PENDAHULUAN
C. Tujuan
Untuk mengetahui dan mempelajari dakwah Rasulullah periode mekkah, sejarah,
silsilah, faktor penyebab hijrahnya Rasulullah dan respon masyarakat Madinah
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
suku-suku Mekkah, Muhammad mengumpulkan 10.000 Muslim untuk mengepung
Mekkah. Serangan tidak mendapat perlawanan berarti dan Muhammad mengambil alih
kota dengan sedikit pertumpahan darah. Ia menghancurkan berhala-hala. Pada tahun
632, beberapa bulan setelah kembali ke Madinah usai menjalani Haji Wada,
Muhammad jatuh sakit dan wafat. Muhammad meninggalkan Semenanjung Arab yang
telah bersatu dalam pemerintahan tunggal Islam dan sebagian besar telah menerima
Islam.
B. Sejarah Dakwah Rasulullah Saw Periode Madinah
Dakwah Rasulullah SAW periode Madinah berlangsung selama sepuluh tahun,
yakni dari semenjak tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijriah sampai dengan
wafatnya Rasulullah SAW, tanggal 13 Rabiul Awal tahun ke-11 hijriah.
Materi dakwah yang disampaikan Rasulullah SAW pada periode Madinah, selain
ajaran Islam yang terkandung dalam 89 surat Makiyah dan Hadis periode Mekah, juga
ajaran Islam yang terkandung dalm 25 surat Madaniyah dan hadis periode Madinah.
Adapaun ajaran Islam periode Madinah, umumnya ajaran Islam tentang masalah sosial
kemasyarakatan.
Mengenai objek dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah adalah orang-
orang yang sudah masuk Islam dari kalangan kaum Muhajirin dan Ansar. Juga orang-
orang yang belum masuk Islam seperti kaum Yahudi penduduk Madinah, para
penduduk di luar kota Madinah yang termasuk bangsa Arab dan tidak termasuk bangsa
Arab.
Rasulullah SAW diutus oleh Allah SWT bukan hanya untuk bangsa Arab, tetapi
untuk seluruh umat manusia di dunia, Allah SWT berfirman:
F َنF يF ِمFَلF اF َعF ْلFِ لFً ةF َمFحFْ FرFَ اَّلFِ إFك
َ F اFَ نF ْلF َسFرFْ Fَ أF اF َمFوFَ
Artinya: “Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat
bagi semesta alam.” (Q.S. Al-Anbiya’, 21: 107)
Dakwah Rasulullah SAW yang ditujukan kepada orang-orang yang sudah masuk
Islam (umat Islam) bertujuan agar mereka mengetahui seluruh ajaran Islam baik yang
diturunkan di Mekah ataupun yang diturunkan di Madinah, kemudian mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka betul-betul menjadi umat yang bertakwa.
3
Selain itu, Rasulullah SAW dibantu oleh para sahabatnya melakukan usaha-usaha nyata
agar terwujud persaudaraan sesama umat Islam dan terbentuk masyarakat madani di
Madinah.
Mengenai dakwah yang ditujukan kepada orang-orang yang belum masuk Islam
bertujuan agar mereka bersedia menerima Islam sebagai agamanya, mempelajari ajaran-
ajarannya dan mengamalkannya, sehingga mereka menjadi umat Islam yang senantiasa
beriman dan beramal saleh, yang berbahagia di dunia serta sejahtera di akhirat.
Tujuan dakwah Rasulullah SAW yang luhur dan cara penyampaiannya yang terpuji,
menyebabkan umat manusia yang belum masuk Islam banyak yang masuk Islam
dengan kemauan dan kesadarn sendiri. namun tidak sedikit pula orang-orang kafir yang
tidak bersedia masuk Islam, bahkan mereka berusaha menghalang-halangi orang lain
masuk Islam dan juga berusaha melenyapkan agama Isla dan umatnya dari muka bumi.
Mereka itu seperti kaum kafir Quraisy penduduk Mekah, kaum Yahudi Madinah, dan
sekutu-sekutu mereka.
Setelah ada izin dari Allah SWT untuk berperang, sebagaimana firman-Nya dalam
surah Al-Hajj, 22:39 dan Al-Baqarah, 2:190, maka kemudian Rasulullah SAW dan para
sahabatnya menusun kekuatan untuk menghadapi peperangan dengan orang kafir yang
tidak dapat dihindarkan lagi.
ۡ اُ ِذنَ لِلَّ ِذ ۡینَ ی ُٰقتَلُ ۡونَ بِاَنَّہُمۡ ظُلِ ُم ۡوا ؕ َو اِ َّن ہّٰللا َ ع َٰلی ن
َص ِر ِہمۡ لَقَ ِد ۡی ۨ ُر
4
Menjamin kelancaran dakwah, dan memberi kesempatan kepada mereka yang
hendak menganutnya.
Untuk memelihara umat Islam agar tidak dihancurkan oleh bala tentara Persia
dan Romawi.
Setelah Rasulullah SAW dan para pengikutnya mampu membangun suatu negar
yang merdeka dan berdaulat, yang berpusat di Madinah, mereka berusaha menyiarkan
dan memasyhurkan agama Islam, bukan saja terhadap para penduduk Jazirah Arabia,
tetapi juga keluar Jazirah Arabia, maka bangsa Romawi dan Persia menjadi cemas dan
khawatir kekuaan mereka akan tersaingi. Oleh karena itu, bangsa Romawi dan bangsa
Persia bertekad untuk menumpas dan menghancurkan umat Islam dan agamanya. Untuk
menghadapi tekad bangsa Romawi Persia tersebut, Rasulullah SAW dan para
pengikutnya tidak tinggal diam sehingga terjadi peperangan antara umat Islam dan
bangsa Romawi, yaitu :
1. Perang Mut’ah
Peperangan Mu’tah terjadi sebelah utara lazirah Arab. Pasukan Islam mendapat
kesulitan menghadapi tentara Ghassan yang mendapat bantuan dari Romawi. Beberapa
pahlawan gugur melawan pasukan berkekuatan ratusan ribu orang itu. Melihat
kenyataanyang tidak berimbang ini, Khalid ibn Walid, yang sudah masuk Islam,
mengambil alih komando dan memerintahkan pasukan untuk menarik diri dan kembali
ke Madinah.
Selama dua tahun perjanjian Hudaibiyah berlangsung, dakwah Islam sudah
menjangkau seluruh Jazirah Arab dan mendapat tanggapan yang positif. Hampir seluruh
Jazirah Arab, termasuk suku-suku yang paling selatan, menggabungkan diri dalam
Islam.
Hal ini membuat orang-orang Mekah merasa terpojok. Perjanjian Hudaibiyah
ternyata menjadi senjata bagi umat Islam untuk memperkuat dirinya. Oleh karena itu,
secara sepihak orang-orang kafir Quraisy membatalkan perjanjian tersebut.
5
Untuk menghadapi pasukan Heraklius ini banyak pahlawan Islam yang
menyediakan diri siap berperang bersama Nabi sehingga terhimpun pasukan Islam yang
besar pula. Melihat besarnya pasukaDi sini beliau membuat beberapa perjanjian dengan
penduduk setempat. Peperangan lainnya yang dilakukan pada masa Rasulullah SAW
seperti:
1. Perang Badar
2. Perang Uhud
3. Perang Khandaq
6
binaan. Malah, Rasulullah SAW. sendiri yang meletakkan batu-batu tersebut. Batu-batu
itu kemudiannya disemen dengan tanah liat sehingga menjadi binaan konkrit.
B. Mengukuhkan Persaudaraan
Rasulullah SAW mempersadarakan kaum Muhajirin dan Ansar. Jalinan ini diasaskan
kepada kesatuan cinta kepada Allah serta pegangan akidah tauhid yang sama.
Persaudaraan ini membuktikan kekuatan kaum muslimin melalui pengorbanan yang
besar sesama mereka tanpa membeda – bedakan pangkat, bangsa dan harta. Selain itu,
ia turut memadamkan api persengketaan di kalangan suku kaum Aus dan Khajraz.
Sebagai contoh, Abu bakar dipersaudarakan dengan Harisah bin Zaid, Jafar bin Abi
Thalib dipersaudarakan dengan Mu’az bin Jabal, dan Umar bin Khattab
dipersaudarakan dengan Itbah bin Malik. Begitu seterusnya sehingga tiap – tipa orang
dari kaum Ansar dipersaudarakan dengan kaum Muhajirin.
C. Pembentukan Piagam Madinah
Madinah sebagai sebuah Negara yang menghimpunkan masyarakat Islam dan Yahudi
daripada pelbagai bangsa memerlukan kepada satu perlembagaan khusus yang menjaga
kepentingan semua pihak. Rasulullah SAW. telah menyediakan sebuah piagam yang
dikenali sebagai Piagam Madinah untuk membentuk sebuah masyarakat di bawah
naungan Islam.
Piagam ini mengandungi 32 pasal yang menyentuh segenap aspek kehidupan termasuk
akidah, akhlak, kebajikan, undang-undang, kemasyarakatan, ekonomi dan lain-lain. Di
dalamnya juga terkandung aspek khusus yang mesti dipatuhi oleh kaum Muslimin
seperti tidak mensyirikkan Allah, tolong-menolong sesama mukmin, bertaqwa dan lain-
lain. Selain itu, bagi kaum bukan Islam, mereka mesti berkelakuan baik kepada kaum
islam di Madinah.
Piagam ini harus dipatuhi oleh semua penduduk Madinah Islam atau bukan Islam.
Strategi ini telah menjadikan Madinah sebagai model Negara Islam yang adil,
membangun serta disegani oleh musuh-musuh Islam.
7
lain. Antara tindakan strategik baginda menghadapi peperangan ialah persiapan sebelum
berlakunya peperangan seperti pengitipan dan maklumat musuh. Ini berlaku dalam
perang Badar, Rasulullah SAW. telah mengutuskan pasukan berani mati seperti Ali bin
Abi Talib, Saad Ibnu Waqqash dan Zubair Ibn Awwam untuk bersiap-sedia menghadapi
perang.
Rasulullah SAW. turut membacakan ayat-ayat al-Quran untuk menggerunkan
hati musuh serta menguatkan jiwa kaum Muslimin. Antara firman Allah Taala yaitu :
8
Rasulullah SAW membuat perjanjian persahabatan perdamaian dengan kaum
Yahudi yang berdiam di kota Madinah dan sekitarnya. Tindakan ini belum pernah
dilakukan oleh nabi dan rasul sebelumnya. Isi perjanjiannya sebagai berikut :
1. Kebebasan beragama bagi semua golongan dan masing-masing golongan
mempunyai wewenang penuh terhadap anggits golongannya.
2. Semua lapisan, baik muslim maupun Yahudi harus tolong menolong dan saling
mebantu untuk melawan siapa saja yang memerangi mereka. Semua wajib
mempertahankan kota bila ada serangan dari luar
3. Kota Madinah adalah ota suci yang wajib dihormati oleh mereka yang terikat
dengan perjanjian itu. Apabila terjadi perselisihan antara muslim dan Yahudi,
maka urusan itu diserahkan kepada Allah SWT dan rasul(Al Qur’an dan sunah).
4. Mengakui dan mentaati kesatuan pimpinan untuk kota Madinah yang disetujui
dipegang oleh Nabi Muhammad SAW.
9
perjanjian Aqabah yang mereka lakukan, baik perjanjian Setelah menerima ajaran
Islam, kedua suku yang suka berperang ini akhirnya bersatu di bawah panji Islam.
Mereka bersama-sama Rasulullah saw. dan umat Islam lainnya berjuang menegakkan
syariat Islam. Mereka rela berkorban nyawa dan harta demi syiar Islam.
Sementara kelompok masyarakat Yahudi Madinah sejak awal memang sudah
kurang peduli dengan kedatangan Nabi Muhammad saw. dan umat Islam, karena
mereka menduga posisi mereka akan tergeser. Pada awalnya orang Yahudi menerima
apa yang terjadi karena untuk alasan keamanan dan politik. Namun sekutu mereka, yaitu
Aus dan Khazraj telah memeluk Islam. Kedua suku ini tidak membutuhkan lagi bantuan
masyarakat Yahudi, karena telah mendapatkan pimpinan yang ideal buat mereka, yaitu
Muhammad saw. Dari sinilah muncul benih-benih permusuhan antara umat Islam dan
Yahudi di Madinah. Mereka mulai membujuk orang-orang Arab Aus dan Khazraj yang
telah masuk Islam untuk kembali ke agama lama mereka dan mereka kembali bersatu
untuk menyerang ajaran-ajaran Islam dengan maksud menghalangi penyebaran Islam ke
masyarakat lain.
Dalam suasana seperti itu, seorang rabbi Yahudi dari Bani Qainuqa bernama Husein
bin Sallam, masuk Islam. Secara diam-diam ia datang menemui Nabi Muhammad saw.
dan menyatakan ikrarnya untuk masuk Islam. Kemudian Nabi Muhammad saw.
memberi nama baru untuk dirinya, yaitu Abdullah. Karena ia adalah seorang rabbi
terkemuka dan berpengaruh di sukunya maka Nabi menyembunyikan rabbi tersebut di
rumah Nabi Muhammad saw. Hal ini dilakukan untuk melindungi dirinya dari serangan
kaumnya.
Untuk mengetahui apakah ia benar-benar seorang rabbi berpengaruh, Nabi
Muhammad saw. mengutus orang guna menyelidiki kebenaran tersebut. Hasilnya, ia
adalah benar-benar seorang rabbi yang disegani dan dihormati. Setelah mereka
menyatakan bagaimana mereka memandang tinggi derajat sang rabbi, barulah Husein
bin Sallam keluar. Ia mengajak kaumnya menerima ajaran yang dibawa Nabi
Muhammad saw., karena itu adalah ajaran yang benar yang sesuai dengan kitab Taurat
yang mereka yakini. Ia menyatakan bahwa dirinya beserta keluarga telah menjadi
pengikut setia Nabi Muhammad saw. Namun, permintaan sang rabbi itu ditolak.
Setelah kejadian itu, mulai terjadi perdebatan sengit antara Nabi Muhammad saw.
dengan para pemimpin agama Yahudi. Mereka tidak hanya menyerang Nabi
10
Muhammad saw., tetapi juga para sahabat, baik dari kalangan Muhajirin maupun
Anshar. Mereka mulai menyusun kekuatan untuk melemahkan umat Islam.
BAB III
KESIMPULAN
11
memulai penyebaran ajaran Islam untuk seluruh umat manusia dan mewariskan
pemerintahan tunggal Islam. Meski non-Muslim umumnya menganggap Muhammad
sebagai pendiri Islam, dalam pandangan Muslim, Muhammad sama-sama menegakkan
ajaran tauhid untuk mengesakan Allah sebagaimana yang dibawa nabi dan rasul
sebelumnya sejak dari Nabi Nuh. Umat Muslim menyebut Muhammad dengan salam
penghormatan "Shalallaahu 'Alayhi Wasallam" dan mengiringi dengan shalawat Nabi
setiap nama Muhammad diperdengarkan.
Lahir pada tahun 570 di Mekkah, Muhammad melewati masa kecil sebagai yatim
piatu; ia dibesarkan di bawah asuhan pamannya Abu Thalib. Beranjak remaja,
Muhammad bekerja sebagai pedagang. Ia kadang-kadang mengasingkan diri ke gua
sebuah bukit hingga bermalam-malam untuk merenung dan berdoa; diriwayatkan dalam
usia ke-40, Muhammad didatangi Malaikat Jibril dan menerima wahyu pertama dari
Allah. Ia menyatakan dirinya sebagai utusan Allah, sebagaimana nabi-nabi yang telah
Allah utus sebelumnya. Tiga tahun setelah wahyu pertama, Muhammad mulai
berdakwah secara terbuka, menyatakan keesaan Allah dalam bentuk penyerahan diri
melalui Islam sebagai agama yang benar. Muhammad menerima wahyu berangsur-
angsur hingga kematiannya. Praktik atau amalan Muhammad diriwayatkan dalam
hadits, dirujuk oleh umat Islam sebagai sumber hukum Islam bersama Al-Quran.
Masyarakat Madinah menyambut baik kedatangan Nabi dan umat Islam di Madinah,
terutama kabilah Aus dan Khazraj. Kedua suku Arab tersebut sejak awal telah
menyatakan kesetiaannya kepada Nabi dan bersedia membantu beliau dalam
menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat Madinah. Hal ini dapat dilihat dari
perjanjian Aqabah yang mereka lakukan, baik perjanjian Setelah menerima ajaran
Islam, kedua suku yang suka berperang ini akhirnya bersatu di bawah panji Islam.
Mereka bersama-sama Rasulullah saw. dan umat Islam lainnya berjuang menegakkan
syariat Islam. Mereka rela berkorban nyawa dan harta demi syiar Islam.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad
http://hikmah-kata.blogspot.com/2013/02/respon-masyarakat-madinah-terhadap.html
http://diasdiari.blogspot.com/2014/01/dakwah-rasulullah-saw-periode-madinah.html
Bagikan di Google+ Bagikan di Facebook Bagikan di Twitter
12