NIM : 180511625558
No.absen : 21
S1 PTM / A3
Learned-centered design atau design yang terpusat pada peserta didik adalah suatu
pendekatan desain kurikulum yang menempatkan peserta didik pada posisi sentral. Dua
karakteristik yang membedakan antara learned dan subject adalah: Pertama, pengembangan
kurikulum didasarkan pada keinginan (kebutuhan, minat, dan tujuan belajar) peserta didik dan
bukan berdasarkan materi pelajaran. Kedua, sebagai akibat ]karakteristik pertama itu,
kurikulumnya tidak dapat dirancang sebelumnya, tetapi harus disusun bersama antara peserta
didik dan pendidik. Dari uraian singkat diatas dapat disimpulkan bahwa, akan terdapt variasi
model pembelajaran tak terbatas, hal mana menyebutkan kesulitan ke dalam penyediaan buku
teks sehingga pendidik harus meramu sendiri materi pelajaran untuk setiap kelompok peserta
didik. Problem-centered design dikembangkan berdasarkan pemikiran filsafati tentang peran
manusia dalam masyarakat. Dengan problem-centered design dimaksudkan, desain yang
difokuskan pada masalah-masalah kehidupan sosial. Pengorganisasian pada arah horizontal
ditentukan berdasarkan cakupan dan klasifikasi dari suatu masalah yang hendak dikaji. Desain
kurikulum berbasis masalah yang pernah dikembangkan adalah desain berbasis bidang
kehidupan dan desain berbasis kurikulum inti.
Desain alternative yakni, desain kurikulum humanistic yang turut melandasi Pendidikan
dan Pelatihan Berbasis Kompetensi (PPBK) sebagaimana dikemukakan oleh R. Harris (1995: 92)
Desain kurikulum humanistic dikembangkan dengan mengutamakan peran siswa dengan
menci[takan suasana belajar yang memungkinkan siswa mengaktualisasikan dirinya. Terdapat
lima masalah kritis yang sering timbul dalam desain kurikukum, yakni : (a) desain untuk
pendidikan umum atau spesialisasi, (b) hubungan antarkomponen kurikulum, (c) cakupan dan
sekuens, (d) pusat pengorganisasian kurikulum, dan (e) keseimbangan.
Nama : Riesky Maulana Ramadhan
NIM : 180511625558
No.absen : 21
S1 PTM / A3
Rekayasa kurikulum mencakup semua proses dan kegiatan untuk menjadikan suatu
sistem kurikulum berfungsi dalam sistem persekolahan. G.A. Beauschamp (1975: 135,196)
mendefinisikan rekayasa kurikulum adalah semua proses dan kegiatan yang diperlukan untuk
memelihara dan menyempurnakan sistem kurikulum yang mencakup kepemimpinan oleh orang-
orang yang menduduki jabatan seperti pengawas sekolah, kepala sekolah, dan pengembang
kurikulum (yang dikenal sebagai otorita yang berwenang mengambil keputusan dan menetapkan
tindakan-tindakan operasional).
Sistem kurikulum merupakan suatu sistem pengambilan keputusan dan tindakan untuk
memfungsikan kurikulum dalam persekolahan. Fungsi utama sistem kurikulum adalah : (a)
mengembangkan kurikulum, (b) menerapkan kurikulum, (c) menilai efektivitas kurikulum dan
sitem kurikulum. Tujuan umum suatu sistem kurikulum dari berbagai sistem persekolahan adalah
untuk memberikan kerangka kerja guna menentukan apa yang harus diajarkan di sekolahdan
untuk memanfaatkan kebijakan-kebijakan yang telah digariskan oleh pemerintah sebagai dasar
untuk mengembangkan strategi pembelajaran. Hasil dari suatu sistem kurikulum adalah
kurikulum yang direncanakan. Kegiatan perencanaan kurikulum yang melibatkan para guru dan
partisipan lainnya pada dasarnya bersifat edukatif.
Dalam bab ini yang dimaksudkan dengan persekolahan mencakup semua kegiatan yang
penting untuk memelihara dan pengoperasian sekolah. Tiga sistem penting dalam sistem
persekolahan adalah sistem kurikulum, sistem intruksional dan sistem evaluasi dengan fokus
utama pada sistem kurikulum. Namun interelasi diantara ketiga sistem tersebut akan member
kejelasan pada teori kurikulum. Masukan untuk sistem kurikulum yang utama adalah landasan-
landasan pendiidkan dan catatan-catatan pengalaman yang berkaitan dengan permasalahan
kurikulum. Fungsi utama yang harus disajikan dalam isi kurikulum dan proses dari sistem
tersebut adalah agar dapat menghiasilkan kurikulum yang terencana, selanjutnya diterapkan
melalui sistem intruksinal , dan dimodifikasi berdasarkan umpan balik yang diperoleh dari hasil
evaluasi. Keluaran yang terpenting dari sistem kurikulum adalah kurikulum. Pemilihan arena
rekayasa kurikulum pada tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota atau sekolah sangat
fundamental. Rekayasa kurikulum dapat berfungsi pada setiap strata atau kombinasi antara
arena-arena tersebut. Juga dimungkinkan untuk membagi keseluruhan arena rekayasa kurikulum
menjadi dua bagian berdasarkan fungsi. Sebagai contoh, satu arena untuk perencanaaan
kurikulum dan bagian lain untuk perencanaan kurikulum. Dalam hal ini evaluasi kurikulum
dapat dibebankan pada salah satu atau kepada kedua arena tersebut.
Evaluasi kurikulum mencakup evaluasi atas penggunaan kurikulum oleh guru, desain
kurikulum, relevansi kompetensi lulusan dan sistem kurikulum. Pengalaman yang terbatas dalam
bidang ini perlu diimbangi dengan kegiatan penelitian dan kerjasama dengan pihak pengguna
lulusan (dunia usaha dan dunia industri).