Anda di halaman 1dari 3

Teladan Rasulullah dalam bidang kepemimpinan dan kenegaraan

1. Seorang pemimpin harus cermat membaca situasi dan kondisi umatnya.


2. Seorang pemimpin harus cerdas membuat skala prioritas pembangunan negerinya.
3. Seorang pemimpin harus mampu mempengaruhi dan mendorong rakyatnya mencapai
kemajuan.
4. Seorang pemimpin melakukan dakwah secara turun langsung ke lapangan dan melakukan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Cara meneladani dakwah Rasulullah saw. di Madinah

1. Selalu percaya akan hadirnya pertolongan Allah Swt.

2. Tolong menolong dalam kebaikan dan kebenaran

3. Senantiasa menjalin ukhuwah (persaudaraan)

4. Kerja keras, cerdas, dan bersungguh-sungguh dalam berusaha

A.    SEJARAH DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE MADINAH


1.    Arti Hijrah dan Tujuan Rasulullah SAW dan Umat Islam Berhijrah
hijrah berarti meninggalkan semua perbuatan yang dilarang dan dimurkai Allah SWT untuk
melakukan perbuatan-perbuatan yang baik, yang disuruh Allah SWT dan diridai-Nya. Arti hijrah
dalam pengertian pertama ini wajib dilaksanakan oleh setiap umat Islam. Rasuluilah SAW
bersabda . Artinya : “Orang berhijrah itu ialah orang yang meninggalkan segala apa yang
dilarang Allah SWT”(H. R. Bukhari)

Arti kedua dari hijrah ialah berpindah dari suatu negeri kafir (non-Islam), karena di negeri
itu umat Islam selalu mendapat tekanan, ancaman dan kekerasan, sehingga tidak
memiliki kebebasan dalam berdakwah dan beribadah.

hijrah ini pernah dipraktikkan oleh Rasulullah SAW dan umat Islam,
Tujuan hijrahnya Rasulullah SAW dan umat Islam dari Mekah (negeri kafir) ke Yatsrib
(negeri Islam) adalah :
- Menyelamatkan diri dan umat Islam dari tekanan, ancaman, dan kekerasan kaum kafir
Quraisy.
- Agar memperoleh keamanan dan kebebasan dalam berdakwah serta beribadah,
sehingga dapat meningkatkan usaha-usahanva dalam berjihad di jalan Allah SWT,
untuk menegakkan dan meninggikan agama-Nya (Islam)
2.    Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah
Dakwah Rasulullah SAW periode Madinah berlangsung selama sepuluh tahun, yakni dari
semenjak tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijrah sampai dengan wafatnva Rasulullah
SAW tanggal 13 Rabiul Awal tahun ke-11 hijrah. Tujuan dakwah Rasulullah SAW yang luhur
dan cara penyampaiannya yang terpuji, menyebabkan umat manusia yang belum masuk Islam
banyak yang masuk Islam dengan kemauan dan kesadaran sendiri. Peperangan-peperangan
yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para pengikutnya itu tidaklah bertujuan untuk
melakukan penjajahan atau meraih harta rampasan perang, tetapi bertujuan untuk :

- Membela diri kehormatan, dan harta.


- Menjamin kelancaran dakwah, dan memberi kesempatan kepada mereka yang hendak
menganutnya.
- Untuk memelihara umat Islam agar tidak dihancurkan oleh bala tentara Persia dan
Romawi.

bangsa Romawi dan bangsa Persia bertekad untuk menumpas dan menghancurkan umat Islam
dan agamanya. Untuk menghadapi tekad bangsa Romawi dan Persia tersebut, Rasulullah dan
para pengikutnya tidak tinggal diam sehingga terjadi peperangan antara umat Islam dan bangsa
Romawi, yaitu pertama Perang Mut’ah pada tahun 8 H, di dekat desa Mut’ah, bagian utara
Jazirah Arabia dan kedua Perang Tabuk pada tahun 9 H di kota Tabuk, bagian utara Jazirah
Arabia. Sedangkan bangsa Persia selalu mengadakan penyerangan kepada wilayah kekuasaan
umat Islam.

perundingan antara delegasi kaum kafir Quraisy yang dipimpin oleh Suhail Ibnu
Umar dan delegasi umat Islam yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW.
Perundingan tersebut melahirkan kesepakatan antara dua belah pihak, dan
melahirkan sebuah perjanjian, yang dikenal dalam sejarah sebagai perjanjian
Hudaibiyah (Sulhul Hudaibiyah). Isi perjanjian itu sebagai berikut :
(1)  Selama sepuluh tahun diberlakukan gencatan senjata antara kaum Quraisy penduduk
Mekah dan umat Islam penduduk Madinah.
(2)  Orang Islam dari kaum Quraisy yang datang kepada umat Islam, tanpa seizin walinya
hendaklah ditolak oleh umat Islam.
(3)  Kaum Quraisy tidak akan menolak orang-orang Islam yang kembali dan bergabung
dengan mereka.
(4)  Tiap kabilah yang ingin masuk dalam persekutuan dengan kaum Quraisy, atau dengan
kaum Muslimin dibolehkan dan tidak akan mendapat rintangan.
(5)  Kaum Muslimin tidak jadi mengerjakan umrah saat itu, mereka harus kembali ke
Madinah, dan boleh mengerjakan umrah di tahun berikutnya, dengan persyaratan :
• Kaum Muslimin memasuki kota Mekah setelah penduduknya untuk sementara keluar
dari kota Mekah.
• Kaum Muslimin memasuki kota Mekah, tidak boleh membawa senjata.
• Kaum Muslimin tidak boleh berada di dalam kota Mekah lebih dari tiga hari-tiga malam.
Pada tahun ke-9 dan 10 H berbagai kabilah bangsa Arab seperti Bani Tamim,
Bani Amr, Bani Sa’ad Ibnu Bakr, dan Bani Abdul Haris datang ke Madinah menghadap
Rasulullah SAW untuk menyatakan dukungannya.
Dengan demikian seluruh Jazirah Arabia telah masuk Islam, dan masuk wilayah
pemerintahan Islam yang berpusat di Madinah. Rasulullab SAW dan umat Islam
memperoleh kemenangan yang gilang-gemilang (lihat dan pelajari Q.S. An - Nasr, 110:
1-3).
3.    Dakwah Islamiah Keluar Jazirah Arabia
Rasulullah SAW menyeru umat manusia di luar Jazirah Arabia agar memeluk
agama Islam, dengan jalan mengirim utusan untuk menyampaikan surat dakwah
Rasulullah SAW kepada para penguasa atau para pembesar mereka.
Para penguasa atau para pembesar negara yang dikirimi surat dakwah Rasulullab
SAW itu seperti :
1.    Heraclius, Kaisar Romawi Timur
2.    Muqauqis, Gubernur Romawi di Mesir
3.    Syahinsyah, Kaisar Persia

B.    STRATEGI DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE MADINAH


Pokok-pokok pikiran yang dijadikan strategi dakwah Rasulullah SAW periode
Madinah adalah :
1. Berdakwah dimulai dan diri sendiri
2. Dakwah sesuai dengan petunjuk Allah SWT
3. Berdakwah itu hukumnya wajib bagi Rasulullah SAW dan umatnya.
4. Berdakwah dilandasi dengan niat ikhlas karena Allah SWT semata

Usaha-usaha Rasulullah SAW dalam mewujudkan masyarakat Islam adalah :


a.    Membangun Masjid
b.    Mempersaudarakan antara Kaum Muhajirin dan Ansar
c.    Perjanjian Bantu-Membantu antara Umat Islam dan Umat Non-Islam
Rasulullah SAW membuat perjanjian dengan penduduk Madinah non-Islam dan tertuang dalam
Piagam Madinah.
d.    Meletakkan Dasar-dasar Politik, Ekonomi, dan Sosial yan Islami demi
Terwujudnya Masyarakat Madani

Anda mungkin juga menyukai