Anda di halaman 1dari 12

MODUL PEMBELAJARAN TARIKH BAB I

PROSES DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW


KELAS X (SEMUA JURUSAN)

Disusun Oleh:
AHMAD ZUHDHI, S,Pd.I., M.S.I

SMK MUHAMMADIYAH TEPUS


TAHUN AJARAN 2022/2023

Dibuat pada 26 November 2023


222022
BAB 1

B. Proses Dakwah Nabi Muhammad


SAW Periode Makkah
1. Sebelum Wahyu Turun
Pada usia yang mendekati 40 Tahun, Nabi Muhammad SAW banyak
menghabiskan waktunya untuk bertakhanuts (berkhalwat) di sebuah gua, yaitu Gua
Hira’ untuk memutuskan hubungan dengan segala macam kehidupan duniawi untuk
merenungkan gelombang kehidupan, karena Nabi merasa resah melihat perilaku
orang-orang Quraisy yang jauh dari akhlaq luhur. Dan akhirnya Ketika bertepatan
pada bulan Romadhon, beliau habiskan waktunya di tempat itu hiingga akhirnya
beliau mendapat wahyu sebagai risalah kehidupan

2. Setelah Wahyu Turun


Wahyu pertama kali turun kepada Nabi Muhammad SAW adalah QS. Al-’Alaq:
1-5 yang turun pada bulan Ramadhan tepatnya pada malam ke 17. Setelah sekian
lama tidak turun wahyu, sekitar tiga tahun berikutnya maka turunlah wahyu yang
kedua yaitu QS. Al-Mudatsir : 1-5 yang artinya :

“ Hai orang yang berselimut, bangun dan beri peringatan. Agungkanlah Tuhanmu dan
sucikanlah pakaianmu serta jauhilah perbuatan dosa”.
Saat itulah beliau mulai mengemban tugas yang sangat berat memikul risalah dan
membina orang banyak dengan berpedoman kepada wahyu, karena wahyu
merupakan sumber risalah dan kekuatan bagi dakwahnya.

 Tahapan-tahapan dakwah Nabi :


a. Dakwah Kepada keluarga dekat
Beliau mengajak para anggota keluarga dan para sahabat terdekatnya supaya
memeluk agama Islam. Mereka sama sekali tidak meragukan kebesaran dan
keagungan pribadi beliau serta kebenaran kata-katanya. Orang yang pertama kali
beriman istri beliau yaitu Khadijah r.a. Disusul putra asuhan Beliau Zait bin
Tsabit. Disusul oleh putra paman beliau Ali bin Abi Thalib, yang pada saat itu
masih kanak-kanak berusia 10 tahun dan hidup dibawah asuhan beliau, tidak lama
kemudian menyusul teman karib beliau Abu Bakar, yang setelah memeluk Islam
giat berdakwah untuk mengislamkan orang-orang kepercayaan yang dicintainya
yang terdiri dari Utsman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah dan Sa’ad bin Abi
Waqqash. Dan seorang pendeta Bernama Waraqah bin Naufal juga masuk Islam.

b. Baitul-Arqam
Proses dakwah selanjutnya adalah dengan cara berkumpul di sebuah rumah
Al-Arqam bin Abil-Arqam. Rumah ini dijadikan base campe dakwah Nabi.
Setelah orang-orang sedikit demi sedikit masuk Islam, mereka diberikan
pencerahan Pendidikan langsung oleh Nabi. Disinilah proses Pendidikan Islam
berlangsung pada masa Nabi. Dengan berkumpul dirumah tersebut maka
keimanan dan pemahaman agama Islam semakin kuat dikalangan orang-orang
Islam.
Rumah Arqam berada di bawah bukit Shafa, jauh dari jangkauan kaum kafir.
Rasulullah memilihnya sebagai tempat berkumpul kaum muslim secara rahasia.
Di sinilah Rasulullha SAW mengajarkan al-Qur’an. Tempat ini dipilih agar kaum
muslim aman dan orang yang hendak masuk Islam dapat memeluk agama ini
tanpa diketahui orang-orang kafir. Apabila Rasulullah dan kaum muslimin
berkumpul secara terang-terangan, sudah pasti mereka akan menghalangi dengan
berbagai cara.

c. Masyarakat Umum.
Nabi Muhammad mulai berdakwah ke Masyarakat umum setelah merasa
berdakwah kepada keluarga terdekat mulai lancar. Rasulullah mengundang
mengundang dari keluarga Bani Hasyim di rumahnya. Mereka datang memenuhi
undangan ini. tokoh Quraisy yang Bernama Abu Lahab, menentangnya dengan
keras.
Disebuah tempat yang bernama bukit Shafa, Rasulullah mengundang Kembali
mereka dengan panggilan yang keras. Semua kabilah dipanggilnya, sehingga
mereka berbondong-bondong untuk mendatanginya. Akan tetapi dari panggilan
dan peringatan tersebut, mereka tidak memberikan reaksi apapun dan pergi
berpencar. Hanya ada satu tokoh yang masih menunggu di tempat itu sambil
mengucapkan kata-kata kasar yaitu Abu Lahab.
d. Reaksi kaum Quraisy terhadaap dakwah Nabi.
Hari demi hari, bulan demi bulan, tahun berganti tahun, pengikut ajaran Nabi
mulai Muhammad SAW semaaki banyak. Melihat kenyataan ini kaum Quraisy
yang taat kepada agama nenek moyang merasa terusik dan marah serta
melancarkan berbagai aksi untuk menghentikan ajaran Nabi. Adapaun reaksi
kaum Quraisy terhadap dakwah Nabi sebagai berikut :
a. Menyiksa dan menganiaya para pengikut Nabi dari golongan lemah dengan
siksaan diluar batas kemanusiaan.
Di antara para pengikut Nabi yang disiksa adalah sebagai berikut :
1) Bilal bin Rabwah. (seorang budak Umayyah bin Khalaf yang dijemur
dibawah sengatan natahari di Tengah padang pasir. Diatas badannya
diletakkan sebuah batu yang besar. Akan tetapai sisksaan tersebut sama
sekali tidak membuat lunturnya iman sahabat Bilal.
2) Keluarga Ammar bin Yasir, yang meliputi saudaranya, bapaknya dan
ibunya. Penganiayaan satu keluarga ini dilihat oleh Rasulullah dan beliau
beliau berkata : “ Bersabarlah wahai keluarga Yasir, yang dijanjikan kalian
adalah surga”.
3) Khaba bin Arat, seorang budak yang disiksa oleh majikan perempuannya
dengan besi yang telah dipanasi api, kemudian ditempelkan di belakang
badannya, agar dia tidak masuk Islam. Akan tetapi hal ini menjadikan
imannya semakin tebal dan tetap menganut agama Islam.
b. Mencela, mencaci maki dan menghardik Rasulullah SAW, degan meghina
Nabi dan mengatakan sebagai tukang sihir.
c. Kaum Quraisy meminta Abu Thalib (paman nabi) untuk menghentikan
dakwah Nabi.
d. Penganiayaan terhadap Rasulullah SAW.
Merasa belum berhasil menghentikan dakwah Nabi, maka kaum Quraisy
mencoba untuk menganiaya Rasulullah SAW. Suatu hari Ketika Rasulullah
memasuki Masjidil-Haram dan hendak menjalankan shalat, di saat sujud
datanglah Abu Jahal membawa batu yang besar hendak dihantamkan ke kepala
Rasulullah. Akan tetapi tiba-tiba tangan dan badan Abu Jahal gemetar, hatinya
ketakutan sehingga waja Abu Jahal pucat pasi. Penganiayaan selanjutnya
setelah Rasulullah pulang hendal pulang dari masjid, Rasulullah ditaburi pasir
dan debu, namun ia tetap tabah, sabar dan malah tersenyum. Penganiayaan
yang paling menyakitkan Rasulullah adalah saat beliau sedang shalat, maka
datanglah Uqbah bin Abi Muith, lalu menjeret leher Rasulullah dengan
selendangnya dengan kuat, sehingga beliau tidak berdaya melepaskannya.
Paada saat itu pula Abu Bakar datang menolong beliau dengan
menghempaskan Uqbah.
e. Pemboikotan makana dan minuman
Kaum Kafir Quraisy tidak melakukan transaksi berupa makanan dan minuman
dengan kaum muslimin, akibatnya kaum muslimin mengalami kelaparan
bahkan da yang tidak kuasa duduk.
f. Pemboikotan terhadap bani Hasyim dan Bani Mutholib.
Kamu Quraisy semakin gencar memusuhi Nabi Ketika mendengar dua orang
pemuka kamu Quraisy Hamzah bin Abdul Muthalib dan Umar bin Khattab
masuk Islam. Mereka berdua terkenal pemberani, jahat dan merupakan
gembongnya orang Kafir. Akhirnya kaum Quraisy memboikot Bani Hasyim
dan Bani Muthalib yang mana keduanya merupakan kabilah yang mendukung
perjuangan Nabi.

3. Peristiwa-peristiwa Penting
a. ‘Amul-Huzni
Amul huzni artinya tahun kesedihan, yaitu salah satu periode penting dalam
sejarah Islam yang sangat mempengaruhi kehidupan dan pengajaran Nabi
Muhammad SAW. Amul huzni atau tahun kesedihan tersebut terjadi di tahun
kesepuluh dari kenabian yang menjadi tahun duka cita bagi Rasulullah SAW.
1. Wafatnya Abu Thalib (Paman Nabi)
Abu Thalib sebelumnya adalah sosok layaknya perisai yang melindungi
dan memelihara Nabi Muhammad SAW dengan segala kekuatan dan
ketabahan hatinya. Namun, Abu Thalib kemudian ditimpa oleh penyakit keras
yang menjalar ke seluruh tubuhnya sehingga ia tidak dapat meninggalkan
tempat tidur. Tidak lama kemudian setelah sakit, Abu Thalib mengalami
sakaratul maut. Pada saat itu, Rasulullah SAW berada di sisi kepalanya
mengharap agar ia mau mengucap kalimat "laa ilaha illallah" sebelum
kematiannya. Akan tetapi, teman-teman musyriknya turut berada di sisi Abu
Thalib Ketika sakaratul maut. Di antara mereka, Abu Jahal terus membujuk da
mencegahnya dengan berkata,
"Jangan tinggalkan agama leluhurmu."
Akhirnya, Abu Thalib pun meninggal dalam keadaan musyrik.
Kesedihan Rasulullah SAW semakin berlipat sebab beliau telah
ditinggalkan pamannya sebelum memeluk Islam.

2. Meninggalnya Siti Khadijah


Selang lima minggu setelah wafatnya Abu Thalib, Siti Khadijah istri
Nabi juga meninggal dunia. Selama 25 tahun menjadi pendamping
Rasulullah SAW, Khadijah selalu mendukung misi dakwah Nabi sehingga
beliau semakin merasakan kesedihan yang mendalam. Kemudian cobaan
Rasulullah SAW juga semakin bertambah setelah kematian Abu Thalib dan
Siti Khadijah. Kaum Quraisy pada saat itu semakin gencar menekan dan
menghalangi dakwah Rasulullah SAW dengan menyakitinya secara fisik,
menghina, dan melecehkan beliau. Di antara banyaknya peristiwa
menyedihkan yang dialami Nabi Muhammad SAW adalah pengusiran yang
dilakukan oleh kabilah Tsaqif terhadap Rasulullah SAW saat datang ke
Thaif. Beliau sempat diolok-olok, dilempari bebatuan, dan diusir dari Thaif.
Tidak ada lagi pilihan lain bagi Rasulullah SAW selain pulang kembali ke
Makkah dan memohon kepada Allah agar kabilah Tsaqif diberikan petunjuk
dan ampunan. Oleh sebab itu, tahun tersebut dalam sejarah kemudian
dikenal dengan sebutan "Amul Huzni" yang artinya tahun kesedihan.

b. Isra’ -Mi’raj

Isra dan Mi’raj secara sederhana dibagi ke dalam dua peristiwa, yakni Isra dan
Mi’raj. Isra dimaknai dengan perjalanan malam hari yang dilaksanakan oleh
Rasulullah SAW dari Ka’bah (Makkah) menuju Baitul Maqdis
(Yerusalam/Madinah). Sementara, Mi’raj dimaknai dengan kenaikan, di mana
Allah SWT mengangkat Nabi Muhammad SAW dari Baitul Maqdis melewati
langit ke-7 menuju Sidratul Muntaha. Peristiwa Mi’raj ini yang nantinya
memunculkan adanya perintah sholat wajib 5 waktu bagi umat Islam.
‫ُسْبٰح َن اَّلِذ ْٓي َاْس ٰر ى ِبَع ْبِدٖه َلْياًل ِّم َن اْلَم ْس ِج ِد اْلَحَر اِم ِاَلى اْلَم ْس ِج ِد اَاْلْقَص ا اَّلِذ ْي ٰب َر ْك َنا َح ْو َلٗه ِلُنِرَيٗه ِم ْن ٰا ٰي ِتَنۗا ِاَّنٗه‬
‫– ُهوالَّسِم ْيُع اْلَبِص ْيُر‬

Artinya: “Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya


(Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah
Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-
tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.

Pada suatu malam yang gelap sunyi, di sudut kota Makkah, seorang anak
manusia kedatangan tamu yang agung. Muhammad SAW yang berada di dalam
rumah terkejut Ketika Jibril mendatanginya secara tiba-tiba. Kemudian Jibril
berucap : “Tawaflah di Ka’bah sebanyak tujuh kali” kata Jibril. Lalu Jibril
melanjutkan perkataannya, “Engkau akan diperjalankan menuju langit oleh Allah
SWT dari Masjidil-Aqsha.

Tanpa sempat berkata-kata lagi, Rasulullah bergegas meninggalkan rumah


menuju Masjidil – Haram dengan melawan dinginnya malam. Langkanya cepat
melawan gelapnya malam. Beberapa saat kemudian, Nabi sudah tiba di depan
ka’bah dan segera melakukan thawaf sebanyak tujuh putaran. Setelah selesai tiba-
tiba di depannya berdiri keledai, tetapi lebih pendek dari pada baghal. Kedua
kakinya diletakkkan sejauh matanya memandang. Dinamakan buraq karena
kecepatannya menyamai kecepatan barq (kilat). Nabi SAW segera Bersiap
menaiki buraq. Namun Binatang itu terus bergerak saat Rasulullah SAW
mendekatinya. Kemudian Jibril mendekati dan menghampiri hewan tersebut dan
berkata kepada Buraq :

“Tenanglah Demi Tuhan yang jiwaku berada digenggaman, engkau tidak akan
ditunggangi oleh orang baik seperti dia” Mendengar ucapan Jibril, Buraq seketika
diam tidak bergerak.

Pada peristiwa Isra/ Mi’raj, Nabi Muhammad SAW pada awalnya bertemu
dengan malaikat Jibril dan Jibril memerintahkan untuk mengelilingi tawaf 7 kali
setelah itu dengan kuasa Allah SAW Nabi Muhammad menaiki buroq untuk pergi
ke Masjidi Al-Aqsha, sampai di masjidil-Aqsha Nabi disambut oleh para Nabi
Adam AS sampai Nabi Isa AS. Dari Masjidil-Aqsha Nabi Muhammad naik ke
tujuh langit yaitu :

1. Setelah sampai di langit pertama, Nabi bertemu dengan Adam A.S


Setelsh itu Nabi diperlihatkan oleh Allah SWT arwah orang-orang yang
berbahagia disi kanan dan arwah orang-orang sengsara disisi kiri.
2. Sampai langit kedua, Nabi SAW bertemu dengan Nabi Yahya bin
Zakariya dan Isa bin Maryam.
3. Sampai langit ketiga, Nabi SAW berjumpa dengan Nabi Yusuf AS
4. Sampai langit ke empat, Nabi SAW bertemu dengan Nabi Idris AS
5. Sampai langit ke lima, Nabi SAW bertemu dengan Nabi Harun bin Imran
6. Sampai langit ke enam, Nabi SAW bertemu dengan Nabi Musa bin Imran
AS
7. Sampai langit ke tujuh, Nabi Muhammad SAW bertembu dengan Nabi
Ibrahim As
8. Setelah itu sampai pada pada puncaknya, yaitu Sidratul-Muntaha. Disana
Nabi SAW mendengar bunyi pena yang mencatat kebaikan dan keburukan,
rejeki, dan ajal. Itulah alam tertinggi yang sibuk mengatur urusan alam
bawah seperti mencatat taqdir dan qadar, menghitung dan mengawasi amal
hamba, menurunkan rejeki, menentukan ajal, mencatat kebaikan,
menghitung atau menghapus keburukan. Setelah itu Nabi SAW menuju
Baitul-Makmur, lalu naik lagi menuju Allah Jalla-Jalaaluh-Jabbar. Nabi
SAW tidak melihat Allah dalam wujud-Nya, namun hanya melihat
Cahaya. Pada tahap ini Nabi Muhammad mendapatkan perintah shalat,
yang awalnya 50 waktu menjadi lima waktu seperti yang dilakukan umat
Islam sekarang ini.
c. Hijrah ke Habsyi
Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk melakukan hijrah ke Habsyi
(Ethiopia/ Abesinia) karena melihat siksaan yang berat yang dialami umat Islam.
Sampai di Habsy mereka diterima dengan baik oleh Rajanya yang Bernama Najasyi
yang terkenal sangat adil dan menganut agama Kristen.
Rombongan yang berangkat ke Hasby berjumlah 100 orang di antaranya
adalah Utsman bin Affan beserta Ruqayah (istrinya), Zubair bin Awwam,
Abdurrahman bin Auf dan Ja’far bin Abi Thalib. Peristiwa ini terjadi tahun ke lima
setelah kenabian atau pada tahun 615 M.

d. Baiatul Aqabah
Melihat kerasnya penolakan dan perlawanan yang dilakukan orang-orang Quraisy
Makkah, Maka Nabi SAW mencoba berdakwah di luar suku-suku Quraisy. Dalam
dakwahnya, Nabi tidak hanya menemui mereka di Ka’bah pada mudim haji, beliau
Juga mendatangi perkampungan dan tempat tinggal para suku.

C. Substansi Dakwah Nabi Periode Makkah

Dakwah Nabi pada periode awal betul-betul sangat berat karena mendapatkan
pertentangan dimana-mana. Setelah Nabi SAW menerima wahyu yang pertama kali
maka semakin lengkap predikat yang diemban, yaitu Nabi dan Rosul. Ayat-ayat al-
Qur’an yang mengawali wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah
Q.S Al-Alaq ayat 1-5, yang berbunyi :
١ - ‫ِاْقَر ْأ ِباْس ِم َر ِّبَك اَّلِذ ْي َخ َلَۚق‬
"Iqra` bismi rabbikallażī khalaq".
Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.
٢ - ‫َخ َلَق اِاْل ْنَس اَن ِم ْن َع َلٍۚق‬
"Khalaqal-insāna min 'alaq".
Artinya: Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
٣ - ‫ِاْقَر ْأ َو َر ُّبَك اَاْلْك َر ُۙم‬
"Iqra` wa rabbukal-akram".
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia,
٤ - ‫اَّلِذ ْي َع َّلَم ِباْلَقَلِۙم‬
"Allażī 'allama bil-qalam".
Yang mengajar (manusia) dengan pena.
٥ - ‫َع َّلَم اِاْل ْنَس اَن َم ا َلْم َيْع َلْۗم‬
"Allamal-insāna mā lam ya'lam".
Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.
Substansi atau isi pokok dakwah Nabi Muhammad periode Makkah adalah sebagai
berikut :
1. Menyerukan Agama Tauhid
2. Memperbaiki Akhlaq Masyarakat Arab
3. Menegakkan persamaan hak dan derajat di antara manusia.

D. Strategi Dakwah Nabi Muhammad SAW di Makkah

Dalam rangka menyebarkan agama Islam Nabi Muhammad menggunakan dua


strategi yaitu strategi sembunyi-sembunyi dan strategi terang-terangan :

1. Strategi sembunyi-sembunyi atau diam-diam (ad-Da’wah bis-Sirr)


Dakwah secara sembunyi-sembunyi dilakukan karena Nabi Muhammad SAW begitu
yakin bahwa Masyarakat Arab jahiliyyah masih sangat kuat mempertahankan
kepercayaan dan tradisi warisan nenek moyang, yaitu menyembah berhala atau
patung. Mereka berani berperang dan rela mati menjaga tradisi nenek moyang
tersebut. Maka dari itu Nabi SAW menjalankan misi dakwahnya secara diam-diam
agar tidak menimbulkan kekacauan dan keresahan di kalangan kaum Quraisy.
Dengan tahapan-tahapannya yaitu keluarga terdekat, para sahabatnya, para
pengikutnya.
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab masyarakat Makkah menerima
ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW yaitu :
a. Kepribadian Rasulullah SAW yang begitu luhur dan agung
b. Ajaran Islam adalah ajaran yang rasional, logis, dan universal (berlaku untuk
semua), menghargai hak-hak asasi manusia, menjunjung keadilan bagi semua,
dan memberikan kepastian hidup setelah mati.
c. Menyempurnakan agama-agama sebelumnya, yaitu ajaran-ajaran yang dibawa
para Rasul sebelumnya yang menyeru untuk menyembah kepada Allah SWT,
berbuat baik kepada sesama, menjaga kerukunan, larangan berbuat tercela, seperti
membunuh, berzina dan lain sebagainya.
d. Mereka menyadari tradisi dan kebiasaan-kebiasaan lama yang begitu jauh dari
nilai-nilai kemanusiaan dan ketuhanan.

2. Strategi Terang-Terangan (ad-da’wah bil-jahr)


Setelah Nabi Muhammad SAW selama tiga tahun berdakwah secara sembunyi-
sembunyi, maka beliau memprogandakan dakwah secara terang-terangan. Hal ini
sesuai dengan yang diperintahkan Allah SWT yang termaktub dalam Q.S. Al-Hijr
(15) : 94 yang berbunyi :

Artinya : “Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang


diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.”
Setelah ayat ini turun, maka Nabi Muhammad SAW melakukan dakwah secara
terang-terangan atau terbuka dengan cara naik ke atas Bukit Shafa kemudian
berkata : “Hai Bani ihr, hai Bani Ady’….beliau memanggil semua warga Quraisy
sehingga mereka berkumpul menuju bukit Shafa, termasuk di antaranya adalah
Abu Lahab. Bagi tokoh Quraisy yang berhalangan dating, mereka mengirimkan
wakilnya untuk dating menyaksikan sendiri apa yang dilakukan oleh Nabi
Muhammad SAW.
Cara yang kedua yang dilakukan Rasulullah SAW adalah mengundang kaum
Quraisy untuk dating ke rumah Nabi. Dari undangan tersebut maka datanglah
empat puluh lima orang memenuhi undangan beliau, termasuk di antara mereka
ada beberapa orang dari Bani Abdul Muthalib bin Abdul Manaf.
Dengan metode dakwah secara terang-terangan, maka semakin bertambah
banyak pengikut ajaran Nabi Muhammad Saw. Beliau melakukan dakwah ini
berlangsung lebih 10 tahun.

E. Keteladanan Dakwah Nabi SAW Periode Makkah


Bentuk-bentuk keteladanan Nabi Muhammad SAW yang bis akita ambil
adalah sebagai berikut :
1. Sabar dalam menghadapi kondisi apapun
2. Optimis berhasil dalam dakwahnya
3. Pemberani dalam membela kebenaran
4. Jujur
5. Tabligh
6. Amanah
7. Fathonah

Anda mungkin juga menyukai