Anda di halaman 1dari 46

RESUME SEJARAH PERADABAN ISLAM LENGKAP

RANGKUMAN SEJARAH PERADABAN ISLAM

Dosen Pembimbing : Maryamah, M.Si

Ujang Sugara

10210156

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

FAKULTAS TARBIYAH

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2011

RIWAYAT HIDUP NABI MUHAMMAD SAW


A. ARAB SEBELUM ISLAM

Ketika Nabi Muhammad Saw dilahirkan yaitu pada (570 M), Makkah adalah
sebuah kota yang sangat penting dan terkenal diantar kota-kota di negeri Arab,
baik karena tradisinya maupun karena letaknya. Kota ini dilalui jalur perdagangan
yang ramai menghubungkan yaman di selatan syiria di utara. Dengan adanya
Ka’bah di tengah kota, Makkah menjadi pusat keagamaan Arab. Ka’bah adalah
tempat mereka berziarah. Di dalamnya terdapat 360 berhala, mengelilingi berhala
utama, Hubal. Makkah kelihatan makmur dan kuat. Agama dan masyarakat arab
ketika itu mencerminkan realitas kesukuan masyarakat jazirah arab dengan luas
satu juta mil persegi.

Jazirah Arab merupakan tempat kediaman mayotitas bangsa Arab saat itu. Jazirah
arab terbagi menjadi dua bagian besar yaitu, Bagian Tengah dan Bagian Pesisir.
Jazirah arab bagian tengah merupakan Padang Pasir Sahara yang memiliki
keadaan dan sifat berbeda. Pendudukanya sedikit dan mempunyai kebiasaa
nomadik yaitu berpindah-pindah daerah guna mencari air. Sedangkan di Jazirah
Arab bagian pesisir, mereka sudah hidup tetap dengan mata pencaharian bertani
dan berniaga.

Bila dilihat dari segi keturunan, Jazirah arab terbeagi menjadi dua golongan besar
yaitu, Qathaniyun yaitu keturunan Qathan dan Adnaniyun yaitu keturunan Ismail
bin Ibrahim. Pada mulanya di bagian utara ditempati golongan Adnaniyun dan
dibagian dan diwiliyaha selatan ditempati golongan Qathaniyun, tetapi lama-lama
mereka berbaur dikarenakan yang utara pindah ke selatan begitu juga sebaliknya.

B. RIWAYAT HIDUP NABI MUHAMMAD SAW : DAKWAH DAN


PERJUANGAN

1. Sebelum Masa Kerasulan

Nabi Muhammad lahir dari keluarga terhormat relatif miskin. Ayahnya bernama
Abdullah dan kakenya bernama Abdul Munthalib, seorang kepala suku Quraisy
yang besar pengaruhnya. Dan ibunya bernama Aminah binti Wahab dari bani
Zuhrah. Nabi Muhammad lahir pada tahun 570 M, atau sering dikenal dengan
tahun gajah. Dinamakan tahun gajah karena pada saat nabi lahir ada penyerangan
dari Gubernur Habsyi (Ethiopia) yang bernama Abrahah dengan membawa
pasukan bergajah yang datang untuk menyerbu Ka’bah.
Nabi Muhammad ditinggal meninggal ayahnya sejak ia masih didalam
kandungan. Setelah ia lahir ia diasuh oleh ibu pengasuh yang bernama Halimatus
Sa’diyah. Ia diasuh hingga berusia 4 Tahun. Setalah itu kurang lebih 2 tahun ia
diasuh oleh ibu kandungnya. Pada saat ia berusia 6 tahun, ia diajak ibunya untuk
berziarah ke makam ayahnya, pada saat dijalan ibunya sakit dan meninggal dunia.
Jadi pada saat ia berusia 6 tahun ia sudah menjadi anak yatim piatu. Setelah
ibunya meninggal Nabi Muhammad diasuh oleh kakeknya yaitu Abdul Munthalib.
Namun dua tahun kemudian Abdul Munthalib meninggal karena sudah tua.
Setelah ditinggal kakeknya ia diasuh oleh pamannya yaitu Abu Tholib, seperti
Abdul Munthalib, Abu Tholib juga disegani disukunya. Pada saat nabi masih
muda, ia pernah hidup sebagai pengembala kambing keluargannya dan penduduk
Makkah, pada saat ia berumur 12 tahun ia ikut bekafilah dagang ke Syria dengan
Abu Thalib. Pada saat itu ia bertemu dengan pendeta kristen bernama Buhairah.
Buhairah mengatakan kepada Abu Thalib agar tidak terlalu jauh mengajak Nabi
ke dalam daerah Syam, dikarenakan ditakutkan para penduduk Yahudi
mengetahui tanda-tanda kenabian yang ada pada diri Nabi Muahammad yang
menjadikan orang yahudi berbuah jahat kepadanya.

Pada usia 25 tahun ia membawa barang dagangan milik saudagar wanita kaya,
yaitu Siti Khadijah. Setelah ia pulang, ia membawa laba yang sangat besar. Siti
Khadijah suka dengan Nabi dan akhirnya ia melamar Nabi, dan menikah dengan
Nabi

2. Masa Kerasulan

Pada saat nabi berusia 40 tahin, ia sering menyepi dari keramaian untuk bertafakur
di Gua Hira, yang bertempat beberapa kilo dari rumahnya, awalnya, Cuma
beberapa jam, kamudian berhari-hari. Pada tanggal 17 Ramadhan 611 M. Malikat
jibril muncul dihadapanyya dengan membwa wahyu pertama dari Allah yaitu
surat Al-Alaq ayat 1-5. Awalnya nabi ketakutan pada saat ia disuruh mengikuti
ucapan jibril, ia berkata kalau ia tidak bisa, kemudian ia dipeluk dengan keras oleh
jibril dan disuruh mengulangi lagi apa yang dikatakan jibril. Pada saat ia sudah
bisa mengikuti ucapan jibril nabi dilepaskan oleh jibril, dan Nabi pulang dengan
lari kerumah, Pada saat nabi sampai rumah,dengan wajah yang masih ketakutan ia
bicara ke khadijah kalau ia kedinginan, kemudian ia dihibur oleh khadijah dan
dislimuti. Besoknya khadijah menemui seorang pendeta kristen dan bertanya
kenapa nabi seperti itu. Dan si pendeta tahu bahwa Muhammd sudah diangkat
menjadi nabi.

Turunnya surat Al-Alaq menunjukan bahwa pada saat itu nabi masih belum
disuruh untuk berdakwah. Turunnya wahyu kedua yaitu surat Al-Muddatstir ayat
1-7 dengan turunnya wahyu ini, mulailah Rasulullah SAW berdakwah, pertama
dengan sembunyi-sembunyi di lingkungan sendiri, kemudian di kalangan rekan-
rekannya dan kemudian di keluarganya. Mula-mula yang masuk islam adalah istri
Nabi Muhammad SAW, kemudian sepupunya Ali Bin Abi Tholib yang baru
berumur 10 tahun, kemudian Abu Bakar, Zaid, Ymmy Aiman, Usman bin Affan,
Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash dan Thalhah
bin Ubaidillah dan mereka juga disebut assabighunal awwalun.

Setelah beberapa lama berdakwah secara sembunyi-sembunyi akhirnya turun


wahyu yang menyuruh nabi untuk berdakwah secara terang-terangan. Pertama
nabi mengumpulkan keluarganya dan mengajak mereka masuk islam, tetapi
mereka semua menolak kecuali Ali. Kemudian ia mengajak semua golongan,
mulai hamba sahaya hingga bangsawan, mulai dari daerah makkah hingga ke
daerah yang lain. Hasil usaha nabi pun ada hasilnya, sedikit-sedikit umat nabi
bertambah, dari golongan wanita, budak, pekerja dan orang tak punya.

Semakin lama para kafir quraisy semakin kejam. Kemudian nabi mengajak
umanya untuk pergi ke luar Makkah yaitu ke Habsyah (Ethiopia). Kemudian ada
banyak orang kuat dari quraisy masuk islam yaitu Hamzah dan Umar bin Khattab.
Posisi islam pun semakin kuat. Kemudian di boikot mereka, orang-orand dilarang
berjual beli dengan kaum muslimin. Setelah boikot dihentikan pada tahun
kesepuluh kenabian nabi ditinggal 2 orang yang disayanginya yaitu Ali bin Abi
Thalib dan Istrinya Siti Khadijah yang meninggal di Tahun yang sama. Untuk
menghibur nabi yang berduka Allah meng Isra’ Mi’rajkan beliau. Dan hal ini
menggemparkan Rakyat Makkah ketika nabi mengumumkan itiu semua ke kaum
quraisy, dan mereka mengangap nabi gila, hanya ada satu yang percata yaitu Abu
Bakar yang kemudian mendapat julukan Ash-Shidiq. Pada tahun ke 12 kenabian
ada orang utusan dari Yastrib yang meminta nabi dan umatnya untuk pindah ke
Yastrib (Madinah) kemudian umat nabi yang berjunlah 150 orang sudah pindah
dalam waktu 2 bulan, tinggal nabi, Umar, dan Ali yang tetap di Makkah untuk
menemani Nabi. Kemudian setelah semua urusan selesai, Nabi berangkat menuju
Yastrib dengan ditemani oleh Abu Bakar Ash Shidiq, dan mereka istirahat di
Quba dan tinggal di rumah Kalsum bin Hindun, dan nabi mendirikan Masjid
untuk yang pertama kali di depan rumah Kalsum bin Hindun. Setelah selesai nabi
melanjutkan ke Yastrib, sesampainya disana Nabi di elu-elukan oleh penduduk
yastrib dan dan sejak itu kota Yastrib diganti dengan nama Madinatu Nabi atau
sering disebut juga dengan Madinatul Munawwarah.

C. PEMBENTUKAN NEGARA MADINAH

Setelah Nabi hijrah ke Yatstrib, kedatangan Nabi dan umat Islam di Madinah telah
mengubah segalanya dan tak lama setelah hijrah, Nabi menyusun konstitusi
madinah.Dengan demikian madinah berubah menjadi negara dengan Nabi sebagai
kepala negara.Menjelang wafatnya Nabi SAW wilayah kekuasaan negara Islam
ini mencakup hampir seluruh wilayah Arabia dan Madinah merupakan ibu
kotanya. Selanjutnya Nabi mempersaudarakan orang islam Mekah dan Madinah
berdasarkan ikatan akidah ukhuwah islamiyah dan pebentukan umat itu diartikan
sebagai proklamasi terbentuknya negara islam dengan piagam madinah.

Dalam rangka mempekokoh masyarakat dan negara baru itu, ia segera meletakkan
dasar-dasar kehidupan masyarakat diantaranya terdapat tiga dasar yaitu:

1. Pembagunan masjid, selain tempat sholat, juga sebagai sarana penting untuk
mempersatukan kaum muslimin.

2. Ukhuwah islamiyah, persaudaraan sesama muslim, antara kaum Muhajirin


dan kaum Ansar.

3. Hubungan persahabatan dengan pihak-pihak lain yang tidak beragama islam.

Dengan terbentuknya negara Madinah, islam makin bertambah kuat. Selain tiga
dasar di atas, langkah awal yang ditempuh Rasullullah setelah resmi
mengendalikan Madinah adalah membangun kesatuan internal dengan
mempersaudarakan orang muhajirin dan anshar. Langkah ini dilakukan sejak awal
untuk menghindari terulangnya konflik lama diantara mereka. Dengan cara ini,
akan menutup munculnya ancaman yang akan merusak persatuan dan kesatuan
dalam tubuh umat islam. Langkah politik ini sangat tepat untuk meredam efek
keratakan sosial yang ditimbulkan oleh berbagai manuver orang-orang yahudi dan
orang-orang munafik (hipokrif) yang berupaya menyulut api permusuhan antara
Aus dan Khazraj, antara muhajirin dan ansar.
Setelah itu Rasulullah juga berupaya menyatukan visi para pengikut Nabi dalam
rangka pembentukan sistem politik baru dan mempersekutukan seluruh
masyarakat Madinah, sementara itu agar bangunan kerukunan menjadi lebih kuat,
Rasulullah membuat konvensi dengan orang-orang yahudi. Dalam konteks ini
tampak kepiawaian Nabi dalam membangun sebuah sisem yang mengantisipasi
masa depan. Di Madinah, Nabi bersama semua elemen pendudukk Madinah
berhasil membentuk structur religio politics atau ”Negara Madinah”. Untuk
mengatur roda pemerintahan, semua elemen masyarakat Madinah secara bersama
menandatangani sebuah dokumen yang menggariskan ketentuan hidup bersama
yang kemudian lebih dikenal sebagai konstitusi atau Piagam Madinah (Mi’tsaq
Al-Madinah).

Konstitusi Madinah merupakan konstitusi yang mendasari berdirinya negara


Madinah. Negara yang didirikan oleh Nabi Muhammad SAW. Setelah beliau
hijrah dari Makkah ke Yatsrib, yang kemudian menjadi Al-madinah Al-
munawwarah kota yang bermandikan cahaya. Perjanjian politik ini kemudian
ditulis dalam sebuah dokumen yang menurut para ahli merupakan konstitusi
tertulis pertama di dunia. Dikeluarkan pada tahun pertam nabi hijrah ke Yatsrib.
Jadi bertepatan dengan dua tahun sebelum terjadi perang badar.

Pemberlakuan konstitusi menjadi salah satu bukti dari kapabilitas Rasulullah


sebagai seorang legisaltor, disamping pengetahuannya yang memadai tentang
berbagai aspek kehidupan sosial. Penulisan konstitusi dalam waktu yang tidak
begitu lama setelah hijrah menunjukkah bahwa negara islam sesungguhnya telah
dirancang sebelum hijrah. Dalam konstitusi itu ditemukan kaidah-kaidah umum
yang mampu mengakomudasi berbagai hak dan kewajiban para warga. Piagam ini
memuat hak-hak golongan minoritas, diantaranya mengakui kebebasan beragama.
Yakni sebuah kebebasan menghormati keaneka ragaman agam dan menjamin para
pemeluknya untuk menjalankan agamanya.

MASA KEMAJUAN ISLAM I

(650-1000 M)

A. KHULAFAURRASYIDDIN

Nabi Muhammad tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang mengantikan


beliau setelah beliau wafat. Sepertinya nabi menyerahkan hal tersebut ke kaum
muslimin sendiri untuk memilihnya. Karena itulah tidak lama setelah beliau wafat
, belum lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokoh Muhajirin dan Anshar
berkumpul di balai kota Bani Sa’idah, Madinah. Mereka memusyawarahkan siapa
yang akan dipilih jadi pemimpinnya. Musyawarah itu berjalan cukup alot karena
masing-masing pihak, baik muhajirin maupun anshar, sama-sama merasa berhak
menjadi pemimpin umat Islam. Namun dengan semangat Ukhuwah Islamiyah
yang tinggi, akhirnya Abu Bakar terpilih. Rupanya semangat keagamaan yang
tinggi dari Abu Bakar mendapat penghargaan yang tinggi dari masing-masing
pihak menerima dan membaiatnya.

Pada masa Abu Bakar, beliau bukan hanya dikatakan sebagai Khalifah, namun
juga sebagai penyelamat Islam dari kehancuran karena beliau telah berhasil
mengembalikan ummat Islam yang telah bercerai berai setelah wafatnya
Rasulullah SAW. Disamping itu beliau juga berhasil memperluas wilayah
kekuasaan Islam.Jadi letak peradaban pada masa Abu Bakar adalah dalam
masalah agama (penyelamat dan penegak agama Islam dari kehancuran serta
perluasan wilayah) melalui sistem pemerintahan (kekhalifahan) Islam.

Pada masa Umar bin Khatab Mengenai ilmu keIslaman pada saat itu berkembang
dengan pesat. Para ulama menyebarkan ke kota-kota yang berbeda, baik untuk
mencari ilmu maupun mengajarkannya kepada muslimin yang lainnya.Hal ini
sangat berbeda dengan sebelum Islam datang, dimana penduduk Arab, terutama
Badui, merupakan masyarakat yang terbelakang dalam masalah ilmu
pengetahuan.Buta huruf dan buta ilmu adalah sebuah fenomena yang biasa.

Pada masa Khalifah Ustman kedudukan peradaban Islam tidak jauh berbeda
demikian juga pendidikan Islam tidak jauh berbeda dengan masa sebelumnya.Para
sahabat diperbolehkan dan diberi kelonggaran meninggalkan Madinah untuk
mengajarkan ilmu-ilmu yang dimiliki.Dengan tersebarnya sahabat-sahabat besar
keberbagai daerah meringankan umat Islam untuk belajar Islam kepada sahabat-
sahabat yang tahu banyak ilmu Islam di daerah mereka sendiri atau daerah
terdekat. Ustman pun medapat gelar Dzun nurain yang berarti pemilik dua cahaya.
Ustman mendapatkan gelar ini karena Ustman pernah menikahi 2 putri nabi.

Pada masa Khalifah Ali Ali melakukan pembasmian terhadap pembangkang, dan
memecat gubernur-gubernur yang diangkat pada masa sebelumnya.

B. KHILAFAH BANI UMMAYAH


Kekuasaan Muawiyah menjadi awal kekuasaan Bani Umayyah.Pemerintahan
yang bersifat demokratis di masa khulafaurrasyidin berubah menjadi kerajaan
turun temurun.Kekhalifahan Muawiyah diperoleh melalui kekerasan, diplomasi
dan tipu daya, tidak dengan pemilihan atau suara terbanyak.Suksesi
kepemimpinan secara turun temurun dimulai ketika Muawiyah mewajibkan
seluruh rakyatnya untuk menyatakan setia terhadap anaknya, Yazid.

Muawiyah bermaksud mencontoh monarkhi di Persia dan Bizantium.Dia memang


tetap menggunakan istilah khalifah, namun dia memberikan interprestasi baru dari
kata-kata itu untuk mengagungkan jabatan tersebut.Dia menyebutnya “khalifah
Allah” dalam pengertian “penguasa” yang diangkat oleh Allah.”

Kekuasaan Bani Umayyah berumur ± 90 tahun. Ibu kota negara dipindahkan


Muawiyah dari Madinah ke Damaskus. Khalifah-khalifah besar Bani Umayyah:

1. Muawiyah ibn Abi Sufyan (41 – 61 H/ 661 -680 M)

Ekspansi yang terhenti pada masa khalifah Usman dan Ali dilanjutkan kembali
oleh dinasti ini. Di zaman Muawiyah, Tunisia dapat ditaklukkan. Di sebelah
timur, Muawiyah dapat menguasai daerah Khurasan sampai ke sungai Oxus dan
Afganistan, sampai ke Kabul. Angkatan lautnya melakukan serangan-serangan ke
ibu kota Bizantium, Konstantinopel.

Meskipun keberhasilan banyak dicapai dinasti ini, namun tidak berarti bahwa
politik dalam negeri dapat dianggap stabil. Muawiyah tidak mentaati isi
perjanjiannya dengan Hasan ibn Ali ketika dia naik tahta, yang menyebutkan
bahwa persoalan penggantian pemimpin setelah Muawiyah diserahkan kepada
pemilihan umat Islam. Deklarasi pengangkatan anaknya Yazid sebagai putera
mahkota menyebabkan munculnya gerakan-gerakan oposisi di kalangan rakyat
yang mengakibatkan terjadinya perang saudara beberapa kali dan berkelanjutan.

2. Yazid Ibn Muawiyah (61 – 66 H / 680 – 685 M)

Ketika Yazid naik tahta, sejumlah tokoh terkemuka di Madinah tidak mau
menyatakan setia kepadanya. Yazid kemudian mengirim surat ke gubernur
Madinah, untuk memaksa penduduk sumpah setia kepadanya. Dengan cara ini,
semua orang terpaksa tunduk, kecuali Husein ibn Ali dan Abdullah ibn Zubair.
Bersamaan dengan itu, kelompok Syi’ah melakukan (penggabungan) kekuatan
kembali.
Perlawanan terhadab Bani Umayyah dimulai oleh Husein ibn Ali. Pada tahun 680
M, ia pindah dari Mekah ke Kufah atas permintaan golongan Syi’ah yang ada di
Irak. Dalam pertempuran yang tidak seimbang di Karbala, sebuah daerah di dekat
Kufah. tentara Husein kalah dan Husein sendiri mati terbunuh. Kepalanya
dipenggal dan dikirim ke Damaskus, sedang tubuhnya dikubur di Karbala
(wilayah Iraq sekarang).

Perlawanan orang-orang Syi’ah tidak padam dengan terbunuhnya Husein.


Gerakan mereka bahkan menjadi lebih keras, lebih gigih dan tersebar luas.
Banyak pemberontakan yang dipelopori kaum Syi’ah terjadi.

3. Abd al-Malik ibn Marwan (66 – 87 H / 685-705M)

Pada masa ini, pemberontakan-pemberontakan kaum Syiah masih berlanjut. Yang


termasyhur di antaranya adalah pemberontakan Mukhtar di Kufah pada tahun 685
– 687 M. Mukhtar mendapat banyak pengikut dari kalangan kaum Mawali, yaitu
umat Islam bukan Arab, berasal dari Persia, Armenia dan lain-lain yang pada
masa Bani Umayyah dianggap sebagai warga negara kelas dua.

Mukhtar terbunuh dalam peperangan melawan gerakan oposisi lainnya, yaitu


gerakan Abdullah ibn Zubair. Namun, ibn Zubair juga tidak berhasil
menghentikan gerakan Syi’ah.Abdullah ibn Zubair membina gerakan oposisinya
di Mekah setelah dia menolak sumpah setia terhadapYazid. Akan tetapi, dia baru
menyatakan dirinya secara terbuka sebagai khalifah setelah Husein ibn Ali
terbunuh. Tentara Yazid kemudian mengepung Mekah. Dua pasukan bertemu dan
pertempuran pun tak terhindarkan. Namun, peperangan terhenti karena Yazid
wafat dan tentara Bani Umayyah kembali ke Damaskus. Gerakan Abdullah ibn
Zubair baru dapat dihancurkan pada masa kekhalifahan Abd al-Malik. Tentara
Bani Umayyah dipimpin al-Hajjaj berangkat menuju Thaif, kemudian ke Madinah
dan akhirnya meneruskan perjalanan ke Mekah. Ka’bah diserbu. Keluarga Zubak
dan sahabatnya melarikan diri, sementara ibn Zubair sendiri dengan gigih
melakukan perlawanan sampai akhirnya terbunuh pada tahun 73 H / 692M.

Pada masanya, Abd al-Malik mengubah mata uang Bizantium dan Persia yang
dipakai di daerah-daerah yang dikuasai Islam. Untuk itu, dia mencetak uang
tersendiri dengan memakai kata-kata dan tulisan Arab.

4. Al-Walid ibn Abdul Malik (87 – 97 H / 705-715M)


Ekspansi ke barat secara besar-besaran dilanjutkan di zaman Al-Walid ibn Abdul
Malik. Masa pemerintahan Walid adalah masa ketenteraman, kemakmuran, dan
ketertiban. Umat Islam merasa hidup bahagia. Pada masa pemerintahannyayang
berjalan kurang lebih sepuluh tahun itu tercatat suatu ekspedisi militer dari Afrika
utara menuju wilayah barat daya, benua Eropa, yaitu pada tahun 711 M. Setelah
al-Jazair dan Marokko dapat ditundukan, Tariq bin Ziyad, pemimpin pasukan
Islam, dengan pasukannya menyeberangi selat yang memisahkan antara Marokko
dengan benua dan mendarat di suatu tempat yang sekarang dikenal nama Gibraltar
(Jabal Tariq). Tentara Spanyol dapat dikalahkan. Dengan demikian, Spanyol
menjadi sasaran ekspansi selanjutnya. Ibu kota Spanyol, Kordova, dengan cepat
dapat dikuasai. Menyusul setelah itu kota-kota lain seperti Seville, Elvira, dan
Toledo yang dijadikan ibu kota Spanyol yang baru setelah jatuhnya Kordova.
Pasukan Islam memperoleh kemenangan dengan mudah karena mendapat
dukungan dari rakyat setempat yang sejak lama menderita akibat kekejaman
penguasa.

5. Sulaiman bin Abd al-Malik(97 – 98H / 715 – 717 M)

6. Umar ibn Abd al-Aziz(98-101 H / 717-720 M)

Dengan keberhasilan ekspansi ke beberapa daerah, baik di timur maupun barat,


wilayah kekuasaan Islam masa Bani Umayyah ini betul-betul sangat luas. Daerah-
daerah itu meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syria, Palestina, Jazirah Arabia, Irak,
sebagian Asia Kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan,
Purkmenia, Uzbek, dan Kirgis di Asia Tengah.

Di zaman Umar ibn Abd al-Azis serangan dilakukan ke Prancis melalui


pegunungan Piranee. Serangan dipimpin oleh Abd al-Rahman ibn Abdullah al-
Ghafiqi. Ia mulai dengan menyerang Bordeau, Poitiers, Tours. Namun, dalam
peperanganyang terjadi di luar kota Tours, al-Qhafiqi terbunuh, dan tentaranya
mundur kembali ke Spanyol. Di samping daerah-daerah tersebut di atas, pulau-
pulau yang terdapat di Laut Tengah juga jatuh ke tangan Islam pada zaman Bani
Umayyah ini.

Meskipun masa pemerintahannya sangat singkat, dia berhasil menjalin hubungan


baik dengan golongan Syi’ah. Dia juga memberi kebebasan kepada penganut
agama lain untuk beribadah sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya. Pajak
diperingan. Kedudukan mawali disejajarkan dengan muslim Arab.
7. Yazid ibn Abd al-Malik (101 – 105 H / 720-724 M)

Sepeninggal Umar ibn Abd al-Aziz, kekuasaan Bani Umayyah berada di bawah
khalifah Yazid ibn Abd al-Malik (720-724 M). Penguasa yang satu ini terlalu
gandrung kepada kemewahan dan kurang memperhatikan kehidupan rakyat.
Masyarakat yang sebelumnya hidup dalam ketenteraman dan kedamaian, pada
zamannya berubah menjadi kacau. Dengan latar belakang dan kepentingan etnis
politis, masyarakat menyatakan konfrontasi terhadap pemerintahan Yazid ibn Abd
al-Malik.

8. Hisyam ibn Abd al-Malik (105 – 125 H / 724-743 M)

Kerusuhan terus berlanjut hingga masa pemerintahan Khalifah berikutnya,


Hisyam ibn Abd al-Malik. Bahkan muncul satu kekuatan baru yang menjadi
tantangan berat. Kekuatan itu berasal dari kalangan Bani Hasyim dan didukung
oleh golongan mawali dan merupakan ancaman yang sangat serius. Dalam
perkembangan berikutnya kekuatan baru ini, mampu menggulingkan dinasti
Umawiyah dan menggantikannya dengan dinasti baru, Bani Abbas.

Sepeninggal Hisyam ibn Abd al-Malik, khalifah-khalifah Bani Umayyah yang


tampil bukan hanya lemah tetapi juga bermoral buruk. Hal ini makin memperkuat
golongan oposisi.

9. Marwan bin Muhammad (…- 132 H / … – 750 M)

Akhirnya, pada tahun 132H/750 M, daulat Umayyah digulingkan Bani Abbas


yang bersekutu dengan Abu Muslim al-Khurasani. Marwan
binMuhammad,khalifah terakhir Bani Umayyah, melarikan diri kemesir,
ditangkap dan dibunuh di sana.

C. KHILAFAH BANI ABBASIYAH

Dinamakan khilafah bani Abbasiyah karena para pendiri dan penguasanya adalah
keturunan al Abbas paman Nabi Muhammad SAW.Dinasti ini didirikan oleh
Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn Abbas.Berdirinya
Dinasti ini tidak terlepas dari keamburadulan Dinasti Umaiyah.Pada mulanya ibu
kota negera adalah al-Hasyimiyah dekat kufah. Namun untuk lebih memantapkan
dan menjaga setabilitas Negara al-Mansyur memindahkan ibu kota Negara ke
Bagdad. Dengan demikian pusat pemerintahan dinasti Abasiyah berada di tengah-
tengah bangsa Persia.Al-Mansyur melakukan konsolidasi dan penertiban
pemerintahannya.Dia mengangkat sejumlah personal untuk menduduki jabatan di
lembaga eksekutif dan yudikatif.Puncak perkembangan dinasti Abbasiyah tidak
seluruhnya berawal dari kreatifitas penguasa Bani Abbasiyah sendiri.Sebagian
diantaranya sudah dimulai sejak awal kebangkitan Islam.Dalam bidang
pendidikan misalnya di awal Islam, lembaga pendidikan sudah mulai
berkembang.Namun lembaga-lembaga ini kemudian berkembang pada masa
pemerintahan Bani Abas dengan berdirinya perpustakaan dan akademi.Pada
beberapa dekade terakhir, daulah Abbasiyah mulai mengalami kemunduran,
terutama dalam bidang politiknya, dan akhirnya membawanya pada perpecahan
yang menjadi akhir sejarah daulah abbasiyah.Faktor internal yang menyebabkan
Daulah Abbasiyah Hancur yaitu :

a. Mayoritas kholifah Abbasyiah periode akhir lebih mementingkan urusan


pribadi dan melalaikan tugas dan kewajiban mereka terhadap negara.

b. Luasnya wilayah kekuasaan kerajaan Abbasyiah, sementara komunikasi pusat


dengan daerah sulit dilakukuan.

c. Semakin kuatnya pengaruh keturunan Turki, mengakibatkan kelompok Arab


dan Persia menaruh kecemburuan atas posisi mereka.

d. Dengan profesionalisasi angkatan bersenjata ketergantungan khalifah kepada


mereka sangat tinggi.

e. Permusuhan antar kelompok suku dan kelompok agama.

f. Merajalelanya korupsi dikalangan pejabat kerajaan.

Dan faktor eksternalnya adalah:

a. Perang Salib yang berlangsung beberapa gelombang dan menelan banyak


korban.

b. Penyerbuan Tentara Mongol dibawah pimpinan Hulagu Khan yang


menghancurkan Baghdad. Jatuhnya Baghdad oleh Hulagu Khan menandai
berakhirnya kerajaan Abbasyiah dan muncul Kerajaan Syafawiah di Iran,
Kerajaan Usmani di Turki, dan Kerajaan Mughal di India

MASA DISINTEGRASI
(1000 – 1250 M)

A. DINASTI-DINASTI YANG MEMERDEKAKAN DIRI DARI BAGHDAD

Perbedaan dalam bidang politik antara bani ummayah dengan bani abbasiyah
sudah terlihat sejak awal. Pada saat bani ummayah hancur kekuasaannya tetap
tidak berkurang tetapi pada saat bani abbsiyah hancur, kekuasaanya berkurang.
Hal ini dikarenakan bani abbasiyah cukup puas dengan bayaran upeti yang lancar
tanpa memikirkan apakah mereka masih setia.

Akibat dari kebijaksanaan yang lebih menekankan pembinaan peradaban dan


kebudayaan Islam daripada persoalan politik itu, propinsi-propinsi tertentu di
pinggiran mulai lepas dari genggaman penguasa Bani Abbas. Ini bisa terjadi
dalam salah satu dari dua cara: Pertama, seorang pemimpin lokal memimpin suatu
pemberontakan dan berhasil memperoleh kemerdekaan penuh, seperti daulat
Umayyah di Spanyol dan Idrisiyyah di Marokko. Kedua, seseorang yang ditunjuk
menjadi gubernur oleh khalifah, kedudukannya semakin bertambah kuat, seperti
daulat Aghlabiyah di Tunisia dan Thahiriyyah di Khurasan.

Keruntuhan bani ummayah sudah terlihat sejak awal abad ke 9. Hal ini
dikarenakan pemimpin-pemimpin didaerah tertentu memiliki kekuatan militer
yang independen. Kekuatan militer Abbasiyah waktu itu mulai mengalami
kemunduran. Sebagai gantinya, para penguasa Abbasiyah mempekerjakan orang-
orang profesional di bidang kemiliteran, khususnya tentara Turki. Pengangkatan
anggota militer Turki ini, dalam perkembangan selanjutnya teryata menjadi
ancaman besar terhadap kekuasaan khalifah. Pada periode pertama pemerintahan
dinasti Abbasiyah, sudah muncul fanatisme kebangsaan berupa gerakan syu'u
arabiyah (kebangsaan/anti Arab). Gerakan inilah yang banyak memberikan
inspirasi terhadap gerakan politik, disamping persoalan-persoalan keagamaan.
Nampaknya, para khalifah tidak sadar akan bahaya politik dari fanatisme
kebangsaan dan aliran keagamaan itu, sehingga meskipun dirasakan dalam hampir
semua segi kehidupan, seperti dalam kesusasteraan dan karya-karya ilmiah,
mereka tidak bersungguh-sungguh menghapuskan fanatisme tersebut, bahkan ada
diantara mereka yang justru melibatkan diri dalam konflik kebangsaan dan
keagamaan itu.

Dinasti-dinasti yang lahir dan melepaskan diri dari kekuasaan Baghdad pada masa
khilafah Abbasiyah, diantaranya adalah:
1.

Yang berbangsa Persia:

a.

Thahiriyyah di Khurasan, (205-259 H/820-872 M).

b.

Shafariyah di Fars, (254-290 H/868-901 M).

c.

Samaniyah di Transoxania, (261-389 H/873-998 M).

d.

Sajiyyah di Azerbaijan, (266-318 H/878-930 M).

e.

Buwaihiyyah, bahkan menguasai Baghdad, (320-447 H/ 932-1055 M).

2.

Yang berbangsa Turki:

a.

Thuluniyah di Mesir, (254-292 H/837-903 M).

b.

Ikhsyidiyah di Turkistan, (320-560 H/932-1163 M).

c.

Ghaznawiyah di Afghanistan, (351-585 H/962-1189 M).

d.

Dinasti Seljuk dan cabang-cabangnya:

1.
Seljuk besar, atau seljuk Agung, didirikan oleh Rukn al-Din Abu Thalib Tuqhrul
Bek ibn Mikail ibn Seljuk ibn Tuqaq. Seljuk ini menguasai Baghdad dan
memerintah selama sekitar 93 tahun (429-522H/1037-1127 M).

2.

Seljuk Kinnan di Kirman, (433-583 H/1040-1187 M).

3.

Seljuk Syriaatau Syam di Syria,(487-511 H/1094-1117 M).

4.

Seljuk Irak di Irak dan Kurdistan, (511-590 H/1117-1194 M).

5.

Seljuk Rum atau Asia kecil di Asia Kecil, (470-700 H/1077-1299 M).

3.

Yang berbangsa Kurdi:

a.

al-Barzuqani, (348-406 H/959-1015 M).

b.

Abu Ali, (380-489 H/990-1095 M).

c.

Ayubiyah, (564-648 H/1167-1250 M).

4.

Yang berbangsa Arab:

a.

Idrisiyyah di Marokko, (172-375 H/788-985 M).

b.
Aghlabiyyah di Tunisia (184-289 H/800-900 M).

c.

Dulafiyah di Kurdistan, (210-285 H/825-898 M).

d.

Alawiyah di Tabaristan, (250-316 H/864-928 M).

e.

Hamdaniyah di Aleppo dan Maushil, (317-394 H/929- 1002 M).

f.

Mazyadiyyah di Hillah, (403-545 H/1011-1150 M).

g.

Ukailiyyah di Maushil, (386-489 H/996-1 095 M).

h.

Mirdasiyyah di Aleppo, (414-472 H/1023-1079 M).

5.

Yang mengaku dirinya sebagai khilafah:

a.

Umawiyah di Spanyol

b.

Fathimiyah di Mesir.

Dari latar belakang dinasti-dinasti itu, nampak jelas adanya persaingan


antarbangsa, terutama antara Arab, Persia dan Turki. Disamping latar belakang
kebangsaan, dinasti-dinasti itu juga dilatarbelakangi paham keagamaan, ada yang
berlatar belakang Syi'ah, ada yang Sunni.

B. PEREBUTAN KEKUASAAN DI PUSAT PEMERINTAHAN


Sisi lain yang menyebabkan peran politik abbasiyah tergeser menurun
adalah perebutan kekuasaan di pusat pemerintahan, hal ini sebenarnya juga terjadi
pada pemerintahan-pemerintahan Islam sebelumnya. Tetapi, apa yang terjadi pada
pemerintahan Abasiyah berbeda dengan yang terjadi sebelumnya.

Pada ahir masa pemerintahan bani abbasiyah, sudah tidak ada perebutan
khalifah bani abbasiyah, hal ini dikarenakan khalifah adalah jabatan yang sakral
dan tidak bisa diganggu gugat lagi. Yang ada mereka merebut kekuasaan dari bani
abbasiyah tetapi tetap membiarkan khalafiha abbsiyah tetap dipegang bani abbas.

Tentara turki berhasil merebut kekuasaan, dan khalifah bagaikan boneka


menurut mereka yang tak bisa berbuat apa-apa. Mereka bisa mengatur khalifah
menurut kesukaan mereka. Dan akhirnya Abbasiyah ada dibawah kekuasaan
Buwaehi. Buwaehi menuju baghdad dan merebut kekuasaan pusat.

Setelah Buewaehi menguasai Bagdad, para khalifah Abbasiyah benar-benar


tinggal namanya saja, pelaksanaan pemerintahan sepenuhnya berada ditangan
amir-amir Buwaehi. Keadaan khalifah lebih buruk dari masa sebelumnya terutama
karena Buwaehi penganut Syi’ah. Sementara bani Abbas adalah Sunni, karena itu
sering terjadi kerusuhan-kerusuhan antara kelompok ahli Sunnah dan Syi’ah,
pemberontakan tentara dan lain sebagainya.

Jatuhnya kekuasaan Buwaehi ketangan Saljuk berawal dari perebutan


kekuasan didalam negeri, ketika al-Maliik al-Rahim memegang jabatan amir al-
Umara, kekuasaannya dirampas oleh panglimanya sendiri, Arselan dari Basasiri.
Dengan kekuasaan yang ada ditangannya al-Basasiri berbuat sewenag-wenang
terhadap al-Malik al-Rahim dan khalifah al-Qoim dari bani Abbas, bahkan ia
mengundang khalifah bani Fatimiyah, untuk menguasai Bagdad. Pada 447 H.
pimpinan Saljuk itu memasuki Baghdad, al-Malik al-Rahim, Amir al Umara bani
Buwaehi yang terakhir dipenjarakan. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan
bani Buwaehi dan berdirilah dinasti Saljuk..

Pososi dan kedudukan khalifah lebih baik setelah dinasti Saljuk berkuasa,
paling tidak kewibawaannya dibidang agama dikembalikan setelah beberapa lama
dirampas oleh orang-orang syi’ah.

Disaat dinasti itu mengalami kelemahan karena konflik yang ada, Hilagu
Khan dengan pasukannya menyerbu kedalam kota setelah membunuh khalifah
yang terakhir yaitu al-Musta’shim. Hulagu Khan menyerbu ke kota baghdad
empat puluh hari lamanya berlangsung rebut rampas, pembakaran penghancuran,
pembunuhan masal terhadap penduduk lelaki, wanita, anak-anak, bayi-bayi di
dalam gendongan, wanita-wanita hamil ditusuki perutnya, rumah-rumah ibadah
dan perpustakaan diobrak-abrik hingga sungai Tigris (Dajlah) merah oleh darah
dan penuh oleh lembaran-lembaran ilmu pengetahuan. Tragedi yang dasyiat ini
mengakhiri riwayat daulah Abasiyah (750-1258 M.) yang berkedudukan di
Baghdad.

C. PERANG SALIB

1. Periode Pertama

Disebut periode penaklukkan (1096-1144). Akibat pidato Paus Urbanus II pada


konsiliasi Clermont berhasil membangkitkan semangant umat Kristen. Hassan
Ibrahim ( sejarawan yang menulis buku sejarah islam) menggambarkan gerakan
ini sebagai gerombolan rakyat jelata yang tidak mempinyai pengalaman
berperang, tidak disiplin, dan tanpa memiliki persiapan.Gerakan ini dipimpin oleh
Pierre I ‘ermite.Akhirnya dengan mudah pasukan salib dapat dikalahkan Dinasti
Seljuk.

Perang salib angkatan berikutnya dipimpin oleh God Frey Of Bouillon. Gerakan
kali ini lebih merupakan ekspedisi militer yang terorganisasi rapi. Mereka berhasil
menduduki kota suci Palestina pada tanggal 7 juni 1099. pasukan ini melakukan
pembantaian besar-besaran selama lebih kurang seminggu terhadap umat islam
tanpa membedakan laki-laki dan perempuan, anak-anak dan dewasa, serta tua dan
muda. Disamping itu mereka membumihasungkan bangunan-bangunan umat
islam. Berdirilah beberapa kerajaan latin Kristen timur, yaitu kerajaan Baitul
Maqdis (1099) di bawah pemerintahan raja God Frey, Edessa (1098) diperintah
oleh raja Baldwin, dan Tripoli (1109) dibawah kekuasaan raja Raymond.

2. Periode Kedua

Di bawah komando Imaduddin Zangi, gubernur Mosul, kaum muslimin maju


membendung serangan kaum salib. Bahkan mereka berhasial kembali merebut
Allepo dan edessa (Arruha) pada tahun 1144. setelah Imadudin Zangi wafat pada
tahun 1146, posisinya digantikan oleh putranya Nuruddin Zangi. Dibawah
kepemimpinannya ia meneruskan citi-cita ayahnya untuk membebaskan negeri-
negeri islam dari serangan kaum salib. Kota-kota yang berhasial ia dapatkan
kembali adalah:

1. Damaskus (1147)

2. Antiokia (1149)

3. Mesir (1169)

Keberhasilan kaum muslimin dalam merebut kembali beberapa kota islam yang
telah diduduki oleh kaun salib adalah setelah munculnya pejuang islam yang
bernama salahuddin Yusuf Al-Ayyubi (saladin) di Mesir yang berhasil
membebaskan Baitul Maqdis pada tanggal 2 Oktober 1187, telah membangkitkan
kembali semangat kaum salib untuk mengirim ekspedisi militer yang lebih kuat.
Ekspedisi dibawah pimpinan raja-raja Eropa seperti:

1. FrederickI

2. Richard I

3. Philip I

Ekspedisi militer salib kali ini dibagi dalam beberapa divisi.Ekspedisi darat gagal
karena pemimpinyya tewas tenggelam di sungai Armenia, dan pasukannya
kembali. Dan kedua pemipin lainnya lewat jalur laut dan bertemu di cicilia, akibat
terjadi salah paham, mereka kembali dengan jalan yang berbeda. Richard menuju
Cyprus dan mendudukinya, kemudian melanjutkan perjalanannya ke Syam
(Syuriah) adapun Philip langsung ke Acre.Disana terjadi pertempuran yang
akhirnya saladin memilih mundur untuk mempertahankan Mesir. Setelah itu
diadakan perjanjian gencatan senjata.

3. Periode Ketiga

Pada periode ini kaum salib hanncur dikarenakan pada masa ini disemnagayi oleh
politik dan kekuasaan yang menyebabkan mereka terpecah belah. Hal ini terlihat
ketika tentara salib yang akan menyerang Mesir berbelok ke Konstantinopel. Kota
ini direbut dan diduduki oleh Baldwin sebagai rajanya.Ia merupakan raja Roma
Latin pertama yang berkuasa di Konstantinopel.Dalam periode ini telah terukir
dalam sejarah pahlawan wanita yang tekenal gagah berani, yaitu Syajar Ad-durr.Ia
berhasil menghancurkan pasukan raja Louis IX dari prancis dan sekaligus
menangkap raja tersebut, bukan hanya itu sejarah juga telah mencatat bahwa
pahlawan wanita yang gagah berani itu telah mampu menunjukan kebesaran islam
dengan membebaskan dan mengizinkan kembali raja Louis IX kembali ke
negerinya, perancis. Banyak yang ditemukan dunia barat, yaitu masalah militer,
penggunaan alat rebana untuk penyemangat. Melatih burung merpati untuk
mengirim surat, masalah pertanian, alat jual beli uang. Itulah yang didapat dunia
barat dari Timur.

D. SEBAB-SEBAB KEMUNDURAN PEMERINTAHAN BANI


ABBASIYAH

Di samping kelemahan khalifah, banyak faktor lain yang menyebabkan khalifah


abbasiyah menjadi mundur, masing-masing faktor tersebut berkaitan satu sama
lain. Beberapa diantaranya adlah sebagai berikut :

1. Persaingan antar bangsa

2. Kemerosotan Ekonomi

3. Konflik keagamaan

4. Ancaman dari luar

ISLAM DI SPANYOL DAN PENGARUHNYA TERHADAP RENAISANS DI


EROPA

A. MASUKNYA ISLAM KE SPANYOL

Dalam proses penaklukan spanyol terdapat tiga pahlawan islam yang dikatakan
paling berjasa memimpin satuan-satuan pasukan kesana, mereka adalah tharif
ibnu malik,thariq ibn ziyad,musa ibn nushair. Tharif dapat disebut sebagai perintis
dan penyelidik dengan membawa pasukan 500 orang diantaranya adalah tentara
berkuda

Thariq ibn ziyad lebih banyak dikenal sebagai penakluk spanyol,karena


pasukannya lebih banyak.tempat yang pertama kali dilewati olehnya adalah
Gilbatar (jabal thariq),dengan dikuasainya daerah ini,maka terbukalah luas untuk
memasuki spanyol.Dalam pertempuran di suatu tempat yang bernama Bakkah
Raja Roderich dapat dikalahkan dan dari situlah thariq terus menaklukan kota-
kota penting seperti Cordova,Granada,dan Toledo.Kemenangan pertama yang
dicapai thariq membuka jalan yang lebih luas lagi untuk menaklukan wilayah-
wilayah yang lainnya sehingga Musa ibn nushair merasa perlu melibatkan diri
dalam gelanggang pertempuran dengan maksud membantu perjuangan
Thariq,setelah musa berhasil menaklukan Sidonia,Karmona,Seville dan Merida
serta mengalahkan penguasa kerajaan Ghotic,Theodomir di Orihuela ia bergabung
dengan Thariq di Toledo.

Gelombang perluasan wilayah berikutnya muncul pada masa pemerintahan


Khalifah Umar ibn Abdil Aziz tahun 99 H /717 M,kemudian gelombang yang
kedua terbesar dari penyerbuan kaum muslimin yang dimulai pada permulaan
abad ke-8,telah menjangkau seluruh spanyol yang melebar jauh menjangkau
prancis tengah dan bagian-bagian penting dari Italia,kemenangan yang dicapai
umat islam nampak begitu mudah karma terdapat faktor eksternal dan internal
yang menguntungkan.

B. PERKEMBANGAN ISLAM DI SPANYOL

1. Periode pertama [711-755 M] dibawah pemerintahan para wali yang diangkat


Khalifah Bani Umayah.

2. Periode kedua [755-912M] dibawah pemerintahan seorang yang bergelar


Amir,Amir pertama adalah Abdur rahman 1.

3. Periode ketiga [912-1013 M] berlangsung dari pemerintahan Abd Al-Rahman


3,yang bergelar An-Nasir sampai munculnya raja-raja kelompok yang dikenal
sebagai sebutan Muluk Al-Thawaif dan masa periode ini bergelar Khalifah.

4. Periode keempat [1013-1086 M] pada periode ini spanyol terpecah menjadi


lebih dari 30 negara kecil,dibawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-
Mulukuth Thawaif.

5. Periode kelima [1086-1248 M] dalam periode ini terdapat satu kekuatan yang
dominant yaitu dinasti Murabithun [1086-1143 M] yang didirikan oleh Yusuf ibn
Tasyfin dan Muwahhidun [1146-1235 M] didirikan oleh Muhammad ibn Tumart.

6. Periode keenam [1248-1492 M] islam hanya berkuasa di daerah Granada


dibawah Dinasti Bani Ahmar [1232-1492 M].

C. KEMAJUAN PERADABAN
Dalam masa lebih dari tujuh abad, kekuasaan islam di Spanyol, umat islam telah
mencapai kejayaan disana. Banyak prestasi yang mereka peroleh, bahkan,
pengaruhnya membawa eropa dan kemudian dunia, kepada kemajuan yang lebih
kompleks

1. Kemajuan intelektual

Masyarakat spanyol islam merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari


komunitas-komunitas arab, barbar, al-shaqalibah, yahudi, kristen muzareb yang
berbudaya arab, dan kristen yang masih menentang kehadiran Islam. Komunitas
itu, kecuali yang terakhir, memberikan saham intelektual terhadapa terbentuknya
lingkungan budaya Andalus yang melahirkan kebangkitan ilmiah, sastra dan
pembangunan fisik di Spanyol.

a. Filsafat

b. Sains

c. Fiqih

d. Musik dan Kesenian

e. Bahasa dan Sastra

2. Kemegahan Pembangunan Fisik

a. Cordova

Di antara kebangaan Cordova lainnya adalah Masjid Cordova

b. Granada

Granada adalah tempat pertahanan terakhir umat islam di spanyol. Disana


berkumpul sisa-sisa kekuatan arab dan pemikir Islam. Istana Al-Hamra yang
indah

D. PENYEBAB KEMUNDURAN DAN KEHANCURAN

1. Konflik islam dan Kristen.

2. Tidak adanya Ideologi pemersatu.

3. Kesulitan ekonomi.
4. Tidak jelasnya sistem peralihan kekuasaan.

5. Keterpencilan.

MASA KEMUNDURAN

(1250-1500 M)

Diawali dengan jatuhnya Baghdad ke tangan bangsa Mongol pimpinan Hulagu


Khan dengan menghancurkan perdaban dan kebudayaan serta khasanah ilmu
pengetahuan di Baghdad. Setelah itu Hulagu Khan memantapkan kekuasaanya di
Baghdad selama 2 tahun sebelum melanjutkan gerakan ke Syria dan Mesir.
Baghdad dan darah-daerah yang ditaklukan Hulagu Khan diperintah dinasti
Ilkhan. Hanya pada masa Mahmud Ghozan (1295-1304 M) yang memperhatikan
peradaban dan kebudayaan seperti membangun perguruan tinggi Madzhab

Syafi'i dan Hanafi, Observatorium dan gedung-gedung umum lainnya.

Setelah Islam berusaha bangkit dari kehancuran serangan Mongol, serangan


datang lagi dari keturunan Mongol Jengis Khan pimpinan Timur Lenk. Timur
Lenk berusaha mewujudkan ambisinya menjadi penguasa besar dengan
menaklukan daerah-daerah yang pernah dikuasi Jengis Khan. Dan memperluas
wilayahnya ke Afghanistan, Persia, Kurdistan, Syria, Moskow sampai India. Di
setiap negeri yang ditaklukan ia membantai penduduk yang melakukan
perlawanan.Sekalipun terkenal kejam dan ganas sebagai Muslim Timur Lenk
tetap memperhatikan pengembangan Islam dengan mendirikan masjid di beberapa
wilayah yang ditaklukannya, selalu membawa ulama, satrawan dan seniman
dalam perjalanannya. Samarkand dijadikan pasar Internasional dan membuka
rute-rute perdagangan baru antara India dan Persia, bahkan konon ia penganut
Syi'ah yang taat dan pengikut tarekat Naqsabandiyah.

Satu-satunya negeri Islam yang selamat dari srangan Mongol adalah Mesir yang
dikuasai dinasti Mamalik. Dinasti Mamalik didirikan para budak (mamluk) yang
ditawan kemudian dididik dan dijadikan tentara Ayyubiyah. Pemerintahan
mamalik bersifat Oligarki militer yang banyak mendatangkan kemajuan Mesir.
Para Amir berkompetisi dalam prestasi karena mereka adalah kandidat sultan.

Kemajuan-kemajuan yang dicapai antara lain :


· Bidang pemerintahan berhasil mengalahkan Mongol di 'Ayn yang menjadi
modal besar menguasai daerah-daerah sekitarnya.

· Bidang ekonomi membuka hubungan dagang dengan Prancis dan Italia,


serta membangun jaringan transportasi dan komunikasi antar kota baik darat
maupun laut.

· Bidang ilmu pengetahuan, Mesir jadi pelarian ilmuwan-ilmuwan Baghdad


dari serangan Mongol sehingga ilmu-ilmu banyak berkembang di Mesir. Contoh :
Dalam bidang keagaman muncul Ibnu Taimiyah, As-Sayuthi dan lain-lain. Ilmu
sejarah : Ibnu Khladun. Ilmu Kedokteran : Ar-Rozi (perintis psiko terapi ) dan
lain-lain.

MASA TIGA KERAJAAN BESAR

(1500-1800 M)

A. KERAJAAN USMANI

Dinasti ini berasal dari suku Qoyigh Oghus. Yang mendiami daerah
Mongol dan daerah utara negeri Cina kurang lebih tiga abad. Kemudian mereka
pindah ke Turkistan, Persia dan Iraq. Mereka masuk Islam pada abad ke-9/10
ketika menetap di Asia Tengah. Pada abad ke-13 M, mereka mendapat serangan
dan tekanan dari Mongol, dan melarikan diri ke Barat dan mencari perlindungan
di antara saudara-saudaranya yaitu orang-orang Turki Seljuk, di dataran tinggi
Asia kecil. Dibawah pimpinan Ertoghrul, mereka mengabdikan diri kepada Sultan
Alaudin II yang sedang berperang melawan Bizantium. Karena bantuan mereka
inilah, Bizantium dapat dikalahkan. Kemudian Sultan Alauddin memberi imbalan
tanah di Asia kecil yang berbatasan dengan Bizantium. Sejak itu mereka terus
membina wilayah barunya dan memilih kota Syukud sebagai ibukota. Ertoghrul
meninggal dunia tahun 1289. Kepemimpinan dilanjutkan oleh puteranya, Usman.
Putera Ertoghrul inilah yang dianggap sebagai pendiri kerajaan Usmani (1290-
1326 M). Tahun 1300 M, bangsa Mongol kembali menyerang Kerajaan Seljuk,
dan dalam pertempuran tersebut Sultan Alaudin terbunuh. Setelah itu, Usman I
memproklamasikan kemerdekaannya dan berkuasa penuh atas daerah yang
didudukinya.

Akibat kegigihan dan ketangguhan yang dimiliki oleh para pemimpin


dalam mempertahankan Turki Usmani membawa dampak yang baik sehingga
kemajuan-kemajuan dalam perkembangan wilayah Turki Usmani dapat di raihnya
dengan cepat. Dan diikuti pula oleh kemajuan dalam bidang kemajuan lain.
Diantaranya:

Bidang kemiliteran dan pemerintahan.

Bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya

Bidang Keagamaan

B. KERAJAAN SAFAWI DI PERSIA

Pada waktu kerajaan Turki Usmani sudah mencapai puncak


kejayaannya, kerajaan Safawi di Persia baru berdiri. Namun pada kenyataannya,
kerajaan ini berkembang dengan cepat. Nama Safawi berasal dari sebuah gerakan
tarekat yang berdiri di Ardabil, yaitu tarekat Safawiah sesuai dengan nama
pendirinya Safi Al-Din, salah satu keturunan Imam Syi'ah yang keenam "Musa al-
Kazim" . Nama ini terus di pertahankan sampai tarekat ini memjadi suatu gerakan
politik dan menjadi sebuah kerajaan yang disebut kerajaan Safawi. Dalam
perkembangannya, kerajaan Safawi sering berselisih dengan kerajaan Turki
Usmani. Kerajaan ini menyatakan sebagai penganut Syi'ah dan dijadikan sebagai
madzhab negara.

Berikut urutan penguasa kerajaan Safawi :

1. Isma'il I (1501-1524 M)

2. Tahmasp I (1524-1576 M)

3. Isma'il II (1576-1577 M)

4. Muhammad Khudabanda (1577-1587 M)

5. Abbas I (1587-1628 M)

6. Safi Mirza (1628-1642 M)

7. Abbas II (1642-1667 M)

8. Sulaiman (1667-1694 M)

9. Husein I (1694-1722 M)
11. Abbas III (1732-1736 M)

Puncak kejayaan masa kerajaan Persia: Kondisi kerajaan Safawi yang


memprihatinkan dapat diatasi setelah raja Safawi kelima, Abbas I naik tahta
(1588-1628 M). Langkah-langkah yang ditempuh oleh Abbas I dalam rangka
memulihkan kerajaan Safawi adalah:

1. Berusaha menghilangkan dominasi pasukan Qizilbash dengan membentuk


pasukan baru

2. Mengadakan perjanjian damai dengan Turki Usmani dengan jalan


menyerahkan wilayah Azerbaijan, Georgia.

Kemajuan Peradaban Islam Masa Kerajaan Safawi:

1. Bidang Ekonomi

2. Bidang Ilmu Pengatahuan

3. Bidang Pembangunan Fisik dan Seni

C. KERAJAAN MUGHAL DI INDIA

Kerajaan Mughol berdiri seperempat abad sesudah berdirinya kerajaan


safawi.Kerajaan Mughol di India dengan Delhi sebagai ibu kota kerajaan, di
dirikan oleh Zahirrudin Babur ( 1482-1530 M ) salah satu dari cucu Timur lenk.
Ayahnya bernama Umar Mirza, penguasa Ferghana. Babaur mewarisi daerah
Ferghana dari orang tuanya pada Usia 11 tahun. Karena dari kecil di didik sebagai
seorang panglima, ia bertekad dan berambisi akan menaklukan kota terpenting di
Asia Tengah yaitu Samarkand. Pada mulanya Babur mengalami kekalahan, tetapi
karena mendapat bantuan dari Raja Safawi, Ismail I, akhirnya berhasil
menaklukan Samarkand. Tahun 1504 M, ia menduduki Kabul (Afganistan). Babur
menguasai Punjab, kemudian menguasai Delhi setelah bertempur di Panipat
sebagai pemenang.

Pada tahun 1530 M, Babur meninggal Dunia dalam Usia 48 tahun


setelah memerintah Mughol selama 30 tahun dengan mewarisi kejayaan-kejayaan
yang cemerlang. Pemerintahan selanjutnya di pegang oleh anaknya Humayyun.

Sepanjang masa pemerintahan Humayyun selama 9 tahun ( 1530-1539


M ) Negara tidak pernah Aman. Pada tahun 1540 M terjadi pertempuran dengan
Sher Khan di Kanauj. Dalam pertempuran ini Humayyun mengalami kekalahan.
Ia pun kembali menduduki kerajaan Mughol pada tahun 1555 M. setelah tahun itu
( 1556 M), ia meninggal Dunia karena jatuh dari tangga perpustakaannya.

Pada tahun 1556 M terjadilah peperangan yang dahsyat, di sebut


Panipat II yang di menangkan Akbar (putra sekaligus pengganti Humayun).

Kemajuan Peradaban Islam Masa Kerajaan Mughol:

D. PERBEDAAN KEMAJUAN PERADABAN PADA MASA INI DENGAN


ERA KLASIK

Pada masa kejayaan tiga kerajaan besar, umat Islam kembali mengalami
kemajuan. Akan tetapi kemajuan yang dicapai berbeda dengan kemajuan yang
dicapai pada masa klasik Islam. kemajuan pada masa klasik jauh lebih kompleks.
Di bidang intelektual, kemajuan pada masa tiga kerajaan tidak sebanding dengan
kemajuan di zaman klasik. Filsafat dianggap bid’ah. Kalau pada masa klasik,
umat Islam maju dalam bidang politik, peradaban, dan kebudayaan, seperti dalam
bidang ilmu pengetahuan dan pemikiran filsafat.

Beberapa alasan mengapa kemajuan yang dicapai itu tidak setingkat dengan
kemajuan yang dicapai pada masa klasik:

1. Metode berfikir dalam bidang teologi yang berkembang pada masa ini
adalah metode berpikir tradisional, sehingga cara berfikir ini mempengaruhi
perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan.

2. Pada masa klasik Islam, kebebasan berfikir berkembang dengan masuknya


pemikiran filsafat Yunani.

3. Al-Ghazali bukan hanya menyerang pemikiran filsafat pada masanya, tetapi


juga menghidupkan ajaran tasawuf dalam Islam.

4. Sarana-sarana untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan pemikiran yang


disediakan masa klasik, seperti perpustakaan, karya-karya ilmiah dan lain
sebagainya banyak yang hancur dan hilang akibat serangan bangsa Mongol ke
beberapa pusat peradaban dan kebudayaan Islam.
5. Kekuasaan Islam pada masa tiga kerajaan besar di pegang oleh bangsa Turki
dan mongol yang lebih dikenal sebagai bangsa yang suka perang ketimbang
bangsa yang suka ilmu.

KEMUNDURAN TIGA KERAJAAN BESAR

A. KEMUNDURAN DAN KEHANCURAN KERAJAAN SAFAWI

Sepeninggal Abbas I Kerajaan Safawi berturut-turut Diperintah oleh enam


raja, yaitu safi mirza, abas II, sulaiman, Husain, Tahmasp II, dan abas III pada
masa raja-raja tersebut kerajaan safawi tidak menunjukan grafik naik dan
berkembang, tetapi justru memperlihatkan kemunduran yang akhirnya membawa
kepada kehancuran.

Sebab-sebab kemunduran Kerajaan Safawi, antara lain:

1. Para pemimpin yang lemah.

2. Para pemimpin suka minum-minuman keras.

3. Adanya dekadensi moral yang melanda sebagian pemimpin.

4. Konflik yang berkepanjangan dengan kerajaan usmani yang beraliran syi’ah.

5. Adanya konflik internal kerajaan,

B. KEMUNDURAN DAN RUNTUHNYA KERAJAAN MUGHAL

Ada bebrapa faktor juga yang menyebabkan kekuasaan dinasti mughal


mundur pada satu setengah abad terakhir dan membawa kepada kehancuran pada
tahun 1858 M, yaitu

1. Kemerosotan moral dan hidup mewah dikalangan elit politik.

2. Pendekatan Aurangzeb yang terlampau ”kasar” dalam melaksanakan ide-ide


puritan.

3. Semua pewaris tahta kerajaan pada paruh terakhir adalah orang-orang lemah
dalam kepemimpinan.

4. Terjadi stagnasi dalam pembinaan militer

C. KEMUNDURAN KERAJAAN USMANI


Banyak faktor yang menyebabkan Kerajaan Usmani itu mengalami kemundruan,
diantaran adalah :

a. Wilayah kekuasaan yang sangat luas.

b. Heterogenitas penduduk.

c. Kelemahan para penguasa.

d. Pemberontakan tentara Jenissari.

e. Merosotnya ekonomi.

f. Terjadinya stagnasi dalam lapangan ilmu dan teknologi.

D. KEMAJUAN EROPA (BARAT)

Bersama waktunya dengan kemunduran tiga kerajaan Islam di periode


pertengahan sejarah Islam, Eropa Barat (biasa disebut dengan ”Barat” saja).
Sedangkan mengalami kemajuan dengan pesat. Hal ini berbanding terbalik
dengan masa klasik sejarah Islam. Ketika itu, perabadan Islam dapat dikatakan
paling maju, memamncarkan sinarnya ke seluruh dunia, sementara Eropa sedang
berada dalam kebodohan dan keterbelakangan.

Kemajuan Eropa (Barat) memang bersumber dari khazanah ilmu pengetahuan dan
metode berpikir Islam yang rasional. Di antara saluran masuknya peradaban Islam
ke Eropa itu adalah perang Salib, Sacilia, dan yang penting adalah Spanyol Islam.
Ketika islam mengalami kejayaan di Spanyol, banyak orang eropa yang belajar ke
sana kemudian menerjemahkan karya – karya ilmiah umat islam. Hal ini dimulai
sejak abad ke-12 M. Setelah mereka pulang ke negeri masing-masing, mereka
mendirikan universitas dengan meniru pola islam dan mengejarkan ilmu yang
dipelajari di universitas-universitas islam itu. Dalam perkembangan selanjutnya
keadaan ini melahirkan renaissance, repormasi, dan rasionalisme di Eropa.

Gerakan-gerakan renaisans melahirkan perubahan-perubahan besar dalam sejarah


dunia. Abad ke -16 dan 17 merupakan abad yang paling penting bagi Eropa,
sementara pada akhir abad ke-17 itu pula, dunia islam mulai mengalami
kemunduran. Dengan lahirnya renaisans, eropa bangkit kembali untuk mengejar
ketinggalan mereka pada masa kebodohan dan kegelapan.
Benturan-benturan antara kerajaan Islam dengan kekuatan eropa itu menyadarkan
umat islam bahwa mereka memang sudah jauh tertinggal dari Eropa. Kesadaran
itulah yang menyebabkan umat islam terpaksa harus banyak belajar dari Eropa.
Perimbangan kekuatan umat islam dan eropa berubah dengan cepat. Di antara
kemajuan Eropa dan kemunduran islam terbentang jurang yang sangat lebar dan
dalam. Dalam perkembangan berikutnya, daerah-daerah Islam hampir seluruhnya
berada di bawah kekuasaan bangsa Eropa.

PENJAJAHAN BARAT ATAS DUNIA ISLAM DAN PERJUANGAN


KEMERDEKAAN NEGARA-NEGARA ISLAM

A. RENAISANS DI EROPA

Eropa menghadapi tantangan yang sangat berat. Terutama kerajaan


usmani yang perpusat di Turki. Mereka melakukan berbagai penelitian tentang
rahasia alam, berusaha menaklukkan lautan, dan menjelajahi benua yang
sebelumnya masih diliputi oleh kegelapan. Setelah christoper colombus
menemukan benua amerika (1492 M) dan vasco da gama menemukan jalan ke
timur melalui tanjung harapan (1498 M), benua amerika dan kepulauan hindia
segera jatuh ke bawah kekuasaan eropa.

Eropa menjadi maju dalam dunia perdagangan. L. stoddard


menggambarkan, dengan sekejap mata dinding laut itu berubah menjadi jalan raya
dan eropa yang semula terpojok segera menjadi yang dipertuankan di laut dan
dengan demikian, yang dipertuan di dunia. Perekonomian bangasa–bangsa eropa
pun semakin maju karena daerah–daerah baru terbuka baginya.

Tak lama stelah itu, mulailah kemajuan barat melampaui kemajuan


islam yang sejak lama mengalami kemunduran. Kemajuan barat itu dipercepat
oleh penemuan dan perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan. Penemuan
mesin uap yang kemudian melahirkan revolusi industri di eropa semakin
memantapkan kemajuan mereka. Teknologi perkepalan dan militer berkembang
dengan pesat.

Eropa menjadi penguasa lautan dan bebas melakukan kegiatan ekonomi


dan perdangan ke seluruh dunia. Negeri–negeri islam yang pertama kali jatuh ke
bawah kekuatan eropa adalah negeri–negeri yang jauh dari pusat kekuasaan
kerajaan usmani, Negeri – negeri islam yang pertama dapat dikuasai barat itu
adalah negeri – negeri islam di asia tenggara dan di anak benua india. Sementara,
negeri–negeri islam di timur tengah yang berada di bawah kekuasaan kerajaan
usmani, baru diduduki eropa pada masa berikutnya.

B. PENJAJAHAN BARAT TERHADAP DUNIA ISLAM DI ANAK BENUA


INDIA DAN ASIA TENGGARA

Invasi Eropa terhadap dunia Islam tidak pernah sama, tetapi selalu
secara menyeluruh dan efektif. Penetrasi Barat terhadap dunia Islam di Timur
Tengah pertama-tama dilakukan oleh dua bangsa Eropa terkemuka, Inggris dan
Perancis. Inggris terlebih dahulu mencoba menguasai kerajaan Mughal India.
Selama pertengahan terakhir abad ke-18, para pedagang Inggris telah
memantapkan diri di Benggali. Rentang waktu antara 1798 – 1818, dengan
perjanjian atau aksi militer, pemerintahan kolonial Inggris tersebar ke seluruh
India, kecuali lembah Indus, yang baru menyerah pada tahun 1843 – 1849.

Sementara itu Perancis merasa perlu memutuskan hubungan


komunikasi antara Inggris di barat dan India di timur. Oleh karena itu, pintu
gerbang ke India, yakni Mesir berhasil ditaklukkan dan dikuasai oleh Napoleon
Bonaparte pada tahun 1798 M. Alasan lain Perancis menaklukkan Mesir adalah
untuk memasarkan hasil-hasil industrinya. Mesir, di samping mudah dicapai dari
Perancis juga dapat menjadi sentral aktivitas untuk mendistribusikan barang-
barang ke Turki, Syiria hingga ke timur jauh.

Faktor utama yang menarik kehadiran kekuatan-kekuatan Eropa ke


negara-negara muslim adalah ekonomi dan politik. kemajuan Eropa dalam bidang
industri menyebabkannya membutuhkan bahan-bahan baku, di samping rempah-
rempah. Mereka juga membutuhkan negeri-negeri tempat memasarkan hasil
industri mereka. Untuk menunjang perekonomian tersebut, kekuatan politik
diperlukan sekali.

Asia Tenggara, negeri tempat Islam baru berkembang, yang merupakan


daerah penghasil rempah-rempah terkenal pada masa itu, menjadi ajang perebutan
negara-negara Eropa. Kerajaan-kerajaan Islam di wilayah ini lebih lemah
dibandingkan dengan kerajaan Mughal, sehingga lebih mudah ditaklukkan oleh
bangsa Eropa.
Kerajaan Islam Malaka yang berdiri pada awal abad ke-15 M di
Semenanjung Malaya yang strategis merupakan kerajaan Islam kedua di Asia
Tenggara setelah Samudera Pasai, ditaklukkan Portugis pada tahun 1511 M. Sejak
itu peperangan-peperangan antara Portugis melawan kerajaan-kerajaan Islam di
Indonesia seringkali berkobar. Pedagang-pedagang Portugis berupaya menguasai
Maluku yang sangat kaya akan rempah-rempah.

Pada tahun 1521 M, Spanyol datang ke Maluku dengan tujuan dagang.


Spanyol berhasil menguasai Filipina, termasuk di dalamnya beberapa kerajaan
Islam, seperti Kesultanan Maguindanao, Buayan dan Kesultanan Sulu. Akhir abad
ke-16 M, giliran Belanda, Inggris, Denmark dan Perancis, datang ke Asia
Tenggara. Namun, Perancis dan Denmark tidak berhasil menguasai negeri di Asia
Tenggara dan hanya datang untuk berdagang. Kekuasaan politik negara-negara
Eropa di negara-negara Asia berlanjut terus hingga pertengahan abad ke-20.

C. KEMUNDURAN KERAJAAN USMANI DAN EKSPANSI BARAT KE


TIMUR TENGAH

Kemajuan-kemajuan Eropa dalam teknologi militer dan industri perang membuat


kerajaan Usmani menjadi kecil di hadapan Eropa. Akan tetapi nama besar Turki
Usmani masih membuat Eropa segan untuk menyerang atau menguasai wilayah-
wilayah yang berada di bawah kekuasaan kerajaan Islam. Namun kekalahan besar
Turki Usmani dalam peperangan di Wina pada tahun 1683 M, membuka mata
Barat bahwa Turki Usmani telah benar-benar mengalami kemunduran jauh sekali.

Sejak kekalahan dalam peperangan Wina itu, kerajaan Turki Usmani menyadari
akan kemundurannya dan kemajuan Barat. Usaha-usaha pembaharuan mulai
dilaksanakan dengan mengirim duta-duta ke negara Eropa, terutama Perancis,
untuk mempelajari kemajuan mereka dari dekat. Pada tahun 1720 M, Celebi
Muhamad diutus ke Paris dan diinstruksikan untuk mengunjungi pabrik-parbik,
benteng-benteng pertahanan dan institusi-institusi lainnya. Ia kemudian memberi
laporan tentang kemajuan teknik, organisasi angkatan perang modern, dan
kemajuan lembaga-lembaga sosial lainnya. Laporan-laporan tersebut mendorong
Sultan Ahmad III (1703 – 1730 M) untuk memulai pembaharuan. Untuk tujuan
itu, didatangkanlah ahli-ahli militer Eropa, salah satunya adalah De Rochefort,
Pada tahun 1717, ia datang ke Istambul dalam rangka membentuk korps artileri
dan melatih tentara Usmani dalam ilmu-ilmu kemiliteran modern.
Usaha pembaruan yang dilakukan tidak terbatas pada bidang milliter. Dalam
bidang-bidang lain pembaharuan juga dilaksanakan, seperti pembukaan
percetakan di Istanbul pada tahun 1737 M, untuk kepentingan kemajuan ilmu
pengetahuan. Demikian juga gerakan penerjemahan buku-buku Eropa ke dalam
bahasa Turki, sebagaimana telah dilakukan oleh para penguasa Abbasiyah ketika
menerjemahkan buku-buku Yunani ke dalam bahasa Arab.

Meskipun demikian, usaha-usaha pembaharuan itu bukan saja gagal menahan


kemunduran Turki Usmani, tetapi juga tidak membawa hasil yang diharapkan.
Penyebab kegagalan tersebut karena kelemahan raja-raja Turki Usmani karena
wewenangnya sudah menurun. Di samping itu, keuangan negara yang terus
mengalami kebangkrutan, tidak mampu menunjang usaha pembaharuan. Faktor
terpenting yang menyebabkan kegagalan usaha pembaharuan adalah karena ulama
dan tentara Yenissari yang sejak abad ke-17 M menguasai suasana politik
kerajaan Turki Usmani menolak pembaharuan.

Usaha pembaruan Turki Usmani baru mengalami kemajuan setelah Sultan


Mahmud II membubarkan tentara Yenissari pada tahun 1826 M. Struktur kerajaan
dirombak, lembaga-lembaga pendidikan moderen didirikan, buku-buku Barat
diterjemahkan, siswa berbakat dikirim belajar ke Eropa, dan sekolah-sekolah
kemiliteran didirikan. Akan tetapi, meski banyak mendatangkan kemajuan, hasil
yang diperoleh dari gerakan pembaharuan tetap tidak berhasil menghentikan
gerakan Barat terhadap dunia Islam. Selama abad ke-18, Barat menyerang
wilayah kekuasaan Turki Usmani di Eropa Timur. Akhir dari serangan itu adalah
ditandatanganinya Perjanjian San Stefano (Maret 1878 M) dan perjanjian Berlin
(Juli 1878 M), antara kerajaan Turki Usmani dengan Rusia.

Di pihak lain, satu demi satu daerah-daerah kekuasaan Turki Usmani di Asia dan
Afrika melepaskan diri dari Konstantinopel. Hal ini disebabkan timbulnya
nasionalisme pada bangsa-bangsa yang ada di bawah kekuasaan Turki. Bangsa
Armenia dan Yunani yang beragama Kristen berpaling ke Barat, memohon
bantuan Barat untuk kemerdekaan tanah airnya, bangsa Kurdi di pegunugan dan
Arab di padang pasir dan lembah-lembah juga bangkit untuk melepaskan diri dari
cengkeraman penguasa Turki Usmani.

D. BANGKITNYA NASIONALISME DI DUNIA ISLAM


Sebagaimana telah disebutkan di atas, benturan-benturan antara Islam
dan kekuatan Eropa telah menyadarkan umat Islam bahwa, mereka memang jauh
tertinggal dari Eropa. Hal ini dirasakan dan disadari pertama kali oleh Turki,
karena kerajaan inilah yang pertama dan utama dalam usaha menghadapi
kekuatan Eropa. Kesadaran itu memaksa penguasa dan pejuang-pejuang Turki
untuk banya belajar dari Eropa.

Usaha untuk memulihkan kembali kekuatan Islam pada umumnya


didorong oleh dua faktor, yakni pertama: permurnian ajaran Islam dari unsur-
unsur asing yang dipandang sebagai penyebab kemunduran Islam, seperti gerakan
Wahhabiyah yang dipelopori oleh Muhammad bin Abd al-Wahhab di Saudi
Arabia, Syah Waliyullah di India dan gerakan Sanusiyah di Afrika Utara yang
dipimpin oleh Said Muhammad Sanusi dari Aljazair. Kedua: Menimba gagasan-
gagasan pembaruan dan ilmu pengetahuan dari Barat. Hal ini tercermin dalam
pengiriman para pelajar muslim oleh penguasa Turki dan Mesir ke negara-negara
Eropa untuk menimba ilmu pengetahuan dan dilanjutkan dengan gerakan
penerjemahan karya-karya Barat ke dalam bahasa mereka. Pelajar-pelajar India
juga banyak yang menuntut ilmu ke Inggris.

Gerakan pembaharuan itu, dengan segera juga memasuki dunia politik,


karena Islam memang tidak bisa dipisahkan dengan politik. Gagasan politik yang
pertama kali muncul adalah gagasan Pan-Islamisme (Persatuan umat Islam
Sedunia) yang pada awalnya didengungkan oleh gerakan Wahhabiyah dan
Sanusiayah. Namun, gagasan ini baru disuarakan dengan lantang oleh tokoh
pemikir Islam terkenal, Jamaludin al-Afghani. Al-Afghani-lah orang pertama
yang menyadari sepenuhnya akan dominasi Barat dan bahayanya. Oleh karena itu,
dia mengabdikan dirinya untuk memperingatkan dunia Islam akan hal tersebut
dan melakukan usaha-usaha untuk pertahanan. Umat Islam, menurutnya, harus
meninggalkan perselisihan-perselisihan dan berjuang di bawah panji bersama. Ia
juga berusaha membangkitkan semangat lokal dan nasional negeri-negeri Islam.
Karena itu, al-Afghani dikenal sebagai Bapak Nasionalisme dalam Islam.

Semangat Pan-Islamisme yang bergelora itu mendorong Sultan Hamid


II, untuk mengundang al-Afghani ke Istanbul. Gagasan ini dengan cepat mendapat
sambutan hangat dari negeri-negeri Islam. Akan tetapi, semangat demokrasi al-
Afghani tersebut menjadi duri bagi kekuasaan sultan, sehingga al-Afghani tidak
diizinkan berbuat banyak di Istanbul. Setelah itu, gagasan Pan-Islamisme dengan
cepat redup, terutama setelah Turki Usmani bersama sekutunya Jerman, kalah
dalam Perang Dunia I dan kekhalifahan dihapuskan oleh Mustafa Kemal, tokoh
yang justru mendukung nasionalisme, rasa kesetiaan kepada negara kebangsaan.

Gagasan nasionalisme yang berasal dari Barat tersebut masuk ke


negeri-negeri Islam melalui persentuhan umat Islam dengan Barat yang menjajah
mereka dan dipercepat oleh banyaknya pelajar Islam yang menuntut ilmu ke
Eropa atau lembaga-lembaga pendidikan barat yang didirikan di negeri mereka.
Gagasan kebangsaan ini pada mulanya banyak mendapat tantangan dari pemuka-
pemuka Islam, karena dipandang tidak sejalan dengan semangat uóuwaú al-
Islamiyaú. Akan tetapi, gagasan ini berkembang dengan cepat setalah gagasan
Pan-Islamisme redup.

Di Mesir, benih-benih nasionalisme tumbuh sejak masa al-Tahtawi dan


Jamludin al-Afghani. Tokoh pergerakan terkenal yang memperjuangkan gagasan
ini adalah Ahmad Urabi Pasha. Gagasan tersebut menyebar dan mendapat
sambutan hangat, sehingga nasionalisme tersebut terbentuk atas dasar kesamaan
bahasa. Hal itu terjadi di Mesir, Syiria, libanon, Palestina, Irak, Bahrain, dan
Kuwait. Semangat persatuan Arab tersebut diperkuat pula oleh usaha barat untuk
mendirikan negara Yahudi di tengah-tengah bangsa Arab.

Di India, sebagaimana di Turki dan Mesir, gagasan Pan-Islamisme


yang dikenal dengan gerakan óilafaú juga mendapat pengikut. Syed Amir Ali
adalah salah seorang pelopornya. Namun, gerakan ini pudar setelah usaha
menghidupkan kembali khilafah yang dihapuskan Mustafa Kemal tidak
memungkinkan lagi. Yang populer adalah gerakan nasionalisme, yang diwakili
oleh Partai Kongres Nasional India. Akan tetapi, gagasan nasionalisme itu segera
pula ditinggalkan sebagian besar tokoh-tokoh Islam, karena kaum muslim yang
minoritas tertekan oleh kelompok Hindu yang mayoritas.

Persatuan antar kedua komunitas besar Hindu dan Islam sulit


diwujudkan. Oleh karena itu, umat Islam di anak benua India tidak lagi semangat
menganut nasionalisme, tetapi Islamisme, yang dalam masyarakat India dikenal
dengan nama komunalisme. Gagasan Komunalisme Islam disuarakan oleh Liga
Muslimin yang merupakan saingan bagi Partai Kongres Nasional. Benih-benih
gagasan Islamisme tersebut sebenarnya sudah ada sebelum Liga Muslimin berdiri,
yang disuarakan oleh Sayyid Ahmad Khan, kemudian mengkristal pada masa
Iqbal dan Muhammad Ali Jinnah.

E. KEMERDEKAAN NEGARA-NEGARA ISLAM DARI PENJAJAHAN


BARAT

Munculnya gagasan nasionalisme yang diikuti dengan berdirinya


partai-partai politik merupakan modal utama umat Islam dalam perjuangannya
untuk mewujudkan negara merdeka. Dalam kenyataannya, partai-partai itulah
yang berjuang melepaskan diri dari kekuasaan penjajah. Perjuangan tersebut
terwujud dalam beberapa bentuk kegiatan antara lain:

1. Gerakan politik, baik dalam bentuk diplomasi maupun perjuangan bersenjata.

2. Pendidikan dan propaganda dalam rangka mempersiapkan masyarakat


menyambut dan mengisi kemerdekaan.

Negara berpenduduk mayoritas Muslim yang pertama kali


memproklamasikan kemerdekaannya adalah Indonesia, yaitu tanggal 17 Agustus
1945. Indonesia merdeka dari pendudukan Jepang setelah Jepang dikalahkan oleh
Sekutu. Disusul oleh Pakistan tanggal 15 Agustus 1947, ketika Inggris
menyerahkan kedaulatannya di India kepada dua Dewan Konstitusi, satu untuk
India dan satunya untuk Pakistan.

Tahun 1922, Timur Tengah (Mesir) memperoleh kemerdekaan


dari Inggris, namun pada tanggal 23 Juli 1952, Mesir menganggap dirinya benar-
benar merdeka. Pada tahun 1951 di Afrika, tepatnya Lybia merdeka, Sudan dan
Maroko tahun 1956, Aljazair tahun 1962. Semuanya membebaskan diri dari
Prancis. Dalam waktu yang hampir bersamaan, Yaman Utara, Yaman selatan dan
Emirat Arab memperoleh kemerdekaannya pula. Di Asia tenggara, Malaysia,
yang saat itu termasuk Singapura mendapat kemerdekaan dari Inggris tahun 1957,
dan Brunai Darussalam tahun 1984 M.

Demikianlah, satu persatu negeri-negeri Islam memerdekakan


diri dari penjajahan. Bahkan, beberapa diantaranya baru mendapat kemerdekaan
pada tahun-tahun terakhir, seperti negera Islam yang dulunya bersatu dalam Uni
Soviet, yaitu Uzbekistan, Turkmenia, Kirghistan, Kazakhtan, Tasjikistan dan
Azerbaijan pada tahun 1992 dan Bosnia memerdekakan diri dari Yugoslavia pada
tahun 1992 (Yatim, 2003:187-189).
KEDATANGAN ISLAM DI INDONESIA

A. KONDISI DAN SITUASI POLITIK KERAJAAN-KERAJAAN DI


INDONESIA

Cikal bakal kekuasaan Islam telah dirintis pada periode abad 1-5 H/7-8 M, tetapi
semuanya tenggelam dalam hegemoni maritim Sriwijaya yang berpusat di
kerajaan Hindu-Jawa seperti Singasari dan Majapajit di Jawa Timur. Dan para
pedagang islam membentuk komunitas dan mengajarkan ke penduduk lokal
tentang Islam, dan menjelaskan tidak adanya sistem kasta di Islam, hal ini yang
membuat orang tertarik dengan Islam.

Islam masuk ke Indonesia tidak bersamaa, dan keadaan politik di setiap daerah
tidak sama. Pada abad ke 7-10 M, kerajaan sriwijaya memperluas kekuasaannya
sampai ke malaka. Hal itubertujuan untuk menguasai selat malaka yang
merupakan jalur dagang yang ramai. Kedatangan orang muslim terlihat dalam
keterlibatan di bidang politik baru pada abad ke 9 M, ketika terlibat dalam
pemberontakan orang China. Akibatnya banyak orang muslim dibunuh, dan
lainnya melarikan diri ke Keddah dan Palembang.

Pada akhir abad ke-12 M kerajaan ini mulai memasuki masa kemundurannya.
Kemunduran politik dipercepat dengan kemajuan kerajaan Singasari di Jawa.
Kelamahan sriwijaya dimanfaatkan pula oleh para pedagang untuk mendapatkan
keuntungan.

Karena kekacauan akibat perebuatn kekuasaan di istana, kerajaan Singasari, dan


Majapahit, tidak mampu mengontrol daerah melayu dan selat malaka, sehingga
kerajaan Samudra Pasai dapat berkembang dan mencpai puncak kejayaan hingga
abad ke 16 M.

B. MUNCULNYA PEMUKIMAN-PEMUKIMAN MUSLIM DI KOTA-


KOTA PESISIR

Menjelang abad ke-13 M, di pesisir Aceh sudah ada pemukiman muslim.


Persentuhan adanya penduduk pribumi, arab, persia, dan india. Itulah sebabnya
mengapa kerajaan Islam pertama di Nusantara berada di Aceh.

Dan di Jawa proses islamisasi beralngsung sejak abad ke-11 M, terbukti


ditemukannya makam Fatimah binti Maimun di Gresik yang berangka tahun 475
H (1082 M). Bahkan menurut berita Ma Huan 1416 M, di pusat Majapahit,
maupun pesisir, terutama di kota-kota pelabuhan, telah terjadi proses islamisasi
dan sudah pula terbentuk masyarakat muslim.

Pengaruh Islam di Daerah Timur khususnya Maluku, tidak bisa dipisahkan dari
Jalur Perdagangan. Menurut tradisi setempat, Raja Ternate yang kedua belas
Molometa bersahabat karib dengan orang Arab yang memberinya petunjuk cara
pembuatan kapal. Hal ini menunjukan bahwa di Ternate sudah ada masyarakat
Islam.

Kalimantan Timur pertamakali di Islamkan oleh Datuk Ri Bandang dan Tunggang


Parangan. Mereka datang dari Kutai setelah orang Makasar masuk Islam. Pada
abad ke-16 M di Sulawesi di kerajaan Gowa sudah ada masyarakat Muslim, hal
itu membuktikan bahwa Islam sudah masuk di sana.

C. SALURAN DAN CARA-CARA ISLAMISASI DI INDONESIA

Menurut Uka Tjandrasasmita, saluran-saluran Islamisasi yang berkembang ada 6,


yaitu:

1. Saluran Perdagangan

Kesibukan lalu lintas perdagangan pada abad ke-7 hingga ke-16 M, membuat para
pedagang Muslim dari Atab, Persia, dan India turut ikut ambil bagian dalam
perdagangan di Asia.

2. Saluran Perkawinan

Dari sudut ekonomi pedagang lebih baik dari ekonomi, hal ini membuat mereka
tertarik menjadi istri saudagar-saudagar itu, kemudian para saudagar itu
mengislamkan calon istrinya sebelum menikah.

3. Saluran Tasawuf

Pengajar tasawuf atau para sufi, mengajarkan teosofi yang bercampur dengan
ajaran yang sudah dikenal di Indonesia, dan ada pula yang mengajari anak
bangsawan dan kemudian di nikahkan.

4. Saluran Pendidikan
Islamisasi juga melalui pendidikan, salah satunya adalah berdirinya pesantren
sebagai pusat pendidikan.

5. Saluran Kesenian

Saluran islamisasi dari segi Kesenian yang paling terkenal adalah dari seni
wayang yang sering dibawakan oleh Sunan Kalijaga.

6. Saluran Politik

Di Maluku dan Sulawesi Selatan, kebnyakan rakyat masuk Islam setelah para
rajanya masuk islam. Hal ini membantu tersebarnya Islam di Maluku dan
Sulawesi Selatan.

KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM SEBELUM PENJAJAHN BELANDA

A. KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM PERTAMA DI SUMATERA

1. Samudra Pasai

Kerajaan islam pertama di indonesia adalah samudra Pasai. Terletak di pesisir


timur laut aceh. Diperkirakan berdiri awal atau pertengahan abad ke-13 M. Bukti
berdirinya kerajaan Samudra Pasai pada abad ke-13 M didukung oleh adanya
nisan kubur terbuat dari bahan granit buatan Samudra Pasai.

Malik Al-Shaleh adalah raja pertama dan pendiri kerajaan tersebut. Kerajaan
Samudra Pasai berlangsung sampai Tahun 1524 M, dan ditaklukan portugis pada
1521 M.

2. Aceh Darussalam

Kerajaan Aceh terletak di Kabupaten Aceh Besar. Kurang diketahui kapan


kerajaan ini berdiri. Anas Machmud berpendapat, kerajaan Aceh berdiri padaabad
ke-15 M, diatas puing-puing kerajaan Lamuri. Puncak Keemasannya ada pada
saat di Pimpin oleh Sultan Iskandar Muda dengan tangan besinya. Kemudian pada
abad ke-18 M Aceh Darussalam mulai turun setelah dipimpin oleh sultan
perempuan.

B. TUMBUH DAN BERKEMBNAGNYA KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM


DI JAWA

1. Demak.
Di bawah pimpinan Sunan Ampel Denta, Walisongo bersepakat mengangkat
Raden Patah untuk menjadi Raja Pertama Kerajaan Demak. Dalam menjalankan
pemerintahan, terutama dalam hal agama dibantu oleh Walisongo. Pemerintahan
Raden Patah berlangsung hingga awal abad ke-16 M. Ia digantikan oleh anaknya
Pati Unus, kemudian Pati unus digantikan oleh Trenggono dan dilantik sebagai
sultan oleh Sunan Gunug Jati. Pada tahun 1546, dalam penyerbuan ke
blambangan, Sultan Trenggono terbunuh, dan digantikan oleh adiknya. Setelah
itu, terjadi pemberontakan oleh adipati sekitar demak. Dan Sunan Prawoto
terbunuh. Hal ini adalah akhir dari kerajaan demak.

2. Pajang

Kesultanan Pajang adalah penerus kerajaan Islam Demak. Dipimpin oleh Jaka
Tingkir yang sebelumnya diangkat oleh Sultan Trenggono untuk memimin Pajang
dan setelah dinikahkan dengan anak dari Sultan trenggono.

Riwayat kerajaan pajang berakhir pada tahun 1618 M. Kerajaan Pajang waktu itu
memberontak terhadap Mataran yang pada waktu itu dibawah Sultan Agung,
Pajang dihancurkan, dan rajanya melarikan diri ke Giri dan Surabaya.

3. Mataram

Awal dari kerajaan Maatarm adalah ketika Sultan Adiwijaya meminta bantuan Ki
Pamanahan yang berasal dari daerah pedalaman untuk menghadapi dan
menumpas pemberontak Aria Panangsang. Dan kemudian di beri hadiah daerah
Mataram, yang kemudian mmenurunukan raja-raja Mataram Islam.

Pada tahun 1677 M dan 1678 M, pemberontakan para ulama muncul dengan
tokoh spiritual Raden Kajoran. Pemberontakan-Pemberontakan seperti ini yang
mengakibatkan runtuhnya Kraton Mataram.

4. Cirebon

Kesultanan Cirebon didirikan oleh Sunan Gunug Jati. Setelah Cirebon resmi
berdirisebagai sebuah kerajaan Islam yang bebas dari kekuasaan Pajajaran, Sunan
Gunung Jati berusaha meruntuhkan Kerajaan Pajajaran yang belum menganut
Islam. Setelah Sunan Gunung Jati wafat ia digantikan oleh cicitnya yaitu
Panembahan Ratu. Keutuhan kerajaan Cirebon hanya sampai Pangeran Girilaya.

5. Banten
Pada tahun 1524 M, Sunan Gunung Jati Cirebon meletakan dasar bagi
pengembangan agama dan Kerajaan islam. Pada tahun 1568, disaat kekuasaan
Demak beralih ke Pajang, Sultan Hasanudin memerdekakan Banten. Pada saat
Banten dipimpin oleh Sultan Abdulfath ini tterjadi beberapa peperangan antara
Banten dengan VOC yang berakhir dengan ditandantanganinya perjanjian
perdamaian tahun 1659 M.

C. TUMBUH DAN BERKEMBANGNYA KERAJAA-KERAJAAN ISLAM


DI KALIMANTAN, MALUKU DAN SULAWESI

1. Kalimantan

a. Berdirinya Kerajaan banjar Di Kalimantan

Kerajaan Banjar merupakan kelanjutan dari Kerajaan Daha yang beragama Hindu.
Peristiwa ini diaja sukarama meninggal anak tertuanya yang menggantikannya,
yaitu Pangeran Mangkubumi, setelah Mangkubumi wafat, pangeran tumenggung
yang menggantikannya.

b. Kutai di Kalimantan Timur

Menurut cerita, Kerajaan Kutai berubah menjadi Islam ketika ada dua orang
penyebar Islam ke Kutai yang bernama Dato’ Ri Bandang, dan Tuan Parangan.
Setelah pengislaman Dato’ Ri Bandang kembali ke Makassar dan Tuan Parangan
tetap di Kutai. Mulai yang terakhir inilah Raja Mahkota tunduk pada Islam

2. Maluku

Raja pertama di maluku yang benar-benar muslim adalah Zayn Al-‘Abidin (1486-
1500 M). Di masa itu gelombang perdagangan muslim terus meningkat sehingga
raja menyerah kepad tekanan pedagang islam dan belajar tentang islam di
Madrsah Giri.

Karena usia islam masih muda, portugis berusah mempengaruhi mereka untuk
masuk Kristen, tetapi usah mereka tak menghasilkan banyak.

3. Sulawesi (Gowa-Tallo, Bone, Wajo, Soppeng dan Luwu)


Kerajaan Gowa dan Tallo merupakan kerajaan kembar yang saling berbatasan.
Dan terletak di semenanjung barat sulawesi.

Penyebaran islam dengan tradisiyang telah lama diterima oleh para raja,
kneurunan To manurung. Tradisi itu mengharuskan raja untuk memberitahukan
hal baik kepada semua orang. Karena itu memberitahukan pesan Islam ke
kerajaan yang lain seperti Luwu, Wajo, Soppeng, dan bone. Meskipun akhirnya
semua mau masuk Islam, tetapi peperangan masih belranjut untuk mendapatkan
keuntungan.

KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM ZAMAN PENJAJAHAN BELANDA

A. SITUASI DAN KONDISI KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI


INDONESIA KETIKA BELANDA DATANG

Keadaan kerajaan-kerajaan islam menjelang datangnya Belanda di


akhir abad ke 16 dan awal abad ke 17 ke indonesia berbeda-beda bukan hanya
berkenaan dengan kemajuan politik, tetapi juga proses islamisasinya.

Di Sumatra, setelah malaka jatuh ketangan portugis percaturan politik


di kawasan selat malaka merupakan pertjuangan segitiga: Aceh, Portugis, dan
Johor. Pada abad ke16 tampaknya aceh menjadi dominan terutama karena para
pedagang muslim menghindar dari malaka dan memilih aceh sebagai pelabuhan
transit. Selain itu ekspansi aceh ketika itu berhasil menguasai perdagangan pantai
barat Sumatra. Ketika itu aceh memang sedang berada dalam masa kejayaan
dibawah pimpinan Sultan Iskandar Muda. Dan ketika sultan iskandar muda telah
wafat kemudian di gantikan oleh Sultan Iskandar Tsani. Sultan ini masih mampu
mempertahankan kebesaran aceh. Setelah ia meninggal dunia aceh secara
bedrturut-turut di pimpin oleh tiga orang wanita selama 59 tahun. Ketika itulah
aceh mulai mengalami kemunduran.

Di jawa, pusat kerajaan islam sudah pindah dari pesisir kedalam, yaitu
dari Demak ke Pajang kemudian Ke Mataram. Berpindahnya pusat pemerintahan
itu membawa pengaruh besar yang sangat menentukan perkembangan sejarah
islam di Jawa.

Sementara itu di Banten, di pantai Jawa Barat muncul sebagai simpul


penting antara lain karena perdagangan adanya dan tempat penampungan pelarian
dari pesisir Jawa Tengah dan Jawa Timur. Mrosotnya peran pelabuhan-pelabuhan
Jawa Timur akibat politik mataram dan munculnya makasar sebnagai pusat
perdagangan membuat jaringan perdagangan dan rute pelayaran dagang di
Indonesia bergeser.

Di sulawesi, pada akhir ke 16 pelabuhan makasar berkembang dengan


pesat akan tetapi ada factor- factor historis lain yang mempercepat perkembangan.

B. LATAR BELAKANG KEDATANGAN BELANDA, VOC, HINDIA


BELANDA

Tujuan Belanda datang ke Indonesia, untuk mengembangankan usaha


perdangan, yaitu mendapatkan rempah-rempah yang mahal harganya di Eropa.
Dan perseruan Amsterdam mengirim beberapa armada kapal dagangannya ke
Indonesia, dan diikuti banyak perseroan lain yang juga ingin berdagang dan
berlayar ke Indonesia. Kemudian perseroan-perseroan itu bergabung dan di
sahkan oleh Staten General Republik dengn satu piagam yang memberi hak kusus
untuk berdagang, berlayar dan memegang kekuasaan di kawasan Kepulauan
Nusantara. Perseroan itu bernama VOC.

Dalam usaha mengembangkan usaha perdagangannya. VOC nampak


ingin melakukan Monopoli, karena itu, aktivitas ingin menguasai perdagangan
Indonesia menimbulkan perlawanan pedagang-pedagang pribumi karena merasa
terancam. Pada tahun 1798 VOC dibubarkan karena sebelumnya pada 1795 izin
operasinya di cabut. Dibubarkannya VOC disebabkan beberapa factor. Dengan
bubarnya VOC pada pergantian abad ke 18 secara resmi Indonesia berpindah
ketangan pemerintahan Belanda, karena pemerintahan belanda memanfaatkan
daerah jajahan untuk memberi keuntungan sebanyak-banyaknya kepada negri
induk, guna menanggulangi masalah ekonomi Belanda yang sedang mengalami
kebangkrutan akibat perang. Pada tahun 1830 pemerintah hindia-belanda
menjalankan system tanam paksa. Dan pada tahun 1901 belanda menerapkan
politik etis atau politik balas budi.

C. PENETRASI POLITIK BELANDA

VOC sejak semula memang diberi izin oleh pemerintah belanda untuk
melakukan kegiatan politik dalam rangka mendapatkan hak monopoli dagang di
Indonesia. Oleh karena itu, VOC dibantu oleh kekuatan militer dan armada tentara
serta hak-hak yang bersifat kenegaraan mempunyai wilayah mengadakan
perjanjian politik, dan sebagainya. Dengan perlengkapan yang lebih maju VOC,
melakukan politik ekspansi. Dengan kata lain abad ke 17 dan 18 adalah priode
ekspansi dan monopoli dalam sejarah kolonial di Indonesia. Menjelang akhir abad
ke 18 ekspansi di wilayah iniberhasil di jawa.

Penetrasi politik belanda juga terjadi di kerajaan banjarmasin. Belanda


pertama kali datang ke kerajaan ini pada abad ke 17. untuk memperkokoh
kedudukannya belanda mengangkat seorang gubernur di daerah itu. Ini berarti
secara de facto, belanda sudah menjadi penguasa politik. Ini pula yang menjadi
latar belakang terjadinya perang banjarmasin yang di pimpin pangeran Antarsari.

D. PERLAWANAN TERHADAP PENJAJAHAN BELANDA

Terdapat beberapa perlawanan-perlawanan dan perlawanan yang


terbesar dan terlama ada empat :

1. Perang Paderi di Minang Kabau

Pada perang paderi ini Balanda berkali-kali mendapatkan kesulitan


dalam melawan kaum paderi, dan kaum paderi sendiri lolos berkali-kali dari
tipuan penghianatan Belanda. Akan tetapi pada akhirnya kaum paderi itu kalah
karena Belanda membuat tipuan muslihat dengan jebakan-jabakannya.

2. Perang Diponegoro

Perang Diponegoro adalah perang terbesar yang dihadapi


pemerintah colonial Belanda di jawa. Pemicu terjadinya perang ini adalah rencana
pemerintah Hindia Belanda untuk membuat jalan yang menerobos tanah milik
pangeran diponegoro dan harus membongkar makam keramat. Patok-patok yang
ditanam oleh pemerintah dicabut oleh pihak Diponegoro. Pihak Belanda ingin
mengadakan perundingan dengan pangeran Diponegoro, setelah itu pangeran
Diponegoro pindah ke selarong untuk memimpin perlawanan Belanda dengan
menggariskan maksud dan tujuan. Dalam perang Diponegoro di nobatkan sebagai
pemimpin tertinggi jawa dengan gelar Sultan Ngabdulhamid Herucakra Kabiril
Mukminin Kholifatullah Ing Tanah Jawa.

Pada suatu keteka pangeran Diponegoero diundang oleh risiden


untuk melanjutkan rundingan.akan tetapi pada rundingan ini pangeran
Diponegoro malah di tangkap dan diasingkan karena ingin tetap mempertahankan
agar di beri kebebasan untuk mendirikan Negara yang merdeka berdasarkan islam

3. Perang Banjarmasin

Perang banjarmasin ini dilatar belakangi karma adanya campur


tangan belanda dalam pemilihan sultan muda, karena sultan yang berkuasa pada
masa itu sudah tua. Yang mana jabatan itu akan diserahkan pada putranya yang
bernama Abdurrahman akan tetapi ia tidak berusia panjang. Dan sebagai
penggantinya sultan menunjuk cucunya yang bernama Hidayat. Akan tetapi
belanda kurang setuju drngan pilihan sultan yang mana belanda lebih berpihak
pada pangeran Tamjid. Dari terpilihnya pangeran Tamjid ini rakyat kurang setuju
timbullah kericuan diberbagai wilayah banjarmasin. Ketika itulah perang
banjarmasin di anggap dimulai.

4. Perang Aceh

Pada awal abad ke 19, sebenarnya hegemoni kerajaan aceh di


Sumatra utara sudah sangat menurun, tatapi kedaulatanya masih di akui oleh
Negara-negara barat. Pada tanggal 30 maret 1857 di tanda tangani kontrak antara
aceh dan pemerintah hindia belanda yang berisi kebebasan perdagangan kontrak
itu memberi kedudukan kepada belanda disana dan di perkuat oleh traktat siak
yang di tanda tangani pada tahun itu juga.

Setelah terusan suez dibuka, pelabuhan aceh menjadi sangat


strategis, karena berada dalam urat nadi pelayaran internasional. Berdasarkan
traktat Sumatra 2 nopember 1871, pihak belanda di beri kebebasan memperlus
daerah kekuasaany di aceh, sedangkan inggris memperoleh kebebasan berdagang
di daerah siak. Itulah yang menyebabkan perang aceh

5. Politik Islam Hindia Belanda

Indonesia merupakan negeri berpenduduk mayoritas muslim. Agama islam secara


terus menerus menyadarkan pemeluknya bahwa mereka harus membebaskan diri
dari cengkraman pemerintah kafir. Perlawanan dari raja-raja islam terhadap
pemerintahan kolonial bagai tak pernah henti. Padam di suatu tempat muncul di
tempat lain. Belanda menyadari bahwa perlawana itu di inspirasi oleh ajaran
islam.
Oleh karena itu, agam islam dipelajari secara ilmiah di negeri belanda. Seiring
dengan itu, disana juga di selenggarakan indologie, ilmuuntuk mengenal lebih
jauh seluk beluk penduduk Indonesia. Semua itu di maksudkan untuk
mengukuhkan kekuasan belanda di Indonesia. Hasil dari pengkajian itu, lahirlah
apa yang di kenal dengan "politik islam". Tokoh utama dan peletak dasarnya
adalah Prof. Snouck hurgronje . dia berada di Indonesia antara tahun 1889 dan
1906.

Berdasarkan analisisnya, islam dapat dibagi menjadi dua bagan, yang satu islam
religius dan yang lain islam politik terhadap masalah agama, pemerintah belanda
di sarankan agar bersikap toleran yang di jabarkan di dalam sikap netral terhadap
kehidupan keagamaan.

DAFTAR PUSTAKA

Yatim Badri, 2008. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai