anggota:
- Saidhizqia
- M Azka Fawwaz
- Afdal
- Fikri
Hijrah ke Habasyah (bahasa Arab: رة الی الحبشة.. )هجjuga terkenal dengan Hijrah
Pertama merupakan hijrahnya sekelompok Muslim Makkah ke Habasyah untuk
melepaskan diri dari kezaliman dan penindasan kaum musyrikin di tahun-tahun
pertama setelah Bi'tsah. Hijrah ke Habasyah terjadi dalam dua tahapan atas perintah
Nabi Islam saw; pada fase pertama, sebelas pria dan wanita Muslim, dan pada fase
kedua, 83 orang berhijrah di bawah kepemimpinan Ja'far bin Abi Thalib yang
dilakukan secara diam-diam.
Kaum Quraisy masih berusaha mengembalikan mereka ke kota Makkah dengan
mengirim Amr bin Ash dan Abdullah bin Abi Rabiah ke Habasyah; tetapi Najashi,
raja Habasyah, setelah mendengar perkataan Ja'far bin Abi Thalib, menolak untuk
mengembalikan kaum Muslim.
Sebagian dari kaum Muslim meninggal di Habasyah dan sebagiannya lagi telah
memiliki anak; Abdullah bin Ja'far, suami dari Sayidah Zainab sa, lahir di Habasyah.
Setelah Nabi saw berhijrah ke Madinah, orang-orang yang berhijrah ke Habasyah
dapat kembali ke Madinah, ke sisi Nabi saw secara bertahap dari sebelum hingga
sesudah penaklukan Khaibar.
mul huzni artinya tahun kesedihan, yaitu salah satu periode penting dalam sejarah
Islam yang sangat mempengaruhi kehidupan dan pengajaran Nabi Muhammad SAW.
Amul huzni atau tahun kesedihan tersebut terjadi di tahun kesepuluh dari kenabian
yang menjadi tahun duka cita bagi Rasulullah SAW.
Mengutip dari buku Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Aliyah karya H. Abu Achmadi
dan Sungarso, dikisahkan bahwa sekitar tahun 619 M lalu, Nabi Muhammad SAW
merasakan kesedihan yang sangat mendalam. Di tahun tersebut, beliau kehilangan dua
sosok pelindung yang menjadi orang terdekatnya, yaitu Siti Khadijah dan Abu Thalib
karena meninggal dunia.
HIJRAH KE YATSRIB
Segera setelah mendapat perintah hijrah dari Allah Swt. Rasulullah menemui
sahabatnya Abu Bakar agar mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam
perjalanan. Nabi juga menemui Ali dan meminta kepadanya agar tidur di kamarnya
guna mengelabui musuh yang berencana membunuhnya. Senin malam Selasa itu,
Nabi ditemani Abu Bakar dalam perjalanan menuju Yatsrib.
Keduanya singgah di Gua Tsur, arah selatan Makkah untuk menghindar dari
pengejaran orang kafir Quraisy.
Mereka bersembunyi di situ selama tiga malam dan putera puteri Abu Bakar,
Abdullah, Aisyah, dan Asma’ serta sahayanya Amir bin Fuhairah mengirim makanan
setiap malam kepada mereka dan menyampaikan kabar pergunjingan orang Makkah
tentang Rasulullah.
Pada malam ketiga mereka keluar dari persembunyiannya dan melanjutkan perjalanan
menuju Yatsrib bergerak ke arah barat menuju laut merah melawati jalan yang tidak
biasa dilewati qabilah dagang ketika itu. Setelah tujuh hari dalam perjalanan Nabi
Muhammad s.a.w, dan Abu Bakar sampai di Quba. Ketika tiba di Quba, sebuah desa
yang jaraknya sekitar 10 Km dari Yatsrib, Nabi istirahat beberapa hari lamanya. Ia
menginap di rumah Kalsum bin Hindun.
Di halaman rumah ini Nabi membangun sebuah mesjid yang pertama kali
dibangunnya yang dikenal dengan masjid Quba. Tak lama kemudian Ali
menggabungkan diri dengan Nabi setelah menyelesaikan segala urusannya di
Makkah, sementara itu penduduk Yatsrib menunggu-nunggu kedatangan mereka,
akhirnya yang mereka tunggu itu datang mereka sambut dengan penuh sukacita.
Pada hari Jum’at 12 Rabiulawwal 13 Kenabian / 24 September 622 M, Nabi
meninggalkan Quba, di tengah perjalanan di perkampungan Bani Salim, Nabi
melaksanakan shalat Jum’at pertama di dalam sejarah Islam. Sesudah melaksanakan
shalat Jum’at, Nabi melanjutkan perjalanan menuju Yatsrib dan disambut oleh Bani
Najjar.
Sementara itu, penduduk Yatsrib telah lama menunggu-nunggu kedatangan Nabi.
Begitu Rasulullah tiba di kota Yatsrib ini beliau melepaskan tali kekang untanya dan
membiarkannya berjalan sekehendaknya. Unta itu berhenti di sebidang kebun korma
milik dua anak yatim bernama Sahl dan Suhail yang diasuh oleh Abu Ayyub. Kebun
itu dijual dan di atasnya dibangun masjid atas perintah Rasulullah. Sejak itu nama
kota Yatsrib ditukar menjadi “Madinatun Nabi”, tetapi dalam kehidupan sehari-hari
biasa disebut “Madinah” saja.