Anda di halaman 1dari 5

BIOGRAFI PERJALANAN NABI MUHAMMAD SAW

Nabi Muhammad SAW merupakan manusia pilihan Allah yang diutus


untuk menyebarkan agama Islam. Beliau adalah manusia yang
istimewa, hingga kedatangannya sebagai rasul terakhir telah disebut
dalam kitab suci terdahulu, yakni Taurat dan Injil.
Dalam kitab Injil Yohanes XIV:15-16, Nabi Isa AS berkata: “Jikalau
kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahku. Aku
akan minta kepada Bapa dan Ia akan memberikan kepadamu seorang
Penolong yang lain supaya ia menyertai kamu selama-lamanya.”
Dilansir dari buku Membaca Sirah Nabi Muhammad dalam Sorotan
Al-Qur’an dan Hadits-hadits Shahih karya Quraish Shihab, teks
tersebut berisi tentang kabar gembira tentang kehadiran Nabi
Muhammad SAW.
Dalam bahasa Yunani dan Suryani, kata “Penolong” dalam ayat
tersebut adalah parakletos. Kata tersebut bermakna ‘yang terpuji’.
Kata tersebut dalam bahasa Arab dapat disamakan dengan kata
Muhammad atau Ahmad, yang artinya orang yang terpuji.
Sebagai umat Muslim yang taat, sudah seharusnya kita mengenal
Nabi Muhammad SAW. Berikut ini adalah biografi Nabi Muhammad
dari kelahiran hingga wafat.

A.Kelahiran Nabi Muhammad SAW


Nabi Muhammad SAW lahir pada 12 Rabiul Awal Tahun Gajah di
Kota Makkah. Beliau merupakan putera dari Abdullah bin 'Abdul
Muthalib yang berprofesi sebagai pedagang, sedangkan ibunya
bernama Aminah binti Wahb.
Dari garis keturunan sang ayah, beliau merupakan keturunan Bani
Hasyim, pihak yang bertanggung jawab atas pemeliharaan Kakbah.
Silsilah sang Nabi juga sampai pada Nabi Ibrahim AS.
Rasulullah terlahir sebagai anak yatim. Sebab, sang ayah meninggal
dua bulan sebelum kelahirannya saat sedang melakukan perjalanan
dagang. Ketika beliau berumur 6 tahun, sang ibu wafat karena sakit.
Beliau akhirnya diasuh oleh sang kakek, Abdul Muthalib.
Setelah dua tahun dibesarkan, giliran kakeknya yang menyusul wafat
karena usia renta, sehingga Nabi Muhammad kemudian dirawat oleh
pamannya, Abu Thalib. Sejak belia, beliau menggembala kambing,
kemudian mengikuti jejak sang paman sebagai pedagang.

B.Memiliki Gelar Al Amin


Jauh sebelum menjadi rasul, Nabi Muhammad telah menunjukkan
kualitasnya sebagai manusia berakhlak mulia. Para penduduk
Makkah menyematkan gelar Al Amin atau orang yang dapat
dipercaya atas kepribadiannya.
Dalam buku Manajemen Bisnis Syariah tulisan Ali Hasan, Nabi
Muhammad digambarkan sangat baik dan jujur. Beliau selalu
menepati janji dan mengantarkan barang dagangannya sesuai
dengan kualitas yang diminta pelanggan.
C.Wahyu Pertama Nabi Muhammad

Pada suatu hari, Rasulullah SAW bermimpi Malaikat Jibril dating


menemuinya. Beliau kemudian menyendiri di Gua Hira untuk
merenung.
Saat itulah Jibril datang menyampaikan wahyu Allah untuk Nabi
Muhammad SAW. Wahyu tersebut tertera dalam surah Al-Alaq ayat
1-4 yang berbunyi:
‫اْقَر ْأ ِباْس ِم َر ِّبَك اَّلِذ ي َخ َلَق◌ اْقَر ْأ َو َر ُّبَك اَأْلْك َر ُم ◌ اَّلِذ ي َع َّلَم ِباْلَقَلِم ◌ َع َّلَم اِإْل ْنَس اَن َم ا َلْم َيْع َلْم‬
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah,
dan Tuhanmulah yang mengajar (manusia) dengan merantaraan
kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.” (QS. Al-Alaq, ayat 1-4).
Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 17 ramadhan 611 M. Kala itu
usia Nabi Muhammad genap 40 tahun 6 bulan 12 hari.
Sejak saat itu, beliau mengemban misi untuk membawa kabar
gembira (bashiran) dan peringatan (nadhiran) kepada umat
manusia.
D.Dakwah Nabi Muhammad SAW
Substansi ajaran yang disampaikannya Nabi Muhammad SAW sangat
bertentangan dengan yang selama ini dianut oleh masyarakatnya. Di
kota Makkah memang ada sejumlah kecil pemeluk-pemeluk agama
Kristen dan Yahudi. Namun secara umum bangsa Arab saat itu tidak
memiliki agama tertentu kecuali penyembah berhala.
Beliau paham betul dengan tantangan yang dihadapinya. Oleh sebab
itu pada mulanya Nabi Muhammad melakukan dakwah secara
sembunyi-sembunyi kepada keluarga dan teman-teman dekatnya.
Adapun para pengikut pertamanya yakni istrinya Khadijah, Ummu
Aiman, Ali bin Abu Thalib, Abu Bakar Al-Shiddiq dan Zaid bin
Haritsah.
Seiring berjalannya waktu, pengikut Nabi makin bertambah
jumlahnya. Akhirnya setelah tiga tahun, Rasulullah diperintahkan
untuk berdakwah secara terbuka. Sasaran dakwahnya kini bukan
hanya kerabat dekatnya saja, tetapi masyarakat secara umum.
Perintah tersebut ada di dalam Alquran surah Al-Hajr, yakni:
“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa
yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang
yang musyrik.” (QS. Al-Hajr: 94).

E.Panglima Perang yang Bersahaja


Perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan ajaran Islam
menghadapi banyak penolakan sampai terjadinya peperangan. Dalam
setiap peperangan, beliau selalu tampil sebagai panglima yang
perkasa namun bersahaja. Ini karena Rasulullah selalu memegang
teguh apa yang diperintahkan Allah kepadanya.
Seperti disebutkan dalam surah al-Baqarah ayat 190, “Dan
perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu,
(tetapi) janganlah kamu melampaui batas karena sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”
Perang Badar merupakan salah satu pertempuran terbesar yang terjadi
pada 17 Ramadhan 2 Hijriah. Dikutip dari Muhammad Zulfahnur
Hilmi Rahmadani dalam Pengaruh Perang Badar Terhadap
Eksistensi Kaum Muslim Di Madinah (2 H / 624 M), setelah
kemenangan umat Islam di Perang Badar, posisi Rasulullah semakin
diperhitungkan dan sangat dihormati.
Selain itu, ghanimah (harta rampasan perang) yang didapatkan juga
sangat membantu sistem perekonomian kaum Muslim di Madinah.
Dengan berkembangnya stabilitas politik dan ekonomi, dakwah
Rasulullah untuk menyebarkan agama Islam pun makin mudah
dilaksanakan.

F.Wafatnya Nabi Muhammad


Pada 29 Shafar tahun 11 Hijriah, Nabi Muhammad SAW mengalami
sakit parah. Mengetahui ajalnya semakin dekat, beliau berwasiat
kepada para sahabat untuk bertakwa kepada Allah SWT.
Rasulullah bersabda, “Aku berwasiat kepada kamu semua agar
bertakwa kepada Allah SWT karena aku akan meninggalkan
dunia yang fana ini. Hari ini adalah hari pertamaku memasuki
alam akhirat, dan sebagai hari terakhirku berada di alam dunia
ini.”
Nabi Muhammad adalah manusia yang mulia, hingga malaikat
maut tidak kuasa untuk mencabut nyawanya. “Saya datang untuk
ziarah sekaligus mencabut nyawa. Jika tuan izinkan akan saya
lakukan. Jika tidak, saya akan pulang.”
Rasulullah tetap memilih untuk bertemu dengan Penciptanya. Pada
akhirnya Nabi Muhammad wafat di usia 63 tahun pada hari Senin
12 Rabiul Awal 11 H atau 8 Juni 632 M.

Anda mungkin juga menyukai