masehi)


b) Periode Jahiliyah (kurun satu abad menjelang kelahiran Islam)
c) Periode Islam (sejak kelahiran Islam hingga sekarang)

Istilah jahiliyah berarti bahwa ketika itu orang-orang Arab tidak memiliki otoritas hukum,
nabi dan kitab suci. Jahiliyah juga bermakna masa kehidupan bangsa Arab sebelum
datangnya Islam dan turunnya wahyu.

Salah satu fenomena sosial yang ada di Arab menjelang kelahiran islam adalah apa yang
dikenal dengan sebutan ayyam al-Arab. Ayyam al-Arab merujuk pada permusuhan antar
suku yang secara umum muncul akibat persengketaan seputar ternak, padang rumput dan
mata air. Persengketaan itu menyebabkan terjadinya perampokan dan penyerangan,
memunculkan perang syair yang penuh kecaman diantara para penyair yang berperan
sebagai juru bicara tiap pihak yang bersengketa.

Bangsa Arab terkenal akan kefasihan lidahnya. Tidak ada satupun bangsa di dunia ini
yang menunjukkan apresiasi yang sedemikian besar terhadap ungkapan puitis dan sangat
tersentuh dengan kata-kata baik lisan maupun tulisan selain bangsa Arab. Satu-satunya
keunggulan artistik masyarakat Arab pra-Islam adalah dalam bidang puisi.

Kepercayaan masyarakat Arab pra-Islam adalah mempercayai sejumlah dewa atau tuhan,
masyarakat Arab juga mempercayai keberadaan roh halus yang mempengaruhi jalan
kehidupan mereka.

 Kelahiran islam dan Peristiwa dakwah

Seruan dan risalah yang disampaikan oleh Muhammad adalah seruan kenabian seperti
yang disampaikan oleh nabi-nabi terdahulu. Inti ajarannya adalah penegasan atas keesaan
Tuhan, Dialah Sang Maha Kuasa, Pencipta alam raya dan akan datang hari pembalasan,
balasan pahala di surga bagi mereka yang melaksanakan perintah Tuhan dan hukuman
yang pedih di neraka bagi yang mengabaikan perintah Tuhan. Islam yang dibawa dan di
dakwahkan oleh Rasulullah tidak serta merta dapat diterima oleh bangsa Arab. Bangsa
dimana pertama kali bersentuhan dengan Islam. Keberhasilan dakwah Nabi ditengah-
tengah masyarakat Arab yang keras dalam mempertahankan keyakinannya, tidak lepas
dari ketepatan pendekatan dan metode dakwah yang diterapkan oleh Rasulullah.

Metode yang digunakan oleh Rasul, ada yang berdasar inisiatif beliau sendiri juga
berdasar ayat al-Qur’an. Dasar metode dakwah dari surat an-Nahl:125

‫ادع الى سبيل ربك بالحكمة و موعظة الحسنة وجادلهم بالتي هي احسن‬

“Serulah ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan mau’idhah hasanah dan berdiskusilah
dengan cara yang baik”

Ayat diatas memaparkan 3 metode dalam berdakwah:

a) Hikmah
Menurut imam Syaukani yang dimaksud dengan hikmah adalah ucapan-ucapan yang
tepat dan benar. Dapat juga bermakna argumen yang kuat dan meyakinkan
Menurut sayid Qutb dakwah dengan hikmah akan berhasil apabila memperhatikan
masalah yang berkaitan dengan objek, materi dan metode dakwah yang dipergunakan.
b) Mau’izhah hasanah
Ucapan yang berisi nasehatyang baik dimana ia dapat bermanfaat bagi yang
mendengarkan.
c) Berdiskusi dengan baik
Diskusi dilakukan dengan cara yang lembut, sopan serta tidak menyakiti hati lawan
diskusi.
 Penanaman aqidah

Akidah merupakan tujuan utama dakwah para rasul kepada umatnya. Penanaman akidah,
memperkuat akar dan menjaga kemurniannya terjadi pada periode Mekah yang berjalan
selama kurun waktu 13 tahun.
Strategi dakwah yang diterapkan oleh Rasul pada periode ini lebih pada strategi kultural
dengan mobilitas horisontal. Sejak menerima wahyu yang pertama maka Rasulullah
kemudian mulai berdakwah untuk menyerukan agama Allah yang dibawanya dan
menyembah hanya kepada Allah.

Pada mulanya dakwah yang dilakukan Rasulullah bersifat tertutup. Sasaran dakwah
adalah keluarga dan orang terdekat

)٢١٤ : ‫وانذر عشيرتك االقربين (الشعراء‬

“dan berilah peringatan kepada kerabatmu yang terdekat”

Alasan dakwah dilakukan secara sembunyi

a) Dari aspek situasi sosial, dikhawatitkan masyarakat Arab akan melawan secara sengit
b) Dari sisi pribadi Nabi sendiri yang belum memiliki kesiapan dalam menghadapi
reaksi masyarakat kafir Quraisy

Setelah 3 tahun berdakwah secara sembunyi-sembunyi dan pengaruh Rasulullah yang


semakin meluas, akhirnya Rasulullah kemudian berdakwah secara terang-terangan.
Turunlah surat al-Hijr: 94 sebagai penanda adanya perintah untuk berdakwah secara
terbuka

‫فاصدع بما تؤمر واعرض عن المشركين‬

“maka siarkanlah apa yang diperintahkan kepadamu dan janganlah kamu pedulikan
orang-orang musyrik”

Langkah dakwah Nabi setelah wahyu tsb turun:

a) Mengundang keluarga dekatnya untuk berkumpul di bukit shafa dan mengumumkan


kenabian beliau
b) Memberi peringatan bahwa azab Allah sangat pedih bagi kaum yang tidak beriman
mau kepada Allah
c) Mengkader dan membina secara intensif di rumah Arqam bin Abil Arqam
Dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah tersebut tidak bertujuan menciptakan suatu
negara, tetapi untuk membangun generasi dan umat baru yang hidup menghayati
kebenaran dan sanggup menyebarluaskannya di seluruh permukaan bumi.

 PERCIK

Anakku…. jika kau tidak sanggup menahan lelahnya belajar, maka bersiaplah
hidup menderita akibat kebodohan
MATERI 3:

PERISTIWA DAKWAH NABI DALAM MENEGAKKAN HUKUM FIQH

- Kehidupan penduduk Madinah


Sebelum kedatangan Nabi, kehidupan penduduk Madinah saling bermusuhan antara
satu kabilah dengan kabilah lain. Kabilah Aus dan Khazraj saling berperang dan
bermusuhan sedemikian hebat. Penyebabnya adalah adu domba yang dilakukan oleh
kaum Yahudi. Setelah mendengar berita tentang Islam, penduduk Madinah sangat
berharap pada agama baru ini untuk memperbaiki kehidupan mereka.
Kabilah Khazraj menemui Rasul di Mekah ketika menghadiri upacara tradisional di
Ka’bah dan menyatakan keimanannya kepada Rasul. Setahun berikutnya datang lagi
penduduk Madinah berjumlah 12 orang dan berbai’at kepada Rasul di aqabah
Rasul mengikut sertakan Mush’ab bersama rombongan bai’at aqabah untuk
mengajarkan al-Qur’an dan hukum-hukum agama di Madinah. Mush’ab berhasil
mendakwahkan Islam di tengah masyarakat Madinah. Keberhasilan Mush’ab tidak
lepas dari metode dakwah yang diterapkannya. Ia pandai memilih ayat yang dapat
melembutkan pikiran dan membuka akal sehingga penduduk Madinah mau menerima
agama baru yang didakwahkannya.
- HIJRAH
Setelah berjuang menanamkan aqidah selama 13 tahun di Mekah, Rasul kemudian
berhijrah ke Madinah. Di Madinah fokus dakwah Rasul lebih pada hal-hal yang
berkaitan dengan muamalah. Penegakan hukum fiqh terjadi ketika Rasul berdakwah
di Madinah.
- Asas pembangunan masyarakat baru
Sejak Rasulullah tinggal menetap di Madinah, beliau mencurahkan segala
perhatiannya untuk melatakkan dasar-dasar untuk menegakkan tugas risalahnya,
yaitu:
a) Memperkokoh hubungan umat Islam dengan Tuhannya
Dalam rangka memperkokoh hubungan umat Islam dengan Tuhannya, maka yang
pertama kali Rasul lakukan setibanya di Madinah adalah membangun Masjid.
tempat masjid yang dibangun adalah tempat dimana unta yang beliau tunggangi
berhenti ketika baru tiba di Madinah.
Ketika pembangunan masjid ini, rasul bahkan tidak segan-segan turut serta
bekerja dalam pembangunan ini, tanpa merasa lebih istimewa. Hal inilah yang
kemudian menambah semangat kaum Muslimin
b) Memperkokoh hubungan antarumat Islam
Rasulullah membina rasa persudaran antar sesama muslim atas dasar persudaraan
yang sempurna dengan menghapuskan rasa ke-aku-an sehingga hilanglah
fanatisme kesukuan, runtuhlah diskriminasi keturunan, warna kulit, asal usul
kedaerahan dan kebangsaan.
c) Mengatur hubungan antara umat Islam dengan orang-orang non-Muslim.
Dalam menjaga hubunganya dengan non-Muslim, Rasulullah menetapkan aturan
yang sangat toleran, menerima keberadaan orang Yahudi dan pagan di Madinah.
Bahkan Rasulullah mengikat perjanjian perdamaian dengan kedua golongan
tersebut.
Perjanjian tersebut dimaksudkan untuk menjamin ketentraman di Madinah.
Dalam perjanjian tersebut tercermin adanya kebebasan beragama, saling tolong
menolong dan menjaga hubungan baik dan memelihara hak-hak individu dan
masyarakat.

- Penegakan hukum fiqh


Mengutip tulisan dari Muhammad Sahrul M: “prinsip kehidupan yang dibangun nabi
SAW sendiri basisnya didasarkan pada prinsip tauhid yang meletakkan manusia
berkedudukan setara di hadapan Allah dan hukum-hukumnya. Maka dari itu keadilan
dipandang sebagai satu elemen yang sangat mendasar dan senantiasa ditegaskan oleh
Allah dalam beberapa ayat-ayat al-Quran seperti dalam QS. Al-nisā: 57, QS. Al-
māidah : 8 , QS. Al-an`ām:153 dan lain-lain.”
Setibanya nabi muhammad di Madinah, beliau lantas mempersaudarakan antara
kaum muslimin Mekah (muhajirin) dengan penduduk asli Madinah (anshar).
Rasulullah tampil menjadi pemimpin negara sekaligus pemegang otoritas jurisdiksi.
Rasulullah juga mengikat perjanjian antara kaum muslimin dengan kaum yahudi dan
nasrani Madinah dan tertuang dalam piagam Madinah. Piagam madinah merupakan
bukti adanya persatuan yang damai dalam perbedaan.

- Perkembangan Fiqh
Dakwah Rasulullah yang terfokus pada penegakan hukum fiqh terjadi Ketika Rasul
telah berhijrah ke Madinah.
Pada periode Mekah, ayat hukum yang turun tidak banyak dan biasanya selalu terkait
dengan rangkaian dakwah dalam upayanya untuk mewujudkan evolusi aqidah dalam
rangka merubah system kepercayaan jahiliyah menuju tauhid (penanaman dan
penguatan aqidah Islamiyah). Hukum-hukum fiqh turun secara bertahap ketika Rasul
telah berhijrah ke Madinah. Rasul sebagai pemegang otoritas penentuan hukum.
Hukum ini bersumber dari al-Qur’an dan sunnah Rasul.
Para ulama fiqh menyebut periode dakwah Nabi Ketika di Madinah ini sebagai
periode revolusi social dan politik. Hukum-hukum yang Rasul terapkan,
pelaksanaannya selalu berprinsip pada keadilan tanpa memandang sesiapapun, baik
yang memiliki kedudukan, kekayaan, kemuliaan nasab dan sebagainya.

- Beberapa peristiwa yang terjadi pada masa penegakan hukum fiqh


Ayat-ayat yang berisi syariat secara rinci guna mengatur kehidupan individual dan
social turun pada periode Madinah. Hukum-hukum tersebut menjelaskan kaidah-
kaidah halal dan haram setapak demi setapak hingga mencapai titik terakhir
ditetapkannya hukum syariat.
Berbagai macam perundangan dan sanksinya telah ditetapkan seperti masalah shalat,
puasa, zakat maupun hukum-hukum yang berkaitan dengan muamalah.
a) Hukum berlaku bagi siapa saja
Sebuah Riwayat dari Aisyah mendeskripsikan bahwasanya ada sebuah peristiwa
dimana seorang perempuan bangsawan dari Bani Makhzum kedapatan melakukan
pencurian dan menjadi perhatian bangsa Quraisy kala itu. Mereka lantas
berencana untuk meminta keringanan hukuman bagi wanita tersebut karena ia
adalah wanita bangsawan. Setelah persoalan tersebut dihadapkan kepada
Rasulullah, maka Rasul menolak ajuan keringanan hukuman itu, bahkan Rasul
kemudian bersabda: “sesungguhnya umat sebelum kalian celaka karena
membiarkan dari kalangan bangsawan ketika mencuri, namun jika yang mencuri
adalah adalah berasal dari masyarakat biasa, mereka menjatuhkan hukuman
kepadanya. Demi Allah, seandainya Fatimah putri Muhammad mencuri maka
akupun akan memotong tangannya”
Dari peristiwa ini kita dapat melihat bagaimana Rasul menegakkan hukum tanpa
pandang bulu. Hukum adalah milik semua orang, tidak ada hukum yang tumpul
keatas namun tajam kebawah.
b) Hukum Penghapusan riba
Praktek riba dalam masyarakat jahiliyah sudah luas dipraktekkan hingga turunlah
ayat yang melarang praktek riba. Praktek riba banyak dilakukan oleh para
sahabat, termasuk oleh Abbas paman Rasulullah. Setelah turun ayat yang
mengharamkan riba, maka seluruh transaksi riba harus dibatalkan. Namun riba
yang terlanjur dilakukan sebelum ayat ini turun, maka tidak perlu dikembalikan.
Ketika haji wada’ Rasulullah menyatakan bahwa riba jahiliyah telah dilarang
hingga hari kiamat. Sebagaimana hadis yang yang diriwayatkan oleh Abu Dawud:
“sesungguhnya seluruh riba jahiliyah telah dihapus. Bagi kalian pokok harta
kalian. Kalian tidak boleh mendzalimi dan tidak pula didzalimi”
Hukum penghapusan riba yang pertama kali diterapkan oleh Rasul justru berlaku
kepada kerabat beliau terlebih dahulu sebagaimana terdapat dalam hadis: ”Riba
jahiliyah telah dihapus, dan riba yang pertama kali aku hapus adalah riba Abbas
bin Abdul Muthalib. Maka riba jahiliyah dihapus seluruhnya”
Dari peristiwa diatas, kita dapat mengetahui bagaimana Rasul menegakkan
hukum yang Allah tetapkan justru berawal dari keluarga beliau sendiri. Dan inilah
yang seharusnya dilakukan oleh para pemimpin, sehingga hukum benar-benar
dapat bediri dengan tegak.
c) Persamaan hak
Dalam membangun sebuah pemerintahan di Madinah, Rasulullah memberikan
kedudukan yang sama atas seluruh penduduk negara. Perbedaan suku, warna
kulit, maupun kepercayaan tidak mempengaruhi prinsip penegakan hukum.
Kedudukan warga negara Madinah adalah sama. Kaum minoritas (Yahudi)
dijamin keamanan jiwa dan hartanya sama seperti kaum mayoritas (Muslim).
Kaum Muslimin berkewajiban membayar zakat sedangkan kaum Yahudi
berkewajiban membayar jizyah sebagai bentuk pengabdian terhadap negara.
- Dalam penegakan hukum maka prinsip-prinsip yang Rasul bangun adalah
a) Keadilan
Adil adalah bersikap lurus, tidak berat sebelah dan menjunjung tinggi nilai
kebenaran, menghukum siapapun yang bersalah tanpa pilih kasih dan pandang
bulu. Prinsip persamaan dalam hukum harus ditegakkan.
b) Hukum harus ditegakkan dengan sebenar-benarnya.
Tidak boleh hukum ini hanya milik segelintir orang yang berada dalam lingkaran
kekuasaan. Bahkan hukum dapat dijual beli dan dipermainkan oleh mereka yang
memiliki kekuasaan.
c) Murka Allah atas pemegang kekuasaan yang abai
Apabila keadilan dan penegakan hukum ini diabaikan oleh para pemangku
kekuasaan, maka kehancuran pasti akan terjadi. Karena itulah Rasul sangat murka
bahkan ancaman siksa yang pedih atas penguasa dan hakim yang tidak
menegakkan keadilan.
MATERI 4
PERISTIWA DAKWAH DAN POLITIK PADA ZAMAN NABI

 Politik
Kata politik berasal dari kata polis yang bermakna negara kota. Miriam Budiharjo
menyatakan bahwa politik merupakan bermacam kegiatan dalam suatu system politik
yang menyangkut proses menentukan tujuan dari system tersebut dan cara mencapai
tujuan tersebut.
 Kondisi Sosio-Politik Mekah
Sebelum kelahiran Muhammad, Mekah merupakan sebuah kota metropolis yang ramai
dikunjungi oleh berbagai negara yang menyebabkan penduduk Mekah berada dalam
kemakmuran. Letak geografis kota Mekah yang berada ditengah jalur perdagangan juga
merupakan hal yang menjadikan kota Mekah sebagai pusat perdagangan.
Kekuasaan bangsa Arab pra-Islam ada ditangan qabalah. Kendali ekonomi wilayah
Mekah ada ditangan suku Quraisy yang secara sosio-politik merupakan suku yang
berkuasa di Mekah. Kepemimpinan suku Quraisy terutama terlihat dalam pengelolaan
ka’bah sebagai pusat peribadatan ketika itu. Sejumlah jabatan penting dalam pengelolaan
ka’bah tersebut diperebutkan di antara mereka. Jabatan tersebut meliputi hijaba (penjaga
pintu ka’bah/pemegang kunci ka‟bah), siqāya’ (penyediaan air bagi para peziarah),
rifada (penyediaan makanan bagi para peziarah), nadwa (pimpinan rapat tahunan), liwā’
(pemegang panji tentara perang), dan qiyāda (pimpinan pasukan perang).
 Sejarah Politik Nabi
Bagi sebagian orang, sejarah perkembangan Islam lebih banyak ditandai dengan nuansa
politik. Pada saat berdakwah di Mekah, rasulullah sangat sulit untuk meraih simpati dan
pengikut dari penduduk Mekah. Setelah berbagai upaya tidak membuahkan hasil,
Rasulullah kemudian berhijrah ke Madinah. Sejarah menunjukkan Islam tampil di pentas
politik semenjak Rasulullah berhijrah ke Madinah pada tahun pertama Hijriyah atau
bertepatan dengan 622 M.
Sebelum hijrah ke Madinah, Rasul mencoba untuk membawa umatnya hijrah ke
Habasyah dan Tha’if, namun situasi politik tidak berpihak pada Rasul. Rasul kemudian
berhijrah ke Madinah, terlebih setelah beberapa utusan datang dan meminta Nabi menjadi
hakim atas konflik antar suku yang terjadi di Madinah.
Kekuasaan Rasulullah selama periode Madinah meliputi semenanjung Arabia. Selama
hidupnya, Rasulullah menjalankan perannya sebagai Nabi, pembuat hukum, pemimpin
agama, hakim, komandan pasukan dan sekaligus kepala pemerintahan. Nabi Muhammad
SAW membangun pemerintahan di Madinah bukan bercorak monarki absolut. Jika
dibandingkan dengan bentuk pemerintahan yang ada di zaman modern, maka
pemerintahan Beliau lebih bercorak demokratis. Keberadaan Nabi sebagai pemimpin
masyarakat Madinah yang oleh banyak sejarawan disebut sebagai kepala negara melalui
proses penunjukan dan kesepakatan orang banyak. Rasul berhasil tampil menjadi
penengah pertikaian dan mampu membawa masyarakat Madinah bersatu dalam
kemajemukan, beliau tampil tidak hanya sebagai pemimpin agama namun juga sebagai
pemimpin negara. Missi kerasulan yang ditopang kekuatan politis membuat ajaran Islam
lebih mudah diterima masyarakat.

Langkah politik pertama yang dilakukan Nabi adalah mengganti nama Yatsrib dengan
Madīnah, atau Madīnat al-Nabī yang berarti “kota Nabi”. Secara bahasa kata madīnah
berasal dari akar kata yang sama dengan madanīyah dan tamaddun, yang artinya
“peradaban”, “civilization”. Maka istilah madīnah berarti “tempat peradaban, hidup
beradab, berkesopanan, dan teratur dengan hukum-hukum yang ditaati oleh semua warga,
hidup dalam jiwa persaudaraan (ukhūwwah) diantara semua anggota masyarakat”.
Langkah berikutnya, Nabi mengadakan perjanjian hidup bersama secara damai di antara
berbagai kelompok yang ada di Madinah, baik antara kelompok-kelompok muslim
maupun kelompok-kelompok Yahudi. Kesepakatan-kesepakatan bersama tersebut ditulis
dalam satu naskah yang dikenal dengan sebutan “Konstitusi Madinah” (Shahīfat al-
Madīnah). Konstitusi itu menjamin kepastian hak dan kewajiban berbagai pihak dalam
penyelenggaraan pemerintahan. Sejarawan pada umumnya menyatakan bahwa Piagam
Madinah yang diberlakukan pada pemerintahan Rasulullah merupakan konstitusi modern
tertua sepanjang sejarah. Dalam perkembangannya, Konstitusi Madinah ini tidak dapat
berjalan dengan baik disebabkan krn penghianatan yang dilakukan oleh kelompok
Yahudi
Menurut Marshal Hodgson kendala untuk menerapkan Konstitusi Madinah secara utuh
bisa jadi disebabkan esensinya yang jauh berbeda dengan pola umum kehidupan di
Jazirah Arab ketika itu, yakni pranata kepemimpinan atas dasar kesukuan (tribalism) dan
keturunan. Nabi melalui gagasan Konstitusi Madinah berupaya membendung arus tradisi
Arab tersebut, untuk diganti dengan pola hidup sosial dengan pranata kepemimpinan
yang mapan dan rasional. Dalam Konstitusi Madinah, Nabi memperkenalkan istilah baru,
ummah. Istilah ini menunjuk pada semua warga yang terlibat dalam perjanjian Madinah
dengan berbagai latar belakang agama, wilayah, dan suku bangsa.
Istilah ummah bagi masyarakat Arab ketika itu tergolong baru, karena sebelumnya
mereka terbiasa dengan sebutan qabilah yang menunjukkan semangat kelompok dan
kesukuan yang cenderung memecah belah. Melalui istilah tersebut, Nabi hendak
menegaskan bahwa “negara” yang baru dibangun berdiri di atas prinsip persatuan
kebangsaan demi mencapai cita-cita bersama. Melalui istilah ummah Nabi berupaya
mengikis habis semangat-semangat komunal yang telah mendarah daging dalam tradisi
Arab.
 Pola Corak Kepemimpinan Nabi
Beberapa peneliti dan penulis Barat mengakui kesuksesan beliau sebagai seorang
pemimpin.
- Michael H Hars
Dalam bukunya Hars menempatkan Nabi sebagai rangking pertama pemimpin dunia.
Sosok Muhammad dikatakan sebagai penyebar agama Islam, penguasa Arabia,
mempunyai karir politik dan keagamaan yang luar biasa, namun tetap seimbang dan
serasi sehingga membuatnya memiliki banyak pengikut, bahkan menjadi panutan
masyarakat dunia hingga sekarang.
Hart menilai Muhammad sebagai tokoh paling berpengaruh sepanjang sejarah
manusia. Menurut Hart, Muhammad adalah satu-satunya orang yang mampu meraih
kesuksesan luar biasa dalam hal spiritual maupun sosial.
Hart mencatat bahwa Muhammad mampu mengelola bangsa yang awalnya egoistis,
barbar, terbelakang, dan terpecah-belah oleh sentimen kesukuan menjadi bangsa yang
maju dalam bidang ekonomi, kebudayaan, dan kemiliteran bahkan sanggup
mengalahkan pasukan Romawi yang saat itu merupakan kekuatan militer terdepan di
dunia.
- Robert N Bellah
Menyatakan bahwa nabi Muhammadlah yang memulai pemerintahan demokratis dan
bukanlah Amerika. Walaupun sebenarnya terlalu dini untuk menerapkan
pemerintahan demokratis pada masa tersebut
Muhammad tidak memulai dakwahnya dalam sebuah kerajaan dunia yang besar dan
terorganisasikan dengan baik, tetapi hanya dalam sebuah masyarakat kesukuan yang
belum mencapai struktur politik yang dapat disebut negara.
Dalam sebuah masyarakat di mana hampir setiap hubungan penting dinyatakan dalam
kerangka ikatan keluarga, Muhammad harus mengembangkan suatu organisasi politik
yang dapat mengatasinya.
Lebih lanjut Bellah menyatakan di bawah kepemimpinan Muhammad, masyarakat
Arab telah membuat suatu langkah maju yang mencolok dalam hal kompleksitas
sosial dan kapasitas politiknya
Masyarakat Islam awal dapat disebut modern dalam hal tingginya tingkat komitmen,
keterlibatan dan partisipasi yang diharapkan dari segenap lapisan masyarakat,
keterbukaan posisi pimpinannya untuk dapat dinilai kemampuannya berdasarkan
landasan-landasan yang universalistik, dan hal itu disimbolkan oleh upaya untuk
melembagakan jabatan pucuk pimpinan yang tidak berdasarkan garis keturunan.
- John L. Esposito
Dalam masyarakat Madinah Muhammad merupakan pemuka politik, pemuka agama,
kepala negara,panglima militer, hakim agung dan pembentuk hukum.
Islam di Madinah makin memperlihatkan kristalisasinya sebagai sebuah keimanan
dan sebuah system sosio-politik dibawah bimbingan Muhammad.
Dalam sejarah filsafat politik dikemukakan bahwa pada abad ke -4 SM, Plato telah
mengungkapkan demokrasi sebagai suatu bentuk pemerintahan dan dipraktekkan di
Athena selalu berujung anarkis. Mungkin kenyataan ini membuat Aristoteles
menilainya sebagai bentuk pemerintahan yang buruk. pemerintahan demokratis tidak
pernah dapat dilaksanakan sebelum Nabi Muhammad melakukannya di Madinah
- Khalid Muhammad Khalid
Persesuaian Islam dan demokrasi antara lain mengemukakan bahwa hak-hak manusia
adalah hak-hak Allah. Beliau menjelaskan bahwa penghormatan kepada Allah dan
memelihara hak hak-Nya berhubungan langsung dengan penghormatan terhadap
sesama manusia dan memelihara hak-haknya.
Islam menentang feodalisme. Misi para Nabi Allah juga menentang hal itu.
Pemerintahan demokratis pada hakekatnya pemerintahan yang dikehendaki segala
bangsa. praktek kenegaraan Nabi Muhammad SAW menjadi inspirasi bagi
penyelenggaraan tata negara modern yang demokratis.
MATERI 5

MASA KHULAFAURRASYIDIN

DAKWAH DALAM SITUASI PERANG PENGGANTI RASULULLAH

Dalam perannya sebagai pembuat hukum, pemimpin, hakim, komandan pasukan dan kepala
pemerintahan sepeninggal Nabi, maka tampuk pimpinan dipegang oleh Khalifah. Masalah
pertama yang dihadapai umat Islam sepeninggal Rasul adalah mengenai siapakah pengganti
beliau, terlebih Rasulullah tidak menunjuk siapakah yang menjadi pengganti beliau. Munculnya
berbagai kepentingan yang berbeda setelah wafatnya Rasulullah tidak dapat dihindari.
Persaingan perebutan kekuasaan yang paling keras terjadi antara kuam Anshar, Muhajirin dan
bani Hasyim. Melalui konspirasi Umar dan Abu Ubaidah, maka Abu Bakar tampil menjadi sosok
pengganti Rasulullah (Khalifah)

A. ABU BAKAR
Masa kekhalifahan Abu bakar dari tahun 632-634 M
Pidato inaugurasi Abu Bakar yang disampaikan sehari setelah pengangkatan beliau:
“Wahai manusia! Aku telah diangkat untuk mengendalikan urusanmu, padahal aku
bukanlah orang yang terbaik diantaramu. Maka jikalau aku dapat menunaikan tugasku
dengan baik, bantulah (ikutlah) aku, tetapi jika aku berlaku salah, maka luruskanlah!
Orang yang kamu anggap kuat, aku pandang lemah sampai aku dapat mengambil hak dari
padanya. Sedangkan orang yang kamu lihat lemah, aku pandang kuat sampai aku dapat
mengembalikan haknya kepadanya. Maka hendakklah kamu taat kepadaku selama aku
taat kepada Allah dan Rasul-Nya, namun bila mana aku tiada mematuhi Allah dan Rasul-
Nya, kamu tidak perlu mematuhiku”.
Kekuasaan yang dijalankan pada masa Khalifah Abu Bakar, bersifat sentral (kekuasaan
legislatif, eksekutif, dan yudikatif terpusat pada pemimpin tertinggi.
Peperangan di Zaman Abu Bakar
a) Perang Riddah
Pada masa kekhalifahan Abu Bakar lebih banyak diwarnai dengan peperangan riddah.
Potensi perpecahan yang menjadi ciri khas bangsa Arab Kembali menampakkan
wujudnya pasca wafatnya Rasulullah. Masalah pertama yang dihadapi Abu Bakar
adalah munculnya Nabi palsu. Suku-suku di Yaman, Yamamah dan Oman menolak
membayar zakat ke Madinah. Khalid bin Walid adalah panglima perang yang
ditugaskan untuk menumpas para pemberontak. Pasukan Islam berhasil
menundukkan beberapa suku didataran Arab tengah, diantaranya suku Thayyi, suku
Asad dan Thulaihah dan terakhir suku Banu Hanifah di Yamamah yang menjadi
pengikut Musailamah, sang Nabi palsu. Ketika peperangan melawan pasukan
Musailamah di Yamamah, pasukan Muslimin banyak yang gugur, termasuk sebanyak
70 penghafal al-Qur’an. Perang yang terjadi di Bahrain, Oman, Hadramaut dan
Yaman yang menjadi markas al-Aswad seorang Nabi palsu. Khalifah Abu Bakar
memberikan dua pilihan yakni tunduk tanpa syarat atau diperangi hingga binasa.
Langkah ini dimaksudkan untuk menciptakan stabilitas
b) Penaklukan Suriah
Pasukan Islam dibawah pimpinan Amr bin Ash, Yazid bin Abu Sofyan dan Surahbil
Ibn Hasanah bergerak untuk menaklukkan Suriah. Yazid berhasil mengalahkan
Sergius seorang patrik dari Palestina yang bermarkaz di Caesarea Ketika bertempur di
lembah Arabah. Pasukan Bizantium dibawah pimpinan Theodorus mencoba melawan
pasukan islam. Khalid bin Walid dan pasukannya berhasil menguasai Hirah di Irak.
Ayn al-Tamr, sebuah benteng di gurun sebelah selatan Kufah juga berhasil dikuasai
pasukan Khalid kemudian bergerak dari Hirah menuju Dumah (terletak antara Irak
dan Suriah).
Dari Dumah, pasukan Khalid bergerak melintasi Wadi Sirhan menuju Bushra, pintu
gerbang Suriah yang pertama. Karena di Bushra banyak benteng, Khalid dan
pasukannya kemudian bergerak menuju Quranir dan menuju Suwa, gerbang kedua
Suriah. Di Damaskus pasukan Khalid berhadapan dengan pasukan Bizantium. Setelah
berhadapan dengan pasukan Bizantium, Khalid dan pasukannya berhasil
mengalahkan pasukan Kristen Gassan di Marja Rahit yang kemudian menuju Bushra
dan memperoleh kemenangan.

Kemajuan yang dicapai pada Masa Pemerintahan Abu Bakar

a) Membudayakan Musyawarah dalam tiap persoalan


b) Membangun pemerintahan yang tertib dari pusat hingga daerah
c) Membangun militer yang Tangguh dan disiplin
d) Mengumpulkan (mengkodifikasikan) al-Qur’an menjadi satu mushaf
e) Membangun baitul mal serta memberdayakan zakat, infaq, serta ghanimah dan jizyah
untuk kesejahteraan rakyat.
f) Ekspansi wilayah kekuasaan Islam

Wafatnya Khalifah Abu Bakar

Setelah dua tahun menjalankan tugas ke khalifahan dan meneruskan dakwah Islam
hingga ke wilayah Irak dan Suriah, Khalifah Abu Bakar meninggal dunia pada hari senin
23 agustus 634. Khalifah Abu Bakar meninggal dunia dalam usia 63 tahun, setelah sakit
selama 15 hari.

B. UMAR BIN KHATAB


Dua tahun kepemimpinan Abu bakar belum cukup menjamin stabilitas keamanan
terkendali. Ketika Abu Bakar sakit dan merasa ajalnya sudah dekat, ia bermusyawarah
dengan para pemuka sahabat, kemudian mengangkat Umar sebagai penggantinya dengan
maksud untuk mencegah kemungkinan terjadinya perselisihan dan perpecahan di
kalangan umat Islam. Umar bin Khatab memegang amanah sebagai khalifah kedua
selama 10 tahun (634-644 M). Khalifah Umar sangat disayangi rakyatnya karena beliau
sangat memperhatikan kehidupan seluruh rakyatnya tanpa memandang agama, suku dan
keturunannya. Khalifah Umar biasa blusukan untuk melihat langsung kondisi rakyatnya
Peperangan di Masa Umar bin Khatab
a) Perang Yarmuk
Umar meneruskan ekspansi wilayah yang di mulai sejak khalifah Abu Bakar. Yarmuk
adalah sebuah lembah anak sungai di sebelah timur Yordania. Perang Yarmuk
mencapai puncaknya pada tanggal 20 Agustus 636 M. Suriah akhirnya jatuh ke
pangkuan pasukan Muslimin dan panglima perang pasukan Bizantium yakni
Theodorus, adik dari kaisar Heraclius, gugur dalam perang Yarmuk. Khalid bin Walid
yang semula menjadi panglima perang pada masa Abu Bakar kemudian digantikan
oleh Abu Ubaidah bin Jarrah di masa khalifah Umar bin Khatab.
b) Penaklukan Yerusalem
Surahbil dan ‘Amr bin Ash bersama pasukannya meneruskan penaklukan atas Baysan
dan Yarusalem. Setelah Yerusalem jatuh ke pangkuan wilayah Islam, khalifah Umar
berkunjung ke Yerusalem dan bertemu dengan patrik Yerusalem, Sophorius
menemani khalifah berkeliling dengan pakaiannya yang sederhana yang tidak
menggambarkan seorang khalifah. Sophorius mengatakan:”Sungguh, inilah
kesahajaan dan kegetiran yang dikabarkan oleh Daniel sang Nabi ketika ia berdiri di
tempat suci ini”.
c) Penaklukan Mesir
Dari Suriah, pasukan islam dibawah pimpinan Amr bin Ash menyerang Mesir yang
sudah dikuasai oleh Romawi sejak 30 tahun SM. Mesir adalah pemasok gandum yang
utama bagi Romawi. Pajak tinggi yang dikenakan Romawi terhadap Mesir
menyebabkan timbul berbagai kekacauan di seluruh negeri. Mesir dapat ditaklukkan
oleh pasukan Muslimin pada tahun 20 H
d) Penaklukan Persia
Pada tahun 637 M, al-Qadisiyah, sebuah kota deket Irak dapat dikuasai tantara Islam.
Serangan dilanjutkan ke al-Madain, ibukota Persia, yang akhirnya jatuh dalam
kekuasaan Islam pada tahun 637 M. Pada tahun 641 M, Mosul pun dapat dikuasai.
Dibawah kepemimpinan khalifah Umar, Islam berhasil mengambil alih Mesopotamia
dan sebagian Persia dari tangan dinasti Sassanid serta mengambil alih Mesir,
Palestina, Suriah, dan Armenia dari kekaisaran Romawi (Byzantium). Operasi-
operasi militer yang dilakukan oleh Khalid bin Walid, ‘Amr bin Ash dan lain-lain di
Irak, Syiria/Suriah, dan Mesir termasuk yang paling gemilang dalam sejarah ilmu
siasat perang dan tidak kalah jika di bandingkan dengan Napoleon, Hanibal atau
Iskandar Zulkarnain. Wilayah kekuasaan Islam pada masa khalifah Umar bin Khatab
sudah meliputi Jazirah Arabia, Palestina, Syiria, sebagian besar wilayah Persia, dan
Mesir.

Kemajuan yang dicapai pada Masa Umar

a) Khalifah Umar membuat dasar-dasar bagi suatu pemerintahan yang handal untuk
melayani tuntutan masyarakat baru yang terus berkembang
b) Umar mendirikan beberapa dewan, baitul mal, mencetak uang, membentuk kesatuan
tentara untuk melindungi daerah tapal batas, mengatur dan menertibkan system gaji,
mengangkat para hakim dan menyelenggarakan “hisbah”.
c) Administrasi pemerintahan diatur menjadi delapan wilayah propinsi: Makkah,
Madinah, Suria, Jazirah Basrah, Kufah, Palestina, dan Mesir
d) Meletakkan prinsip-prinsip demokratis dalam pemerintahannya
e) Umar tidak memberikan hak istimewa tertentu. Tiada istana atau pakaian kebesaran,
baik untuk Umar sendiri maupun bawahannya sehingga tidak ada perbedaan antara
penguasa dan rakyat, dan mereka setiap waktu dapat dihubungi oleh rakyat.
f) Pada masa Umar bin khatab mulai dirintis tata cara menata struktur pemerintahan
yang bercorak desentralisasi. Mulai sejak masa Umar pemerintahan dikelola oleh
pemerintahan pusat dan pemerintahan propinsi
g) Membentuk departemen (mengadopsi dari Persia) yang bertugas untuk
menyampaikan perintah dari pemerintah pusat ke daerah-daerah dan menyampaikan
laporan tentang perilaku dan tindakan penguasa daerah kepada khalifah.
h) Lembaga yudikatif dipisahkan dari pengaruh badan pemerintahan (eksekutif) dengan
didirikannya lembaga pengadilan
i) Mendirikan lembaga formal yang disebut lembaga penerangan dan pembinaan hukum
islam
j) Penyusunan pemerintah Islam dan peraturan pemerintah yang tidak bertentangan
dengan ajaran Islam dan mencanangkan administrasi tata negara
k) Membuat dan menetapkan penanggalan Hijriyah
l) Meninjau ulang zakat bagi muallaf
m) Memusatkan Pendidikan agama di kota Madinah
n) Mendirikan masjid pada setiap daerah taklukan yang berfungsi sebagai ibadah dan
pusat Pendidikan
o) Mengirim guru-guru ke daerah taklukan untuk mengajarkan al-Quran

Wafatnya Khalifah Umar bin Khatab

Umar wafat setelah 3 hari sakit akibat penusukan yang dilakukan oleh Abu Lu’luah
(seorang budak Persia) Ketika Umar hendak jamaah subuh. Sebelum wafat Umat
membentuk dewan Syura (dewan presidium) yang bertugas untuk memilih calon
pengganti sang Khalifah. Umar wafat pada tahun 644 M.

C. USMAN BIN AFFAN


Masa pemerintahan Usman berlangsung selama 12 tahun dari tahun 644-656 M. Para
sejarawan membagi peride pemerintahan Usman menjadi 2 bagian yakni masa kejayaan
(6 tahun pertama) dan masa pemerintahan yang buruk (6tahun kedua). Beberapa tahun
pertama Usman meneruskan kebijakan Umar. Daerah taklukan terus dilindungi dan
dikembangkan. Wilayah Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes, dan bagian yang tersisa dari
Persia, Transoxania, serta Tabaristall berhasil direbut
Peperangan di Masa Usman
a) Perang Zatis Sawari (Perang tiang Kapal)
Pasukan Muslim yang ada di Mesir diperintahkan untuk memasuki Afrika Utara.
Perang Zatis Sawari terjadi di Laut Tengah dekat kota Iskandariyah, antara tentara
Romawi di bawah pimpinan Kaisar Constantin dengan Laskar Muslim pimpinan
Abdullah bin Abi Sarah. Perang ini melibatkan 1ooo kapal dengan 200 kapal pasukan
Islam dan 800 kapal tantara Romawi, kemenangan ada di pihak kaum Muslimin.
Pasukan Islam bergerak dari kota Basrah untuk menaklukkan sisa wilayah kerajaan
Sasan dari Irak, dan dari kota Kufah, Gelombang kaum muslimin menyerbu beberapa
provinsi di sekitar Laut Kaspia.

Kemajuan yang dicapai pada Masa Usman

a) Perluasan wilayah hingga ke wilayah Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes, dan bagian
yang tersisa dari Persia, Transoxania, serta Tabaristall
b) Penyusunan al-Qur’an (mushaf Usmani) untuk mengatasi ragam cara baca yang
berbeda-beda atas al-Qur’an yang menyebabkan pertikaian diantara kaum Muslimin
c) Beberapa salinan naskah Alquran dikirimkan ke berbagai wilayah kegubernuran
sebagai pedoman bacaan
d) Membangun sebuah bendungan yang besar untuk melindungi Madinah dari bahaya
banjir dan mengatur persediaan air untuk kota itu

Kemunduran Masa Pemerintahan Usman

 Usman merupakan orang yang shalih, dan lemah lembut. Namun ia banyak terikat
dengan kepentingan suku Quraisy terutama Bani Umayyah.
 Usman banyak menempatkan keluarga besarnya dari Bani Umayyah untuk
menduduki kursi jabatan pemerintahan
 Usman menekankan sistem kekuasaan sentralistik yang menguasai seluruh
pendapatan propinsi dan menetapkan seorang juru hitung dari keluarganya sendiri
 Berbagai persoalan politik dan pembagian kekuasaan kepada kerabat Khalifah
membuat rakyat tidak puas dengan pemerintahan Usman
 Sistem pemerintahan Umar yang tegas dan pemerintahan Usman yang lembek dan
nepotisme membuat rakyat semakin tidak menyukai pemerintahan khalifah Usman
 Mosi tidak percaya dari rakyat semakin meluas dan gelombang pemberontakan terjadi
dimana-mana
 Situasi politik di masa pemerintahan Usman semakin memanas
 Puncaknya pada tahun 17 juni 656 M (35H), para pemberontak menyerbu rumah
khalifah, dan dua orang bangsa Mesir membunuh Usman. Kematian Usman dengan
cara tersebut menyebabkan huru hara di kalangan kaum muslimin sehingga ribuan
pemuda yang tidak berdosa telah menjadi korban

Wafatnya Khalifah Usman

Setelah memerintah selama 12 tahun dan di akhir pemerintahannya terjadi ketidakstabilan


pemerintahan, khalifah Usman wafat dalam usia 82 tahun. Usman wafat akibat
pembunuhan yang dilakukan oleh para pemberontak yang menerobos masuk kerumah
beliau, Ketika beliau sedang membaca al-Qur’an. Usman wafat pada tanggal 17 Juni 656
M.

D. ALI BIN ABI THALIB


Ali merupakan sepupu sekaligus menantu Nabi. Khalifah Ali memerintah selama kurang
lebih 4 tahun 9 bulan. Pasca pembunuhan khalifah Usman, keadaan keamanan di kota
Madiah menjadi sangat rawan. Ali terpilih menggantikan tugas kekhalifahan secara
aklamasi dan memerima baiat dari sejumlah kaum Muslimin. Kebijakan-kebijakan yang
diambil oleh Ali segera setelah menjadi khalifah adalah memberhentikan para gubernur
yang diangkat di era Usman dan menarik sejumlah tanah yang dijadikan hadiah khalifah
Usman kdan menetapkan kebijakan kembali sebagaimana ketika di zaman Umar
Peperangan di Masa Ali bin Abi Thalib
Masa pemerintahan Ali dapat dikatakan sebagai masa yang penuh dengan pergolakan.
Masa ini dipenuhi dengan ketidakstabilan politik, akibat dari kepentingan-kepentingan
politik yang berbeda-beda dikalangan sahabat. Banyaknya pergolakan yang terjadi
mengakibatkan ketidakstabilan, banyak diantara para sahabat yang tidak mengakui
kekhalifahan Ali.
a) Perang Jamal
Dalam sejarah Islam, perang Jamal adalah perang saudara sesama Muslim pertama
yang terjadi bahkan melibatkan istri Rasulullah. Perang Jamal terjadi pada tahun 36 H
dan sebanyak 20.000 kaum Muslimin gugur akibat perang Jamal. Oposisi terang-
terangan ditunjukkan oleh Thalhah, Aisyah dan Zubair bin Awwam. Tuntutan
utamanya adalah mengusut kasus pembunuhan terhadap Usman. Ali sebenarnya ingin
menghindari peperangan, namun ternyata perundingan damai yang diajukan Ali
ditolak sehingga pecahlah perang jamal. Thalhah dan Zubair terbunuh Ketika hendak
melarikan diri dan Aisyah ditawan serta dikembalikan ke Madinah
b) Perang Shiffin
Kebijakan-kebijakan Ali dengan memberhentikan sejumlah gubernur yang diangkat
pada masa Usman, mengakibatkan timbulnya sejumlah pemberontakan yang
dilakukan oleh para pejabat yang kehilangan jabatannya. Setelah berhasil
memadamkan pemberontakan pada perang Jamal, Ali kemudian menuju Damaskus
untuk memadamkan pemberontakan yang dilakukan oleh Muawiyah. Pertempuran
antara Ali dan Muawiyah terjadi di kota Shiffin, sebanyak 70.000 tantara Ali
dikerahkan untuk melawan Muawiyah. Pasukan Muawiyah telah terdesak, namun
mereka mengankat al-qur’an sebagai tanda untuk berdamai dengan cara tahkim.
Khalifah Ali diwakili oleh Abu Musa al-Asy’ari sedangkan Muawiyah diwakili oleh
Amr bin Ash yang terkenal cerdik. Peristiwa tahkim ini tidak menyelesaikan masalah
namun justru menimbulkan golongan khawarij yakni golongan yang keluar dari
barisan Ali. Akibat dari perang Shiffin ini timbullah 3 kelompok politik yakni
golongan khawarij, syiah dan muawiyah. Karena adanya golongan khawarij tersebut
mengakibatkan posisi Ali semakin melemah

Wafatnya Khalifah Ali bin Abi Thalib

Pada masa pemerintahan Ali, waktu banyak dihabiskan untuk mencoba


mengkonsolidasikan kekuasaan dan memadamkan sejumlah pemberontakan. Perang
saudara sesame Muslim terjadi pada masa pemerintahan Ali Khalifah Ali wafat karena
dibunuh oleh Ibnu Muljam, seorang khawarij yang fanatik pada tanggal 10 Ramadhan 40
H (660M).
MATERI 6

DAKWAH DALAM SITUASI DAMAI DI MASA KHULAFAURRASYIDIN

A. ABU BAKAR AS-SHIDIQ


Abu bakar merupakan khalifah pertama yang menggantikan kedudukan Rasul dalam
pemerintahan. Setelah Rasulullah wafat, banyak diantara kaum Muslimin yang masih
lemah imannya yang membelot.
Pembelotan ini dapat digolongkan menjadi 3 yakni:
1) Yang mengkalim kenabian
2) Meninggalkan Islam dan Kembali pada keyakinan semula
3) Tidak mengakui pemerintahan Madinah, menolak membayar zakat

Dakwah Abu Bakar dalam situasi damai

Semenjak sebelum memeluk Islam, Abu Bakar dikenal sebagai seorang yang berakhlak
mulia,tidak pernah menyembah berhala dan minum minuman keras, ahli nasab, pedagang
yang lihai, dermawan, supel sehingga beliau banyak disukai. Setelah mengikuti dakwah
Rasulullah, Abu Bakar menjadi orang yang giat mendakwahkan agama Islam. Setelah
menjabat menjadi Khalifah yang menggantikan kedudukan Rasulullah, Abu Bakar
berpidato dan isi dari pidatonya merupakan gambaran arah politik Abu Bakar.

Prinsip-prinsip Abu Bakar dalam menjalankan kepemimpinan:

1) Kebebasan dalam berpendapat


2) Adil dan melindungi orang-orang yang lemah
3) Kejujuran adalah sebuah amanat yg harus ditegakkan
4) Jihad dengan sebenarnya
5) Taat kepada pemimpin, selama pemimpin taat kepada Allah dan RasulNya

Setelah perang menghadapi para pembelot, kondisi pemerintahan mulai stabil. Gerakan
dakwah utama Abu Bakar dalam situasi damai adalah pengumpulan al-Qur’an.

B. UMAR BIN KHATAB

Pada masa pemerintahan Umar bin Khatab, kondisi politik sudah stabil. Ekspansi Islam
era Abu Bakar diteruskan oleh Umar. Semakin meluasnya wilayah Islam, membuat
muncul persoalan-persoalan baru yang pada masa Rasulullah dan Abu Bakar belum ada,
Umar memilih jalan ijtihad untuk mengatasi hal tersebut. Diantaranya adalah:

1) Penetapan hukum tentang masalah-masalah baru.


2) Memperbarui organisasi dan system pemerintahan Negara, karena dizaman Rasul
organisasi negara masih sangat sederhana. Ketika di masa Umar, negara sudah terdiri
dari berbagai bangsa dan urusan yang semakin luas.

Organisasi negara secara garis besar dibedakan menjadi

1) Organisasi politik. Terdiri dari kepala negara dan pembantu kepala negara yang
membidangi urusan tertentu.
2) Administrasi negara. khalifah Umar menyusun administrasi negara menjadi bagian-
bagian (departemen)

Umar adalah seorang pemimpin yang sangat tegas dan adil. Seluruh penduduk yang
dalam pemerintahannya diperlakukan sama tanpa membedakan suku dan agamanya.
Umar juga pemimpin yang sangat sederhana, walaupun seorang khalifah ia tidak
memiliki pakaian kebesaran dan tidak berbeda dengan rakyat biasa. Umar seringkali
“blusukan” untuk melihat langsung kondisi umatnya dan apa saja yang menjadi kesulitan
rakyatnya. Umar selalu terbuka untuk menerima semua masukan dari rakyatnya. Dengan
semakin banyaknya daerah taklukan, Madinah mendapat banyak pemasukan sehingga
khalifah membangun rumah sedekah. Penggalakan semangat menuntut ilmu dengan
mendirikan pusat-pusat pendidikan.

C. USMAN BIN AFFAN

Khalifah Usman dipilih melalui pemilihan lewat badan Syura yang dibentuk oleh Umar
menjelang kewafatannya. Umar membentuk sebuah komisi yang terdiri dari enam orang
calon, dengan perintah memilih salah seorang dari mereka untuk diangkat menjadi
khalifah baru. 6 tahun pertama, Usman melanjutkan kebijakan yang dijalankan oleh
pendahulunya. Daerah yang sudah dikuasai dilindungi dan dijaga keamanan dan
stabilitasnya. Karya monumental Usman ialah penyusunan kitab suci Alquran.
Penyusunan Alquran dimaksudkan untuk mengakhiri perbedaan-perbedaan serius dalam
bacaan Alquran. Pemerataan pembangunan ditingkatkan. Majlis ilmu di Masjid Nabawi
semakin semarak. Al-Qur’an hasil penullisan di era Usman (mushaf Usmani) disalin dan
dibagikan ke kota-kota besar beserta guru yang mengajarkannya.

D. ALI BIN ABI THALIB

Ali adalah seorang yang cerdas dan juga jujur. Setelah terpilih sebagai khalifah, Ali
pindah ke Iraq. Penduduk Madinah banyak disibukkan dengan kegiatan ekonomi dan
majlis ilmu di Masjid Nabawi.
MATERI 7

DAKWAH PADA MASA KEJAYAAN BANI UMAYYAH

KHALIFAH UMAR BIN ABDUL AZIZ

A. BANI UMAYAH

Kekhalifahan Bani Umayah dimulai Ketika Muawiyah bin Abu Sofyan dinobatkan
sebagai khalifah menggantikan Hasan bin Ali yang memerintah hanya selama beberapa
bulan saja. Pemerintahan Bani Umayah di Damaskus berlangsung dari tahun 660-749 M

 Berikut adalah silsilah dari Bani Umayah

Khalifah-Khalifah Bani Umayah yang memerintah di Damaskus

No. Nama Khalifah Masa Berkuasa


1. Mu’awiyah bin Abu Sufyan (Mu’awiyah I) 41-60 H / 661-680 M
2. Yazid bin Mu’awiyah (Yazid I) 60-64 H / 680-683 M
3. Mu’awiyah bin Yazid (Mu’awiyah II) 64 H / 683 M
4. Marwan bin al-Hakam (Marwan I) 64-65 H / 683-684 M
5. Abdul-Malik bin Marwan 65-86 H / 684-705 M
6. Al-Walid bin Abdul-Malik (Al-Walid I) 86-96 H / 705-714 M
7. Sulaiman bin Abdul-Malik 96-99 H / 714-717 M
8. Umar bin Abdul-Aziz (Umar II) 99-101 H / 717-719 M
9. Yazid bin Abdul-Malik (Yazid II) 101-105 H / 719-723 M
10. Hisyam bin Abdul-Malik 105-125 H / 723-742 M
11. Al-Walid bin Yazid (Al-Walid II) 125-126 H / 742-743 M
12. Yazid bin al-Walid (Yazid III) 126 H / 743 M
13. Ibrahim bin al-Walid 126 H-127 H /743-744 M
14. Marwan bin Muhammad (Marwan II) 127-132 H/744-749 M

 Kekuasaan bani umayah

Setelah kekhalifan Ali berakhir dan digantikan oleh Hasan hanya selama 5 bulan,
kekuasaan pemerintahan Islam digantikan oleh Muawiyah. Muawiyah dinobatkan
sebagai khalifah di Yerussalem pada 40 H. Ibukota pemerintahan Islam berpindah ke
Damaskus. Masa ke-Khilafahan Bani Umayyah hanya berumur 90 tahun yaitu dimulai
pada masa kekuasaan Muawiyah Ibn Abi Sufyan, dimana pemerintahan yang bersifat
Islamiyyah berubah menjadi monarchiheridetis

Muawiyah Ibn Abu Sufyan bermaksud mencontoh monarchi di Persia dan Bizantium.
Dia tetap menggunakan istilah khalifah, namun dia memberikan interprestasi baru dari
kata-kata itu untuk mengagungkan jabatan tersebut. Dia menyebutnya "khalifah Allah"
dalam pengertian "penguasa" yang diangkat oleh Allah.

Pada masa Muawiyah, daerah kekuasan Islam meluas hingga Khurasan, dan Afghanistan.
Yazid bin Muawiyah kemudian menggantikan kedudukan ayahnya. Selama Yazid
berkuasa, Abdullah-keponakan Aisyah-melakukan pemberontakan dan mendorong
Husein untuk turut serta sehingga terjadilah peristiwa Karbala yang merenggut nyawa
cucu Rasulullah. Penduduk Hijaz menobatkan Abdullah sebagai khalifah. Yazid
mengirim pasukan ke Madinah untuk menyerang Abdullah, kemudian pasukan ini
bergerak ke Mekah (Abdullah melarikan diri ke Mekah) dan berhasil meluluh lantakkan
kota Mekah termasuk Ka’bah yang terbakar dan rata dengan tanah.
Batu Hitam (HAJAR ASWAD) pecah menjadi 3. Setelah Yazid wafat, pemerintahan
digantikan oleh putranya yakni Muawiyah II. Namun pemerintahan Muawiyah II tidak
lama karena ia sakit-sakitan. Pemerintahan digantikan oleh Marwan ibn al-Hakam,
sepupu sekaligus sekretaris Usman, yang kemudian menjadi penghulu keluarga
Marwaniyah dalam Dinasti Umayah karena Muawiyah II tidak memiliki pengganti

• Puncak kekuasaan bani umayah

Kekuasaan Marwan kemudian digantikan oleh putranya, Abd al-Malik. Pada masa
pemerintahan Abd al-Malik dan putra-putranya, dinasti Umayah mencapai puncak
kejayaannya. Pada masa pemerintahan Abd al-Malik, dinasti Umayah membangun
Gedung arsip negara di Damaskus. Wilayah kekuasaan Islam membentang dari lautan
Atlantik dan Pyrenees hingga ke Indus dan perbatasan Cina. Penaklukan Transoxiana dan
penaklukan kembali dan pengendalian keamanan di Afrika Utara dan penaklukan daerah
Eropa (Spanyol). Ekspansi ke barat secara besar-besaran dilanjutkan di zaman al-Walid
ibn Abdul Malik. Masa pemerintahan al-Walid adalah masa ketenteraman, kemakmuran
dan ketertiban.

Masa pemerintahan al-Walid berjalan kurang lebih sepuluh tahun

Pada tahun 711 M, ekspedisi militer al-Walid dari Afrika Utara menuju wilayah barat
daya, benua Eropa. Setelah Aljazair dan Maroko dapat ditundukan, Thariq bin Ziyad
pemimpin pasukan Islam, dengan pasukannya menyeberangi selat yang memisahkan
antara Maroko (magrib) dengan benua Eropa, dan mendarat di suatu tempat yang
sekarang dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Thariq).

Tentara Spanyol dapat dikalahkan. Ibu kota Spanyol, Kordova, dengan cepatnya dapat
dikuasai, menyusul kota-kota lain seperti Seville, Elvira dan Toledo yang dijadikan ibu
kota Spanyol yang baru setelah jatuhnya Kordova. Pasukan Islam memperoleh
kemenangan dengan mudah karena mendapat dukungan dari rakyat setempat yang sejak
lama menderita akibat kekejaman penguasa. Pada masa pemerintahan Abd Malik dan al-
Walid, terjadi Arabisasi kerajaan meliputi perubahan Bahasa yang digunakan dalam
catatan administrasi public dari Bahasa Yunani menjadi Bahasa Arab di Damaskus, dari
Bahasa Persia menjadi Bahasa Arab di Irak, penerbitan mata uang logam Arab,
pengembangan system layanan pos

• Masa pemerintahan umar bin abdul aziz

Khaifah Umar bin Abdul Aziz, memerintah hanya selama 2-3 tahun. Khalifah Umar II
sangat dicintai rakyatnya karena akhlaknya yang mulia dan hidup sederhana. Pada masa
pemerintahan Umar bin Abdul Aziz, ekspansi kekuasaan Islam diperluas hingga ke
Prancis namun mengalami kegagalan. Pulau-pulau yang terdapat di Laut Tengah
(mediterania) juga jatuh ke tangan Islam. Pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz,
dilakukan kegiatan pencarian, pencatatan dan pembukuan hadis Nabi

Daerah kekuasaan Islam meluas hingga Spanyol, Afrika Utara, Syiria, Palestina, Jazirah
Arab, Irak, Sebagian Asia Kecil, Persia, Afghanistan, Pakistan, Purkmenia, Uzbek dan
Kirgis di Asia Kecil. Pada masa ini muncullah golongan muktazilah. Tradisi oral menjadi
tradisi scriptural. Pusat kegiatan keilmuan: Damaskus, Kufah, Basrah, Mekah, Madinah,
Kairawan, Kordova, Granada.

Disiplin ilmu yang berkembang pesat saat itu secara garis besar terdiri dari al-Adab al
Haditsah (terdiri dari al-Ulum al-Islamiyah dan al-Ulum al-Dakhilyah) dan al-Adab al-
Qadimah (lughah, syair, khiatabah, amtsal). Khalifah Umar sangat mencintai ilmu
pengetahuan, beliau mengirim utusan untuk belajar di luar dan menciptakan banyak ahli-
ahli ilmu yang mumpuni

Guru paling utama pada masa Umar bin Abdul Aziz adalah para qurra

• Kemajuan yang dicapai pada masa khalifah umar bin abdul aziz

a) Pembukuan hadis secara resmi


b) Perombakan system zakat dan shadaqah dan mengadakan dana untuk para fakir
miskin sehingga tidak ada kemiskinan
c) Menghidupkan tanah yang tidak produktif
d) Membuat sumur2 diberbagai daerah
e) Ilmu-ilmu diluar keilmuan Islam mulai dikembangkan
f) Mendamaikan pertikaian antara syiah, khawarij dan pendukung muawiyah
• Kemajuan yang dicapai pada masa Bani umayah

a) Arsitektur banyak berkembang


b) Abdul Malik membangun Kubah Batu (Qubbat al-Shakhrah) di Yerusalem yang
bertuliskan tulisan Kufi disekeliling kubah
c) Al-Walid memperluas dan memperindah Masjidil Haram di Mekah dan merenovasi
Masjid Nabawi di Madinah
d) Al-Walid juga membangun rumah sakit khusus bagi penderita penyakit kronis
e) Al-Walid mengubah katedral st. Yahya Pembabtis di Damaskus menjadi masjid yang
sangat agung yakni Masjid Umayyah
f) Mekah dan Madinah menjadi pusat berkembangnya music, lagu dan puisi. Sedangkan
Bashrah dan Kufah menjadi pusat intelektual di dunia Islam
g) Pada masa Bani Umayah muncullah gerakan yang menjadi cikal bakal golongan
Muktazilah yang didirikan oleh Washil bin atha’
h) Khawarij berkembang pesat dan menjadi pendukung utama Gerakan puritanisme
i) Muncul juga Gerakan Murji’ah
j) Golongan Syi’ah yang merupakan penentang utama Muawiyah dan membela Ali,
berkembang pesat.
k) Ilmu pengetahuan berkembang sangat pesat, terutama ilmu kedokteran
l) Penerjemahan buku-buku dari Bahasa asing terutama Yunani kedalam Bahasa Arab.
MATERI 8

DAKWAH DI MASA DINASTI BANI ABBASIYAH

- Berdirinya dinasti bani abbasiyah

Dinasti Bani Abbasiyah berdiri dari tahun 750 - 1258MBerdirinya Bani Abbasiyah,
antara lain disebabkan:

a) Penindasan yang terus menerus terhadap pengikut Ali dan Bani Hasyim pada
umumnya.
b) Merendahkan kaum Muslimin yang bukan Bangsa Arab sehingga mereka tidak
diberi kesempatan dalam pemerintahan.
c) Pelanggaran terhadap Ajaran Islam dan hak-hak asasi manusia dengan cara terang-
terangan

Bani Hasyim mendirikan gerakan rahasia untuk menumbangkan Bani Umayyah. Gerakan
ini menghimpun;

a) Keturunan Ali (Alawiyin) pemimpinnya Abu Salamah;


b) Keturunan Abbas (Abbasiyah) pemimpinnya Ibrahim al-Iman;
c) Keurunan bangsa Persia pemimpinnya Abu Muslim al- Khurasany

Mereka memusatkan kegiatannya di Khurasan. Pada tahun 132 H/750 M tumbanglah


Bani Umayyah dengan terbunuhnya Marwan ibn Muhammad, khalifah terakhir Bani
Umaiyah. Bani Abbasiyah merasa lebih berhak daripada Bani Umayyah atas
kekhalifahan Islam, sebab mereka adalah dari cabang Bani Hasyim yang secara nasab
lebih dekat dengan Nabi saw. Menurut mereka, orang Bani Umayyah secara paksa
menguasai khalifah melalui tragedi perang siffin.

Khalifah Abbasiyah pertama bergelar al-Saffah (750-754 M). Al-Saffah membangun


kediamannya, Hasimia di Anbar. Ibukota kerajaan pemerintahan al-Saffah berada di
Kufah. Setelah al-Saffa meninggal karena cacar air yang dideritanya, ia digantikan oleh
saudaranya yang bernama Abu Ja’far yang bergelar al-Mansur. Al-Mansur adalah
khalifah terbesar Dinasti Abbasiyah. Ibukota pemerintahan al-Manshur dipindahkan ke
Baghdad. Madinah al-Salam menjadi nama resmi kota al-Mansur. Kota tersebut
berbentuk melingkar sehingga dijuluki sebagai kota lingkaran (al-Mudawwarah), dengan
dinding berlapis dua. Dinding tersebut memiliki 4 gerbang dengan jarak yang sama yang
membentuk lingkaran yang berporos pada istana khalifah yang disebut dengan Gerbang
Emas (bab al-dzahab) atau Kubah Biru (al-qubbah al-Khadra). Disamping istana berdiri
sebuah masjid besar. Di tepi sungai Trigis di luar dinding kota, al-Mansur membangun
istana lain yang disebut dengan Qashr al-Khuld. Disebelah utara dibangun istana yang
bernama al-Rushafah untuk putra mahkota, al-Mahdi. Dibawah pemerintahan al-Mansur,
system wazir yang berasal dari ketatanegaraan Persia diterapkan dan Khalid ibn Barmak
adalah wazirnya.

Al-mansur meninggal pada tanggal 7 Oktober 775 di dekat Mekah ketika dalam
perjalanan haji dalam usia lebih dari 60 tahun. Al-mahdi menggantikan al-Mansur (775-
785 M). Harun putra al-Mahdi dipercayakan pendidikannya pada Yahya, putra Khalid ibn
Barmak. Keluarga Barmak membangun istana di sebelah timur Baghdad. Sejumlah kanal,
masjid, bangunan public lainnya dibangun atas inisiatif keluarga Barmak. Al-Fadhl, putra
Yahya, adalah orang yang pertama memperkenalkan penggunaan lampu di Masjid selama
Ramadhan.

- Silsilah bani abbasiyah

- Masa keemasan bani abbasiyah

Masa kejayaan Bani Abbasiyah terjadi antara masa khalifah al-Mahdi sampai al-Watsiq,
terutama pada masa khalifah Harun al-Rasyid dan putranya al-Ma’mun. Istana khalifah
Harun identic dengan kemegahan dan tak pernah sepi dari para pujangga, cendekiawan
dan para ilmuwan. Masa ini disebut dengan Golden Age of Islam. Sejak masa al-Amin,
jabatan penting diisi oleh seorang wazir yang menjalankan tugasnya sesuai dengan aturan
yang digariskan oleh Hukum Islam untuk mengangkat dan menurunkan para pegawai.

Dalam bidang administrasi, pada masa dinasti Bani Abbasiyah terjadi penambahan
diwan. Apabila pada masa Bani Umayyah terdapat lima kementrian pokok (diwan), yakni
(1) Diwan al-Jund (war of office). (2) Diwan al-Kharaj (Department of Finance). (3)
Diwan al-Rasal (Board of Correspondence). (4) Diwan al-Khatam (Boardog Signet). (5)
Diwan al-Barid (Postal Department). maka pada masa Dinasti Abbasiyah, kelima diwan
tersebut ditambah jumlahnya. (6) Diwan al-Azimah (the Audit and Account Board). (7)
Diwan al-Nazri fi al-mazalim (Appeals and Investigation Boars). (8) Diwan al-Nafaqat
(the Board of Expenditure). (9) Diwan al-Sawafi (the Board of Crown Land). (10) Diwan
al-Diya (the Board of States). (11) Diwan al-Sirr (the Board of Military Infection). Dan,
(13) Diwan al-Tawqi’ (the Board Request)

Diwan baru lainnya yang dibentuk pada periode Abbasiyah, antara lain, Diwan al-
Syurtha (Police Department). Kepala polisi disebut Sahib al-Syurtha,, mereka membagi
tugasnya sesuai dengan kondisi wilyah. Tugas mereka paling utama adalah menjamin dan
memelihara keamanan, harta, dan nyawa masyarakat

Wilayah kekuasaan Abbasiyah dibagi dalam beberapa wilayah administrasi, yang dapat
disebut provinsi, dan masing-masing provinsi yang dikepalai seorang Amir yang
melaksanakan tugas khalifah dan bertanggung jawab kepadanya.

Dalam bidang sosial, Aristokrasi Arab mulai digantikan oleh hierarki pejabat yang
mewakili berbagai bangsa

Dari segi pendidikan, ilmu pengetahuan termasuk science, kemajuan peradaban, dan
kultur merupakan tolak ukur kemajuan peradaban dunia. Semasa Dinasti Umayyah
kegiatan dan aktivitas nalar ilmu yang ditanam itu berkembang pesat yang mencapai
puncak pada era Abbasiyah
Sebelum Dinasti Abbasiyah, pusat kegiatan dunia Islam selalu bermuara pada masjid.
Masjid adalah centre of education. Pada masa Dinasti Abbasiyah pengembangan
keilmuan dan teknologi diarahkan ke dalam ma’had.

Pusat-pusat ilmu pengetahuan dan filsafat yang terkenal ialah Damaskus, Alexandria,
Qayrawan, Fustat, Kairo, al-Madaain, Jundeshahpur

Mu’tazilah sebagai mazhab resmi Negara pada masa Khalifah Ma’mun (827 M).

Beberapa Khalifah, terutama pada masa awal Abbasiyah seperti Mansur, Harun, dan
Ma’mun sangat mencintai ilmu pengetahuan sehingga berpengaruh dalam
kebijaksanaannya yang banyak ditujukan kepada peningkatan ilmu pengetahuan

Kegiatan yang paling besar peranannya dalam mentransfer ilmu pengetahuan adalah
penerjemahan buku-buku yang berasal dari bahasa asing ke dalam Bahasa Arab secara
besar-besaran.

Pada tahun 832 M., Ma’mun mendirikan Bait al-HIkmah di Bagdad sebagai Akademi
pertama, lengkap dengan teropong bintang, perpustakaan, dan lembaga penterjemahan.
Kepala Akademi ini yang pertama adalah Yahya ibn Musawaih (777-857 M.)

Akhir abad ke-10 M., kegiatan kaum Muslim bukan hanya menerjemahkan, bahkan mulai
memberikan syarahan (penjelasan), dan melakukan tahqiq (pengeditan).

Pada zaman pemerintahan Abbasiyah inilah muncul empat imam mazhab, yaitu Abu
Hanifah, Malik, Syafi’i, dan Ahmad ibn Hanbal. Mereka merupakan para ulama fikih
yang paling agung dan tiada bandingannya di dunia Islam.

Anda mungkin juga menyukai