Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mengetahui tentang wafat Rasulullah saw dan Para Khulafaur Rasyidin
merupakan salah satu cara mengenali karekter dan pribadi Rasulullah saw.
Sebagai muslim yang sejati sudah seyogyanya mengenali Nabinya,
karenabeliauadalah uswatunhasanahyang bias dijadikan contoh dalam
berperilaku dan bersikap dalam kehidupan sehari-hari. Wafat merupakan suatu
peristiwa yang akan dirasakan setiap makhluk Allah yang bernyawa, setiap
yang bernyawa pasti akan merasakan kematian. Seperti itulah ketetapan yang
Allah tentukan. Tidak terkecuali Nabi Muhammad saw seorang hamba Allah
yang mulia. Nabi Muhammad saw wafat pada hari Rabu 12 Rabi’ul-awwal 11
H/ 8 juni 633 M di Madinah ketika di rumah ‘Aisyah dan tepat dipangkuan
‘Aisyah. Tetapi pemakaman Nabi Muhammad saw dilaksanakan dua hari
beliau wafat yang bertepatan pada hari Rabu 14 Rabi’ul-awwal 11 H/ 10 juni
633 M di Madinah dan dengan cara Madinah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana peristiwa wafatnya Nabi Muhammad SAW ?
2. Bagaimana peristiwa wafatnya para Khulafaur Rasyidin ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui peristiwa wafatnya Nabi Muhammad SAW.
2. Untuk mengetahui peristiwa wafatnya para Khulafaur Rasyidin

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Peristiwa Wafatnya Nabi Muhammad SAW

A. Peristiwa-peristiwa di Akhir Hayat Nabi Muhammad SAW

Setelah Fathul Makkah kaum muslimin semakin bertambah banyak dan


kuat. Islam semakin meluas keseluruh Jazirah Arab, semua suku yang ada di
Jazirah Arab saat itu telah menerima agama Islam. Pada saat itu Nabi Muhammad
SAW menyampaikan niatnya untuk melaksanakan haji. Mendengar niat Nabi
Muhammad SAW tersebut kaum muslimin ingin bergabung bersama beliau. Pada
tanggal 25 Dzulkaidah 10 H Nabi Muhammad SAW bersama lebih dari 90.000
kaum muslimin berangkat menuju Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Ketika
dalam perjalanan kaum muslimin semakin banyak bertambah, menurut riwayat
jumlah mereka mencapai 124.000 orang. Ada yang berjalan kaki ada yang
menunggangi unta. Ibadah haji itu adalah ibadah haji terakhir. Sehingga ibadah
haji ini dinamakan Haji Wada’ atau haji perpisahan, yaitu perpisahan beliau
dengan para sahabat dan umatnya yang beliau cintai.
Itulah sebagian khutbah yang disampaikan Nabi Muhammad SAW pada
waktu Haji Wada’. Ribuan kaum muslimin mendengarkan dengan khidmat.
Dalam khutbahnya Nabi Muhammad SAW seperti telah memberi isyarat bahwa
hidupnya tidak akan lama lagi. Beliau berpesan pada umat Islam agar selalu
menyembah Allah SWT, mendirikan sholat, zakat, puasa di bulan Romadhon,
melaksanakan haji dan mentaati para pemimpin. Pada bagian khutbah yang lain
Nabi Muhammad SAW juga berpesan kepada kaum muslimin agar:
1. Tidak berlaku kasar terhadap wanita
2. Tidak menuntut balas dendam kekejaman zaman jahiliyah
3. Tidak mengambil keuntungan dari uang yang dipinjamkan

2
4. Tidak murtad dan
5. Tidak mengambil harta orang Islam dengan tidak benar
Pada saat itu Allah SWT menurunkan surat Al Maidah ayat 3 sebagai wahyu
terakhir

‫سالَ َم دِينًا‬
ْ ‫اإل‬ َ ُ‫ا ْليَ ْو َم أ َ ْك َم ْلتُ لَ ُك ْم دِينَ ُك ْم َوأَتْ َم ْمت‬
ِ ‫علَ ْي ُك ْم نِ ْع َمتِي َو َر ِضيتُ لَ ُك ُم‬
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan
kepadamu ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu. (Al Maidah 3)

Ketika mendengar ayat tersebut banyak orang bergembira, tetapi tidak diantara
mereka justru bersedih termasuk Abu Bakar As Sidiq. Ketika para sahabat
bertanya mengapa beliau menangis,beliau menjawab bahwa itu adalah wahyu
terakhir. Sebagai pertanda bahwa Nabi Muhammad SAW telah selesai tugasnya
dan beliau akan kembali kepada Allah SWT. Berarti kaum muslimin akan
kehilangan Nabi Muhammad SAW untuk selama-lamanya.

B. Detik-detik Wafatnya Nabi Muhammad SAW


Kira-kira tiga minggu setelah menunaikan Haji Wada’ Nabi Muhammad
SAW menderita demam berat. Badan beliau mulai lemah, namun tetap memimpin
sholat berjama’ah. Akan tetapi saat sakitnya semakin parah dan badan beliau
lemah sehingga tidak mampu keluar rumah, beliau menunjuk Abu Bakar As Sidiq
untuk menggantikannya menjadi imam.
Pada suatu hari Nabi Muhammad SAW dipapah oleh Abbas Bin Abdul
Muttalib dan Ali Bin Abi Thalib keluar rumah untuk menemui kaum muslimin
yang sedang berkumpul di masjid Nabawi. Beliau duduk di atas mimbar lalu
berpidato singkat. Beliau bersabda : “Wahai manusia, Aku mendengar bahwa
kamu sekalian merasa cemas jika Nabimu meninggal dunia. Pernahkan ada
seorang Nabi yang dapat hidup selama-lamanya? Aku akan menemui Tuhanku
dan kamu akan menyusulku”.

3
Sepulang dari masjid beliau terjatuh dan pingsan, tetapi ketika mendengar
adzan beliau sadar kembali lalu bangkit untuk mengambil wudlu dan meminta
untuk dibimbing ke masjid. Setelah melihat kedatangan Nabi Muhammad SAW,
Abu Bakar mundur dan mempersilahkan beliau menjadi imam sholat. Akan tetapi
beliau menjadi makum. Setelah sholat berjama’ah beliau menghadap ke semua
jama’ah dan bersabda : “Wahai umatku, terlalu banyak cobaan terhadap dirimu
sepeninggalku nanti!”. Pesan singkat beliau ini diulangi beberapa kali agar kaum
muslimin berpegang teguh pada dua pusaka sepeninggal beliau yakni Al Qur’an
dan Hadits.
Selang beberapa hari setelah peristiwa ini, hari senin 12 Robiul Awal
tahun 11 Hijriyah atau 8 Juni 632 Masehi. Nabi Muhammad SAW berpulang ke
rahmatullah. Beliau wafat dalam usia 63 tahun, setelah menyelesaikan tugas
kenabian selama 23 tahun yakni 13 tahun di Makkah dan 10 tahun di Madinah.
Nabi Muhammad SAW wafat dipangkuan istri beliua Aisyah r.a kaum muslimin
yang sedang berkumpul di masjid Nabawi sangat terkejut karena sebelumnya
mereka menyaksikan kesehatan beliau semakin membaik, ini pula yang
menyebabkan sahabat Abu Bakar pergi ke luar Madinah untuk mengunjungi
istrinya. Pada hari selasa tanggal 13 Robiul Awal 11 Hijriyah jenazah Nabi
Muhammad SAW dimandikan tanpa membuka pakaian beliau. Keluarga dekat
yang memandikan adalah Abbas bin Abdul Muttalib, Ali bin Abi Thalib, Fadal
bin Abbas, Qusam bin Abbas, Usman bin Zaid, Surqan dan Aus bin Khauli.
Setelah dimandikan beliau dikafani dengan tiga kain putih tanpa memberi pakaian
atau surban.
Sesudah itu kaum muslimin secara bergantian mensholati jenazah beliau.
Giliran pertama terdiri dari keluarga dekat beliau, lalu sahabat Muhajirin, disusul
sahabar Ansor dan kaum laki-laki baru kemudian kaum wanita dan anak-anak.
Upacara mensholati jenazah beliau sampai hingga malam hari, sehingga pada
sampai malam Rabunya jenazah beliau dimakamkan di samping rumah beliau
yang berada di dalam masjid Nabawi.

4
2.2 Peristiwa Wafatnya Khulafaur Rasyidin

A. Pengertian Khulafaur Rasyidin

Khulafaur Rasyidin (Arab: ‫ )الخلفاء الراشدون‬atau Khalifah Ar-Rasyidin


adalah empat orang khalifah (pemimpin) pertama agama Islam, yang dipercaya
oleh umat Islam sebagai penerus kepemimpinan setelah Nabi Muhammad wafat.
Empat orang tersebut adalah para sahabat dekat Muhammad yang tercatat paling
dekat dan paling dikenal dalam membela ajaran yang dibawanya di saat masa
kerasulan Muhammad. Keempat khalifah tersebut dipilih bukan berdasarkan
keturunannya, melainkan berdasarkan konsensus bersama umat Islam.[1]

Sistem pemilihan terhadap masing-masing khalifah tersebut berbeda-beda,


hal tersebut terjadi karena para sahabat menganggap tidak ada rujukan yang jelas
yang ditinggalkan oleh Nabi Muhammad tentang bagaimana suksesi
kepemimpinan Islam akan berlangsung. Namun penganut paham Syi'ah meyakini
bahwa Muhammad dengan jelas menunjuk Ali bin Abi Thalib, khalifah ke-4
bahwa Muhammad menginginkan keturunannyalah yang akan meneruskan
kepemimpinannya atas umat Islam, mereka merujuk kepada salah satu hadits
Ghadir Khum.

Secara resmi istilah Khulafaur Rasyidin merujuk pada empat orang


khalifah pertama Islam, namun sebagian ulama menganggap bahwa Khulafaur
Rasyidin atau khalifah yang memperoleh petunjuk tidak terbatas pada keempat
orang tersebut di atas, tetapi dapat mencakup pula para khalifah setelahnya yang
kehidupannya benar-benar sesuai dengan petunjuk al-Quran dan sunnah. Salah
seorang yang oleh kesepakatan banyak ulama dapat diberi gelar khulafaur
rasyidin adalah Umar bin Abdul-Aziz, khalifah Bani Umayyah ke-8.

5
B. Wafatnya Para Khulafaur Rasyidin

Masa Abu Bakar as Siddiq


Abu Bakar Ash-Shidiq Nama lengkapnya adalah 'Abd Allah ibn 'Utsman bin
Amir bi Amru bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin
Ghalib bin Fihr al-Quraishi at-Tamimi'.
Abu Bakar adalah ayah dari Aisyah, istri Nabi Muhammad. Nama yang
sebenarnya adalah Abdul Ka'bah (artinya 'hamba Ka'bah'), yang kemudian diubah
oleh Muhammad menjadi Abdullah (artinya 'hamba Allah'). Muhammad
memberinya gelar Ash-Shiddiq (artinya 'yang berkata benar') setelah Abu Bakar
membenarkan peristiwa Isra Miraj yang diceritakan oleh Muhammad kepada para
pengikutnya, sehingga ia lebih dikenal dengan nama "Abu Bakar ash-Shiddiq".
-perjuangan yang dilakukan
1. bidang kemasyarakatan
Sepeninggal rasulullah, muncul 3 golongan yang dapat membahayakan
kelangsungan hidup umat islam, yaitu kaum murtad, nabi palsu, dan yang tidak
mau membayar zakat. Mendengar masalah itu beliau beserta kau m muslimin
mengadakan musyawarah . hasilnya mereka harus memerangi orang-orang
tersebut.
2. pengumpulan ayat-ayat al qur an
Khalifah Abu Bakar juga mengadakan usaha penyebaran islam ke luar
negeri, seperti Syiria dan Persia.
Abu Bakar As Siddiq meninggal pada tanggal 23 Agustus 634/ 8 Jumadil
Awwal 13 H di Madinah pada usia 63 tahun. Beliau memegang tampuk pimpinan
Islam selama 2 tahun 3 bulan 10 hari. Beliau berwasiat agar jenazahnya
dimandikan oleh Asma` binti Umais, istri beliau. Kemudian beliau dimakamkan
di samping makam Rasulullah. Umar mensholati jenazahnya diantara makam
Nabi dan mimbar (ar-Raudhah) . Sedangkan yang turun langsung ke dalam liang
lahat adalah putranya yang bernama Abdurrahman (bin Abi Bakar), Umar bin
Khattab, Usman bin Affan, dan Thalhah bin Ubaidillah.

6
Umar bin Khattab
Umar bin Khattab bin Nafiel bin Abdul Uzza atau lebih dikenal dengan Umar
bin Khattab (581 - November 644) adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad
yang juga adalah khalifah kedua Islam (634-644). Umar juga merupakan satu
diantara empat orang Khalifah yang digolongkan sebagai Khalifah yang diberi
petunjuk (Khulafaur Rasyidin).
Umar dilahirkan di kota Mekkah dari suku Bani Adi, salah satu rumpun suku
Quraisy, suku terbesar di kota Mekkah saat itu. Ayahnya bernama Khattab bin
Nufail Al Shimh Al Quraisyi dan ibunya Hantamah binti Hasyim. Umar memiliki
julukan yang diberikan oleh Muhammad yaitu Al-Faruk yang berarti orang yang
bisa memisahkan antara kebenaran dan kebatilan.
Keluarga Umar tergolong dalam keluarga kelas menengah, ia bisa membaca
dan menulis, yang pada masa itu merupakan sesuatu yang langka. Umar juga
dikenal karena fisiknya yang kuat dimana ia menjadi juara gulat di Mekkah.
Sebelum memeluk Islam, Umar adalah orang yang sangat disegani dan
dihormati oleh penduduk Mekkah, sebagaimana tradisi yang dijalankan oleh kaum
jahiliyah Mekkah saat itu, Umar juga mengubur putrinya hidup-hidup sebagai
bagian dari pelaksanaan adat Mekkah yang masih barbar. Setelah memeluk Islam
di bawah Muhammad, Umar dikabarkan menyesali perbuatannya dan menyadari
kebodohannya saat itu sebagaimana diriwayatkan dalam satu hadits "Aku
menangis ketika menggali kubur untuk putriku. Dia maju dan kemudian menyisir
janggutku".
Pada masa Abu Bakar menjabat sebagai khalifah, Umar merupakan salah satu
penasehat kepalanya. Ssetelah meninggalnya Abu Bakar pada tahun 634, Umar
ditunjuk untuk menggantikan Abu Bakar sebagai khalifah kedua dalam sejarah
Islam.
Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan sangat pesat. Islam
mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti Sassanid
dari Persia (yang mengakhiri masa kekaisaran sassanid) serta mengambil alih
Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara dan Armenia dari kekaisaran Romawi

7
(Byzantium). Saat itu ada dua negara adi daya yaitu Persia dan Romawi. Namun
keduanya telah ditaklukkan oleh kekhalifahan Islam dibawah pimpinan Umar.
Sejarah mencatat banyak pertempuran besar yang menjadi awal penaklukan ini.
Pada pertempuran Yarmuk, yang terjadi di dekat Damaskus pada tahun 636, 20
ribu pasukan Islam mengalahkan pasukan Romawi yang mencapai 70 ribu dan
mengakhiri kekuasaan Romawi di Asia Kecil bagian selatan. Pasukan Islam
lainnya dalam jumlah kecil mendapatkan kemenangan atas pasukan Persia dalam
jumlah yang lebih besar pada pertempuran Qadisiyyah (th 636), di dekat sungai
Eufrat. Pada pertempuran itu, jenderal pasukan Islam yakni Sa`ad bin Abi Waqqas
mengalahkan pasukan Sassanid dan berhasil membunuh jenderal Persia yang
terkenal, Rustam Farrukhzad.
Pada tahun 637, setelah pengepungan yang lama terhadap Yerusalem, pasukan
Islam akhirnya mengambil alih kota tersebut. Umar diberikan kunci untuk
memasuki kota oleh pendeta Sophronius dan diundang untuk salat di dalam gereja
(Church of the Holy Sepulchre). Umar memilih untuk salat ditempat lain agar
tidak membahayakan gereja tersebut. 55 tahun kemudian, Masjid Umar didirikan
ditempat ia salat.
Umar melakukan banyak reformasi secara administratif dan mengontrol dari dekat
kebijakan publik, termasuk membangun sistem administrasi untuk daerah yang
baru ditaklukkan. Ia juga memerintahkan diselenggarakannya sensus di seluruh
wilayah kekuasaan Islam. Tahun 638, ia memerintahkan untuk memperluas dan
merenovasi Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Medinah. Ia juga
memulai proses kodifikasi hukum Islam.
Umar dikenal dari gaya hidupnya yang sederhana, alih-alih mengadopsi gaya
hidup dan penampilan para penguasa di zaman itu, ia tetap hidup sangat
sederhana.
Pada sekitar tahun ke 17 Hijriah, tahun ke-empat kekhalifahannya, Umar
mengeluarkan keputusan bahwa penanggalan Islam hendaknya mulai dihitung
saat peristiwa hijrah. Beliaupun memiliki 5 keutamaan diantaranya :
1. Telah disebutkan dalam beberapa hadits shahih bahwa ‘ Umar radhiallohu anhu
termasuk penghuni surga. 2. Seorang yang disegani, hingga setan akan lari jika

8
ber-papasan dengan beliau. 3. Kemuliaan ‘ Umar radhiallohu anhu tak hanya
sebatas pada keberaniannya, tetapi juga pada kebenaran dirinya. 4. Ia adalah salah
satu orang yang mendapatkan ilham dari Allah subhanahu wa ta’ ala. 5. Salah satu
sebab kejayaan Islam.
Umar bin Khattab dibunuh oleh Abu Lukluk (Fairuz), seorang budak yang fanatik
pada saat ia akan memimpin salat Subuh. Fairuz adalah orang Persia yang masuk
Islam setelah Persia ditaklukkan Umar. Pembunuhan ini konon dilatarbelakangi
dendam pribadi Abu Lukluk (Fairuz) terhadap Umar. Fairuz merasa sakit hati atas
kekalahan Persia, yang saat itu merupakan negara adidaya, oleh Umar. Peristiwa
ini terjadi pada hari Rabu, 25 Dzulhijjah 23 H/644 M. Setelah kematiannya
jabatan khalifah dipegang oleh Usman bin Affan.
Semasa Umar masih hidup Umar meninggalkan wasiat yaitu[rujukan?]:

1. Jika engkau menemukan cela pada seseorang dan engkau hendak


mencacinya, maka cacilah dirimu. Karena celamu lebih banyak darinya.
2. Bila engkau hendak memusuhi seseorang, maka musuhilah perutmu
dahulu. Karena tidak ada musuh yang lebih berbahaya terhadapmu selain
perut.
3. Bila engkau hendak memuji seseorang, pujilah Allah. Karena tiada
seorang manusia pun lebih banyak dalam memberi kepadamu dan lebih
santun lembut kepadamu selain Allah.
4. Jika engkau ingin meninggalkan sesuatu, maka tinggalkanlah kesenangan
dunia. Sebab apabila engkau meninggalkannya, berarti engkau terpuji.
5. Bila engkau bersiap-siap untuk sesuatu, maka bersiplah untuk mati.
Karena jika engkau tidak bersiap untuk mati, engkau akan menderita, rugi
,dan penuh penyesalan.
6. Bila engkau ingin menuntut sesuatu, maka tuntutlah akhirat. Karena
engkau tidak akan memperolehnya kecuali dengan mencarinya.

 Ustman bin Affan

9
Beliau adalah Usman bin Affan bin Abi Ash ibnu Umayyah. Dilahirkan
ketika rasul berumur 5 tahun. Masuk islam atas seruan Abu Bakar as Siddiq.

Beliau adalah saudagar kaya sebelum dan sesudah islam datang dn selalu
menafkahkan hartanya untuk kepentingan islam.

Beliau berhasil mengadakan perluasan daerah di Khurasan, Armenia, Gazar,


Afrika Utara, Ciprus, dan Amuriah.

Ia juga menumpas pemberontakan di beberapa daerah seperti Azzarbeijan,


Iskandariah, dan Persia.

Kelemahan Ustman bin Affan:

1. menghidupkan kembali rasa kesukuan (kekabilahan) yang bersumber pada


sukunya sendiri (Bani Umayah)

2. banayak melakukan pemborosn uang negara.

Ia wafat pada tahun 35 H pada pertengahan tasyriq tanggal 12 Dzul Hijjah,


dalam usia 80 tahun lebih, dibunuh oleh kaum pemberontak (Khawarij).

 Ali bin Abi Thalib

Setelah Ustman wafat, khalifak keempat adalah Ali, namun orang-orang


Bani Umayyah yang telah merasakan kenikmatan kekuasaan dan kekayaan pada
masa Ustman merasa khawatir. Oleh karena itu, mereka tidak menghendaki Ali
menjadi khalifah.

Ali juga mendapat warisan yang sangat tidak mengentungkan dari khalifah
sebelumnya, yaitu:

1. sebagian penuasa sudah mementingkan kekuasaan, pangkat, dan kekayaan


untuk diri mereka sendiri, kepentingan umat Islam sudah mulai dikesampingkan.

2. dalam memilih pemimpin, tidak lagi melihat kepentingan umat Islam,


melainkan kepentingan golongan.

Ali kemudian melakukan tindakan yang mengutamakan kepentingan umat


islam, yaitu:

10
1. mengganti para wali yang diangkat Usman bin Affan.

2. mencabut kembali tanah-tanah yang dibagikan Usman kepada keluarganya


tanpa jalan yang sah, termasuk hibah dan pemberian lain yang tidak sah.

Pada zaman Ali juga terjadi begitu banyak peperangan , yaitu:

1. perang berunta

Khalifah Ali bin Abi Talib telah memecat Mu’awiyah dari jabatannya. Akan
tetapi di tidak mempedulikan pemecatannya itu, melainkan ia tetap memegang
jabatannya sebagai wali Syam. Maka Ali bin Abi Talib menyiapkan pasukan
untuk memeranginya. Akan tetapi ketika ia akan berangkat ke Syam datanglah
berita bahwa orang Makkah telah keluar dari kelompok Ali, mereka dikepalai oleh
Thalhah, Zubair dan ‘Aisyah. Mereka telah menduduki kota Bashrah dengan
tentara besar yang dipimpin oleh ‘Aisyah pada tahun 36 H. (567 M.)
Mendengar berita yang demikian itu, Ali mengurungkan maksudnya untuk
menyerang Syam, dan dengan segera ia beserta laskarnya berangkat ke kota
Kufah, kemudian terus ke Bashrah dengan membawa tentara 200.000 orang. Di
Bashrah ia bertemu dengan tentara ‘Aisyah, lalu terjadilah pertempuran yang
terkenal dengan Waqi’atul Jamal (Perang Unta). Dinamakan demikian, karena
‘Aisyah yang memimpin pasukan menunggang unta.
Dalam peperangan ini Ali memperoleh kemenangan. Thalhah dan Zubair
terbunuh dan ‘Aisyah ditawan. Akan tetapi ia tidak diperlakukan oleh Ali sebagai
tawanan, melainkan dihormati dan dimuliakan, lalu dipulangkan ke Makkah, serta
dinasehatinya agar dia tidak lagi mencampuri politik negara.
2. perang siffin

Khalifah Ali mendengar kabar bahwa Mu’awiyah telah bersiap lengkap akan
memeranginya. Oleh kerana itulah Ali bersegera mengerahkan pasukannya untuk
menghadapi serangan musuhnya itu di Siffein. Di Siffein di tempat sebelah barat
sungai Euphrat, laskar Ali bertemu dengan laskar Mu’awiyah, lalu terjadilah
pertempuran dahsyat antara kedua laskar tersebut, pertempuran ini terjadi selama
40 hari. Dalam pertempuran itu pihak Ali hampir memperoleh kemenangan,
sedangkan Mu’awiyah sudah berfikir hendak melarikan diri. Akan tetapi karena

11
tipu daya Amru bin al-‘Ash yang berperang dipihak Mu’awiyah, maksud
pelariannya itu diurungkanlah oleh Mu’awiyah. Kemudian ‘Amru bin al-‘Ash
menyuruh laskarnya menusuk Mushaf (Qur’an) dengan ujung lembingnya, lalu
dinaikkan sebagai tanda hendak berdamai dengan tunduk kepada al-Qur’an.

Setelah perang tersebut, diadakan pertemuan perdamaian dari kedua belah


pihak di Daumatul Jandal.

Setelah datang waktu tahkim sesuai dengan perjanjian, para wali dari kedua
belah pihak berkumpul di Dumatul Jandal. Utusan Ali berjumlah 100 orang
dikepalai oleh Abu Musa al-Asy’ari dan utusan Mu’awiyah banyaknya juga 100
orang dikepalai oleh ‘Amru bin al-’Ash, sedang Mu’awiyah sendiri termasuk
dalam jumlah 100 itu.
Dengan tipu-daya yang licin ‘Amru bin al-’Ash dapat mengalahkan Abu
Musa yang lurus hati itu dalam persidangan majlis tahkim.
‘Amru bin al-’Ash menerangkan kepada Abu Musa bahwa untuk menjadi
dasar perundingan, maka Ali dan Mu’awiyah diturunkan dari pangkat Khalifah.
Sesudah itu soal Khalifah diserahkan kepada ummat Islam dan kepada mereka
diberikan kemerdekaan seluas-luasnya tentang siapa yang akan mereka pilih
menjadi Khalifah.
Keterangan ‘Amru bin al-’Ash ini diterima oleh Abu Musa dengan sejujur
hatinya untuk menjadi dasar perundingan. Di hari persidangan di Daumatul
Jandal itu (suatu tempat antara Irak dan Syam) diharapan beribu-ribu ummat
Islam, maka tertipulah Abu Musa oleh kelicikan politik ‘Amru bin al-’Ash.
Karena menghormati ketinggian umur dan derajatnya, ‘Amru bin al-’Ash
meminta kepada Abu Musa untuk terlebih dahulu berdiri diatas mimbar,
menerangkan dasar perundingan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
Dengan ikhlas dan jujur hati Abu Musa naik ke atas mimbar, lalu berpidato
menerangkan bahwa untuk kemaslahatan ummat Islam di dan ‘Amru bin al-’Ash
telah sepakat untuk memberhentikan Ali dan Mu’awiyah dari jabatan Khalifah.
Tentang pengangkatan Khalifah yang baru diserahkan sepenuhnya kepada

12
permusyawaratan ummat Islam. Saya sebagai wakil dari pihak Ali dengan ikhlas
dan jujur hati menurunkan Ali dari kursi Khalifahnya”.
Kemudian naik pula ‘Amru bin al-’Ash lalu berkata menerangkan, bahwa ia
menerima dan menguatkan keberhentian Ali itu, dan menetapkan Mu’awiyah
dalam pangkatnya sebagai Amirul Mu’minin.

Ali Terbunuh
Hasil perdamaian di Daumatul Jandal sangat mengecewakan hati ummat
Islam yang berpihak kepada Ali. Oleh kerena itu Khalifah Ali bermaksud hendak
menyerang negeri Syam tempat kedudukan Mu’awiyah. Akan tetapi sebagian
besar penduduk Irak tidak mengacuhkan dia lagi, sehingga amat sukar baginya
mengumpulkan balatentara dan akhirnya maksudnya itu terpaksa dibatalkan.
Dalam pada itu tiga orang dari kelompok Khawarij telah mengadakan
permufakatan jahat untuk membunuh Ali, Mu’awiyah dan ‘Amru bin al-’Ash.
Menurut mereka orang yang bertiga inilah yang menjadi pangkal fitnah yang
menimbulkan peperangan sesama ummat Islam.
Tiga orang Khawarij itu ialah: Ibnu Muljam yang akan membunuh Ali,
Albarak yang akan membunuh Mu’awiyah dan Umar bin Bakir yang akan
membunuh ‘Amru bin al-’Ash.
Ibnu Muljam berhasil usahanya, tetapi maksud kedua temannya itu tidak
berhasil, karena Mu’awiyah dan ‘Amru bin al-’Ash sangat berhati-hati menjaga
dirinya.
Maka pada tanggal 17 Ramadhan tahun 40 H. (661 M), Ali bin Abi Talib
wafat ditikam oleh Ibnu Muljam dengan pedang beracun, dalam masjid Kufah
dikala yang mulia itu hendak sembahyang Subuh. Ali wafat sesudah memerintah
empat tahun sembilan bulan lamanya, masa yang tidak sunyi dari peperangan.
Sepeninggal Ali bin Abi Talib, maka ummat Islam membai’at puteranya Hasan
bin Ali sebagai Khalifah.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

a. Nabi Muhammad SAW

Muhammad SAW berasal dari kalangan suku Quraisy. Ayahnya bernama


Abudllah ibn Abdul Muthalib dan ibunya bernama Aminah binti Wahab.
Muhammad SAW lahir di Mekah Al-Mukarammah pada hari Senin 12 Rabi’ul
Awal, bertepatan dengan 20 April 571 M pada tahun Gajah. Disebut tahun Gajah,
karena pada saat lahir beliau lahir, Mekah diserang oleh Abrahah yang bermaksud
menghancurkan Ka’bah dengan menggunakan seekor gajah yang besar.

Pada hari Senin, 12 Rabi’ul awwal tahun 11 Hijriyah (8 Juni 632 M)


Rasulullah Saw meninggal dunia pada usia 63 tahun. selama 23 tahun, sejak
diangkat sebagai rasul Allah, beliah telah banyak berjuang untuk menegakkan
ama Allah, menunaikan amanah dan menasehati umatnya.

Adapun hikmah yang dapat diambil dari kisah Rasulullah Saw.


diantaranya: Pegang teguhlah Al Qur’an dan Al Hadits. “Kutinggalkan untuk
kamu dua perkara (pusaka), tidaklah kamu akan tersesat selama-lamanya, selama
kamu masih berpegang kepada kedua-nya, yaitu Kitabullah dan Sunnah Rasul-
Nya, Kuasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Wahyu pertama yang turun adalah
perintah “membaca” (Iqra’), mempelajari apa saja selama masih dalam jangkauan
rasio, tidak dalam hal yang ghaib, lalu mengaplikasikannya untuk kemajuan dan
kejayaan umat dan Dimana saja selalu mengucapkan puji syukur atas segala
ketetapan-Nya, Alhamdulillah.

b. Khulafaur Rasyidin

Abu Bakar As Siddiq meninggal pada tanggal 23 Agustus 634/ 8 Jumadil


Awwal 13 H di Madinah pada usia 63 tahun. Beliau memegang tampuk pimpinan

14
Islam selama 2 tahun 3 bulan 10 hari. Beliau berwasiat agar jenazahnya
dimandikan oleh Asma` binti Umais, istri beliau. Kemudian beliau dimakamkan
di samping makam Rasulullah. Umar mensholati jenazahnya diantara makam
Nabi dan mimbar (ar-Raudhah) . Sedangkan yang turun langsung ke dalam liang
lahat adalah putranya yang bernama Abdurrahman (bin Abi Bakar), Umar bin
Khattab, Usman bin Affan, dan Thalhah bin Ubaidillah.
Umar bin Khattab dibunuh oleh Abu Lukluk (Fairuz), seorang budak yang
fanatik pada saat ia akan memimpin salat Subuh. Fairuz adalah orang Persia yang
masuk Islam setelah Persia ditaklukkan Umar. Pembunuhan ini konon
dilatarbelakangi dendam pribadi Abu Lukluk (Fairuz) terhadap Umar. Fairuz
merasa sakit hati atas kekalahan Persia, yang saat itu merupakan negara adidaya,
oleh Umar. Peristiwa ini terjadi pada hari Rabu, 25 Dzulhijjah 23 H/644 M.
Ustman Bin Affan wafat pada tahun 35 H pada pertengahan tasyriq
tanggal 12 Dzul Hijjah, dalam usia 80 tahun lebih, dibunuh oleh kaum
pemberontak (Khawarij).

Ali bin Abi Talib wafat ditikam oleh Ibnu Muljam dengan pedang beracun,
dalam masjid Kufah dikala yang mulia itu hendak sembahyang Subuh. Ali wafat
sesudah memerintah empat tahun sembilan bulan lamanya, masa yang tidak sunyi
dari peperangan.

3.2 SARAN

Melalui makalah ini kami berharap semoga informasi ini dapat berguna bagi
para pembaca pada umumnya dan khususnya bagi penulis untuk lebih mengetahui
tentang persoalan-persoalan tersebut. Dan tak lupa kami mohon maaf dan
menerima saran dari pembaca agar dalam pembuatan makalah yang akan datang
lebih baik lagi. Sebelum dan sesudahnya kami ucapkan terimakasih.

15
WAFATNYA NABI MUHAMMAD SAW
DAN KHULAFAUR RASYIDIN
MAKALAH INI DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
SEJARAH PERADABAN ISLAM

DISUSUN OLEH :

Anggi Farida Nurzakiyah

Dheary Puji Kinanti

Sri Anggraeni

Syifa Nurfadilah

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM YAMISA


Jl.Raya Soreang No.134 Telp. 022 5891714

Kab. Bandung

2018

16
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan kuasanya kami diberikan kekuatan dan kemudahan dalam rangka
penyusunan makalah Wafatnya Nabi Muhammad SAW dan Khulafaur
Rasyidin. Kami sadar akan kelemahan dan kekurangan makalah ini, oleh karena
itu makalah yang kami susun ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, karenanya
kami memerlukan saran, komentar dan kritik, agar kedepannya kami bisa lebih
baik.

Semoga makalah yang kami susun ini dapat membantu penilaian yang
diberikan oleh dosen yaitu . pada mata kuliah
Sejarah Peradaban Islam

Akhir kata kami ucapkan terimakasih dan semoga makalah ini dapat
memberi manfaat sehingga bisa menjadi panutan ilmu pengetahuan. Aamiin .

Soreang, April 2018

Penyusun

17
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………….…….i

Daftar Isi……………………………………………………………….……ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………....…1


1.2 Rumusan Masalah………………………………………………...1
1.3 Tujuan…………………………………………………………......1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Peristiwa Wafatnya Nabi Muhammad SAW…….……………..2

2.2 Peristiwa Wafatnya Khulafaur Rasyidin…................................5

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………………………………………………….....14

3.2 Saran……………………………………………………………....15

DAFTAR PUSTAKA

ii

18
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Khulafaur_Rasyidin

http://m.republika.co.id/berita/internasional/selarung-waktu/17/07/08/osr8ix366-
sejarah-hari-ini-wafatnya-nabi-muhammad-saw-di-pelukan-siti-aisyah

19
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. Standart Kompetensi
1. Mengidentifikasi peristiwa akhir hayat Rasulullah Saw
2. Mengidentifikasi peristiwa akhir hayat para Khulafaur Rasyidin
B. Kompentensi Dasar
1. Mengambil hikmah dari peristiwa akhir hayat Rasululllah Saw
2. . Mengambil hikmah dari peristiwa akhir hayat Khulafaur Rasyidin

C. Indikator
1. Menjelaskan bahwa setiap yang bernyawa (termasuk Nabi Muhammad Saw)
itu akan kembali ke hadirat Allah (mati)
2. Menyebutkan penerus perjuangan rasul dalam menyampaikan kebenaran
(agama).
3. Menyebutkan contoh untuk berpegang teguh pada kitabullah dan sunnah nabi
agar selamat di dunia dan di akhirat.
4. Mengetahui perisitiwa kematian Khulafaur Rasyidin
D. Tujuan
1. Siswa dapat menjelaskan bahwa setiap yang bernyawa (termasuk Nabi
Muhammad Saw) itu akan kembali ke hadirat Allah (mati)
2. Siswa dapat menyebutkan penerus perjuangan rasul dalam menyampaikan
kebenaran (agama).
3. Siswa dapat Menyebutkan contoh untuk berpegang teguh pada kitabullah dan
sunnah nabi agar selamat di dunia dan di akhirat.
4. Siswa dapat mengetahui peristiwa kematian Khulafaur Rasyidin
E. Alat / media dan sumber belajar
Buku paket kelas V dan buku buku relevan lainnya.
Kertas karton, dan spidol
F. Pendekatan dan metode
Pendekatan : scientific
Metode : ceramah, berkelompok, dan penugasan, tanya jawab

20
Strategi : bermain teka teki silang

G. Langkah – langkah pembelajaran


Nama Alokasi
Langkah langkah
kegiatan waktu
Pendahuluan
1. Guru memasuki kelas dengan salam
2. Salah satu siswa memimpin doa bersama
3. Guru mengabsen kehadiran siswa
4. Guru memberikan feed back sedikit tentang materi
sebelumnya ( kisah rasulullah )
 Siapa yang ingat kemarin kita belajar tentang apa?
 Apa yang dilakukan sahabat Umar bin Khattab
ketika Rosulullah wafat ?
 Lalu apa yang dilakukan sahabat Abu Bakar ?
5. Guru memberikan apersepsi
 Siapa yang pernah melihat orang meninggal ?
 Apa yang kalian lakukan ketika melihat orang
meninggal ?
 Apa yang dapat kalian contoh dari sikap Abu Bakar
ketika Nabi wafat ?
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
 Sikap sabar dan tegar dalam menghadapi cobaan

Inti 1. Guru meminta siswa membuka materi yang akan


dibahas
2. Guru memberikan sedikit ulasan dengan metode
ceramah tentang setiap yang bernyawa (termasuk
Nabi Muhammad Saw) itu akan kembali ke hadirat

21
Allah (mati)
3. Guru membagi siswa dalam 3 elompok besar
4. Guru menempelkan papan teka teki silang di depan
kelas
5. Setiap perwakilan kelompok maju untuk berlomba
kecepatan
6. Masing masing kelompok mengisi teka teki silang
di depan kelas
7. Siswa dan guru bersama sama mengoreksi hasil
jawaban mereka
8. Guru mengkonfirmasi jawaban siswa
Penutup 1. Guru memberikan penguatan kepad siswa
 Cara sabar dan tegar dalam menghadapi cobaan
 Cara mencintai rosulullah
2. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa
3. Guru memberikan tugas selanjutnya mengenai
contoh perilaku teguh pada ajaran allah dan
sunnatullah
4. salah satu siswa memimpin doa bersama
5. Guru mengakhiri kelas dengan salam

H. Penilaian
Kisi kisi penilaian
NO INDIKATOR TEKNIK BENTUK INSTRUMEN
1 Menjelaskan bahwa setiap Non tes Performance Rubrik
yang bernyawa (termasuk penilaian
Nabi Muhammad Saw) performance
itu akan kembali ke
hadirat Allah (mati)
2 Menyebutkan penerus Tes Tes tulis Butir soal

22
perjuangan rasul dalam pilihan ganda pilihan ganda
menyampaikan kebenaran
(agama).
3 Menyebutkan contoh Tes Tes tulis Butir soal
untuk berpegang teguh uraian uraian
pada kitabullah dan
sunnah nabi agar selamat
di dunia dan di akhirat

Penskoran
Bentuk soal Nomor butir soal Bobot butir soal
Butir soal uraian 1-5 20
Butir soal pilihan ganda 1-20 5

Nilai soal uraian Nilai soal pilihan ganda


X 5 =
X 20 =
Skor yang Diperoleh
X 20 =
Skor yang Diperoleh
Skor Maksimal Skor Maksimal

Rubrik penilaian performance (menjelaskan kandungan surat Ali Imran ayat 144)
Kriteria
Pemahaman
No Nama Keruntutan Performance
materi
1 2 3 1 2 3 1 2 3

X 100 =
Skor yang Diperoleh

23
Skor Maksimal

Kriteria penilaian

Aspek yang dinilai Skor 1 Skor 2 Skor 3

Pemahaman materi Apabila siswa Apabila siswa Apabila siswa


menjelaskan menjelaskan dengan mampu
dengan bahasa yang bahsanya sendiri menjelaskan dengan
dibuku tetapi kurang benar bahsanya sendiri
dan benar
Keruntutan Apabila siswa Apabila siswa Apabila siswa
menjelaskan sudah dapat sedikit sudah dapat
dengan menjelaskan dengan menjelaskan dengan
menggunakan bahasa yang runtut bahasa yang runtut
bahasa yang tidak
runtut
Performance Apabila siswa Apabila siswa Apabila siswa
menunukkan tanda menunjukkan tanda menunjukkan tanda
tnada kurang tanda adanya tanda adanya
adanya kepercayaan kepercayaan diri kepercayaan diri
diri

24

Anda mungkin juga menyukai