Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KLIPING

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“ NABI MUHAMMAD SAW DAN 10 SAHABAT NABI ”

NAMA : KHALIFA NUR FADILA


KELAS : III A

SEKOLAH DASAR NEGERI 97 KENDARI


2023
Nabi Muhammad SAW merupakan manusia pilihan Allah yang diutus untuk menyebarkan
agama Islam. Beliau adalah manusia yang istimewa, hingga kedatangannya sebagai rasul terakhir
telah disebut dalam kitab suci terdahulu, yakni Taurat dan Injil.

Kelahiran Nabi Muhammad SAW


Nabi Muhammad SAW lahir pada 12 Rabiul
Awal Tahun Gajah di Makkah. Beliau merupakan
putera dari Abdullah bin 'Abdul Muthalib yang
berprofesi sebagai pedagang, sedangkan ibunya
bernama Aminah binti Wahb.
Dari garis keturunan sang ayah, beliau merupakan
keturunan Bani Hasyim, pihak yang bertanggung
jawab atas pemeliharaan Ka’bah. Silsilah sang
Nabi juga sampai pada Nabi Ibrahim AS.
Rasulullah terlahir sebagai anak yatim. Sebab,
sang ayah meninggal dua bulan sebelum
kelahirannya saat sedang melakukan perjalanan
dagang. Ketika masih kanak-kanak, sang ibu wafat karena sakit. Beliau akhirnya diasuh oleh
sang kakek, Abdul Muthalib.
Setelah dua tahun dibesarkan, giliran kakeknya yang menyusul wafat karena usia renta, sehingga
Nabi Muhammad kemudian dirawat oleh pamannya, Abu Thalib. Sejak belia, beliau
menggembala kambing, kemudian mengikuti jejak sang paman sebagai pedagang.

Memiliki Gelar Al Amin


Jauh sebelum menjadi rasul, Nabi Muhammad telah menunjukkan kualitasnya sebagai manusia
berakhlak mulia. Para penduduk Makkah menyematkan gelar Al Amin atau orang yang dapat
dipercaya atas kepribadiannya.
Dalam buku Manajemen Bisnis Syariah tulisan Ali Hasan, Nabi Muhammad digambarkan sangat
baik dan jujur. Beliau selalu menepati janji dan mengantarkan barang dagangannya sesuai
dengan kualitas yang diminta pelanggan.

Wahyu Pertama Nabi Muhammad


Pada suatu hari, Rasulullah SAW bermimpi Malaikat
Jibril datang menemuinya. Beliau kemudian menyendiri
di Gua Hira untuk merenung.
Saat itulah Jibril datang menyampaikan wahyu Allah
untuk Nabi Muhammad SAW. Wahyu tersebut tertera
dalam surah Al-Alaq ayat 1-4 yang berbunyi:
ْ ِ‫قَ◌ اقْ َرْأ َو َربُّكَ اَأْلكْ َر ُم◌ الَّ ِذي َعلَّ َم ب‬55َ‫ك الَّ ِذي خَ ل‬
‫القَلَ ِم◌ َعلَّ َم‬55 ْ ِ‫اقْ َرْأ ب‬
َ ِّ‫ ِم َرب‬55‫اس‬
‫اِإْل ْن َسانَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ْم‬
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang mengajar (manusia) dengan merantaraan
kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-Alaq, ayat 1-
4).
Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 17 ramadhan 611 M. Kala itu usia Nabi Muhammad
genap 40 tahun 6 bulan 12 hari. Sejak saat itu, beliau mengemban misi untuk membawa kabar
gembira (bashiran) dan peringatan (nadhiran) kepada umat manusia.

Dakwah Nabi Muhammad SAW


Substansi ajaran yang disampaikannya Nabi Muhammad SAW sangat bertentangan dengan yang
selama ini dianut oleh masyarakatnya. Di kota Makkah memang ada sejumlah kecil pemeluk-
pemeluk agama Kristen dan Yahudi. Namun secara umum bangsa Arab saat itu tidak memiliki
agama tertentu kecuali penyembah berhala.
Beliau paham betul dengan tantangan yang dihadapinya. Oleh sebab itu pada mulanya Nabi
Muhammad melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi kepada keluarga dan teman-teman
dekatnya.
Adapun para pengikut pertamanya yakni istrinya Khadijah, Ummu Aiman, Ali bin Abu Thalib,
Abu Bakar Al-Shiddiq dan Zaid bin Haritsah.
Seiring berjalannya waktu, pengikut Nabi makin bertambah jumlahnya. Akhirnya setelah tiga
tahun, Rasulullah diperintahkan untuk berdakwah secara terbuka. Sasaran dakwahnya kini bukan
hanya kerabat dekatnya saja, tetapi masyarakat secara umum.
Perintah tersebut ada di dalam Alquran surah Al-Hajr, yakni:
“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan
(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.” (QS. Al-Hajr: 94).

Panglima Perang yang Bersahaja


Perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam
menyebarkan ajaran Islam menghadapi
banyak penolakan sampai terjadinya
peperangan. Dalam setiap peperangan, beliau
selalu tampil sebagai panglima yang perkasa
namun bersahaja. Ini karena Rasulullah selalu
memegang teguh apa yang diperintahkan
Allah kepadanya.
Seperti disebutkan dalam surah al-Baqarah
ayat 190, “Dan perangilah di jalan Allah
orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas karena
sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”
Perang Badar merupakan salah satu pertempuran terbesar yang terjadi pada 17 Ramadhan 2
Hijriah. Dikutip dari Muhammad Zulfahnur Hilmi Rahmadani dalam Pengaruh Perang Badar
Terhadap Eksistensi Kaum Muslim Di Madinah (2 H / 624 M), setelah kemenangan umat Islam
di Perang Badar, posisi Rasulullah semakin diperhitungkan dan sangat dihormati.
Selain itu, ghanimah (harta rampasan perang) yang didapatkan juga sangat membantu sistem
perekonomian kaum Muslim di Madinah. Dengan berkembangnya stabilitas politik dan ekonomi,
dakwah Rasulullah untuk menyebarkan agama Islam pun makin mudah dilaksanakan.

Wafatnya Nabi Muhammad


Pada 29 Shafar tahun 11 Hijriah, Nabi
Muhammad SAW mengalami sakit parah.
Mengetahui ajalnya semakin dekat, beliau
berwasiat kepada para sahabat untuk bertakwa
kepada Allah SWT.
Rasulullah bersabda, “Aku berwasiat kepada
kamu semua agar bertakwa kepada Allah SWT
karena aku akan meninggalkan dunia yang fana
ini. Hari ini adalah hari pertamaku memasuki
alam akhirat, dan sebagai hari terakhirku
berada di alam dunia ini.”
Nabi Muhammad adalah manusia yang mulia, hingga malaikat maut tidak kuasa untuk mencabut
nyawanya. “Saya datang untuk ziarah sekaligus mencabut nyawa. Jika tuan izinkan akan saya
lakukan. Jika tidak, saya akan pulang.” Rasulullah tetap memilih untuk bertemu dengan
Penciptanya. Pada akhirnya Nabi Muhammad wafat di usia 63 tahun pada hari Senin, 12 Rabiul
Awal 11 H atau 8 Juni 632 M.

Nama-nama 10 Sahabat Nabi yang Dijamin Masuk Surga


Abdurrahman bin Auf meriwayatkan nama-nama sahabat Nabi yang dijamin masuk surga dalam
hadist yang shahih. Berikut adalah daftar dan biografi dari 10 sahabat Nabi yang dijamin masuk
surga oleh Allah swt.:

1. Abu Bakar As-Shiddiq


Abu Bakar As-Shiddiq merupakan sahabat
pertama Rasulullah SAW. Beliau juga
termasuk ke dalam orang-orang golongan
pertama yang mempercayai Nabi
Muhammad dan memeluk agama Islam.
Setelah Nabi wafat, beliau jugalah orang
pertama yang melanjutkan kepemimpinan
Nabi Muhammad SAW.
Ketika Nabi menyiarkan agama Islam di
tanah Arab, Abu Bakar As-Shiddiq selalu
menemani dan menjaga Nabi Muhammad
SAW. Beliau pun adalah orang yang
menemani Nabi pada saat melakukan hijrah
dari Mekkah ke Madinah.
Meskipun ancaman pembunuhan kerap ditujukan padanya, Abu Bakar tak gentar dan terus maju
membela Islam. Sifat-sifat yang perlu diteladani dari sosok beliau adalah lemah lembut, penuh
sabar dan selalu berkata jujur. Oleh sebabnya gelar “As-Shiddiq” yang berarti berkata benar
disematkan untuk beliau.
Dari sumber-sumber sejarah Islam, banyak dikatakan bahwa Abu Bakar adalah seorang yang
dikenal sebagai pedagang, hakim yang memegang kedudukan tinggi di masanya, orang yang
terpelajar dan dapat menafsirkan mimpi.
Nabi Muhammad sangat mempercayai Abu Bakar. Di akhir hayat Nabi, beliau menunjuk Abu
Bakar untuk menggantikannya sebagai imam sholat berjamaah. Ini juga merupakan suatu
pertanda bahwa kelak beliaulah yang akan menggantikan Nabi sebagai khalifah umat muslim.

2. Umar bin Khattab


Sahabat nabi yang kedua yang termasuk
dalam 10 sahabat Nabi yang dijamin masuk
surga adalah Umar bin Khattab. Padahal, Umar
sempat memiliki niatan untuk membunuh Nabi
Muhammad SAW di awal-awal ajaran agama
Islam hadir di Mekkah.
Umar mendapatkan hidayah ketika mendengar
saudarinya melantunkan ayat suci Alquran. Ia
pun bertaubat dan langsung memeluk agama
Islam tanpa ragu.
Setelahnya, Umar menjadi salah satu khulafaur
rasyidin yang paling berpengaruh dalam penyebaran agama Islam.
Umar bin Khattab pun dikenal sebagai orang yang sangat pemberani, di mana ia tidak akan segan
mengangkat pedangnya dan berjihad untuk membela agama Allah.
Salah satu sifat yang harus diteladani dari beliau adalah berani bersuara untuk membedakan
mana yang benar dan yang salah.
Sifatnya tersebut membuat beliau mendapat julukan “Al-Faruq” yang memiliki arti pembeda
antara yang salah dan benar. Kepemimpinan Umar bin Khattab setelah wafatnya Abu Bakar
sangat dikenal bahkan membuat Islam tersebar hingga sepertiga dari penduduk dunia.
Beliau lahir di tengah keluarga yang berkecukupan, tidak kaya raya namun tidak miskin pula.
Umar termasuk orang yang bisa membaca dan menulis, suatu kemampuan yang tidak banyak
dimiliki oleh orang-orang pada masa tersebut.
Saat masa jahiliyah dan sebelum memeluk Islam, Umar termasuk salah satu orang yang disegani.
Tubuhnya yang kuat bahkan membuatnya menjuarai pertandingan gulat di Mekkah. Ketika itu
pula, ada tradisi orang Mekkah yang mengharuskan untuk mengubur anak perempuan hidup-
hidup.
Beliau pun termasuk salah satu orang yang tidak segan mengubur putrinya hidup-hidup dan
sangat menyesali perbuatannya setelah masuk Islam.
Beliau juga dikenal sebagai peminum dan pemabuk, akan tetapi setelah memeluk agama Islam,
beliau sama sekali tidak pernah menyentuh alkohol. 
3. Utsman bin Affan
zSelain Abu Bakar dan Umar, Utsman bin
Affan juga termasuk golongan assabiqunal
awwalun, yakni golongan orang-orang
pertama yang memeluk agama islam. Utsman
dikenal sebagai saudagar kaya raya di tanah
Mekkah.
Meskipun memiliki kekayaan yang berlimpah,
ia memiliki sifat-sifat yang patut diteladani
yakni dermawan, sopan dan selalu bertutur
kata lemah lembut, juga selalu menggunakan
hartanya yang melimpah untuk bersedekah,
infaq dan berzakat.
Utsman bin Affan juga dikenal sebagai pemimpin dengan tingkat kepedulian sosial yang sangat
tinggi. Salah satu contohnya adalah beliau mewakafkan sebuah sumur yang bisa digunakan oleh
masyarakat pada saat musim kemarau tiba.
Beliau pun menjadi khalifah menggantikan posisi Umar bin Khattab. Di masa
kepemimpinannya, ada banyak kemajuan di bidang infrastruktur dan perkembangan Islam
lainnya seperti membangun angkatan laut khusus orang-orang Islam pertama.
Wafatnya Utsman bin Affan dikenal tragis sekaligus mengharukan. Beliau wafat dibunuh oleh
para pemberontak saat sedang membaca Alqur’an. Beliau pun wafat secara syahid dan hal ini
pernah disampaikan oleh Rasulullah jauh sebelum hari tersebut tiba.

4. Ali bin Abi Thalib


Sahabat Nabi selanjutnya yang masuk ke
dalam 10 sahabat Nabi yang dijamin masuk
surga yakni Ali bin Abi Thalib. Setelah istri
Rasulullah SAW, Siti Khadijah, Ali bin Abi
Thalib adalah orang kedua yang langsung
percaya pada wahyu Allah swt yang
diturunkan melalui Nabi dan memeluk agama
islam.
Tak heran, Allah pun menjanjikan surga tanpa
hisab bagi Ali bin Abi Thalib. Kesetiaan Ali
terhadap agama islam pun sudah dipupuk
sejak kanak-kanak. Beliau belajar langsung dari Nabi Muhammad SAW mengenai agama Islam.
Sebagai umat muslim yang berjihad di jalan Allah, Ali bin Abi Thalib tidak pernah sekalipun
absen dalam medan perang untuk membela agama yang beliau yakini yaitu Islam.
Ali bin Abi Thalib bahkan pernah mengambil peran untuk menggantikan Rasulullah ketika kaum
Quraisy mengincarnya.
Tiga hari kemudian Ali pun berangkat seorang diri menyusul Nabi yang sudah hijrah
terlebih dahulu ke Madinah. Beliau melakukan perjalanan di malam yang gelap dan bersembunyi
di siang hari untuk menghindari serangan dari kaum Quraisy.
Ali bin Abi Thalib pun menjadi khalifah menggantikan Utsman bin Affan selang beberapa tahun
setelah beliau wafat.
Di masa kepemimpinannya, banyak sekali tantangan oleh sebab terjadinya
pemberontakan di sana sini. Beliau pun menjadi khalifah terakhir yang mendapat petunjuk
(khulafaur rasyidin).

5. Thalhah bin Ubaidillah


Daftar berikutnya dalam 10 sahabat
Nabi yang dijamin masuk
surga adalah Thalhah bin
Ubaidillah. Sahabat Nabi dari
Quraisy ini banyak mendapatkan
julukan dari Nabi Muhammad SAW. Beliau menyematkan julukan Thalhah yang baik hati,
pemurah dan dermawan.
Pada saat perang Uhud, Thalhah menjadikan dirinya sebagai perisai guna melindungi
Rasulullah dari serangan kaum Quraisy. Thalhah pun kehilangan jari-jarinya karena hal tersebut.
Thalhah pun meninggal dalam keadaan syahid saat sedang berperang dalam perang Jamal.
Nabi Muhammad SAW bahkan mengatakan dalam sebuah hadist yang shahih bahwa jika
seseorang hendak melihat syahid yang ada di muka bumi, maka lihatlah Thalhah Ubaidillah.
Nabi pun menyebut nama beliau sebagai salah satu sahabatnya yang akan masuk surga setelah
nama Ali bin Abi Thalib.

6. Zubair bin Awwam


Zubair bin Awwam sudah memeluk
Islam sejak usianya masih belia yakni
15 tahun. Beliau merupakan saudara
sepupu Nabi yang termasuk ke dalam
golongan orang-orang pertama yang
memeluk agama Islam.
Hingga akhir hayatnya, beliau selalu
setia menjadi pengawal dan penolong
Rasul.
Di awal keputusannya untuk memilih
Islam sebagai agamanya, beliau harus
menghadapi cobaan di mana beliau
mengalami siksaan dari pamannya
sendiri yakni Naufal bin Khuwailid.
Namun karena keyakinannya yang
kuat maka beliau tidak ragu untuk
masuk Islam.
Allah pun menjaminkan surga untuknya dengan menggolongkannya ke dalam 10 sahabat Nabi
yang dijamin masuk surga.
7. Abdurrahman bin Auf
Nama Abdurrahman bin Auf
dikenal sebagai sahabat Nabi yang
dermawan. Beliau termasuk orang-
orang pertama yang bertauhid dan
masuk agama Islam. Beliau juga
masuk ke dalam golongan 10
sahabat Nabi yang dijamin masuk
surga.
Abdurrahman bin Auf merupakan
seorang pebisnis yang rajin
berwakaf. Meski demikian, beliau
tidak ragu untuk turun ke medan
perang. Dalam perang Uhud, beliau bahkan menerima 20 hujaman dan kehilangan giginya.
Beliau juga termasuk dalam orang-orang yang ikut berhijrah bersama Nabi Muhammad SAW
dari Mekkah ke Madinah. Dengan kemampuannya, beliau membawa seluruh harta yang
dimilikinya. Namun, di tengah jalan penguasa Mekkah yakni kaum Quraisy merampas seluruh
hartanya.
Abdurrahman bin Auf dan Utsman bin Affan saling berlomba-lomba untuk melakukan sedekah.
Abdurrahman bin Auf dikisahkan pernah menjual tanahnya dengan harga 40 ribu dinar. Hasil
penjualan tanahnya beliau bagikan seluruhnya pada fakir miskin. Bahkan sebelum wafatnya pun,
Abdurrahman bin Auf menyedekahkan 400 dinar miliknya pada orang-orang yang berhasil
selamat dari perang Badar.

8. Sa’ad bin Abi Waqqash


Sa’ad bin Waqqash dikenal juga dengan nama asli Sa’ad
bin Malik Az-Zuhri. Beliau adalah paman dari Nabi
Muhammad SAW ibunya. Sa’ad lahir di tengah keluarga
kaya raya dan juga terpandang. Beliau memiliki
pembawaan yang serius dan berpikiran cerdas.
Abu Bakar adalah sahabat Nabi yang mengajak Sa’ad
untuk bertemu dengan Nabi Muhammad SAW. Setelah
mendengar penjelasan Rasulullah SAW mengenai Islam,
Sa’ad pun tersentuh dan setuju untuk memeluk agama
Allah SWT.
Keputusan beliau mendapat tantangan keras dari pihak
keluarganya, terutama sang ibunda. Ibu Sa’ad bin
Waqqash mengancam akan bunuh diri dengan cara tidak
makan dan tidak minum selama berhari-hari. Tubuh
ibunya yang semakin kurus membuat Sa’ad sangat sedih.
Akan tetapi, hal tersebut tidak menggoyahkan niatnya
untuk tetap berada di jalan Allah dengan masuk Islam. Ibunda Sa’ad bin Waqqash pun
menyadari tekad bulat anaknya dan menyerah lalu mengurungkan niatannya untuk bunuh diri.
Meskipun sangat menyayangi ibunya, Sa’ad sadar bahwa kecintaannya pada Allah SWT lebih
besar. Nama Sa’ad bin Waqqash pun menjadi bagian dalam sejarah karena beliaulah orang
pertama yang melepaskan anak panah untuk membela Islam dalam perang Uhud. Dalam setiap
peperangan, tantara muslim akan menjadi lebih tenang tatkala Sa’ad bin Waqqash hadir di
tengah-tengah mereka.
Kemampuan Sa’ad dalam menaklukan musuh, ketaqwaannya pada Allah SWT dan perhatiannya
lah yang menjadikan tentara muslim lebih tenang.
Sa’ad memang terkenal karena kegagahan dan keberanian beliau dalam berperang. Bahkan saat
setelah Nabi Muhammad SAW wafat, Sa’ad menjadi prajurit yang diandalkan oleh para khalifah.
Beliau meninggal di usia 80 tahun dan termasuk sahabat Nabi yang tutup usia paling akhir.
9. Sa’id bin Zaid
Sa’id bin Zaid adalah nama berikutnya yang
masuk ke dalam daftar 10 sahabat nabi yang
dijamin masuk surga. Beliau termasuk dalam
golongan assabiqunal awwalun atau orang-
orang pertama yang masuk agama Islam.
Bersama istrinya yakni Fathimah bin Khatab,
yakni adik dari Umar bin Khatab, Sa’id bin
Zaid memeluk agama Islam dan setia
membela agamanya hingga akhir hayat. Sa’id
selalu turun ke medan perang manapun yang
diikuti oleh Rasulullah SAW kecuali perang
Badar.
Di awal keimanannya kepada Allah SWT,
Sa’id banyak mendapat tekanan dan siksaan
dari kaumnya sendiri, termasuk Umar bin
Khatab yang saat itu belum memeluk agama
Islam. Umar pernah memukulnya hingga
darah segar mengalir di wajah Sa’id bin Zaid.
Namun, Sa’id bin Zaid tetap sabar menerima cobaan tersebut dan ternyata hal itulah salah satu
yang membuat Umar terenyuh dan luluh hingga memutuskan untuk masuk Islam. Selain sabar,
Sa’id juga terkenal gigih dan gagah berani dalam peperangan. Beliau bahkan ikut menaklukan
negeri Syam, yang dikenal dengan negara Suriah dan sekitarnya. Beliau wafat setelah para
sahabat Nabi yang lainnya meninggal dunia terlebih dahulu, beliau pun menangisi kepergian
para sahabat Nabi yang telah mendahuluinya di dunia.

10. Abu Ubaidah bin Jarrah


Daftar terakhir dalam 10 sahabat Nabi yang
dijamin masuk surga adalah Abu Ubaidah
bin Jarrah. Beliau adalah sosok yang dikenal
sebagai pemimpin para pemimpin atau
Amirul Umara, hal ini pun pernah
diriwayatkan dalam sebuah hadist yang
shahih.
Abu Ubaidah bin Jarrah masuk Islam
melalui perantara dari Abu Bakar As-
Shiddiq. Beliau memeluk Islam di awal-
awal keislaman sebelum Nabi Muhammad
SAW masuk ke Darul Arqam.
Beliau merupakan sosok yang aktif terjun ke
medan perang bersama Nabi Muhammad.
Dalam perang Badar, tercatat Abu Ubaidah membunuh ayahnya sendiri. Ayahnya merupakan
orang kafir yang sangat menentang Islam.
Sejarah lain mencatat kalua saat perang Uhud, Abu Ubaidah melindungi Rasulullah dari
serangan musuh, ia kehilangan dua giginya ketika itu. Meskipun banyak sekali hal berat yang
terjadi selama perang, Abu Ubaidah tidak pernah menyerah untuk terus ikut berperang di jalan
Allah SWT. Bahkan di kepemimpinan khalifah Abu Bakar, Abu Ubaidah ditunjuk sebagai
panglima perang yang maju melawan kekaisaran Romawi.

Anda mungkin juga menyukai