Anda di halaman 1dari 4

A.

Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah


Pada hari Jum’at, 12 Rabiulawl tahun 1 Hijriah atau bertepatan dengan tanggal 24 September tahun
622 Masehi, Rasulullah, Abu Bakar, dan Ali bin Abi Thalib memasuki kota Yastrib dan mendapat
sambutan hangat, penuh kerinduan dan rasa hormat dari penduduknya. Pada hari itu juga Rasulullah
mengadakan salat Jum’at yang pertama kali dalam sejarah Islam dan beliau pun berkhotbah di
hadapan kaum muslim. Sejak saat itu juga Yastrib berubah menjadi MADINATUN NABI, yang
artinya ‘Kota Nabi’ dan selanjutnya disebut Madinah.
Dakwah Rasulullah SAW periode Madinah berlangsung selama sepuluh tahun, yakni dari semenjak
tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijriah sampai dengan wafatnya Rasulullah SAW, tanggal 13.
Rabiul Awal tahun ke-11 hijriah. Materi dakwah yang disampaikan Rasulullah SAW pada periode
Madinah, selain ajaran Islam yang terkandung dalam 89 surat Makiyah dan Hadis periode Mekah,
juga ajaran Islam yang terkandung dalm 25 surat Madaniyah dan hadis periode Madinah. Adapaun
ajaran Islam masa Madinah, umumnya mengajarkan Islamtentang masalah sosial kemasyarakatan.
Mengenai objek dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah adalah orang-orang yang sudah
masuk Islam dari kalangan kaum Muhajirin dan Ansar. Juga orang-orang yang belum masuk Islam
seperti kaum Yahudi penduduk Madinah, para penduduk di luar kota Madinah yang termasuk bangsa
Arab dan tidak termasuk bangsa Arab. Rasulullah SAW diutus oleh Allah SWT bukan hanya untuk
bangsa Arab, tetapi untuk umat seluruh umat manusia di dunia, Allah SWT berfirman:
Artinya: “Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam.” (QS Al-Anbiya, 21: 107)
Dakwah Rasulullah SAW yang ditujukan kepada orang-orang yang sudah masuk Islam (umat Islam)
bertujuan agar mereka mengetahui seluruh ajaran Islam baik yang diturunkan di Mekah ataupun yang
diturunkan di Madinah, kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka
betul-benar menjadi umat yang bertakwa. Selain itu, Rasulullah SAW dibantu oleh para sahabatnya
melakukan usaha-usaha nyata agar terwujudnya persaudaraan sesama umat Islam dan terbentuk
masyarakat madani di Madinah. Mengenai dakwah yang ditujukan kepada orang-orang yang belum
masuk Islam bertujuan agar mereka menerima Islam sebagai agamanya, mempelajari ajaran-
ajarannya dan mengamalkannya, sehingga mereka menjadi umat Islam yang senantiasa beriman dan
beramal saleh, yang berbahagia di dunia serta sejahtera di akhirat.
Tujuan dakwah Rasulullah SAW yang luhur dan cara penyampaiannya yang terpuji, menyebabkan
umat manusia yang belum masuk Islam banyak yang masuk Islam dengan kemauan dan kesadaran
sendiri. Namun tidak sedikit pula orang-orang kafir yang tidak bersedia masuk Islam, bahkan mereka
berusaha menghalang-halangi orang lain masuk Islam dan juga berusaha melenyapkan agama Isla dan
umatnya dari muka bumi. Mereka seperti kaum kafir Quraisy penduduk Mekah, kaum Yahudi
Madinah, dan sekutu-sekutu mereka. Setelah ada izin dari Allah SWTuntuk menggambarkan,
sebagaimana firman-Nya dalam surah Al-Hajj, 22:39 dan Al-Baqarah, 2:190, maka kemudian
Rasulullah SAW dan para sahabatnya menyusun kekuatan untuk menghadapi peperangan dengan
orang kafir yang tidak dapat dihindarkan lagi.
Artinya: “Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sejatinya mereka telah
dianiaya, dan Sesungguhnya Allah, Benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu” (QS Al-Haji,
22:39)
Artinya: “Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang melawan kamu, (tetapi) janganlah kamu.
Melampaui batas, karena Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”
(QS Al-Baqarah, 2:190)
B. STRATEGI DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE MADINAH
Pokok-pokok pikiran yang dijadikan strategi dakwah Rasulullah SAW periode Madinah adalah:
1. Berdakwah dimulai dari diri sendiri, maksudnya sebelum mengajak orang lain
meyakini kebenaran Islam dan memahami ajarannya, maka terlebih dahulu orang
yang berdakwah itu harus meyakini kebenaran Islam dan mengamalkan ajarannya.
2. Cara (metode) melakukan dakwah sesuai dengan petunjuk Allah SWT dalam Surat
An-Nahl, 16:12 Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Tuhan
Sejatimu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS An-Nahl,
16:125)
3. Berdakwah itu hukumnya wajib bagi Rasulullah SAW dan umatnya sesuai dengan
petunjuk Allah SWT dalam surat Ali Imran, 3: 104 Artinya: “Dan hendaklah ada di
antara kamu segolongan Umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada
yang maruf dan mencegah dari yang kemunkaran; merekalah orangig yang
beruntung.” (QS Ali Imran, 3:104)
4. Berdakwah dilandasi dengan niat ikhlas karena Allah SWT semata, bukan dengan
untuk memperoleh popularitas dan keuntungan yang bersifat materi.
Umat Islam dalam menjalankan tugas dakwahnya, selain itu harus menerapkan pokok-pokok pikiran
yang dijadikan sebagai strategi dakwah Rasulullah SAW, juga hendaknya meneladani strategi
Rasulullah SAW dalam membentuk masyarakat Islam tau masyarakat madani di Madinah.
Masyarakat Islam atau masyarakat madani adalah masyarakat yang menerapkan ajaran Islam pada
seluruh aspek kehidupan, sehingga terwujud kehidupan bermasyarakat yang baldatun tayyibatun wa
rabbun gafur, yakni masyarakat yang baik, aman, tenteram, damai, adil, dan makmur di bawah
naungan rida Allah SWT dan ampunan-Nya. ## **Usaha-usaha / langkah-langkah yang dilakukan
Rasulullah SAW di Madinah
1. Membangun Masjid
Masjid yang pertama kali dibangun oleh Rasulullah SAW di Madinah adalah Masjid Quba, yang
berukuran ± 5 km, sebelah barat daya Madinah. Masjid Quba dibangun pada tanggal 12 Rabiul Awal
tahun pertama hijrah (20 September 622 M).
Setelah Rasulullah SAW menetap di Madinah, pada setiap hari Sabtu, beliau mengunjungi Masjid
Quba untuk salat berjamaah dan menyampaikan dakwah Islam. Masjid kedua yang dibangun oleh
Rasulullah SAW dan para sahabatnya adalah Masjid Nabawi di Madinah. Masjid ini dibangun secara
gotong-royong oleh kaum Muhajirin dan Ansar, peletakan batu pertama dilakukan oleh Nabi
Muhammad SAW dan peletakan batu kedua, ketiga, keempat dan kelima dilaksanakan oleh para
sahabat terkemuka yakni; Abu Bakar ra, Umar bin Khatab ra, Utsman bin Affan ra dan Ali bin Abu
Thalib r.a.¹
2. Mempersatukan Suku Aus dan Khazraj
Dua suku yang sering bertikai ini disatukan untuk kemudian mereka melebur menjadi kaum Anshar
yang menolong hijrahnya Rasulullah Saw.
3. Mempersaudarakan kaum Muhajirin dan kaum Anshar
Disamping membangun masjid sebagai pusat perkumpulan dan persatuan, Rasulullah Saw juga
melakukan langkah lain yang merupakan sesuatu yang paling indah yang pernah ditorehkan dalam
sejarah, yaitu mempersaudarakan kaum Muhajirin dan kaum Anshar, persaudaraan berdasarkan agama
yang menggantikan persaudaraan yang berdasarkan darah sehingga suasana menjadi lebih damai dan
aman. Dengan mempersatukan kedua saudara atas dasar agama, maka persatuan diantara mereka
semakin kokoh.
4. Penanaman Nilai-nilai Moral
Dengan berbagai langkah yang dilakukan Rasulullah Saw, beliau telah berhasil menancapkan pilar-
pilar masyarakat baru. Fenomena ini tidak lain merupakan dampak dari nilai-nilai yang diserap oleh
para generasi agung berkat persahabatan mereka dengan Rasulullah Saw. Selalu komitmen terhadap
mereka melalui pengajaran, pendidikan, penyucian diri dan ajakan kepada perilaku mulia. Rasulullah
Saw juga mengajarkan kepada mereka tentang adab-adab berkasih sayang, bersaudara, menjunjung
keagungan, kemuliaan, ibadah dan ketaatan.
5. Membentuk tatanan masyarakat
Rasulullah Saw mempersatukan golongan Yahudi dari Bani Qainuqa, Bani Nadzir, dan Bani
Quraidzah. Rasulullah Saw membentuk suatu perjanjian yang melindungi hak-hak asasi manusia di
Madinah dan kemudian disebut dengan Piagam Madinah.

C. Peristiwa-Periswa Penting Dalam Dakwah Rasulullah Saw Periode Madinah


1. Piagam Madinah ( Mitsaq Madinah)
Inti dari Piagam Madinah adalah sebagai berikut:
a. Kaum Yahudi beserta kaum muslim wajib turut serta dalam peperangan
b. Kaum Yahudi dari Bani Auf diperlakukan sama dengan kaum muslimin
c. Kaum Yahudi tetap dengan agama Yahudi mereka, dan demikian pula dengan kaum muslimin.
d. Semua kaum Yahudi dari semua suku dan kabilah di Madinah diperlakukan sama dengan kaum
Yahudi bani Auf.
e. Kaum Yahudi dan muslimin harus tolong menolong dalam memerangi atau menghadapi musuh.
f. Kaum Yahudi dan muslimin harus senantiasa saling berbuat kebajikan dan saling mengingatkan
ketika terjadi penganiayaan atau kedzaliman.
g. Kota Madinah dipertahankan bersama dari serangan pihak luar.
h. Semua penduduk Madinah dijamin keselamatannya kecuali bagi yang berbuat jahat.
i. Muhammad Rasulullah Saw adalah pemimpin umum untuk seluruh penduduk Madinah.
2. Respon Nabi Terhadap Kaum kafir Quraisy
Selama berdakwah Rasulullah Saw belum pernah memaksa apalagi memerangi seorangpun untuk
memeluk Islam, ajakan tersebut hanya sebatas menyampaikan
Kabar gembira maupun memberi peringatan. Untuk itu Allah Swt selalu menurunkan ayat-ayatnya
yang memberikan semangat kepada Rasulullah Saw, bersabar di dalam menghadapi perlakuan yang
menyakitkan dari pihak kafir Quraisy. Hingga dua tahun di Madinah turunlah wahyu tentang
diperberbolehkannya berperang QS. Al-Hajj ayat 39-40.
Kemudian Allah Swt. Memerintahkan pelaksanaanya melalui firman Allah dalam QS. Al-Baqarah
ayat 190.
Rasulullah Saw hanya terbatas memerangi orang-orang Quraisy saja, tidak semua bangsa Arab. Akan
tetapi tatkala mereka bahu membahu bersama orang-orang musyrik Arab untuk memerangi orang-
orang Muslim, maka Allah Swt memerintahkan kepada Rasulullah Saw untuk memerangi orang-orang
musyrik secara keseluruhan. Dengan demikian jihad itu bersifat umum, yaitu diadakan untuk
melawan orang-orang yang tidak memiliki kitab suci dan atau orang-orang watsani (penyembah
berhala).
Setelah turunnya wahyu diperbolehkannya umat Islam berperang dalam rangka mempertahankan diri,
umat Islam tidak lagi bersifat pasif dan mengalah terhadap
Tindakan semena-mena kaum kafir. Dalam sejarah ada dua sebutan untuk perang pada masa
Rasulullah Saw: pertama ghazwah yaitu peperangan yang diikuti oleh Rasulullah Saw terjadi
sebanyak 27 kali dan kedua sariyyah untuk peperangan yang tidak diikuti oleh Rasulullah Saw terjadi
sebanyak 47 kali.
3. Perjanjian Hudaibiyah
a. Umat Islam tidak boleh menjalankan ibadah umrah tahun ini. Tahun depan baru diperbolehkan dan
tidak boleh berada di Makkah lebih dari tiga hari.
B . Keduanya tidak saling menyerang selama 10 tahun.
c. Orang Islam yang lari ke Makkah (murtad) diperbolehkan, sedangkan orang kafir (Makkah) yang
lari ke Madinah (masuk Islam) harus ditolak.
d. Suku Arab yang lain, bebas memilih bergabung dengan Rasulullah ke Madinah atau mengikuti
kafir Quraisy ke Makkah.
e. Kaum muslimin tidak jadi melaksanakan ibadah Umrah tahun ini, tetapi ditangguhkan sampai tahun
depan.
Nampaknya, isi perjanjian ini merugikan kaum muslimin, tetapi hikmahnya sangat besar. Masa 10
tahun dapat dimanfaatkan untuk berdakwah dengan bebas tanpa khawatir ada gangguan dari kaum
kafir Quraisy.²

*SUMBER : https://id.scribd.com/doc/220455179/Makalah-Dakwah-Nabi-Periode-Madinah
https://maassyafiiyah02.sch.id/download/file/SKI_X_MA_compressed.pdf
*FOOT Not(Tidak ada)*
¹https://id.scribd.com/doc/220455179/Makalah-Dakwah-Nabi-Periode-Madinah
² Elfa Tsuroyya, Sejarah Kebudayaan Islam,Jakarta: kementerian Agama 2019.hal.33-41

Anda mungkin juga menyukai