Share
Siapa yang tahu tentang sejarah Nabi Muhammad SAW? Nabi Muhammad SAW adalah tokoh penting
dalam sejarah agama Islam. Hingga saat ini umatnya di seluruh penjuru dunia mengagumi kisah nabi
Muhammad SAW. Beliau adalah suri tauladan bagi umat muslim hingga saat ini dan hari akhir nanti.
Nabi Muhammad SAW merupakan nabi penutup, penyempurna ajaran Allah SWT yang telah disampaikan
oleh nabi-nabi sebelumnya. Seperti dilansir dalam situs Nu.or.id, sebagai nabi terakhir, perjalanan Nabi
Muhammad tak lepas dari upaya menyeru seluruh umat manusia agar beribadah kepada Allah SWT dan
menunjukkan mereka jalan yang lurus dalam urusan dunia maupun akhirat.
Seperti nabi-nabi sebelumnya, Nabi Muhammad SAW mendapatkan wahyu dan mukjizat yang luar biasa
dari Allah SWT. Dan itu adalah kitab suci Al Quran yang menjadi pedoman bagi umat muslim.
Baca Juga: Kisah Haru Rasulullah SAW Mengasuh Anak Yatim Di Hari Raya Idul
Fitri
Selain wahyu dan mukjizat, kisah Nabi Muhammad SAW yang lain juga tidak kalah menarik untuk
disimak. Mulai dari kelahiran beliau, hingga kisah meninggalnya kekasih dan utusan mulia Allah SWT ini.
Berikut ini kisah Nabi Muhammad SAW yang penuh dengan hikmah dan semoga dapat menjadi contoh
dalam kehidupan kita sehari-hari.
Daftar Isi
Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW Mendapatkan Wahyu Pertama
Berdakwah secara Rahasia
Allah Memerintahkan Dakwah secara Terang-Terangan
Perintah Berzakat di Zaman Rasulullah
Kurban di Zaman Rasulullah SAW
Peristiwa Isra Mi’raj
Mukjizat Nabi Muhammad
o Turunnya Al-Quran
o Membelah Bulan
o Menyembuhkan Sakit Mata
Wafatnya Nabi Muhammad SAW
Siapa Sahabat Nabi Muhammad yang Dermawan?
o Abu Bakar As-Shidiq
o Umar bin Khattab
o Utsman bin Affan
Lingkungan di Sekitar Sumur Tumbuh Subur
o Ali bin Abi Thalib
o Talhah bin Ubaidillah
Di tahun inilah, Nabi Muhammad SAW lahir di Makkah dan dibesarkan sebagai anak yatim karena
Abdullah, ayah Nabi Muhammad, wafat sebelum Rasulullah SAW lahir. Beberapa tahun setelah
menghabiskan waktu dengan ibunya, Aminah, Nabi Muhammad SAW kemudian dibesarkan oleh
kakeknya yaitu Abdul Muthalib.
Sayangnya, umur kakeknya pun juga hanya sebentar. Setelah dua tahun dibesarkan oleh kakeknya, Abdul
Mutholib meninggal pada umur Rasul yang kedelapan dan Nabi diasuh oleh pamannya Abu Thalib. Abu
Thalib dikenal dengan orang yang dermawan walaupun hidupnya fakir atau tidak mencukupi kebutuhan
sehari-harinya. Hanya dengan keadaan tersebut, Nabi Muhammad SAW dapat berkembang dan tumbuh
dengan pamannya.
Pada saat Rasul ingin mendapatkan wahyu pertamanya, Rasul mendapatkan sebuah mimpi Malaikat Jibril
menghampirinya. Rasul pun menyendiri di Gua Hira tepatnya di sebelah atas Jabal Nur. Disitulah Rasul
diperlihatkan bahwa mimpinya adalah benar.
Malaikat Jibril pun datang kepada Rasul dan turunlah wahyu yang pertama yang ia bawakan dari Allah
SWT dalam Surat Al ‘Alaq yang artinya,
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan
perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-‘Alaq, 1-
4)
Walaupun Nabi merasa ketakutan, disitulah kisah Nabi Muhammad sebagai rasul dimulai. Disitulah
tempat datangnya Nabi yang terakhir yang akan membawa kedamaian untuk seluruh umat.
Baca Juga: Tahun Baru Islam, Perisitiwa Hijrahnya Nabi Muhammad SAW
Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan
berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. (QS. Al-Hijr, 94)
Saat kondisi kaum Muslimin sudah mulai sejahtera, tepatnya pada tahun kedua Hijriyah, barulah
kewajiban zakat diberlakukan. Nabi Muhammad SAW langsung mengutus Mu’adz bin Jabal menjadi
Qadli di Yaman. Rasul pun memberikan nasihat kepadanya supaya menyampaikan kepada ahli kitab
beberapa hal, termasuk menyampaikan kewajiban zakat dengan ucapan,
“Sampaikan bahwa Allah telah mewajibkan zakat kepada harta benda mereka, yang dipungut dari
orang-orang kaya dan diberikan kepada orang-orang miskin di antara mereka,”
Sebagai kepala negara saat itu, ucapan Rasul langsung ditaati oleh seluruh umat muslim tanpa ada
perlawanan.
Harta benda yang dizakati pada zaman Rasulullah SAW yakni, binatang ternak seperti kambing, sapi, unta,
kemudian barang berharga seperti emas dan perak, selanjutnya tumbuh-tumbuhan seperti syair (jelai),
gandum, anggur kering (kismis), serta kurma. Namun kemudian, berkembang jenisnya sejalan dengan sifat
perkembangan pada harta atau sifat penerimaan untuk diperkembangkan pada harta itu sendiri, yang
dinamakan “illat”. Berdasarkan “Illat” itulah ditetapkan hukum zakat.
Prinsip zakat yang diajarkan Rasulullah SAW adalah mengajarkan berbagi dan kepedulian, oleh sebab itu
zakat harus mampu menumbuhkan rasa empati serta saling mendukung terhadap sesama muslim. Dengan
kata lain, zakat harus mampu mengubah kehidupan masyarakat, khususnya umat muslim.
Kurban di Zaman Rasulullah SAW
Nabi Muhammad SAW melaksanakan kurban saat melakukan haji Wada di Mina. Pada saat itu
Rasulullah SAW menyembelih 100 ekor unta. Beliau menyembelih sendiri sebanyak 63 ekor unta,
sementara sisanya disembelih oleh Ali bin Abi Thalib Karamallahu Wajhah. Seluruh hewan kurban
tersebut disembelih setelah Shalat Iduladha (QS. Al-Hajj : 36).
Dalam surah Al-Hajj ayat 36 tersebut dijelaskan tentang jenis hewan yang dijadikan kurban, tujuan
dari berkurban, cara menyembelih hewan kurban, waktu memakan daging kurban, dan orang-orang yang
dapat memakan daging kurban.
Baca Juga : HIKMAH ISRA MIRAJ, AMALAN, DAN CARA MEMPERINGATI Saat
Pandemi
Setelah peristiwa tersebut, Allah kemudian mengutus Malaikat Jibril untuk mendampingi Rasul dalam
melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang disebut dengan Isra yang dimana setelah
itu Rasulullah melakukan perjalanan kembali dari Masjidil Aqsa ke langit ke tujuh yang disebut sebagai
Mi’raj. Disitulah, Rasulullah mendapatkan perintah sholat 5 waktu yang wajib dikerjakan seluruh umat
Islam.
Selain itu ada beberapa hal yang perlu sahabat telisik lebih dalam kisah Nabi Muhammad Dibalik
Peristiwa Isra Miraj yang Jarang Diketahui.
Turunnya Al-Quran
Turunnya Al-Quran saat Nabi Muhammad sedang menyendiri di Goa Hira adalah mukjizat terbesar dan
kekal. Mengutip dari Huzaemah Tahido Yanggo selaku Rektor IIQ Jakarta, Al-Qur’an bukan saja untuk
mematahkan segala bantahan dan argumen kaum musyrikin kepada kebenaran wahyu yang dibawah
Rasulullah Muhammad Saw, tetapi ia juga ditujukan kepada seluruh umat manusia.
Membelah Bulan
Rasululllah menerima mukjizat ini saat orang-orang kafir menentang dirinya. Untuk menunjukkan
kenabiannya, Rasulullah membelah bulan di depan mereka semua.
Pada saat sahabat Abu Bakar sedang tidak di Madinah, terjadi sebuah peristiwa yang sangat menyedihkan
dimana Nabi Muhammad SAW wafat. Pada saat Abu Bakar diberitahu, beliau segera datang ke rumah
Aisyah. Beliau mengucapkan,
Sahabat adalah seseorang yang menjadi tempat aman untuk berbagi suka dan duka. Definisi sahabat bagi
Nabi Muhammad adalah orang yang pernah berjumpa dengan Nabi dalam keadaan beriman dan meninggal
dalam keadaan Islam.
Sahabat nabi adalah orang-orang berprestasi untuk urusan dunia dan akhirat. Mereka terus menebar
kebaikan dan pengorbanan sampai akhir hayatnya. Hal ini terlihat dari minat para sahabat untuk bidang
filantropi atau wakaf sosial. Begini kisahnya!
Melansir dari Tabung Wakaf, hibah tersebut Rasulullah tolak karena Rasulullah tidak mungkin
mengambil hak anak yatim begitu saja. Beliau memutuskan untuk membelinya saja dengan harga 10
Dinar, lalu Abu Bakar As-Shidiq yang membayarnya.
Tanah wakaf tersebut digunakan untuk perluasan Masjidil Haram. Ekspansi dilakukan karena jumlah
muslim semakin bertambah hingga masjid diperluas menjadi 50×50 meter. Dalam sejarah, bukan hanya
kolaborasi Nabi Muhammad dan Abu Bakar untuk wakaf tanah perluasan masjid, tetapi juga saudagar
kaya raya Abdurrahman bin Auf.
Utsman bin Affan adalah sahabat nabi yang terkenal dermawan dan senang berbagi. Selain berjasa dalam
membentuk mushaf yang rapi, ia gemar membuat kebaikan berkelanjutan, seperti seperti wakaf sumur
yang masih hidup hingga sekarang. Awal mulanya, ia melakukan wakaf sumur saat Madinah mengalami
musim panceklik.
Saat kota sedang kesulitan air bersih, satu-satunya sumber air yang tersisa dimiliki oleh seorang Yahudi,
yaitu sumur Raumah. Rasa air dari sumur tersebut mirip dengan air zamzam yang ada di Mekkah.
Masyarakat pun rela antri untuk membeli air bersih dari yahudi. Melihat kondisi tersebut, Rasulullah
bersabda:
Wahai Sahabatku, siapa saja di antara kalian yang menyumbang kan hartanya untuk dapat
membebaskan sumur itu, lalu menyumbangkannya untuk umat, maka akan mendapatkan surgaNya
Ta’ala (HR. Muslim)
Usman segera menemui pemilik sumur untuk berbicara dan tawar menawar. Awalnya, yahudi enggan
untuk menjual sumur karena asset tersebut merupakan mata pencariannya. Supaya empu sumur tetap hidup
berkecukupan, Utsman pun menawar untuk membeli setengah sumur.
Sang Yahudi pun sepakat. Akan tetapi, karena kebutuhan yang tinggi, Utsman pun menawar lagi untuk
membeli seluruh sumur. Atas kesepakatan harga, yahudi pun setuju untuk menjual seluruh sumurnya.
Semua orang dapat menggunakan air secara gratis, termasuk Yahudi sebagai sang empu sumur.
Sebagian dari keuntungan digunakan untuk membiayai anak-anak yatim atau fakir miskin. Lalu, sebagian
disimpan di rekening khusus atas nama Utsman bin Affan. Saking melimpah, surplus digunakan untuk
membeli tanah di kawasan elite untuk membangun hotel pariwisata di dekat Masjid Nabawi.
Saat kaum kafir Quraisy ingin menyerang, ternyata mereka menemukan Ali yang berada di tempat tidur.
Sontak, para penyerang merasa sia-sia menunggu semalaman untuk membunuh Nabi Muhammad. Mereka
pun meninggalkan Ali yang juga kaget melihat para pemberontak.
Supaya tidak ketahuan, Ali menyusul hijrah ke Madinah sendirian selang tiga hari pasca penyerangan. Ia
bersembunyi pada siang hari, lalu melanjutkan perjalanan pada malam hari. Itu adalah bentuk kesetiaan Ali
terhadap Rasulullah.
Ia tanpa ragu berwakaf untuk meningkatkan kesejahteraan umat Islam. Ia memutuskan utnuk berwakaf saat
mendengar ayat dari surat Ali Imron ayat 92:
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan yang sempurna, sebelum kamu menafkahkan
sebagian harta yang kamu cintai. Apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah
mengetahuinya. (QS. Ali Imran, 92)
Ayat ini memacu motivasinya untuk menjemput kehidupan akhirat yang bahagia. Maka dari itu, ia tidak
ragu berwakaf atas nama Allah dan Rasulullah SAW.
Jika punya sahabat yang baik, jangan dijauhi, tapi dekati. Karena pasti ia memiliki petunjuk baik untuk
kita. Ustadz H. Ahmad Shonhaji menjelaskan kalau Rasulullah memiliki kualitas sahabat yang patut kita
tiru. Simak selengkapnya di video ini:
Itulah ringkasan cerita kehidupan Nabi Muhammad yang wajib kita ketahui, terutama kita sebagai umat
muslim. Semoga dengan mengetahui Rasulullah SAW ini kita dapat belajar lagi dan menjadikannya
sebagai pedoman hidup kita, salah satunya ketika berzakat.(MR)
Hitung nisabmu di kalkulator zakat di sini. Zakatmu ringankan beban, klik di sini sekarang!
TAGS
Kisah Nabi
Kisah Teladan
Muhammad
Nabi
Share
Zakat.or.id adalah website edukasi zakat,infak, sedekah, wakaf, & keislaman yang dikelola oleh Dewan
Syariah & Tim Digital Dompet Dhuafa
Tentang Kami