Anda di halaman 1dari 4

KISAH NABI MUHAMMAD SAW

PERJALANAN LAHIR HINGGA WAFATNYA UTUSAN ALLAH

Kelahiran Nabi Muhammad


Kisah Nabi Muhammad pertama datang dari riwayat kelahiran Nabi
Muhammad sendiri. Seperti diketahui, kelahiran Nabi Muhammad
bertepatan dengan peristiwa pasukan gajah yang tengah berusaha
merobohkan Ka’bah.
Pada saat itu, Allah mengirimkan burung-burung ababil untuk
menjatuhkan batu-batu pembawa wabah penyakit kepada pasukan Gajah
yang sedang berupaya menghancurkan tempat suci dan bersejarah umat
Islam, Ka’bah.
Di tahun Gajah inilah, Nabi Muhammad lahir di Makkah, dan besar
sebagai anak yatim karena Ayah Nabi Muhammad, Abdullah telah wafat
sebelum Nabi Muhammad lahir. Nabi Muhammad dididik dan dibesarkan
oleh seorang ibu yang mulia, yaitu Aminah.
Setelah beberapa waktu bersama sang ibu, kemudian Nabi
Muhammad dibesarkan oleh kakeknya yang bernama Abdul Muthalib.
Namun tak berselang lama, setelah dua tahun bersama sang kakek
tercinta, Nabi Muhammad harus rela ditinggalkan kakek yang turut
membesarkannya.
Pada usia delapan tahun setelah kepergian sang kakek, Nabi
Muhammad kemudian diasuh oleh pamannya, Abu Thalib. Meskipun hidup
fakir atau kesulitan dalam mencukupi kebutuhan hidup, namun Abu
Thalib adalah seorang dermawan yang rajin berbagi dan bersedekah kepada
sesama.
Meskipun dalam keadaan sulit, namun Nabi Muhammad dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik bersama pamannya.

Nabi Muhammad Mendapatkan Wahyu Pertama


Setalah peristiwa kelahiran, kisah Nabi Muhammad berikutnya yang
patut menjadi teladan adalah peristiwa diturunkannya wahyu pertama dari
Allah kepada Nabi Muhammad. Sebelum dijadikan seorang Rasul, Allah
pun telah memberikan anugerah keistimewaan kepada Nabi Muhammad.
Salah satunya adalah wajahnya yang bersinar terang, mampu
mengalahkan sinar rembulan. Ini dikatakan sebagai tanda kebesaran Allah
yang menunjukkan nabi terakhir dengan kemuliaan dan kedudukan yang
tinggi.
Selain karunia wajah yang bersinar, Rasulullah juga diberikan wahyu
pertama yang sungguh luar biasa dari Allah SWT. Menjelang diturunkannya
wahyu pertama, Rasulullah mendapatkan sebuah mimpi di mana Malaikat
Jibril datang menghampirinya.
Nabi Muhammad pun merenung dan memikirkan mimpi yang
dialaminya, dengan menyendiri di Gua Hira. Kemudian di tempat itulah,
Nabi Muhammad diperlihatkan Allah bahwa mimpi yang dialaminya benar
adanya.
Pada saat itu, Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah dan
menurunkan wahyu pertama yang diberikan Allah SWT. Saat itulah, Allah
menurunkan ayat dari QS Al-Alaq 1 – 4, yaitu sebagai berikut :
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan
perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.” (QS. Al-‘Alaq, 1-4)
Setelah peristiwa itu, Nabi Muhammad pulang dengan perasaan
takut. Namun di sinilah waktu di mana kisah kerasulan Nabi Muhammad
dimulai.
Di mana Nabi Muhammad sebagai utusan terakhir yang akan
membawa kedamaian bagi seluruh umat manusia.

Melakukan Dakwah Secara Rahasia


Kisah Nabi Muhammad berikutnya yang tidak kalah menarik untuk
disimak adalah kisah perjalanan dakwah yang dilakukan secara diam-diam.
Setelah mendapatkan wahyu pertama, Nabi Muhammad kemudian mulai
melakukan dakwah secara rahasia atau sembunyi-sembunyi.
Khadijah, Abu Bakar Al-Shiddiq dan Zaid bin Haritsah, Ummu
Aiman, Ali bin Abu Thalib, dan Bilal bin Rabah, merupakan orang-orang
yang menjadi pengikut pertamanya. Setelah beberapa tahun melakukan
kegiatan dakwah secara rahasia, kemudian Allah memberikan perintah
untuk berdakwah secara terang-terangan.
Perintah ini seperti yang tercantum dalam QS Al-Hijr ayat 94 yaitu
sebagai berikut : “Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan
segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-
orang yang musyrik.”

Peristiwa Isra Miraj


Peristiwa Isra Miraj’ juga termasuk perjalanan penting dari Kisah
Nabi Muhammad yang bermakna dan mempunyai pesan mendalam.
Peristiwa perjalanan Nabi Muhammad ini bermula ketika istrinya Khadijah
dan pamannya Abu Thalib wafat.
Meninggalnya dua orang penting dalam hidup Nabi Muhammad ini
terjadi pada tahun ke-11 kepemimpinan Nabi Muhammad.
Tahun tersebut merupakan tahun yang menyedihkan bagi seorang
Nabi Muhammad. Ia harus kehilangan istri tercinta yang selalu
mendampingi serta pamannya yang telah mengasuh sejak kecil.
Namun setelah peristiwa itu, Allah mengutus Malaikat Jibril untuk
mendampingi Rasulullah melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke
Masjidil Aqsa. Perjalanan ini disebut juga dengan Isra Miraj’.
Isra di sini ketahui sebagai perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil
Aqsa, menuju langit ke-7 yang disebut dengan Miraj’. Pada peristiwa inilah,
Rasulullah mendapatkan perintah sholat 5 waktu yang wajib ditunaikan
seluruh umat muslim.

Wafatnya Nabi Muhammad


Kisah Nabi Muhammad berikutnya yang tidak boleh dilupakan adalah
peristiwa wafatnya utusan Allah paling akhir ini. Konon, Nabi Muhammad
menderita sakit yang dialami selama beberapa bulan. Setelah melewati
penyakitnya, Nabi Muhammad dikabarkan meninggal dunia.
Pada saat terjadinya peristiwa menyedihkan itu, sahabatnya Abu
Bakar sedang tidak berada di Madinah. Kemudian setelah diberitahu,
beliau segera datang ke rumah Aisyah dan mengucapkan pidato, yaitu
sebagai berikut :
“Ketahuilah, barang siapa yang menyembah Muhammad, maka
sesungguhnya Muhammad kini telah mati, dan barangsiapa menyembah
Allah, maka sesungguhnya Allah tetap senantiasa hidup tidak akan pernah
mati.”
Kemudian beliau pun mengucapkan firman Allah dalam QS Az-Zumar
ayat 30 :“Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan
mati (pula).”
Pada saat itulah, seluruh umat muslim berduka dan harus merelakan
suri tauladan yang tidak lelah mengajarkan kebaikan dalam menjalani
kehidupan.
Peristiwa ini akan selalu dikenang umat muslim sebagai peristiwa besar
dan bersejarah dari perjalanan seorang yang memiliki segala sifat baik dan
kemuliaan.

Anda mungkin juga menyukai