Anda di halaman 1dari 5

1.

MENGAPA KITA PERLU MENGETAHUI SUBSTANSI DAN


STRATEGI DAKWAH RASULULLAH PADA PROODE MADINAH :
Karena,Perjuangan dakwah periode Madinah yang dilakukan Rasulullah SAW tidaklah mudah. Di
tempat baru semasa hijrah ini, tak sedikit fitnah didapati Rasulullah SAW selama menyebarkan
ajaran Islam.ketidaksukaan Yahudi, kebencian kaum munafik, danpermusuhan kaum Quraisy
kerap kali menimbulkan perseteruan yang berujung pada peperangan di masyarakat Madinah.
Berbagai persoalan semasa berdakwah di kota yang dulu dikenal dengan Yatsrib ini berhasil
diatasi oleh Rasulullah SAW. Pada puncaknya, beliau berhasil menaklukkan Kota Madinah dan
menjadikannya bagian dari wilayah kekuasaan Islam.Mayoritas penduduk Madinah merupakan
para pendatang yang bermukim di wilayah tersebut. Mereka terdiri dari dua kelompok besar,
yaitu Arab dan Yahudi. Bangsa Arab bermigrasi dari wilayah selatan. Sedangkan, bangsa Yahudi
datang dari wilayah utara.
Bangsa Arab lebih mendominasi wilayah Madinah mereka terdiri dari dua kelompok besar, yaitu
Bani Aus dan Bani Khazraj. Meskipun dari bangsa yang sama, kedua kelompok tersebut sering
terlibat dalam pertikaian dan peperangan untuk berebut kekuasaan di Madinah.Sementara
itu, bangsa Yahudi lebih dikenal sebagai kelompok yang sombong. Mereka menganggap
kelompoknya sebagai bangsa pilihan Tuhan.
Kedua kelompok yang mendiami Madinah ini saling berebut pengaruh dan kekuasaan. Bahkan,
keduanya saling mengancam untuk berperang dan saling usir dari Madinah.
Kedatangan Rasulullah SAW di Madinah pada 12 Rabi'ul Awwal tahun pertama Hijriah
merupakan awal dari dimulainya dakwah. Ada empat substansi metode dakwah yang dilakukan
Rasulullah pada periode Madinah yang meliputi pembinaan akidah, ibadah, dan mu'amalah
kaum muslim, pembinaan ukhuwah untuk menyatukan kaum muslim. Pembinaan kader-kader
perjuangan untuk mempertahankan wilayah dakwah, dan memetakan pertahanan dan sosial
untuk menjaga stabilitas Madinah.Pada akhirnya, Rasulullah SAW berhasil menaklukkan Madinah
dan memiliki pengikut yang setia untuk sama-sama menyembah Allah SWT. Berikut strategi
dakwah Rasulullah SAW di Madinah hingga akhirnya membawa keberhasilan:
Membangun Masjid sebagai Pusat Kegiatan Dakwah
Rasulullah SAW membangun dua masjid yang dijadikan sebagai pusat kegiatan dakwah di
Madinah, yaitu Masjid Quba' yang dibangun saat kedatangan pertamanya dan Masjid Nabawi
yang kemudian dijadikan untuk mendidik para sahabatnya dan mengatur pemerintahan.
Melakukan Perjanjian dengan Kaum Yahudi Madinah
Selama dakwah di Madinah, Rasulullah SAW melakukan perjanjian untuk memperkokoh
posisi kaum muslimin dari gangguan penduduk asli, bangsa Arab, maupun Yahudi. Hal ini juga
dilakukan tak lain untuk menjaga stabilitas di Madinah.Perjanjian tersebut kemudian melahirkan
Piagam Madinah. Piagam ini berisi sepuluh bab, di antaranya pembentukan ummat, hak asasi
manusia, persatuan seagama, persatuan segenap warganegara, golongan minoritas, tugas
warga negara, melindungi negara, pimpinan negara, politik perdamaian, dan bab terakhir
merupakan penutup.Mempersaudarakan Kaum Muhajirin dan Anshar
Rasulullah SAW juga mempersaudarakan dua kaum muslimin, yakni Muhajirin dan Anshar.
Rasulullah SAW menganjurkan untuk kedua kaum tersebut untuk saling memupuk persaudaraan
dan melarang adanya sentimen kesukuan. Hal ini dilakukan untuk memperkuat umat
Islam.Membangun Ekonomi Rakyat dengan Mendirikan Pasar,Rasulullah SAW mendirikan
pasar yang tidak jauh dari Masjid Nabawi untuk membangun perekonomian rakyat sekaligus
sebagai sarana dakwahnya. Pasar ini dibangun untuk mendidik umat dalam mengatur roda
perekonomian yang adil berdasarkan ajaran Islam. Pasar yang dibangun Rasulullah SAW di
Madinah ini kemudian menjadi jantung perekonomian negara Islam yang pertama.

2.APA YANG MENJADI FAKTOR PENYEBAB HIJRAHNYA RASULULLAH KE MADINAH :


Hijrah Rasulullah SAW bersama kaum muslimin dari Mekkah ke Madinah (Yatsrib) merupakan
titik tonggak kebangkitan kaum muslimin pada saat itu. Hijrahnya kaum muslimin tentunya ada
alasan tersendiri. Selain menghindari dari kepungan kaum kafir Quraisy, juga mengawali sebuah
peradaban Islam baru di kota Madinah.
Peristiwa hijrah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya tak lepas dari
gangguan kaum Quraisy terhadap umat Islam.
Alasan Rasulullah SAW dan kaum muslimin Hijrah ke madinah:
1.Gangguan Kafir Quraisy terhadap Umat Islam
Pada saat Rasulullah SAW berdakwah di kota Mekkah, banyak di antara kaum muslimin di kota
Mekkah pada saat itu disiksa dalam keadaan hidup oleh orang-orang kafir Quraisy. Sedangkan
beliau tidak mampu melindungi mereka.
Lalu, beliau berkata kepada mereka, “Seandainya kalian pergi ke negeri Habasyah.
Sesungguhnya, di sana terdapat seorang raja yang tidak akan dianiaya orang yang ada di
dekatnya. Negeri Habsyah ialah tanah kebenaran. Kalian sebaiknya berada di sana hingga Allah
memberikan kelapangan bagi kalian.”
Atas seruan Rasulullah SAW tersebut, akhirnya sekelompok umat Islam yang terdiri dari 10
orang laki-laki dan 4 orang perempuan pergi ke negeri Habsyah. Ini adalah hijrah pertama umat
Islam. Di antara mereka terdapat Utsman bin Affan dan istrinya, Ruqayyah binti Rasulullah SAW.
Mereka dipimpin oleh Utsman bin Mazh’un.
2. Serangan dan gangguan kaum Quraisy kepada Rasulullah SAW
Alasan selanjutnya adalah kaum kafir Quraisy melakukan berbagai upaya untuk menghalangi
Rasulullah SAW dalam dakwahnya. Mereka tidak berhasil membuat para pemuda yang masuk
Islam untuk kembali pada mereka, sementara dakwah Rasulullah SAW juga tidak mengendur.
Maka, mereka membujuk orang-orang bodoh di kalangan mereka untuk mendustakan,
menyakiti, mengirimkan sihir, dan tenung perdukunan kepada Rasulullah SAW.
3. Kepentingan dakwah Islam dan meringankan beban Rasulullah SAW
Dalam Sirah Nabawiyah dikatakan bahwa alasan lain yang melatarbelakangi hijrahnya umat Islam
ke Mekkah disebabkan oleh kepentingan dakwah Islam. Selain itu, juga menjadi salah satu upaya
meringankan beban Rasulullah SAW.
Dari mereka yang hijrah, dapat diketahui luasnya ragam kemanusiaannya yang terdiri dari
berbagai tingkat dan status sosial masyarakat Mekkah. Ada orang kaya dan miskin, orang tua
dan anak-anak, laki-laki dan perempuan di mana mereka merupakan penduduk asli Mekkah.
Hal tersebut
menunjukkan dahsyatnya pengaruh, kekuatan, dan kesempurnaan dakwah yang dibawakan
Rasulullah SAW.
4. Adanya Baiat dari Kaum Anshar (Madinah)
Sebelum melakukan hijrah untuk kedua kalinya, terjadi baiat dari penduduk Madinah sebanyak
dua kali. Baiat pertama terjadi di Bukit Aqaba yang diikuti oleh 13 orang. Mereka berikrar untuk
memeluk agama Islam. Peristiwa tersebut disebut dengan Perjanjian Aqabah I.
Lalu, pada tahun 622 M, terjadilah baiat yang kedua atau dikenal dengan Perjanjian Aqabah II.
Beberapa riwayat mengatakan baiat ini diikuti oleh 73 orang. Rasulullah SAW meminta baiat
kepada kaum Anshar untuk membela Islam dan melindungi beliau serta para pengikutnya.
Kemudian, beliau memerintahkan para sahabat dan umat Islam di Mekkah untuk pergi ke
Madinah.
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya, Allah ‘Azza wa Jalla telah memberikan
saudara-saudara untuk kalian di negeri yang aman.”
Atas perkataan tersebut, mereka berbondong-bondong menuju Madinah. Sementara, Rasulullah
SAW tetap tinggal di Mekkah hingga menunggu izin Allah SWT untuk hijrah.
Namun, hijrah yang kedua ini mendapatkan tekanan yang lebih parah dari kaum kafir Quraisy
dibandingkan saat hijrah pertama kali. Dikutip dari buku Hijrah dalam Pandangan Al Quran oleh
Ahzami Samiun Jazuli, ketika bertemu kembali dengan Raja Najasy, mereka mendapat perlakuan
yang berbeda dari yang pertama.
Makna Hijrah Rasulullah SAW dari Mekkah ke Madinah
Perjalanan hijrah Nabi Muhammad SAW sejatinya bukan sekedar perjalanan dari satu tempat
ke tempat lainnya, tetapi sebuah perjalanan spiritual yang memiliki hikmah dan pelajaran yang
dapat kita petik sebagai umatnya. Beberapa pelajaran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Meninggalkan Kemungkaran
Jika di suatu tempat terjadi kemungkaran dan umat Islam tidak mampu untuk mengubah
kemungkaran tersebut, maka hendaknya ia tidak berdiam diri dan segera meninggalkan tempat
itu. Namun, bila upaya perbaikan masih bisa diusahakan walaupun sedikit demi sedikit, maka
tidak mengapa untuk bertahan di tempat tersebut dan berikhtiar menumpas kemungkaran.
2. Merencanakan Strategi dengan Rapi
Selama berlangsungnya hijrah, Rasulullah SAW telah menunjukkan betapa rapinya beliau
dalam merancang dan menjalankan strategi dakwah. Meskipun dakwah ini pasti mendapat
pertolongan dari Allah SWT tetapi Rasulullah SAW tetap menjalani semua sunnatullah (hukum
sebab akibat) dalam keberhasilan dakwahnya sebagaimana manusia biasa lainnya.
3. Inovasi
Kegigihan Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah terlihat jelas melalui usaha beliau dalam
mencoba berbagai inovasi baru dalam berdakwah dan disertai dengan alasan-alasan yang
relevan yang melatar-belakanginya.
3. Tanggung Jawab
Sebagai seorang pemimpin, Rasulullah SAW sangat bertanggung jawab dan memikirkan
umatnya. Segala cara beliau upayakan agar umatnya terhindar dari siksaan dan provokasi pihak
lain. Bahkan, Nabi Muhammad SAW pula yang paling terakhir keluar dari Makkah setelah semua
umat Islam selamat dalam hijrahnya menuju Madinah.

3.APA YANG MENJADI FAKTOR KEBERHASILAN RASULULLAH PADA FATHUL MEKKAH TAHUN
9
HIJRIAH :
Faktor Keberhasilan Fathul Mekkah Tahun 9 Hijriyah.Fathul Makkah artinya penaklukan kota
Mekkah, terjadi pada tahun delapan hijriyah, Rasulullah memutuskan untuk menaklukkan
kota Mekkah. Sebab-sebab terjadinya Fathul Makkah adalah karena kaum Quraisy telah
mengkhianati per- janjian Hudaibiyah. Maka, pada tanggal 10 Ramadhan, beliau berangkat
bersama puluhan ribu 10.000 pasukan menuju Mekkah. Kaum muslimin memasuki Mek-
kah tanpa terjadi peperangan, di mana kaum Quraisy menyerah dan tidak melaku- kan
perlawanan karena berbagai sebab. Abbas mengajak Abu Sufyan untuk me- nyerah kepada
Nabi Muhammad Saw. dan menyatakan keislamannya. Setelah Abu Sufyan memeluk Islam,
ia diberi kehormatan oleh Rasulullah Saw. dengan menyatakan ” barang siapa di antara kaum
Quraisy yang mema- suki rumah Abu Sufyan akan aman, barang siapa yang masuk Masjidil
Haram akan aman, dan barang siapa yang akan menutup pintunya akan aman pula”. Allah Swt.
telah memberikan kemenangan kepada kaum muslimin. Lalu Rasulullah Masjid Tan’im disebut
juga dengan Masjid Sayyidah ’Aisyah istri Rasullullah dan ibu muslimin ummu al Mu’minin.
Terletak 7,5 km sebelah utara Masjidil Haram di pinggir jalan antara Mekkah dan Madinah,
dan merupakan batas tanah suci paling dekat. Masjid Tan’im merupakan tempat berihramnya
Sayyidah ‘Aisyah hendak umrah pada pelaksanaan Haji perpisahan, yaitu pada tahun 9 H.
Bangunan masjid Tan’im diperbaharui pada masa Khadim al Haramain al Syarifuddin pelayan dua
tanah suci Mekkah dan Madinah, raja Fahd ibn Abdul Aziz, dengan luas keseluruhan termasuk
halaman parkir, dan lain sebagainya mencapai 84.000 m2, dan menghabiskan biaya + RS 100
juta. Sedangkan luas Masjid Tan’im hanya 6000 m2 yang dapat menampung sekitar 15 ribu
jamaah. menuju Ka’bah untuk melakukan thawaf dan shalat dua rakaat di dalamnya. Setelah itu,
beliau menghancurkan berhala-berhala yang ada di dalam Ka’bah dan sekitarnya. Pada waktu
ؕ ‫و ُﻗ ۡﻞ ﺟﺂء ۡاﻟﺤـﻖ و َزﻫ ََﻖ ۡاﻟﺒ‬
ِ ‫ﺎﻃ ُﻞ ِان ۡاﻟ َﺒ‬
َ َ ‫ﺎﻃ َﻞ ﻛ‬
penghancuran turunlah ayat dalam surat Al-Isra ayat 81: ‫ﺎن َز ُﻫ ۡﻮ ًﻗﺎ‬ ِ َ َ َ َ َ َ
٨١
Artinya : “Dan Katakanlah: «Yang benar Telah datang dan yang batil Telah lenyap».
Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.” QS. Al-Isra : 81 Rasulullah
Saw berdiri di pintu Ka’bah sedangkan kaum Quraisy berbaris di masjid Haram menantikan
apa yang akan dilakukan Rasulullah. Rasulullah ber- kata kepada kaum Quraisy: “Wahai
kaum Quraisy, apakah yang akan aku laku- kan terhadap kalian?” Mereka menjawab:
“Kebaikan engkau saudara yang baik dan anak dari saudara yang baik pula” Rasulullah
berkata: “Pergilah, ka- lian telah bebas”. Rasulullah telah memberikan teladan yang agung
dalam me- maafkanmusuh-musuhnya yang telah menyiksa, menyakiti, membunuh para sa-
habatnya, dan mengusir dari kampung halamannya. Setelah penaklukan kota Mekkah, manusia
berbondong-bondong memeluk Islam. Pada tahun kesepuluh hijriyah, Rasulullah melaksanakan
haji dan itulah satu-satunya haji yang dilakukan beliau bersama seratus ribu orang, dan setelah
itu beliau kembali ke Madinah.

4.APA YANG MENJADI ALASAN RASULULLAH SAW BERHASIL DALAM PERANG BADAR :
Perang Badar merupakan bentrokan pertama yang terjadi antara umat muslim dan suku
Quraisy. Namun kemenangan itu tidak pernah disombongkan umat muslim karena khawatir
akan menggoda suku Quraisy untuk semakin menyerang muslim hingga ke Madinah.umat
muslim percaya bahwa kemenangan hari itu adalah pertolongan Allah. Selain itu juga karena ada
beberapa faktor pendukung yang membuat kemenangan diraih umat Islam.

Pertama, kaum Muslim berperang di bawah satu komando dan Nabi Muhammad SAW sendiri
adalah panglima tertinggi mereka. Prajurit yang disiplin adalah yang diinginkan oleh setiap
komandan perang, dan pasukan muslim kala itu sangat disiplin.
Meskipun umat muslim dalam hal jumlah sangat kalah telak dari pasukan Quraisy, tapi
kedisplinan dan kepatuhan terhadap komandanmenghantarkan pasukan Muslim pada
kemenangan.
Sebagai komandan perang, Nabi SAW tidak serta merta, beliau selalu berkonsultasi dengan
sahabatnya dalam setiap keputusan yang diambilnya. Sedangkan orang-orang kafir itu, mereka
tidak memiliki kesatuan tujuan.
Di antara pasukan Quraisy tersebut, adalah Abu Jahl yang sangat ingin membunuh Nabi
SAW, terutama setelah kematian paman Nabi, Abu Tholib. Kemudian Utbah yang juga tidak
menginginkan kehadiran ajaran baru yang dibawa Nabi Muhammad dapat menggantikan ajarab
nenek moyang mereka. Kedua cara pandang laki-laki Quraisy ini sangat berbeda sehingga
cukup membuat pasukan Quraisy tercerai berai.

Kedua, Nabi berbaris dari Madinah ke Badar menggunakan strategi baik. Nabi mengirim tim
patroli untuk mengumpulkan informasi, sebelum perang terjadi.

Ketiga, tujuan kedua kubu adalah dunia yang terpisah. Kaum Muslim ingin memastikan
kebebasan berpikir, beribadah dan berekspresi bagi semua orang.

Umat Islam telah mengalami banyak penderitaan oleh Quraisy selama satu setengah dekade.
Saat itu saatnya bagi kaum Quraisy untuk diberi pelajaran untuk bisa saling menghormati
terhadap hak-hak dasar manusia.
Sedangkan tujuan kaum Quraisy hanyalah yang digariskan oleh Abu Jahl, yakni membunuh
Muhammad dan berpesta. Abu Jahl berkata, “Kami akan berbaris ke Badar dan tinggal di sana
selama tiga hari. Dan kami akan menyembelih unta untuk dimakan, mengadakan pesta besar
dan membuatnya terbuka bagi semua orang untuk datang dan makan. Kami akan minum banyak
anggur dan akan dihibur oleh penyanyi dan penari. Jika hal ini diketahui, semua suku Arab
akan membuat kami kagum selama sisa waktu". Ini adalah tujuan picik dari orang-orang yang
didorong oleh kesombongan.

Ke Empat, semangat di kalangan Muslim sangat tinggi, bahkan di antara mereka banyak yang
baru pertama kali ikut melakukan pertempuran di Badar. Peralatan yang bagus dan kekuatan
numerik tidak bisa memenangkan pertempuran jika semangat tidak ada. Ini berlaku untuk
semua perang, baik kuno maupun modern.

Anda mungkin juga menyukai