Anda di halaman 1dari 8

Materi Fiqh

Pembahasan Kitab Thaharah, Kitab Shalat, Kitab Puasa, Kitab zakat, Kitab Haji yang ada
dalam kitab MATAN WAT TAQRIB

Materi tauhid

I’tikad 70

Materi Tajwid

Hukum nun Mati, hukum MIM mati, sifat huruf, makhrajul huruf.

Materi nahu sharaf,

Kitab jarumiah, tashref

Materi sejarah Islam

Sejarah Singkat Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir yang diutus ke muka bumi untuk membawa
umatnya ke jalan yang benar. Beliau terlahir dari seorang ibu yang bernama Siti Aminah dan
Ayah yang bernama Abdullah, yang dilahirkan pada hari Senin, 12 Rabiul Awal atau 22 April
571 M di kota Mekkah pada tahun Fiil (gajah) dan wafat pada tanggal 8 Juni 632 M di
Madinah dalam usia 63 tahun. Nabi Muhammad dilahirkan dalam keadaan yatim, karena
ketika nabi Muhammad masih dalam kandungan, Abdullah telah meninggal dunia. Nabi
terlahir dari keluarga bangsawan Bani Quraisy. Nama lengkap Muhammad bin Abdullāh ini
merupakan seorang yang terlahir dari keluarga Bani Quraisy yang membawa ajaran agama
Islam. Nama Muhammad artinya orang yang terpuji. Nama ini diberikan oleh kakek
tercintanya yaitu Abdul Muthalib.

Masa Kelahiran Nabi Muhammad

Sebelum kelahiran Nabi Muhammad, ada banyak hal yang terlihat jauh berbeda jika
dibandingkan dengan pasca kelahirannya dan ditandai dengan perisitiwa yang terjadi sangat
luar biasa pada saat itu.

Masa Jahiliyah

Zaman jahiliyah yaitu zaman kebodohan, sebelum kelahiran nabi. Dimana umat nabi ketika
itu terbiasa menyembah patung-patung berhala. Mereka terbiasa juga dengan mabuk-
mabukan, main judi, maksiat dan merendahkan derajat kaum wanita. Hidupnya berpindah-
pindah dan terpecah kedalam beberapa suku yang disebut dengan “kabilah“. Hidup yang
penuh dengan kebebasan dan tidak memiliki aturan dalam bermasyarakat, Sehingga
kehidupannya pada saat itu sangat kacau.

Peristiwa “Tahun Gajah”


Peristiwa “Tahun Gajah” merupakan peristiwa terjadinya penyerbuan kota Makkah oleh
Pasukan Abrahah, pada masa kelahiran Nabi Muhammad. Tahun Gajah ini ialah tahun
terjadinya penyerangan Ka’bah oleh pasukan atau tentara Raja Abrahah yaitu Gubernur
Habsyi di Yaman. Serombongan pasukan Gajah yang dipimpinnya ini hendak
menghancurkan Ka’bah karena bangsa Quraisy akan semakin terhormat dan pada setiap
tahunnya selalu ramai umat manusia untuk melakukan ibadah haji. Ini yang membuat
Abrahah ingin membelokkan umat manusia agar tidak lagi datang ke Makkah. Lalu Abrahah
mendirikan gereja besar di Shan’a yang bernama Al-Qulles. Namun usahanya itu tak berhasil
, tak seorang pun mau datang ke gereja Al Qulles itu. Abrahah sangat marah besar dan pada
akhirnya mengerahkan tentara bergajah untuk menyerang Ka’bah.

Didekat Makkah pasukan bergajah merampas harta benda penduduk termasuk 100 ekor Unta
milik Abdul Muthalib kakek nabi Muhamad. Ketika ka’bah hendak dihancurkan, Allah SWT
mengutus burung Ababil untuk membawa kerikil Sijjil dengan paruhnya. Kerikil-kerkil itu
dijatuhkan tepat mengenai kepala masing-masing pasukan bergajah tersebut hingga tembus
ke badan mereka sampai mati. Peristiwa ini diabadikan dalam Al-Qur’an surat Al Fiil ayat 1-
5. (QS 105 :1-5). Pasukan bergajah ini hancur lebur mendapat adzab dari Allah SWT. Dimasa
inilah kemudian lahir seorang nabi akhiruzzaman yaitu Muhammad dari pasangan Abdullah
dan Siti Aminah. Peristiwa inilah yang menandai tahun kelahiran Muhammad dan pada
akhirnya disebut Tahun Gajah.

Masa Kecil Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad sejak kecilnya telah diberikan kehidupan layaknya manusia biasa, padahal
beliau sangat dimuliakan oleh Allah SWT, bahkan sejak dikandunganpun beliau telah
ditinggalkan oleh Ayahnya. Beliau terlahir dalam keadaan yatim, dan pada usia 6 tahun
beliau ditinggal oleh ibunya. Sehingga beliau menjadi seorang yatim piatu, beliau merasakan
apa yang dialami oleh manusia pada umumnya. Dan di usianya yang ke 8 tahun, beliau
ditinggal oleh kakeknya Abdul Muthalib. Kehidupan yang beliau jalani dapat menjadi
panutan seluruh umat manusia.Nabi Muhammad disusui oleh Tsuaibah selama 3 hari dan
oleh kakeknya beliau disusukan juga kepada Halimah As-Sa’diyah dan berada dalam
asuhannya kurang lebih 6 tahun. Dalam usia 5 bulan beliau sudah bisa berjalan dan pada usia
9 bulan sudah lancar berbicara. Semasa kecilnya beliau juga telah menggembalakan kambing.
Abu Thalib (paman nabi) mengajak berdagang ketika usianya 12 tahun ke negri Syam. Beliau
diasuh pamannya setekllah ditinggal wafat kakeknya, dan mengasuh serta menjaga nabi
sampai pada usia lebih dari 40 tahun.

Dibelahnya Dada Muhammad

Malaikat Jibril menelentangkan nabi Muhammad di usianya ke 4 tahun, lalu membelah


dadanya dan mengeluarkan hati serta segumpal darah dari dada nabi Muhammad SAW
kemudian malaikat Jibril mencucinya dan menatanya kembali ke tempatnya dan nabi
Muhammad tetap dalam keadaan sehat bugar.
Dakwah Nabi Muhammad SAW

Rasulullah SAW menerima wahyu untuk menyampaikan dan menyiarkan ajaran agama Islam
dan mengajak umat manusia untuk menyembah Allah SWT. Beliau menyampaikan
dakwahnya secara sembunyi-sembunyi. Adapun orang-orang yang pertama masuk Agama
Islam atau disebut dengan Assabiqunal Awwwalun yaitu keluarga dan para sahabatnya, yaitu:
istrinya Siti Khadijah, sahabatnya Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar As-Shiddiq, anak angkatnya
Zaid bin Haritsah, Utsman bin Affan, Zubair dan masih banyak lagi keluarga dan para
sahabat Rasul yang lainnya.

Selama 3 tahun lamanya Rasulullah SAW berdakwah secara sembunyi sembunyi dari satu
rumah ke rumah lainnya. Kemudian turunlah surat Al Hijr: 94 (QS 15 ayat 94). Yang artinya
“Maka sampaikanlah secara terang-terangan segala apa yang telah diperintahkan kepadamu
dan berpalinglah dari orang-orang musyrik (QS Al Hijr : 15)”. Dengan turunnya ayat ini
maka Rasulullah

SAW menyiarkan dakwahnya secara terang-terangan. Tanggapan orang-orang Quraisy pada


saat itu sangat marah dan melarang penyiaran islam yang dibawa oleh nabi bahkan nyawa
nabi Muhammad sangat terancam. Namun Nabi dan para sahabatnya semakin kuat dan
tangguh menghadapi tantangan dan hambatan yang dihadapi dengan ketabahan serta sabar
walau ejekan, caci maki, olok-olokan dan menentang seluruh ajaran Nabi.

Masa Kerasulan Nabi

Pada masa kerasulan Nabi Muhammad SAW tahun ke 10 pada saat “Amul Huzni” yaitu
tahun duka cita dimana pamannya Abu Thalib dan istrinya Siti Khadijah wafat serta umat
Islam dalam keadaan sengsara. Ditengah-tengah kesedihannya, beliau dijemput Malaikat
Jibril untuk Isra’ Mi’raj yaitu melakukan perjalanan dari masjidil Aqsha ke Masjidil Haram
sampai ke Sidratul Muntaha untuk menghadap Allah SWT dan untuk menerima perintah
shalat lima waktu. Pada tahun 10 H nabi melakukan haji wada’ atau haji terakhir. Dalam
wukufnya di Arafah, beliau menyampaikan khutbahnya yang berisi kan tentang larangan
melakukan penumpahan darah kecuali dengan cara yang benar, larangan mengambil harta
orang lain dengan cara yang tidak benar, larangan memakan harta riba, hamba sahaya harus
diperlakukan dengan cara yang baik, dan agar umatnya selalu berpegang teguh kepada Al
Qur’an dan Sunah Nabi SAW. Setelah berdakwah selama 23 tahun, beliau wafat pada usia 63
tahun.

SEJARAH SINGKAT KHULAFAUR RASYIDIN

Khulafaur Rasyidin adalah para khalifah yang arif bijaksana. Mereka adalah keempat sahabat
yang terpilih menjadi pemimpin kaum muslim setelah Nab Muhammad Rasulullah saw.
wafat. Keempat khalifah tersebut ialah:

1. Abu Bakar Ash-Shiddiq ra.;

2. Umar bin Kaththab ra.;


3. Utsman bin Affan ra.; dan

4. Ali bin Abi Thalib ra.

Keempat khalifah itu selain berhasil melanjutkan perjuangan Rasulullah saw. menegakkan
ajaran tauhid, juga sukses memperluas penyebaran dan mengharumkan nama Islam. Berikut
ini kami uraikan sekelumit riwayat hidup dan jasa keempat khalifah tersebut.

A. Abu Bakar Ash-Shiddiq ra (11-13 H/632-634)

Nama aslinya adalah Abdul Ka’bah. Lalu Nabi Muhammad saw. mengganti namanya dengan

Abdullah. Lengkapnya Abdullah bin Abi Quhafah at-Tamimi. Ia terlahir dari pasangan
Usman (Abu Quhafah) bin Amir dan Ummu Khoir Salma binti Sakhr, yang berasal dari suku
Taim, suku yang melahirkan tokoh-tokoh terhomat. Sejak kecil ia terkenal sebagai anak yang
baik. Perilakunya yang lemah-lembut, jujur, dan sabar, membuatnya disenangi masyarakat.
Karena sifat-sifatnya yang mulia itulah sejak masa remajanya ia sudah bersahabat dengan
Nabi Muhammad saw. Ia dilahirkan dua tahun satu bulan setelah kelahiran Nabi Muhammad
saw. kemudian terkenal dengan julukan Abu Bakar, sedangkan gelar Shiddiq diberikan oleh
para sahabat, karena ia sangat membenarkan Rosulullah saw. dalam segala hal. Ialah yang
menemani Nabi Muhammad saw. di gua Hira, dan yang pertama kali memeluk Islam dari
kalangan orang tua terhormat.

Tentang Abu Bakar ra., Rasulullah saw. bersabda, “Sungguh orang yang paling dekat
kepadaku persahabatan dan hartanya, ialah Abu Bakar. Andaikata aku boleh memilih ternan
di antara ummatku, maka akan kupilih Abu Bakar. Tetapi kecintaan dan persaudaraan dalarn
Islam cukup memadai. Tidak satu pun pintu dalam masjid yang terbuka kecuali pintu Abu
Bakar”. (HR. Bukhari)

Sampai saat ini di masjid Madinah masih ada sebuah pintu yang disebut pintu Abu Bakar ra.
Yakni pintu yang selalu beliau lalui semasa hidupnya jika masuk ke masjid melalui rumah
beliau. Tidaklah mengherankan jika sewaktu Nabi saw sakit, ia dipercaya oleh para sahabat
menjadi Imam sholat. Juga pantaslah apabila kaum muslimin kemudian memilihnya sebagai
khalifah/pemimpin setelah Rosulullah saw. wafat. Keagungan kepribadian Abu Bakar dapat
disimak dari penggalan-penggalan pidatonya ketika dilantik menjadi khalifah, antara lain
beliau katakan, “Saya bukan orang yang terbaik di antara kalian, tetapi saya akan memelihara
amanah yang telah kalian serahkan kepada saya. Kalau saya mengikuti ajaran Allah SWT dan
petunjuk Rasul-Nya, maka ikutilah saya. Sebaliknya jika saya menyimpang, luruskanlah
(koreksilah) saya. Kebenaran adalah kejujuran, dan kebohongan adalah ketidakjujuran. Orang
yang paling kuat dalam pandangan saya, adalah orang-orang yang lemah di antara kalian oleh
sebab itu saya akan menjamin hak-hak mereka. Dan orang-orang yang paling lemah dalam
pandangan saya, adalah orang-orang yang kuat di antara kalian, dan saya akan mengambil
sebagian dari hak-hak mereka (zakatnya).”

Program pertama yang dicanangkan Abu Bakar setelah ia menjadi khalifah, adalah meredam
pemberontakan, memerangi orang-orang yang membangkang tidak mau membayar zakat,
orang-orang murtad yang saat itu terjadi di mana-mana dan menimbulkan kekacauan.
Sepeninggal Muhammad Rosulullah saw., memang banyak umat Islam yang kembali
memeluk agamanya semula. Mereka merasa berhak berbuat sekehendak hati. Bahkan lebih
tragis lagi muncul orang-orang yang mengaku nabi, antara lain Musallamah Al-Kadzdzab,
Tulaiha Al-Asadi, dan Al Aswad Al Ansi. Untuk meluruskan akidah orang-orang murtad
tersebut, Abu Bakar mengirim sebelas pasukan perang ke sebelas daerah tujuan, di antaranya
pasukan Khalid bin Walid ditugaskan menundukan Thulaiha Al Asadi, Pasukan Amer bin
Ash ditugaskan di Qudho’ah, Suwaid bin Muqrim ditugaskan ke Yaman, dan Kholid bin Said
ditugaskan Syam. Program Abu Bakar selanjutnya, memproyekkan pengumpulan dan
penulisan ayat-ayat Al Qur-an. Progran ini dicanangkan atas usulan Umar bin Khoththob
sedangkan pelaksanaannya dipercayakan kepada Zaid bin Tsabit.

Pengumpulan dan penulisan ayat-ayat Al Qur-an itu dilakukan dengan pertimbangan:

1. Banyak sahabat yang hafal Al Qur-an gugur dalsm perang penumpasan orang-orang
murtad;

2. Ayat-ayat Al Qur-an yang ditulis pada kulit-kulit kurma, batu-batu dan kayu-kayu sudah
banyak yang rusak sehingga perlu dilakukan usaha penyelamatan;

3. Penulisan ayat-ayat Al Qur-an dan membukukannya ini bertujuan agar dapat dijadikan
pedoman bagi umat Islam sepanjang zaman.

Semasa pemerintahannya, Abu Bakar juga berhasil memperluas daerah dakwah Islamiyah,
antara lain ke Irak yang ketika itu termasuk wilayah jajahan Kerajaan Persia, dan ke Syam
yang di bawah jajahan Romawi. Setelah memerintah selama dua tahun, Abu Bakar
berpulang ke Rahmatullah pada tanggal 23 Jumadil Akhir 13H dalam usia 63 tahun dan
dimakamkan dekat makam Rasulullah saw. Beliau dikenal oleh para sahabat sebagai khalifah
yang sangat taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya serta berbudi luhur.

B. Umar bin Khatthab (13-23 H/634-644 M)

Umar bin Khatthab Ia lebih muda tiga belas tahun dari Nabi Muhammad saw. Sejak kedl ia
sudah terkenal cerdas dan pemberani. Tidak pernah takut menyatakan kebenaran di hadapan
siapapun. Tidaklah mengherankan jika setelah Umar memeluk Islam, barisan kaum muslimin
ditakuti oleh orang kafir Quraisy. Ia yang sebelum memeluk Islam paling berani menentang
Islam, setelah memeluk Islam paling berani menghadapi musuh-musuh Islam. Kemudian
terkenalah Umar sebagai “Singa Padang Pasir” yang sangat disegani. Umar memiliki
kepribadian yang sangat kuat, dan tegas memperjuangkan kebenaran. Oleh karena itu
masyarakat menggelarinya Al Faruq, artinya yang dengan tegas membedakan yang benar dan
yang salah. Sedemikian gigih Umar dalam menegakkan syari’at Islam, sehingga Abdullah bin
Mas’ud mengatakan, “Sejak Islamnya Umar kami merasa mulia.” (H.R. Bukhari)

Mengenai kualitas keimanannya, diungkapkan dalam sebuah hadits. Muhammad Rosulullah


saw.

bersabda, “Ketika sedang tidur, aku bermimpi melihat orang-orang yang memakai gamis.
Ada yang gamisnya menutupi dada dan ada pula yang kurang dari itu. Lalu diperlihatkan
kepadaku Umar bin Khathab mengenakan gamis yang panjang sehingga ia berjalan dengan
menyeretnya.” Seseorang bertanya, “Ya Rosulullah, apakah takwilnya?” Nabi saw.
menerangkan, “Kualitas keimanannya.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Sa’id Al Khudri
ra.)

Dalam pidato pelantikannya, Umar menyampaikan, antara lain: “Saya adalah seorang
pengikut Sunnah Rasul, bukan seorang yang berbuat bid’ah. Ketahuilah, bahwa kalian berhak
menuntut saya tentang tiga hal selain Kitab Allah dan Sunnah Nabi, yakni:

1. Mengikuti apa yang telah dilakukan oleh orang sebelum saya dalam masalah yang telah
kalian sepakati dan telah kalian tradisikan;

2. Membuat kebiasaan baru yang baik bagi ahli kebajik dalam masalah yang belum kalian
jadikan kebiasa dan

3. Mencegah saya bertindak atas kalian kecuali dalam hal hal yang kalian sendiri
penyebabnya.

Pada masa pemerintahan Khalifah Umar, wilayah Islam semakin meluas sampai ke Mesir,
Irak, Syam, dan negeri-negeri Persia lainnya. Umarlah yang pertama kali membentuk badan
kehakiman dan menyempurnakan pemerintahan. Juga meneruskan usaha Abu Bakar dalam
membukukan Al Qur-an. Khalifah Umar wafat pada usia 63 tahun setelah memerintah selama
sepuluh tahun enam bulan. Ia wafat oleh tikaman pedang Abu Lu’lu’ah, seorang budak milik
Al-Mughirah bin Syu’bah saat sholat subuh. Ia diimakamkan di rumah ‘Aisyah, dekat makam
Abu Bakar. Ia dikenang oleh umat Islam sebagai pahlawan yang sangat sederhana, sportif,
dan menyayangi rakyat kecil. Kata-katanya yang sangat terkenal, “Siapa yang melihat pada
diriku membelok, maka hendaklah ia meluruskannya.”

Jasa-jasa Umar sewaktu menjadi Khalifah, antara lain :

1. Penetapan tahun Hijriyah sebagai tahun resmi;

2. Bea cukai sebagai pendapatan negara;

3. Tunjangan sosial bagi orang-orang miskin di kalangan Yahudi dan Kristen;

4. Pembangunan kota-kota dan saluran air untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya;

5. Pemberian gaji bagi imam dan muazin;

6. Penghapusan perbudakan;

7. Pembangunan sekolah-sekolah;

8. Kodifikasi Al-Quran;

9. Tradisi sholat tarawih berjamaah;

C. Utsman bin Affan ra. (23-35 H/644-656 M)


Utsman bin Affan ra Ia seorang saudagar kaya-raya, dan salah seorang penulis wahyu yang
terkenal. Usianya lima tahun lebih muda dari Nabi Muhammad saw. Sejak muda Utsman
dikenal sebagai seorang pendiam, dan memiliki budi pekerti yang terpuji. lalah yang membeli
sumur Roumah untuk dijadikan sumur umum. Sedemikian banyak amal kebajikannya,
sehingga masyarakat menggelarinya “Ghoniyyun Syakir” (orang kaya yang banyak
bersyukur kepada Allah SWT)

Abdurrohman bin Samuroh ra. mengungkapkan, Utsman bin Affan datang menemui
Rosulullah saw. dengan membawa uang sebanyak seribu dinar yang dibungkus pakaiannya.
Kala itu beliau sedang mempersiapkan u’srah (Pasukan dalam Perang Tabuk). Usai menerima
sumbangan dari Ustman bin Affan ra. untuk jihad fisabilillah, Rasulullah saw. bersabda,
“Tidak ada yang merugikan ibnu Affan atas apa yang dilakukannya setelah hari ini.” Beliau
mengulangi ucapan tersebut beberapa kali. (HR. Ahmad, dan Tirmidzi).

Sekalipun kaya-raya, Utsman tidak pernah menjaga jarak dengan masyarakat kelas bawah,
bahkan ia tidak segan-segann untuk turut serta berperang. Karena kebaikannya itulah, ia
dinikahkan dengan putri Nabi bernama Ruqayyah. Setelah Ruqaiyah meninggal dunia, ia
dikawinkan dengan putri Nabi lagi bernama Ummu Kultsum. Oleh sebab itu masyarakat
menggelarinya “Dzun Nurain” (yang mempunyai dua cahaya)

Langkah-langkah yang dilakukan oleh Khalifah Utsman ra., adalah mengganti gubernur-
gubernur negara taklukan Islam yang ingin memisahkan diri setelah Umar wafat. Kemudian
Ia memperbanyak naskah Al Qur-an yan sudah dibukukan menjadi tujuh eksemplar yang
antara lain dikirim ke Syam, Yaman, Bahrain, Basroh, dan Kufah. Utsman wafat pada usia 82
tahun, setelah memerintah selama 12 tahun. Ia menemui ajal saat membaca Al Quran oleh
tikaman pedang Humron bin Sudan.

Jasa Utsman terbesar adalah memelihara Al Qur-an sebagaimana yang tersebar sekarang ini.

D. Ali bin Abu Tholib ra. (35-40 H/656-661 M)

Ali bin Abu Tholib ra Ia adalah putra Abu Tholib, paman Nabi Muhammad saw. Sebagai
sepupu yang usianya 32 tahun lebih muda, memungkinkan Ali diasuh langsung oleh Nabi
Muhammad saw. Tidaklah megherankan jika dari golongan anak-anak yang pertama
memeluk Islam adalah Ali. Pantaslah jika pengetahuan Ali tentang Islam sangat luas, dan
sangat teguh memegang ajaran Islam.

Sejak masa pemerintahan Khalifah Ali inilah, Islam mulai mengalami kemunduran. Bermula
dari banyaknya pihak yang menuntut dendam atas terbunuhnya Utsman bin Affan ra.,
terutama darigolongan Bani Umaiyyah dari kelompok ‘Aisyah ra., janda Nabi Muhammad
saw. Suasana tersebut semakin memanas dengan adanya kebijaksanaan Khalifah Ali
mengganti sebagian besar pejabat pemerintah yang telah diangkat oleh Utsman. Setelah usaha
menenangkan banyak golongan yang menuntut balas atas kematian Utsman dengan jalan
damai tidak berhasil, maka ditempuhlah dengan peperangan. Pertama terjadilah Perang
Waq’atul Jamali (penamaan tersebut karena ‘Aisyah bersama pasukannya mengendarai unta)
atau peperangan unta.
Kedua, Perang Shiffin atau peperangan unta antara pasukan Khalifah

Ali dan pasukan ‘Aisyah. Perang saudara ini terjadi pada tahun 36 H/657 M, akibat hasutan

Abdullah bin Saba. Perang ini dimenangkan oleh pasukan Ali.

Anda mungkin juga menyukai