Anda di halaman 1dari 5

Kisah Nabi Muhammad SAW dari Lahir Hingga

Wafat

Umat Islam sudah sering memperingati Maulid Nabi sebagai peringatan hari
lahir Nabi Muhammad SAW. Bagaimana kisah perjalanan hidupnya sampai
wafat banyak memberikan pelajaran meskipun tidak selalu mudah dan bahagia.
Rasulullah tetap mendapatkan tantangan dan cobaan dari Allah.

Buku Qanza: Kisah Nabi Muhammad SAW di bawah ini menceritakan kisah
hidup dari Nabi Muhammad SAW yang merpakan sosok baik hati dan juga
pantang menyerah dalam bentuk animasi.

1. Kelahiran Nabi Muhammad Nabi SAW


Nabi Muhammad lahir di Makkah hari Senin, 12 Rabi’ul Awal pada tahun 571
kalender Romawi (1450 tahun yang lalu). Rasul lahir dari ibu bernama Aminah
dan ayahnya bernama Abdullah.

“Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam pernah


ditanya mengenai puasa pada hari Senin, lantas
beliau menjawab, hari Senin adalah hari aku
dilahirkan,”
Tahun tersebut juga disebut sebagai Tahun Gajah yakni tahun ketika pasukan
gajah di bawah pimpinan Abrahah Habasyah tengah menyerang Ka’bah.

Allah SWT pun menghentikan aksi mereka dengan segala kebesaranNya.


Burung ababil pun datang menjatuh batu-batu untuk mendatangkan wabah
penyakit.

Kisah kelahiran Nabi Muhammad ini ada di dalam Surah Al Fil yang memiliki arti
Tahun Gajah. Rasulullah lahir di masa ini dan dibesarkan sebagai anak yatim
karena ayahnya, Abdullah telah meninggal dunia sebelum usianya genap 3
Tahun. Semasa kecilnya, akhirnya dibesarkan oleh kakeknya, Abdul Muthalib.
Pada saat Nabi lahir, seorang ibu bernama Halimah Sa’diyah dengan ikhlas mau
menyusui Muhammad meski ASI-nya sulit keluar. Namun karena Keikhlasan
Halimah pun diberi balasan oleh Allah SWT, karena setelah itu air ASI-nya
keluar dengan deras.

2. Masa Kecil Nabi Muhammad


Nabi Muhammad dilahirkan dalam keadaan yatim di rumah Abu Talib. Semasa
kecilnya, Rasulullah tumbuh dan menjalani kehidupannya seperti pada anak
pada umumnya. Adanya tradisi Quraisy pada zaman dahulu, pada hari
kedelapan belas membuat ibunya harus menyembunyikannya di pedalaman.

Tradisi Quraisy tersebut membuat Nabi Muhammad tidak bisa merasakan kasih
sayang ibunya sampai berumur 8 sampai 10 tahun. Hal ini justru membuatnya
berada di bawah asuhan Halimah binti Sa’diyah selama tiga tahun. Rasulullah
menjadi anak yang tanggap, bersikap baik dan cerdas pada masanya.

3. Masa Remaja Nabi Muhammad


Pada masa Remasa, Nabi Muhammad terjaga dari perbuatan merugikan kawan
sekitarnya. Sampai suatu ketika, Nabi pun bercerita ketika dua kali duduk saat
mendengarkan pesta perkawinan di zaman Jahiliyah.

Allah justru menutup telinganya sampai tertidur dan terbangun esoknya.


“Setelah itu, aku tidak pernah lagi berniat mengikuti perbuatan buruk.” (HR
Thabrani).

Muhammad yang menginjak usia 20 tahun di Mekah yang bertepatan peristiwa


Harbul Fijar antara Kabilah Quraisy melawan Qais dan Aylan.

4. Nabi Muhammad Menjelang Dewasa


Menjelang usia Nabi Muhammad yang dewasa, membuatnya semakin menekuni
dunia bisnis. Nabi pun berdagang dengan kawan terbaiknya yakni Saib bin Abi
Saib. Barulah pada saat berusia 25 tahun, Rasulullah menjalin kerja sama bisnis
bersama wanita kaya raya yakni Siti Khadijah.

Perkenalan Muhammad dengan Khadijah memang berawal dari dunia


perniagaan. Perempuan ini biasa membiayai kafilah perdagangan Mekkah ke
Suriah untuk nanti membagi keuntungan bersama mitranya. Hal ini menjadi
alasan bagi mereka berdua dalam melakukan perjalanan dagang tersebut.
Buku Sejarah Hidup Nabi Muhammad SAW menceritakan berbagai tanda
kerasulan yang sudah terjadi sejak beliau masih anak-anak, serta perjalanan
hidupnya yang begitu banyak rint

5. Pernikahan Nabi Muhammad dan Khadijah


Banyaknya kegiatan perdagangan yang melibatkan mereka berdua, membuat
Khadijah merasa kian tertarik. Perempuan ini akhirnya mengutus seorang
sahabatnya, Nafisah binti Umayyah untuk menyampaikan keinginannya yakni
melamar Muhammad.

Muhammad SAW pun menyampaikan kabar gembira ini kepada paman-


pamannya. Salah satunya yakni, Hamzah bin Abdul Muthalib lantas mendatangi
rumah Khuwailid bin Asad dengan Muhammad untuk melamar Khadijah. Maka
menikahlah mereka berdua ketika Nabi berusia 28 tahun.

6. Nabi Muhammad Mendapatkan Wahyu Pertama


Sebelum menjadi Rasul, Nabi Muhammad sudah mendapatkan beberapa
karunia istimewa dari Allah seperti wajahnya terlihat bersinar dan bersih. Hal ini
nyatanya menjadi pertanda kebesaran Allah yang menandakan akan datangnya
nabi terakhir dengan kedudukan tertinggi sampai akhir zaman.

Nabi Muhammad mendapatkan sebuah mimpi ketika Malaikat Jibril


menghampirinya. Rasul pun sedang menyendiri di dalam Gua Hira tepatnya di
samping Jabal Nur. Turunlah wahyu pertama yang ia bawakan dari Allah yakni
Surah Al – “Alaq 1 – 4.

7. Dakwah Pertama Nabi Muhammad


Nabi Muhammad akhirnya memulai dakwahnya secara terang-terangan pada
keluarga paling dekat yaitu kalangan Bani Hasyim. Hanya Ali bin Abu Thalib
yang mau menerima dan memutuskan untuk beriman kepada Allah. Sementara
Abu Thalib ikut melindungi Rasul saat berdakwah.

Dakwah secara terang-terangan ini selalu mendapatkan pertentangan oleh


kaum Quraisy. Bahkan beberapa orang menuduh Nabi Muhammad gila dan
melemparkan kotoran ke tubuh Nabi. Abu Jahal dan Abu Lahab sebagai
pamannya bahkan juga ikut menentang Rasul selama berdakwah.

8. Pertentangan dari Kaum Kafir Quraisy


Bersama dengan kaum kafir Quraisy lainnya, Abu Jahal dan Abu Lahab
menentang dakwah Rasulullah. Keduanya bahkan sempat mengintimidasi
pengikutnya agar meninggalkan Nabi. Mereka khawatir jika ajaran dari
Muhammad hanya bisa merusak agama nenek moyang yakni menyembah
berhala.

Banyak dari kaum Quraisy yang mencoba segala cara untuk membunuh Nabi
Muhammad. Mereka juga memberikan uang tebusan pada Abu Thalib agar
membiarkan Rasul wafat. Rencana pembunuhan ini pun sering melibatkan
orang luar agar tidak memecahkan perang saudara.

9. Perintah Berzakat di Zaman Rasulullah


Memasuki zaman Rasulullah SAW tepatnya di tahun pertama di Madinah, Nabi
dan sahabatnya serta kaum Muhajirin masih menghadapi usaha untuk tetap
bertahan hidup. Hal ini karena tidak semua dari mereka merupakan orang
berkecukupan, kecuali Usman bin Affan.

Kondisi kaum Muslimin yang sudah mulai sejahtera di tahun kedua Hijriah,
barulah muncul perintah zakat. Nabi Muhammad SAW akhirnya langsung
mengutus Mu’adz bin Jabal untuk menjadi Qadli di Yaman. Rasul pun
memberikan nasihat kepadanya agar menyampaikan pada ahli kitab tentang hal
ini.

10. Perintah Kurban di Masa Rasulullah


Nabi Muhammad melaksanakan perintah qurban ketika sedang melakukan haji
Wada di Mina. Saat itu, Rasulullah menyembelih sebanyak 100 ekor unta. Beliau
melaksanakannya sendiri pada 63 ekor sementara sisanya ia serahkan kepada
Ali Bin Abi Thalib.

Penyembelihan ini Nabi Muhammad lakukan setelah melaksanakan Shalat Idul


Adha. Perintah ini pun sudah ada di dalam Surah Al Hajj ayat 36 mengenai jenis
hewan yang bisa umat Muslim jadikan sebagai kurban. Sebagai umat Muslim,
juga harus mengetahui cara menyembelih dan tujuannya.

11. Wafatnya Nabi Muhammad


Abu Bakar sebagai sahabat Nabi Muhammad yang sedang tidak di Madinah,
terjadilah peristiwa sangat menyedihkan. Rasulullah wafat bersamaan dengan
turunnya wahyu Allah yakni Surat Az Zumar ayat 30, artinya “Sesungguhnya
kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati pula.”.

Nabi Muhammad mulai sakit di bulan Shafar tahun 11 Hijriah. Beliau sakit kepala
dan demam hingga akhirnya membuat suhu tubuh meninggi. Kondisi ini terjadi
selama kurang lebih 2 minggu. Rasulullah akhirnya mengunjungi rumah istri-
istrinya dan tiba di kediaman Aisyah dengan badan sudah lemah.

Anda mungkin juga menyukai