Anda di halaman 1dari 7

JAWABAN UTS

MATA KULIAH SEJARAH PERADABAN ISLAM

1. Perkembangan Islam di Mekah


Pada usia 40 tahun, Nabi Muhammad SAW sering bertahanus di Gua Hira. Gua
Hira terletak 6 km di sebelah timur Kota Mekah. Di tempat itu, Nabi Muhammad SAW
merenungi keadaan masyarakatnya. Pada tanggal 17 Ramadhan 611 M, datanglah
malaikat Jibril menyampaikan wahyu yang pertama, yaitu Surah Al-‘Alaq ayat 1-5.
Rasulullah SAW berdakwah dengan menggunakan dua strategi diantara adalah
sebagai berikut :
a) Dakwah Rasulullah SAW secara sembunyi - sembunyi
Rasulullah SAW melakukan dakwah yang pertama kalinya ialah kepada
keluarga dan sahabatnya. Mulai dari Khodijah (isterinya), Ali bin Abi Thalib (Putra
pamannya), Abu Bakar (sahabatnya), dan Zaid bin Harisah (pembantunya). Kemudian
diikuti oleh Usman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin
Abi Waqqas, Talhah bin Ubaidilah, Abu Ubaidah bin Jarrah, dan Arqam bin Abil
Arqam. Mereka yang masuk Islam generasi pertama disebut Assabiqunal Awwalun.
Nabi Muhammad SAW melakukan dakwah secara sembunyi – sembunyi
bermaksud menyiapkan orang – orang yang mendukung beliau dan menyiapkan orang
– orang yang menjadi juru dakwah beliau. Rumah Arqam bin Abil Warqam dijadikan
sebagai pusat dakwah pada saat itu.
b) Dakwah Raulullah SAW secara terang – terangan
Setelah 3 tahun Rasulullah SAW berdakwah secara sembunyi – sembunyi.
Turunlah firman Allah SWT : “Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan
segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang
musyrik.” (QS. Al-Hijr[15] : 94).
Ayat tersebut menerangkan bahwa Allah memerintahkan agar Nabi
Muhammad SAW mendakwahkan Islam secara terang – terangan. Langkah pertama
yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW ialah mengumpulkan warga di Bukit
Safa. Setelah semua berkumpul di Bukit Safa termasuk Abu Lahab paman Nabi,
Rasulullah SAW berdialog dengan warga hingga beliau bersabda bahwa
sesungguhnya beliau di utus oleh Allah SWT sebagai pemberi peringatan bahwa
adanya siksaan Allah SWT yang sangat keras. Namun sebelum Nabi selesai bicara,
Abu Lahab memotong pembicaraan beliau dengan mengatakan “Celakalah kamu
wahai Muhammad, apakah hanya untuk ini kau kumpulkan kami ?” Abu Lahab
melempari Nabi Muhammad SAW menggunakan batu.
Dakwah Rasulullah SAW ditentang dan ditolak oleh pamannya sendiri yaitu
Abu Lahab beserta isterinya. Dengan adanya penolakan tersebut Allah SWT
menurunkan surah Al-Lahab yang isinya tentang siksaan akibat sikap Abu Lahab dan
isterinya.
Menghadapi ancaman tersebut, Nabi Muhammad SAW beserta pengikut
setianya tidak mundur. Sedikit demi sedikit dakwa Islam tetap berjalan. Pada masa –
masa awal tersebut, orang – orang yang dapat menerima dakwah Nabi Muhammad
SAW adalah dari golongan tertindas dan kaum miskin
2. Perkembangan Islam di Madinah
Sejak hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad SAW dan para sahabat selalu
berdakwah kepada penduduk Madinah tanpa mengenal lelah dan putus asa. Dakwah
Rasulullah SAW ditujukan kepada orang-orang yang sudah masuk Islam (umat Islam)
dan orang-orang yang belum masuk Islam. Dakwah kepada umat Islam bertujuan agar
mereka mengetahui seluruh ajaran Islam baik yang diturunkan di Mekah ataupun yang
diturunkan di Madinah, kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari,
sehingga mereka betul-betul menjadi umat yang bertakwa.
Selain itu, Rasulullah SAW dibantu oleh para sahabatnya melakukan usaha-usaha
nyata agar terwujud persaudaraan sesama umat Islam dan terbentuk masyarakat madani di
Madinah. Sedangkan dakwah yang ditujukan kepada orang-orang yang belum masuk
Islam bertujuan agar mereka bersedia menerima Islam sebagai agamanya, mempelajari
ajaran-ajarannya dan mengamalkannya, sehingga mereka menjadi umat Islam yang
senantiasa beriman dan beramal saleh, yang berbahagia di dunia serta sejahtera di akhirat.
Strategi yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat dalam dakwah
menyebarkan agama Islam antara lain:

a) Membangun masjid sebagai pusat ibadah dan dakwah


Membangun masjid ini merupakan usaha pertama Nabi Muhammad SAW
dalam membentuk masyarakat Islam Madinah. Masjid yang pertama dibangun Nabi
di Madinah adalah masjid Nabawi yang dibangun pada bulan Rabiulawal 1 Hijriah
(September 622 SM). Fungsi masjid di zaman Rosulullah SAW adalah sebagai
berikut :
 Sebagai sarana pembinaan umat Islam di bidang akidah, ibadah dan akhlak.
Menjadi sarana ibadah seperti sholat
 Menjadi tempat belajar agama Islam yang bersumberkan dari Al-quran dan Al-
hadist
 Sebagai sarana tempat menyambung tali silaturrahim antara kaum muslimin
 Sebagai sarana sosial
 Menjadi tempat bermusyawarah
 Tempat menyusun strategi perang

b) Membangun ekonomi rakyat dengan membangun pasar yang tidak jauh dari masjid.
Untuk membangun perekonomian rakyat sekaligus sebagai sarana dalam
menyebarkan ajaran Islam, Nabi Muhammad SAW dan para sahabat mendirikan
pasar yang lokasinya tidak jauh dari masjid Nabawi. Pasar yang dibangun
dimaksudkan sebagai langkah untuk mendidik umat bagaimana ajaran Islam mengatur
roda perekonomian dengan begitu adilnya. Pasar tersebut telah merubah sistem pasar
Yahudi yang ada pada saat itu. Dengan kehadiran pasar yang menganut sistem
perekonomian Islam disambut hangat oleh masyarakat Madinah karena mampu
menyuguhkan sistem perekonomian yang menguntungkan semua pihak, jauh dari riba
dan keserakahan. Pasar Madinah inilah yang kemudian menjadi urat nadi
perekonomian negara Islam yang pertama, yang berpusat di Madinah.
c) Mempersaudarakan Kaum Muhajirin dan Anshar
Nabi Muhammad SAW dalam hijrahnya ke Madinah mempersaudarakan
kaum Muhajirin dan kaum Anshar. Kaum Muhajirin adalah orang-orang Islam dari
kota Mekkah yang juga ikut berhijrah ke Madinah bersama dengan Nabi Muhammad
SAW , sedangkan kaum Anshar adalah kaum yang menerima kedatangan umat Islam
di Madinah. Beliau mempersaudarakan kaum Muhajirin dan kaum Anshar agar
mereka dapat saling membantu dan mengasihi satu sama lain.
Kaum Muhajirin meninggalkan semua harta benda di kota Mekkah untuk
hijrah bersama nabi ke Madinah sehingga sangat membutuhkan bantuan dari kaum
Anshar untuk memulai hidup baru. Persaudaraan ini juga akan membentuk suatu
solidaritas antara kedua kaum tersebut yang nantinya sangat penting bagi perjuangan
umat Islam.

d) Piagam Madinah
Piagam Madinah ini merupakan produk Undang-undang hasil kompromi
antara umat Islam dengan non-Muslim di Madinah, yang digunakan sebagai dasar
hidup dan aturan yang harus dipatuhi bersama antar pihak yang terkait. Atas
kesuksesan ini, Piagam Madinah dijadikan sebagai Dasar Toleransi Beragama. Inilah
yang menginsipirasi umat Islam hari ini untuk tetap menjaga toleransi umat
Beragama.

3. Perkembangan Islam di Masa Sayyidina Abu Bakar As-shidiq


Abu Bakar Abu Bakar adalah orang yang pernah menjadi khalifah (pengganti)
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam mengimami kaum Muslimin pada saat beliau
sakit. Itulah ash-Shiddiq sahabat beliau yang terbesar dan pendamping beliau di dalam
gua, Abu Bakar Rodhiyallahu ‘anhu.Abu Bakar menjadi Khalifah hanya dua tahun.
Masa singkat Abu Bakar habis untuk menyelesaikan persoalan dalam negeri
terutama tantangan oleh suku-suku bangsa arab yang tidak mau tunduk lagi kepada
pemerintahan madinah.Abu Bakar mencurahkan perhatiannya kepada golongan Murtab
yang melanda seluruh Jazirah Arab.Dengan Kegigihannya ,Beliau berhasil memadamkan
api kemurtapandalam waktu cepat tidak sampai satu tahun.
Abu Bakar Wafat Abu Bakar wafat pada tahun ke-13 Hijriah, malam Selasa,
tanggal 23 Jumadil Akhir pada usia 63 tahun. Masa khalifahnya 2 tahun, 3 bulan, dan 3
hari. la dikubur di rumah Aisyah Rodhiyallahu ‘anha di samping kubur Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wa sallam
Ciri Khas Masa Abu Bakar adalah masa peralihan yang sungguh sulit dan rumit,
yang bertalian dengan kedua masa itu namun berbeda dari masa Rasul dan khalifah
lainnya.Bahkah,berbeda dari setiap masa yang pernah dikenal orang dalam sejarah hukum
dan ketertibannya serta dalam sejarah agama-agama dan penyebarannya.
Menjelang wafatnya, Abu Bakar meminta pendapat sejumlah sahabat generasi
pertama yang tergolong ahli syura. Mereka seluruhnya sepakat untuk mewasiatkan
khalifah sesudahnya kepada Umar ibnul Khaththab Rodhiyallahu ‘anhu. Dengan
demikian, Abu Bakar merupakan orang yang pertama mewasiatkan khalifah
sepeninggalnya kepada orang yang sudah ditunjuk dan mengangkat khalifah berdasarkan
wasiat tersebut.

4. Perkembangan Islam Pada Masa Sayyidina Umar Bin Khatab


Umar Ibn Khattab menjadi khalifah pada hari kematian Abu Bakar ash-Shidiq.
Selama masa khalifahnya, ia melakukan tugasnya dengan baik seperti halnya sirah, jihad,
dan kesabaran Abu Bakar Radhiyallahu ‘anhu. Dengan Umar ibnul Khaththab Allah
memuliakan Islam.
Wafatnya Umar Ibn Khattab Pada hari Rabu bulan Dzulhijah tahun 23 H Umar
Bin Kattab wafat, Beliau ditikam ketika sedang melakukan Shalat Subuh oleh seorang
Majusi yang bernama Abu Lu’luah, budak milik al- Mughirah bin Syu’bah diduga ia
mendapat perintah dari kalangan Majusi. Umar bin Khattab dimakamkan di samping Nabi
saw dan Abu Bakar as Siddiq, beliau wafat dalam usia 63 tahun.
Sebelum wafat, Umar berwasiat agar urusan khilafah dan pimpinan pemerintahan,
dimusyawarahkan oleh enam orang yang telah mendapat ridha Nabi SAW. Mereka adalah
Utsman bin Affan , Ali bin Abu Thalib ,Thalhah bin Ubaidilah,Zubair binl Awwam, Sa'ad
bin Abi Waqqash, dan Abdurrahman bin Auf
Sebelum masuk Islam, Umar bin Khattab dikenal sebagai seorang yang keras
permusuhannya dengan kaum Muslimin, bertaklid kepada ajaran nenek moyangnya, dan
melakukan perbuatan- perbuatan jelek yang umumnya dilakukan kaum jahiliyah, namun
tetap bisa menjaga harga diri. Beliau masuk Islam pada bulan Dzulhijah tahun ke-6
kenabian, tiga hari setelah Hamzah bin Abdul Muthalib masuk Islam.
Umar terkenal dengan Ketegasan sikap dan kebijaksanaan berpikirnya, dengan
kecenderungan selalu mengutamakan musyawarah, juga politiknya dalam mengendalikan
pemerintahan serta hubungannya dengan pihak luar, patut sekali menjadi studi tersendiri
yang akan cukup menarik.
Umar adalah tokoh pembebas pertama bangsa- bangsa dari kekuasaan penjajah.
Di masanya inilah Islam berkembang sampai ke Persia, Asia Barat, Mesir dan Afrika
Utara.
Orang yang membunuh Umar adalah seorang Majusi bernama Abdul Mughirah
yang biasa dipanggil Abu Lu’lu’ah. Disebutkan bahwa ia membunuh Umar karena ia
pernah datang mengadu kepada Khalifah Umar tentang berat dan banyaknya kharaj
(pajak) yang harus dia keluarkan. Tatkala Khalifah Umar berangkat ke masjid seperti
biasanya menunaikan shalat subuh, langsung saja ia menyerang. Dia menikamnya dengan
tiga tikaman dan berhasil merobohkannya. Kemudian setiap orang muslim yang berusaha
mengepung dirinya diserangnya pula. Sampai ada salah seorang yang berhasil
menjaringkan kain kepadanya. Setelah melihat bahwa dirinya terikat dan tidak bisa ber
kutik, dia membunuh dirinya dengan pisau belati yang dibawanya.

5. Perkembangan Islam Pada Masa Sayyidina Utsman Bin Affan


Utsman bin Affan (sekitar 574 – 656) adalah sahabat Nabi Muhammad SAW yang
merupakan Khulafaur Rasyidin yang ke-3. Nama lengkap beliau adalah Utsman bin affan
Al-Amawi Al-Quarisyi, berasal dari Bani Umayyah. Lahir pada tahun keenam tahun
Gajah. Kira-kira lima tahun lebih muda dari Rasullulah SAW.
Nama panggilannya Abu Abdullah dan gelarnya Dzunnurrain (yang punya dua
cahaya). Sebab digelari Dzunnuraian karena Rasulullah menikahkan dua putrinya untuk
Utsman; Roqqoyah dan Ummu Kultsum. Ketika Ummu Kultsum wafat, Rasulullah
berkata; “Sekiranya kami punya anak perempuan yang ketiga, niscaya aku nikahkan
denganmu.” Dari pernikahannya dengan Roqoyyah lahirlah anak laki-laki. Tapi tidak
sampai besar anaknya meninggal ketika berumur 6 tahun pada tahun 4 Hijriah.
Utsman bin Affan diangkat menjadi khalifah atas dasar musyawarah dan
keputusan sidang Panitia enam, yang anggotanya dipilih oleh khalifah Umar bin khatab
sebelum beliau wafat. Keenam anggota panitia itu ialah Ali bin AbiThalib, Utsman bin
Affan, Abdurahman bin Auf, Sa’ad bin AbiWaqas, Zubair bin AwwamdanThalhah bin
Ubaidillah.
Tiga hari setelah Umar bin khatab wafat, bersidanglah panitia enam ini.
Abdurrahman bin Auff memulai pembicaraan dengan mengatakan siapa diantara mereka
yang bersedia mengundurkan diri. Ia lalu menyatakan dirinya mundur dari pencalonan.
Tiga orang lainnya menyusul. Tinggallah Utsman dan Ali. Abdurrahman MakaUtsman
bin Affan menjadi khalifah ketiga dan yang tertua.
Pada saat diangkat, ia telah berusia 70 tahun. Peristiwa ini terjadi pada bulan
Muharram tahun 24 H. Pengumuman dilakukan setelah selesai Shalat dimasjid Madinah.
Masa pemerintahan khallifah Utsman tidak terputus dengan rangkaian penaklukan
yang dilakukan kaum Muslimin pada masa pemerintahan khalifah Umar.Ketika itu
Armenia, Afrika, dan Cyprus telah dikuasai. Kaum muslimin terus memperkokoh
kekuatan di Persia yang telah takluk ditangan mereka sebelumnya. Perluasan itu meliputi
bagian pesisir pantai atau kelautan, karena pada saat itu kaum muslimin telah memiliki
armada laut.
Pada pemerintahan Utsman negri Tabaristan berhasil ditaklukan oleh Sa`id bin
Ash. Dikatakan ,bahwa tentara Islam dalam penaklukan ini telah meyertakan Al-
Hasandan Al-Husain, kedua putra Ali, begitu pula Abdullah bin Al-Abbas, `Amr bin Ash,
danzubair bin Awwam. Pada masa pemerintahan usman pun kaum muslimin berhasil
memaksa raja Jurjun untuk memohon berdamai dari Sa`ad bin Ash danunt kiniia bersedia
menyerahkan upeti senilai 200.000 dirham setiap tahun kepadanya.
Termasuk juga menumpas pendurhakaan dan pemberontakan yang terjadi di
beberapa  negri yang telah masuk ke bawah kekuasaan Islam .Pendurhakaaan itu
ditimbulkan oleh pendukung- pendukung pemerintah yang lama atau dengan kata lain
pemerintahan sebelum daerah itu berada dalam kekuasaan Islam, mereka hendak
mengembalikan kekuasaannya. Daerah tersebut antara lain adalah Khurasan dan
Iskandariahaman Umar.
Menurut para ahli sejarah mereka berpendapat  bahwa zaman pemerintahan
khalifah Utsman bin Affan sebagai Zaman keemasan dimana tentara Islam mendapat
kemenangan yang luar biasa, satu demi satu, dan mereka dapat mengusai banyak dari
negri-negri yang dahulunya berada dibawah kekuasaan Romawi Persia dan jugaTurki.
Secara singkat umat Islam pada saat itu telah sampai pada puncak kekuasaan dan
kekuatan dibidang kemiliteran, yang tidak diraih oleh zaman-zaman sesudahnya.
6. Perkembangan Islam Pada Masa Sayyidina Ali bin Abi Thalib
Ali bin Abi Thalib adalah orang yang paling awal memeluk agama Islam
(assabiqunal awwalun), sepupu Rasullullah Saw., dan juga khalifah terakhir dalam
kekhalifahan Kulafaur Rasyidin menurut pandangan Sunni. Namun bagi Islam Syiah, Ali
adalah khalifah pertama dan juga imam pertama dari 12 imam Syiah.
Ali dilahirkan di Mekkah, daerah Hejaz, Jazirah Arab, pada tanggal 13 Rajab. Menurut
sejarawan, Ali dilahirkan 10 tahun sebelum dimulainya kenabian Muhammad, sekitar
tahun 600 Masehi. Beliau bernama asli Haydar bin Abu Thalib. Namun Rasullullah Saw.
tidak menyukainya dan memanggilnya Ali yang berarti memiliki derajat yang tinggi di
sisi Allah.
Ketika Rasullullah Saw. mulai menyebarkan Islam, Ali saat itu berusia 10 tahun.
Namun ia mempercayai Rasullullah Saw. dan menjadi orang yang pertama masuk Islam
dari golongan anak-anak. Masa remajanya banyak dihabiskan untuk belajar bersama
Rasullullah sehingga Ali tumbuh menjadi pemuda cerdas, berani, dan bijak. Jika
Rasullullah Saw. adalah gudang ilmu, maka Ali ibarat kunci untuk membuka gudang
tersebut.
Dalam pemilihan khalifah terdapat perbedaan pendapat antara pemilihan abu
bakar ra,ustman bin affan ra dan ali bin abi thalib ra. Ketika pemilihan kedua khalifah
sebelum ali, terdapat penentangan dari sejumlah orang. Akan tetapi setelah khalifah
ditetapkan, semua orang menerimanya dan ikut berbaiat menyatakan kesetiananya.
Namun, berbeda ketika ali ditetapkan sebagai khalifah keempat. Setelah terbunuhnya
ustman bin affan ra, masyarakat beramai-ramai datang dan membaiat ali bin abi thalib ra
sebagai khalifah. Beliau diangkat melalui pemilihan dan pertemuan terbuka.
Diujung masa pemerintahan ali bin abi thalib ra umat islam terpecah menjadi tiga
kekuatan politik, yaitu mu’awiyah, syi’ah (pengikut abdullah bin saba’ al-yahudi yang
menyusup pada barisan tentara ali bin abi thalib ra, dan al-khawarij (orang-orang yang
keluar dari barisan ali bin abi thalib). Keadaan ini tidak menguntungkan bagi ali bin abi
thalib ra. Munculnya kelompok al-khawarij menyebabkan tentaranya semakin lemah,
sementara posisi mu’awiyah ra semakin kuat. Pada tanggal 2 ramadhan 4 H (660 M), ali
bin abi thalib ra terbunuh oleh salah seorang anggota khawarij yaitu abdullah bin muljam.
Kedudukan sebagai khalifah kemudian dijabat oleh anaknya al-hasan bin ali ra
selama beberapa bulan. Namun, karena al-hasan ra menginginkan perdamaian dan
menghindari pertumpahan darah, maka al-hasan ra menyerahkan jabatan kekhalifahan
kepada mu’awiyah ra. Dan akhirnya penyerahan kekuasaan ini dapat mempersatukan
umat islam kembali dalam satu kepemimpinan politik, dibawah mu’awiyah . disisi lain,
penyerahan itu juga menyebabkan mu’awiyah menjadi penguasa absolut islam. Tahun 41
H (661 M), tahun persatuan itu, dikenal dalam sejarah sebagai tahun jama’ah. Dengan
demikian berakhirlah masa yang disebut dengan masa khulafa’ur rasyidin, dan dimulailah
kekuasaan bani umayyah dalam sejarah politik islam.
Kehidupan masyarakat Arab pada masa pra islam dikenal dengan sebutan zaman
jahiliyah. Zaman jahiliyah adalah zaman kebodohan atau kegelapan terhadap kebenaran.
Tatanan sosial dan akhlak tidak berjalan semestinya, yang kuat senantiasa menindas yang
lemah, kaum wanita menjadi sasaran tindak kejahatan dan masih banyak lagi
pelanggaran-pelanggaran yang terjadi pada masa itu. Kehidupan mereka belum teratur
seperti sekarang. Pada waktu itu kehidupan mereka sangat keras, hidup bersuku-suku, dan
suka berperang. Masyarakat Arab kehilangan kendali, tidak ada panutan yang dapat
menuntun ke arah kebaikan, yang ada hanyalah kehidupan jahiliyah. Perilaku masyarakat
senantiasa bertentangan dengan nilai-nilai kebaikan dan tidak ada yang menyembah Allah
SWT.
Mereka tidak mengenal perikemanusiaan dan hidup tanpa dasar keimanam. Kaum
wanita dipandang makhluk yang lemah dan hidup tertindas di bawah kekuasaan kaum
pria. Bahkan bila bayi lahir wanita maka akan dikubur hidup-hidup.
Mereka menyembah berhala dan kalau sudah jemu/bosan berhala itu pun
diperjual-belikan, menurut mereka sikap kejujuran adalah merupakan suatu keanehan
bagi mereka sedangkan kemunafikan menjadi hal yang biasa, dan perzinaan, minum-
minuman keras,berfoya-foya merupakan suatu kesenangan bagi orang-orang jahiliyah.
Mencuri dan merampok merupakan bagian dari kehidupan mereka. Bagi mereka yang
penting adalah hidup untuk makan, sekalipun harus megorbankan orang lain. Peradaban
mereka sendiri tidak berkembang dan hidup dalam kebodohan. Keadaan semacam itu
dapat diselamatkan dengan lahir dan tumbuhnya agama islam di Jazirah Arab.

Anda mungkin juga menyukai