Anda di halaman 1dari 20

Sistem Pembagian Kekuasaan GLOSARIUM

- Asas dasar, sesuatu yang menjadi tumpuan berpikir dan berpendapat.


- Checks and ballances, sistem saling mengawasi dan mengimbangi.
- Demokrasi, pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
- Demokrasi pancasila, sistem demokrasi indonesia yang berlandaskan pada nilai-nilai
Pancasila terutama sila keempat, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
- Division of power, mekanisme pembagian kekuasaan, kekuasaan negara itu memang
dibagi-bagi dalam beberapa bagian (legislatif, eksekutif dan yudikatif ), tetapi tidak
dipisahkan. Hal ini membawa konsekuensi bahwa di antara bagian-bagian itu dimungkinkan
ada koordinasi atau kerja sama.
- Eksekutif, kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang.
- Geopolitik, segala sesuatu yang berkaitan dengan ketatanegaraan atau kenegaraan
(pemerintah); segala urusan dan tindakan mengenai pemerintahan negara atau terhadap
negara lain.
- Ideologi, kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat yang memberikan
arah dan tujuan kelangsungan hidup.
- Kedaulatan, suatu hak eksklusif untuk menguasai suatu wilayah pemerintahan,
masyarakat, atau atas diri sendiri.
- Kesatuan, bentuk negara yang sifatnya tunggal dan tidak tersusun dari beberapa negara
yang memiliki kedaulatan tidak terbagi, dan kewenangannya berada pada pemerintah pusat.
- Kekuasaan, kemampuan memengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai
dengan kehendak yang memengaruhi.
- Konstitusi, hukum dasar yang menetapkan dan mengatur pemerintahan.
- Legislatif, kekuasaan untuk membuat undang-undang.
- Liberalisme, faham yang menghendaki pemberian kebebasan yang luas kepada manusia.
- Medebewind tugas pembantuan atau keikutsertaan pemerintah daerah untuk
melaksanakan urusan pemerintah yang kewenangannya lebih luas dan lebih tinggi di daerah.
- Meritokrasi, bentuk pemerintahan yang adil yang memberikan tempat kepada mereka
yang berprestasi untuk duduk sebagai pemimpin.
- Monarki, bentuk pemerintahan di mana kekuasaan berada di tangan raja (bentuk
pemerintahan kerajaan).
- Negara, suatu organisasi kemanusian atau kumpulan manusia-manusia yang berada di
bawah suatu pemerintahan yang sama.
Modul Pembelajaran PPKn – Sistem Pembagian Kekuasaan Page i
- Negara kesatuan, negara berdaulat yang diselenggarakan sebagai satu kesatuan tunggal,
di mana pemerintah pusat adalah yang tertinggi dan satuan-satuan subnasionalnya hanya
menjalankan kekuasaan-kekuasaan yang dipilih oleh pemerintah pusat untuk didelegasikan.
- Negara serikat, merupakan negara yang terdiri dari beberapa negara bagian dengan satu
pemerintah pusat yang memiliki kedaulatan, namun tiap negara bagian punya kedaulatan ke
dalam untuk mengatur wilayahnya masingmasing. tiap negara bagian punya UUD sendiri,
kepala negara, dan badan perwakilan. Kekuasaan pemerintah pusat menyangkut urusan luar
negeri, pertahanan dan keamanan, keuangan, dan peradilan.
- Otonomi daerah, hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat sesuai dengan
peraturan perundang- undangan.
- Parlementer, sistem pemerintahan yang sebagai kepala negaranya adalah
presiden/raja/ratu/sultan dan kepala pemerintahannya dijalankan oleh perdana menteri.
- Partisipasi politik, keterlibatan warga dalam segala tahapan kebijakan, mulai dari sejak
pembuatan keputusan sampai dengan penilaian keputusan, termasuk juga peluang untuk
ikut serta dalam pelaksanaan keputusan.
- Pemilu, pelaksanaan pemilihan untuk memilih wakil-wakil rakyat dalam negara demokrasi.
- Pemerintahan daerah, penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah
dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-
luasnya dalam sistem dan prinsip negara kesatuan Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
- Politik strategi; siasat; berbagai macam kegiatan dalam suatu sistem politik/negara yang
menyangkut kemaslahatan hidup seluruh warga negara.
- Presidensial, sistem pemerintahan di mana presiden sebagai kepala negara sekaligus
kepala pemerintahan.
- Rakyat, kumpulan manusia yang dipersatukan oleh rasa persamaan dan bersama-sama
mendiami suatu wilayah negara.
- Republik, bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh presiden.
- Rule of law, hukum menjadi petunjuk bagi praktik kenegaraan suatu negara, hukumlah
yang tertinggi bukan pemerintah.
- Separation power, sistem pemisahan kekuasaan, yaitu suatu prinsip normatif bahwa
kekuasaan-kekuasaan itu sebaiknya tidak diserahkan kepada orang yang sama, untuk
mencegah penyalahgunaan kekuasaan oleh pihak yang berkuasa.
- Serikat negara, bersusunan jamak, terdiri atas beberapa negara bagian yang masing-
masing tidak berdaulat. serikat negara suatu ikatan dari dua atau lebih negara berdaulat
yang lazimnya dibentuk secara sukarela dengan suatu persetujuan internasional berupa

Modul Pembelajaran PPKn – Sistem Pembagian Kekuasaan Page ii


traktat atau konvensi.
- Sovereign, kekuasaan negara atau pemerintah yang berlaku sepenuhnya sebagai
kedaulatan.
- Staatsfundamentalnorm, pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 yang berkedudukan sebagai pokok kaidah negara yang fundamental.
- Strategi nasional, pengetahuan tentang penggunaan kekuatan nasional (kekuatan militer
dan nonmiliter) untuk mencapai tujuan nasional.
- Undang-undang, mempunyai dua arti yaitu arti material dan formal, dalam arti
material adalah setiap peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang isinya mengikat
secara umum.
- Wilayah negara, ruang/tempat berdirinya sebuah negara yang terdiri atas wilayah daratan,
lautan dan udara.
- Yudikatif, kekuasaan untuk mengawasi agar undang-undang ditaati.

Modul Pembelajaran PPKn – Sistem Pembagian Kekuasaan Page iii


BAB II
PEMBELAJARAN

A. Materi Pembelajaran
1. Macam-macam Kekuasaan Negara
2. Konsep Pembagian Kekuasaan di Indonesia

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan dapat :
 Memahami macam-macam teori kekuasaan menurut para ahli
 Memahami dan menganalisis macam-macam kekuasaan negara
 Menganalisis Pembagian Kekuasaan di Indonesia secara Horizontal
 Menganalisis Pembagian Kekuasaan di Indonesia secara Vertikal

C. Uraian Materi
1. Macam-macam Kekuasaan Negara
Dalam pembicaraan umum, kekuasaan dapat berarti kekuasaan golongan,
kekuasaan raja, kekuasaan pejabat negara. Sehingga tidak salah bila dikatakan
kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak
yang ada pada pemegang kekuasaan tersebut. Robert Mac Iver mengatakan bahwa
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mengendalikan tingkah laku orang lain baik
secara langsung dengan jalan memberi perintah / dengan tidak langsung dengan
jalan menggunakan semua alat dan cara yg tersedia. Kekuasaan biasanya berbentuk
hubungan, ada yg memerintah dan ada yg diperintah. Manusia berlaku sebagai
subjek sekaligus objek dari kekuasaan. Contohnya Presiden, ia membuat UU (subyek
dari kekuasaan) tetapi juga harus tunduk pada Undang-Undang (objek dari
kekuasaan).

Di negara demokrasi, dimana kekuasaan adalah ditangan rakyat, maka jalan menuju
kekuasaan selain melalui jalur birokrasi biasanya ditempuh melalui jalur partai
politik. Partai partai politik berusaha untuk merebut konstituen dalam masa pemilu.
Partai politik selanjutnya mengirimkan calon anggota untuk mewakili partainya
dalam lembaga legislatif. Dalam pemilihan umum legislatif secara langsung seperti
yang terjadi di Indonesia dalam Pemilu 2004 maka calon anggota legislatif dipilih
langsung oleh rakyat.

Definisi Kekuasaan Menurut Para Ahli :

Miriam Budiardjo, Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau sekelompok


manusia untuk mempengaruhi tingkah lakunya seseorang atau kelompok lain
sedemikian rupa, sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan
tujuan dari orang yang memiliki kekuasaan itu.

Page 4
Modul Pembelajaran PPKn – Sistem Pembagian Kekuasaan
Ramlan Surbakti, Kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi pihak lain
untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan kehendak yang mempengaruhi.

Max Weber dalam Buku Wirtschaft und Gessellshaft pada tahun 1992, bahwa
pengertian kekuasaan adalah kemampuan untuk, dalam suatu hubungan sosial
melaksanakan kemauan sendiri sekalipun mengalami perlawanan dan apapun dasar
kemampuan ini (Macht beduetet jede chance innerhalb einer soziale Beziehung den
eigenen Willen durchzusetchen auch gegen Widerstreben durchzustzen, gleichviel
worauf diese chance beruht). Yaitu keegoisan dalam suatu kelompok, akan tetapi
walaupun keegoisan tersebut memiliki pertentangan, tetap tidak mampu melawan
dikarenakan adanya kekuasaan tersebut.
Harold D. Laswell dan Abraham Kaplan, Kekuasaan adalah suatu hubungan
dimana seseorang atau sekelompok orang dapat menentukan tindakan seseorang atau
kelompok lain ke arah tujuan dari pihak pertama.

Barbara Goodwin (2003), Pengertian kekuasaan adalah kemampuan untuk


mengakibatkan seseorang bertindak dengan cara yang oleh yang bersangkutan, dan
tidak akan dipilih seandainya ia tidak dilibatkan. Dengan kata lain memaksa seseorang
untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kehendaknya.
Berdasarkan pengertian kekuasaan diatas, terdapat beberapa poin yaitu :
 Bahwa kekuasaan umumnya diselenggarakan melalui isyarat jelas. Hal ini disebut
dengan kekuasaan Manifes atau manifest power.
 Kekuasaan yang lain, namun hanya kadang terjadi yaitu kekuasaan implisit yang
terjadi tanpa adanya isyarat yang jelas.
 Hal yang perlu ditekankan karena adanya kekuasaan adalah adanya hak untuk
mengadakan sanksi. Dalam menyelenggarakan kekuasaan, banyak upaya yang
dilakukan dalam bentuk sanksi untuk menegakkan kekuasaan seperti koersi,
persuasi dan cara lainnya.

Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau organisasi untuk mempengaruhi orang


lain secara indvidu atau secara kelompok untuk mengikuti apa yang diinginkan atau
diperintahkan. Karena negara merupakan organisasi maka negara mempunyai
kekuasaan atau kekuasaan negara. Kekuasaan negara identik dengan pemerintah dan
lembaga-lembaga pemerintahan yang ada di dalamnya. Kekuasaan negara identik
dengan para pemangku jabatan yang berada di lembaga negara.

Macam-macam kekuasaan negara di setiap bangsa yang merdeka berbeda-beda.


Mereka mempunyai ciri khas tersendiri sesuai dengan yang dianutnya. Namun, secara
umum kekuasaan negara tersebut ada tiga macam, seperti yang pernah disampaikan
oleh John Locke dan Montesque. Sesuai dengan kutipan Astim Riyanto dalam bukunya
yang berjudul Negara Kesatuan : Konsep, Asas, dan Aplikasinya (2006).

Page 5
Modul Pembelajaran PPKn – Sistem Pembagian Kekuasaan
John Locke dan Montesque sama-sama membagi macam-macam kekuasaan negara
menjadi tiga. Namun, kedua tokoh mengelompokkannya secara berbeda.
Menurut John Locke kekuasaan negara dibagi menjadi tiga, yaitu :

a). Kekuasaan Legislatif


Kekuasaan legislative adalah kekuasaan yang membuat undang-undang dalam satu
negara. Biasanya kekuasaan ini terletak pada parlemen dalam negara atau lembaga
lain yang menyerap aspirasi masyarakatnya dalam negara demokrasi.

b). Kekuasaan Eksekutif


Kekuasaan eksekutif adalah kekuasaan yang bertugas melaksanakan undang-
undang, mengawasi, dan mengadilinya jika terjadi pelanggaran. Kekuasaan ini
dalam suatu negara terletak pada kepala pemerintahan, kepala negara, dan
lembaga peradilan negara. Beberapa negara menyatukan ketiganya menjadi satu,
sebagai kepala pemerintahan.

c). Kekuasaan Federatif


Kekuasaan federative adalah kekuaasaan negara yang melaksanakan atau
berhubungan dengan luar negeri. Jika disebutkan sebagai lembaga pemerintahan,
termasuk dalam hal ini adalah kedutaan dan atase negara. Termasuk di dalamnya
kementerian luar negeri suatu negara. Namun, pelaksanaannya menjadi rancu
karena ketiganya berada di bawah kepala negara dan atau kepala pemerintahan.

Montesquieu membagi macam-macam kekuasaan negara menjadi lebih sempurna atau


menyempurnakan yang dikemukakan John Locke. Macam-macam kekuasaan negara
menurut Montesquieu adalah :

a). Kekuasaan Legislatif


Kekuasaan yang membuat dan membentuk undang-undang, baik dilakukan lembaga
tersendiri maupun bersama lembaga kekuasaan dalam pemerintahan.

b). Kekuasaan Eksekutif


Kekuasaan untuk menjalankan dan melaksanakan undang-undang dan biasanya
kekuasaan ini yang memegang penuh kekuasaan pemerintahan di dalam dan
hubungannya dengan luar negeri.

c). Kekuasaan Yudikatif


Kekuasaan untuk mengawasi dan mempertahankan undang-undang. Kekuasaan ini
termasuk di dalamnya adalah kekuasaan untuk mengadili pelanggaran undang-
undang. Pada pelaksanaannya lembaga peradilan yang independen disebut sebagai
lembaga yudikatif.

Perbedaan mendasar dari dua pendapat tersebut bukan hanya terletak pada kekuasaan

Page 6
Modul Pembelajaran PPKn – Sistem Pembagian Kekuasaan
yudikatif dan kekuasaan federatif. Montesqueieu meletakkan dasar pemisahan antara
macam-macam kekuasaan, sedangkan John Locke tidak. Sehingga pada macam-
macam kekuasaan menurut Montesqueieu tidak ada lembaga negara yang merangkap
dua fungsi atau berada di bawah yang lain. Ketiga macam kekuasaan negara berdiri
terpisah dengan tujuan yang sama. Montesqueieu menyebutnya sebagai pembagian
kekuasaan, yang kemudian dikenal dengan sebutan Trias Politica. Model kekuasaan
negara yang banyak dipakai di negara-negara dunia. Trias politica ini diharapkan dapat
memperkecil peluang kekuasaan negara tidak terbatas dan kesewenangan atau
penyalahgunaan kekuasaan.

2. Konsep Pembagian Kekuasaan di Indonesia


Dalam sebuah praktik ketatanegaraan tidak jarang terjadi pemusatan kekuasaan
pada satu orang saja, terjadi pengelolaan sistem pemerintahan dilakukan secara
absolut atau otoriter. Untuk menghindari hal tersebut perlu ada pemisahan atau
pembagian kekuasaan, agar terjadi kontrol dan keseimbangan di antara lembaga
pemegang kekuasaan. Dengan kata lain, kekuasaan legislatif, eksekutif maupun
yudikatif tidak dipegang oleh satu orang saja.
Menurut Kusnardi dan Ibrahim (1983:140) menyatakan bahwa istilah pemisahan
kekuasaan (separation of powers) dan pembagian kekuasaan (divisions of power)
merupakan dua istilah yang memiliki pengertian berbeda satu sama lainnya.
Pemisahan kekuasaan berarti kekuasaan negara itu terpisah-pisah alam beberapa
bagian, baik mengenai organ maupun fungsinya. Dengan kata lain, lembaga
pemegang kekuasaan negara yang meliputi lembaga legislatif, eksekutif, dan
yudikatif merupakan lembaga yang terpisah satu sama lainnya, berdiri sendiri tanpa
memerlukan koordinasi dan kerja sama. Setiap lembaga menjalankan fungsinya
masing-masing. Contoh negara yang menganut mekanisme pemisahan kekuasaan
adalah Amerika Serikat.
Berbeda dengan mekanisme pemisahan kekuasaan, di dalam mekanisme pembagian
kekuasaan, kekuasaan negara itu memang dibagi-bagi dalam beberapa bagian
(legislatif, eksekutif, dan yudikatif ), tetapi tidak dipisahkan. Hal ini membawa
konsekuensi bahwa di antara bagian-bagian itu dimungkinkan ada koordinasi atau
kerja sama. Mekanisme pembagian ini banyak sekali dilakukan oleh banyak negara
di dunia, termasuk Indonesia.

Indonesia termasuk negara yang ciri-cirinya termasuk dalam pengertian demokrasi.


Dapat disebutkan pula bahwa negara Indonesia menganut sistem pembagian
kekuasaan yang dikemukakan oleh Montesqueiu atau Trias Politica. Namun
pelaksanannya tidak persis sama. Karena ini prinsip-prinsip demokrasi di Indonesia
juga berbeda degan negara lain, yaitu Demokrasi Pancasila. Macam-macam
kekuasaan negara di Indonesia diatur oleh UUD 1945 sebagai sumber dari segala
sumber hukum. Dan setelah konstitusi sendiri pelaksanaannya mengalami beberapa
perubahan, termasuk dalam pemerintahan orde lama dan orde baru, maka kini

Page 7
Modul Pembelajaran PPKn – Sistem Pembagian Kekuasaan
diatur dalam UUD 1945 hasil amandemen yang dilakukan terakhir tahun 2004.
Kekuasaan negara di Indonesia dibagi menjadi dua bagian, yaitu kekuasaan
horizontal dan kekuasaan vertikal.

Kekuasaan Horizontal
Pembagian kekuasaan secara horizontal adalah pembagian kekuasaan yang sesuai
dengan hukum Trias Politica, yaitu pembagian kekuasaan secara terpisah dan mandiri.
Pembagian kekuasaan horizontal ini berupa lembaga- lembaga negara. Di mana tiap
lembaga negara mempunyai hubungan kerja sama dengan lembaga lain, namun
kedudukannya sama. Berdasarkan UUD 1945, kekuasaan Indonesia dibagi menjadi 3
lembaga yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Dan sampai masa pemerintahan
landasan orde baru masih berlaku demikian. Walaupun tidak sama persis dengan apa
yang disebutkan oleh Montequeieu. Karena pada masa itu, kedudukan MPR
dibandingkan lembaga lain lebih tinggi dan berkuasa penuh atas nama rakyat.

Selanjutnya sejak diberlakukan amandemen UUD 1945 pada tahun 2004, pembagian
kekuasaan di Indonesia sedikit berubah. Secara rinci dapat dikatakan menjadi 6
kekuasaan horizontal yang berbeda. Keenam lembaga atau kekuasaan dapat dikatakan
mempunyai kedudukan yang hampir sama atau sejajar.

a).Kekuasaan Legislatif
Seperti yang telah dituliskan sebelumnya, kekuasaan legislatif adalah kekuasaan
untuk membuat dan menyusun undang-undang. Di mana undang-undang ini
berfungsi menjalankan secara terperinci mengenai semua aturan dasar yang
disebutkan dalam UUD 1945. Kekuasaan legislatif di Indonesia dipegang oleh Dewan
Perwakilan Rakyat atau DPR, yang keanggotaannya dipilih langsung oleh rakyat
melalui pemilihan umum setelah diajukan oleh partai peserta pemilu. Tugas dan
wewenang DPR disebutkan dengan jelas dalam pasal 20 ayat 1 UUD 1945. Tugas
dan wewenangnya, antara lain :
 Membentuk dan menetapkan atau mensahkan UU yang telah dibahas bersama
dengan eksekutif / Presiden untuk disetujui bersama
 Menerima dan membahas usulan Rancangan undang-Undang uang diajuakan oleh
DPD atau lembaga dan organsasi lain
 Menetapkan APBN bersama Presiden dengan mempertimbangkan dan
memperhatikan usulan dari DPD sebagai perwakilan daerah.
 Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN, dan kebijakan
pemerintah lain agar dapat ditindaklanjuti jika terjadi pelanggaran.
 Membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan BPK yang anggotanya juga
telah disetujui DPR, atas pertanggungjawaban keuangan lembaga negara
 Memberikan persetujuan kepada Presiden atas pengangkatan anggota Komisi
Yudisial, begitu pula dengan pemberhentiannya dan Hakim Agung sebagai Ketua
Komisi Yudisial. Hakim Agung kemudian diangkat oleh Presiden.
 Memberikan pertimbangan kepada Pesiden untuk mengangkat duta dan konsul

Page 8
Modul Pembelajaran PPKn – Sistem Pembagian Kekuasaan
dari negara lain dan menerima duta dan konsul dari negara lain.
 Memberi persetujuan kepada presiden untuk menyatakan perang, membuat
perdamaian, dan membuat perjanjian degan negara lain.
 Memberi pertimbangan kepada Presiden tentang amnesti dan abolisi.
 Sebagai wakil rakyat di lembaga negara yang menyerap aspirasi Di tingkat
provinsi dan kabupaten, terdapat DPRD I dan DPRD II yang tugas dan
wewenangnya hampir sama dengan DPR tingkat Pusat.

b).Kekuasaaan Konstitutif
Kekuasaan konstitutif adalah kekuasaan yang memegang fungsi ,mengubah dan
menetapkan Undang-Undang Dasar. Majelis Permusyawaratan Rakyat di Indonesia
memegang kekuasaan tersebut berdasarkan pasal 3 ayat 1 UUD 1945. Anggota MPR
ini terdiri dari seluruh anggota DPR dan DPD. MPR hanya ada di tingkat pusat.
Contoh kekuasaan konstitutif MPR berkaitan dengan tugas dan fungsi MPR, antara
lain :
 Mengubah dan menetapkan UUD
 Melantik Presiden dan Wakil Presiden yang terpilih dari hari pemilihan umum secara
langsung
 Melantik Wakil Presiden menjadi Presiden apabila Presiden berhenti dari
jabatannya karena wafat atau hal lain.
 Memilih presiden dan Wakil Presiden baru sekaligus melantiknya apabila
Presiden dan Wakil Presiden secara bersamaan berhenti sebelum selesai
masa tugasnya karena beberapa sebab.

c). Kekuasaan Eksekutif


Kekuasaan eksekutif adalah kekuasaan yang memegang peranan menjalankan
pemerintahan. Kekuasaan ini menjalankan dan melaksanakan Undang-Undang.
Kekuasaan eksekutif di Indonesia dipegang oleh Presiden sesuai yang tertera pada
pasal 4 ayat 1 UUD 1945. Contoh kekuasaan eksekutif presiden berdasarkan tugas
dan wewenang Presiden, antara lain :
 Memegang kekuasaan tertinggi pemerintahan, Angkatan Laut, Angkatan Darat, dan
Angkatan udara.
 Mengajukan Rancangan Undang-Undang dan bersama DPR
menyetujui RUU menjadi UU dan mengesahkannya.
 Menetapkan Peraturan Pemerintah
 Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri sebagai bagian dari
orang atau lembaga yang membantu tugas Presiden dan Wakil Presiden
sehari-hari.
 Menyatakan perang dan perdamaian dengan negara lain, di mana termasuk di
dalamnya adalah membuat perjanjian internasional dengan negara lain.
 Mengangkat dan menerima duta dan konsul untuk dan dari negara lain dengan
mempertimbangkan segala usulan DPR.

Page 9
Modul Pembelajaran PPKn – Sistem Pembagian Kekuasaan
 Menyatakan keadaan darurat bahaya terjadi di negara Indonesia
 Memberikan grasi dan rehabilitasi dengan pertimbangan mahkamah Agung dan
memberikan amnesti dan abolisi degan pertimbangan dari DPR.
 Memberikan gelar, tanda jasa, atau tanda kehormatan kepada siapa saja
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
 Meresmikan anggota BPK yang dipilih oleh DPR, menetapkan Hakim Agung
dari calon yang diusulkan Komisi Yudisial dan disetujui DPR, dan menetapkan
hakim konstitusi dari calon yang diusulkan Presiden, DPR, dan Mahkamah
Agung.
 Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial dengan persetujaun DPR
 Selain yang ditetapkan di atas, Presiden bagi Bangsa Indonesia adalah simbol
resmi negara di dunia yang berfungsi sebagai kepala negara dan kepala
pemerintahan.

d).Kekuasaan Yudikatif
Kekuasaan Yudikatif atau disebut kekuasaan kehakiman yaitu kekuasaan untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Kekuasaan ini
dipegang oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi sebagaimana ditegaskan
dalam Pasal 24 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
menyatakan bahwa “Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung
dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum,
lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata
usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.”
Tugas lembaga yudikatif mahkamah Agung, antara lain :
 Mengadili tingkat kasasi dan menguji perundang-undangan di bawah Undang-
Undang .
 Mengajukan 3 orang sebagai anggota Hakim Konstitusi
 Memberikan pertimbangan kepada Presiden ketika akan mengajukan grasi dan
rehabilitasi
Fungsi Mahkamah Konstitusi dalam lembaga pemerintahan Indonesia terkait
perbedaan Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi, antara lain :
 Mengadili tingkat pertama dan kasasi di mana putusannya bersifat akhir dan
final untuk menguji Undang- Undang terhadap UUD.
 Memutuskan sengketa kewenangan antar lembaga negara yang kewenangannya
ada dalam konstitusi UUD 1945.
 Memutuskan tentang pembubaran partai politik jika sudah tidak sesuai dengan
ketentuan UUD 1945
 Memutuskan sengketa atau perselisihan tentang hasil Pemilihan Umum
 Memberi keputusan tentang pendapat DPR mengenai pelanggaran Presiden dan
Wakil Presiden terhadap UUD 1945.
Sementara tugas Komisi Yudisial yang juga merupakan bagian dari kekuasaan
yudikatif adalah sebagai berikut :

Page 10
Modul Pembelajaran PPKn – Sistem Pembagian Kekuasaan
 Mengusulkan pengangkatan Hakim Agung menjadi anggota Mahkamah Agung
 Menjaga dan menegakkan kehormatan dan keluhuran martabat dan perilaku
hakim, yang berarti kekuasaan ini mengawasi perilaku hakim agar tetap jujur dan
bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya.

e).Kekuasaan Eksaminatif / Inspektif


kekuasaan yang berhubungan dengan penyelenggaraan pemeriksaan atas
pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara. Kekuasaan ini
dijalankan oleh Badan Pemeriksa Keuangan sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 23
E ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa
“untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara
diadakan satu Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri.”
Tugas wewenang lembaga eksaminatif BPK, antara lain :
 Meminta dan meneliti pertanggungjawaban keuangan negara dari lembaga-
lembaga negara dan orang- orang yang terkait di dalamnya
 Mengusahakan keseragaman dalam tata cara pemeriksaan, pengawasan, dan
pertanggungjawaban keuangan negara.
 Mengandalkan dan menetapkan tuntunan tentang kebendahaaraan lembaga
negara dan tuntunan ganti rugi di dalamnya.
 Melakukan penelitian dan pemeriksaan atas pelaksanaan peraturan perundang-
undangan yang terkait dengan bidang keuangan.

f). Kekuasaan Moneter


Sepintas kekuasaan moneter sama dengan kekuasaan yang dipegang oleh BPK.
Namun kekuasaan moneter ini sangat jauh berbeda dengan tugas dan wewenang
BPK. Kekuasaan moneter adalah kekuasaan yang mengatur dan menjaga kelancaran
perputaran uang di Indonesia. Dan yang terpenting dari kekuasaan ini adalah
kekuasaan untuk menjaga kestabilan nilai rupiah di pasar nasional dan internasional.
Kekuasaan ini dipegang oleh Bank Indonesia, sebagaimana tercantum dalam pasal
23 UUD 1945 hasil amandemen.

Peran dan fungsi Bank Indonesia atau BI dalam kekuasaan moneter yang diatur
dalam UUD 1945, antara lain :
 Menetapkan dan melaksanakan semua kebijakan moneter di Indonesia dengan
cara menetapkan sasaran moneter, melakukan kegiatan pengendalian moneter,
dan menggunakan instrument kebijakan moneter.
 Melancarkan sistem pembayaran dan transaksi secara nasional dan internasional
dengan menetapkan penggunaan alat pembayaran dan mengatur dan
menetapkan sistem pembayaran yang digunakan.
 Mengawasi bank secara nasional, sehingga BI dapat bertindak memberikan dan
mencabut ijin operasional lembaga keuangan seperti bank, menetapkan peraturan
di bidang perbankan, dan memberikan hukuman kepada pelanggaran

Page 11
Modul Pembelajaran PPKn – Sistem Pembagian Kekuasaan
perundangan, dan memberi jaminan konsumen di bank dengan adanya dana
likuidasi.

Macam-macam kekuasaan negara secara horizontal di atas dalam tugas dan


wewenangnya saling terpisah dan madiri. Artinya, tidak saling mencampradukkan
dalam keputusannya. Jika pelaksanan yang demikian tercapai, maka pembangunan
secara ideal dapat lebih cepat tercapai.

Kekuasaan Vertikal
Kekuasaan negara secara vertikal berarti kekuasaan yang berjenjang dari atas ke
bawah, di mana di tingkat atas mempunyai kekuasaan lebih tinggi daripada di
bawahnya. Dalam pemerintahan di Indonesia, hal tersebut dilaksanakan antara
hubungan pemerintahan pusat dan pemerintah daerah. Pelaksanaannya, sesuai dengan
yang tertulis di UUD 1945 bahwa Indonesia adalah negara kesatuan, maka
menggunakan prinsip-prinsip otonomi daerah. Otonomi daerah yang menggabungkan
beberapa asas otonomi daerah sekaligus, yaitu sentralisasi, desentralisasi, dan
dekonsentrasi. Pengertian daerah otonom yang menjadi bagian dari pelaksanaan
otonomi daerah adalah penerima pelimpahan wewenang yang diberikan dari pengertian
pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Artinya pemerintah pusat dan pemerintah
daerah mempunyai tugas dan wewenang masing-masing.

a).Pemerintah Pusat
Pemerintah pusat, identik dengan pemerintahan yang terletak di ibu kota. Yang
termasuk pemerintah pusat adalah semua lembaga negara. Macam-macam
kekuasaan negara yang telah disebutkan dalam kekuasaan horizontal adalah
pemerintah pusat. Namun, secara umum yang dikenal dengan sebutan pemerintah
pusat adalah kekuasaan legislatif dan kekuasaan eksekutif.

Tugas dan wewenang pemerintah pusat ini juga diatur dalam pasal 18 UUD
1945 dan UU Nomor 32 tahun 2004. Tugas tersebut, antara lain :
 Melakukan dan Mengatur Politik Luar Negeri Indonesia. Sesuai dengan salah satu
tujuan pembangunan nasional adalah ikut serta melaksanakan ketertiban dunia
pada pokok pikiran pembukaan UUD 194, sudah banyak kiprah Indonesia di luar
negeri. Hal ini terkait dengan politik bebas aktif yang diterapkan. Pengaturan dan
penetapan seluruh kebijakan politik luar negeri dilakukan oleh pemerintah pusat.
 Mengatur Bidang Pertahanan dan Kemanan Nasional. Indonesia adalah negara
dengan keberagaman terbesar di dunia. Ditambah dengan wilayahnya yang
sangat membentang luas dan jika diukur merupakan slah satu negara dengan
garis pantai terpanjang di dunia. Oleh karena itu, tugas pemerintah pusat
mengatur dan menjaga pertahanan dan keamanan nasional. Pengaturan menjadi
upaya menjaga keutuhan negara NKRI.
 Mengatur Jalannya Proses Kehakiman. Proses kehakiman oleh lembaga-lembaga

Page 12
Modul Pembelajaran PPKn – Sistem Pembagian Kekuasaan
peradilan terletak pada pemerintah pusat. terkait dengan kekuasaan negara
yudikatif juga ada pada pemerintah pusat. Dengan pengaturan, proses kehakiman
di semua wilayah Indonesia adalah sama. Semua warga negara dan rakyat
Indonesia mempunyai posisi yang sama di mata hukum.
 Mengatur Kebijakan Moneter. Kebijakan moneter atau keuangan dan fiskal juga
diatur oleh pemerintah pusat. Berkaitan erat dengan sistem pembayaran,
pengaturan bank, dan lain-lain yang seragam di semua wilayah Indonesia tanpa
terkecuali.
 Mengatur Agama di Indonesia, Indonesia mengakui 5 agama resmi dan satu
kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Di tengah keberagaman yang ada,
agama harus diatur oleh pemerintah agar tidak memicu konflik. Contoh
pengaturan misalnya dengan kebebasan memilih agama dan beribadah sesuai
agama dan kepercayaannya masing-masing.

b).Pemerintah Daerah
Pemerintah daerah di Indonesia mempunyai hak otonomi daerah. Hak yang
bermakna kewenangan mengatur wilayahnya sendiri. Namun, kekuasaan pemerintah
daerah adalah vertikal. Artinya berada di bawah pemerintah pusat. Kewenangannya
juga tidak dapat membuat kebijakan yang merupakan kewenangan pemerintah
pusat. Kewenangan pemerintah daerah, antara lain :
 Merencanakan dan Mengendalikan Pembangunan, Kewenangan ini diberikan agar
pembangunan di berbagai wilayah Indoensia sesuai dengan sumber daya dan
potensi daerah masing-masing. Dengan demikian, kesejahteraan akan lebih cepat
tercapai.
 Merencanakan, Memanfaatkan, dan Mengawasi Infrastruktur Daerah dan
Ruangnya, Ini juga diberikan kewenangannya kepada daerah karena pemerintah
daerah adalah pemerintah yang terdekat. Pemerintah akan lebih tahu apa
kebutuhannya. Pemerintah daerah lebih mengetahui misalnya, seberapa
mendesak jalan antar kota dikerjakan. Termasuk dalam wewenang ini adalah
kewenangan dalam menjaga hutannya, dan menyediakan sarana dan pra sarana
umum.
 Menyelenggarakan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat,
Penyelenggaraan ini dapat dicapai dengan adanya struktur organisasi desa hingga
sampai ke rukun tetangga. Penyelenggaraannya dapat berupa swadaya
masyarakat bersama pemerintah dan polisi. Contohnya pelakasanaan siskamling.
 Menyelenggarakan dan memajukan Kesehatan dan Pendidikan, Wewenang di
bidang kesehatan dan pendidikan juga menjadi milik pemerintah daerah.
Pemerintah pusat hanya memberikan kebijakan secara global. Misalnya,
pelaksanaan Ujian Nasional, penyelenggarannya diberikan kepada dinas
pendidikan masing-masing daerah. Ini juga terkait dengan penyediaan sarana
dan pra sarana umum seperti rumah sakit dan sekolah.
 Menyelenggarakan Kegiatan Ekonomi, Pemerintah daerah mempunyai wewenang

Page 13
Modul Pembelajaran PPKn – Sistem Pembagian Kekuasaan
mengembangkan sumberdaya. Ini juga berarti wewenang dalam pengembangan
ekonomis sesuai potensi daerah dan mengadakan koperasi untuk kesejahteraan
masyarakatnya.

Dalam pelaksanaannya tentu saja pemerintah berpedoman pada pemerintah pusat


dan berpegang teguh pada Pancasila sebagai pandangan hidup Bangsa Indonesia.

Page 14
Modul Pembelajaran PPKn – Sistem Pembagian Kekuasaan
BAB III EVALUASI

A. Tes Formatif
1. Soal Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling benar !
1. Pengelolaan kekuasaan negara dilakukan oleh lembaga-lembaga negara,
pengelolaan kekuasaan negara tidak hanya dilakukan oleh presiden beserta para
menteri negara selaku pemegang ….
a. kekuasaan legislatif
b. kekuasaan eksekutif
c. kekuasaan yudikatif
d. kekuasaan federatif
e. kekuasaan koordinatif
2. Kekuasaan membentuk undang-undang disebut juga kekuasaan legislatif, setelah
dilakukan perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, DPR mempunyai kedudukan yang lebih kuat dalam pengelolaan kekuasaan
negara. DPR secara tegas dinyatakan sebagai pemegang kekuasaan untuk
membentuk undangundang. Hal tersebut diatur dalam ….
a. Pasal 20 Ayat (1)
b. Pasal 20 Ayat (2)
c. Pasal 20 Ayat (3)
d. Pasal 20 Ayat (4)
e. Pasal 20 Ayat (5)
3. Apabila presiden dan wakil presiden tidak dapat melakukan kewajiban dalam
masa jabatannya secara bersamaan, pelaksanaan tugas kepresidenan adalah ….
a. Menteri luar negeri, menteri dalam negeri, dan menteri pertahanan
b. Menteri luar negeri, menteri pertahanan, dan menteri sekretariat negara
c. Menteri dalam negeri, menteri hukum dan HAM, serta menteri luar negeri
d. Menteri pertahanan, menteri hukum dan HAM, serta menteri sekretariat negara
e. Menteri dalam negeri, menteri pertahanan, serta menteri koordinator politik,
hukum dan keamanan
4. Hak prerogratif diartikan sebagai kekuasaan ….
a. Mutlak presiden untuk membubarkan parlemen
b. Mutlak presiden untuk mengesahkan RUU menjadi UU
c. Relatif presiden untuk membentuk dan membubarkan kabinet
d. Mutlak presiden yang tidak dapat diganggu gugat oleh pihak lain
e. Relatif presiden yang tidak dapat diganggu gugat oleh pihak lain
5. Dengan otonomi daerah, pemerintah daerah mempunyai kewenangan sendiri
dalam menjalankan pemerintahannya. Yang termasuk wewenang pemerintah
daerah adalah, kecuali :
a. Mengatur agama dan kepercayaan masyarakat
b. Merencanakan, Memanfaatkan, dan Mengawasi Infrastruktur Daerah dan
Ruangnya

Page 15
Modul Pembelajaran PPKn – Sistem Pembagian Kekuasaan
c. Menyelenggarakan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat.
d. Menyelenggarakan dan memajukan Kesehatan dan Pendidikan
e. Menyelenggarakan Kegiatan Ekonomi.

6. Kekuasaan merupakan kemampuan manusia untuk mempengaruhi tingkah


lakunya orang lain atau kelompok lain dengan sedemikian rupa, sehingga tingkah
laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang memiliki
kekuasaan itu. Pernyataan tersebut merupakan definisi kekuasaan menurut
a. Miriam Budiardjo
b. Ramlan Surbakti
c. Max Weber
d. Harold D. Laswell dan Abraham Kaplan
e. Barbara Goodwin
7. Apa yang menjadi persamaan dari teori kekuasaan negara menurut John Locke dan
Montesquieu
a. sama-sama membagi macam-macam kekuasaan negara menjadi tiga
b. kekuasaan legislatif, kekuasaan eksekutif, dan kekuasaan yudikatif
c. kekuasaan legislatif, kekuasaan eksekutif, dan kekuasaan federatif
d. sama-sama dalam mengelompokan kekuasaan negara
e. semua benar

8. Dibawah ini adalah tugas dan wewenang dari Mahkamah Konstitusidalam


lembaga pemerintahan Indonesia, kecuali :
a. Mengadili tingkat pertama dan kasasi di mana putusannya bersifat akhir dan
final untuk menguji Undang- Undang terhadap UUD.
b. Memutuskan sengketa kewenangan antar lembaga negara yang
kewenangannya ada dalam konstitusi UUD 1945.
c. Memutuskan tentang pembubaran partai politik jika sudah tidak sesuai dengan
ketentuan UUD 1945
d. Memutuskan sengketa atau perselisihan tentang hasil Pemilihan Umum
e. Memberikan pertimbangan kepada Presiden ketika akan mengajukan grasi dan
rehabilitasi
9. Saat ini nilai tukar rupiah terhadap dolar mencapai 14.450 rupiah, agar
pembangunan dan ekonomi indonesia berkembang dan maju perlu kestabilan
nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Lembaga mana yang bertugas
untuk menjaga kestabilan nilai rupiah di pasar nasional dan internasional
a. Bank Indonesia
b. Bank Mandiri
c. Bank BRI
d. Bank Mega
e. Bank BCA

10. Pemerintah pusat, identik dengan pemerintahan yang terletak di ibu kota. Yang
termasuk pemerintah pusat adalah semua lembaga negara. Namun, secara

Page 16
Modul Pembelajaran PPKn – Sistem Pembagian Kekuasaan
umum yang dikenal dengan sebutan pemerintah pusat adalah
a. Presiden dan Kementerian
b. Presiden dan MA
c. Presiden dan DPR
d. DPR dan DPD
e. MPR dan DPR

2. Soal Uraian
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!
1. Pada hakikatnya kekuasaan negara menurut teori trias, Montesquie terdiri atas
kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Berdsarkan hal tersebut, jelaskan
jenis jenis kekuasaan yang berlaku dalam penyelenggaraan negara di Republik
Indonesia!
2. Amandemen UUD NRI Tahun 1945 berdampak pada penyelenggaraan
pemerintahan Negara. Jelaskan karakteristik pemerintahan Indonesia setelah
dilakukannya perubahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945!
3. Pada hakikatnya keberadaan pemerintah daerah menunjang pemerintah pusat
dalam menjalankan efektifitas dan efisiensi pemerintahan Negara. Jelaskan
pentingnya keberadaan pemerintahan daerah dalam proses penyelenggaraan
pemerintahan di Republik Indonesia!
4. Jelaskan Definisi Kekuasaan menurut Ramlan Surbakti !
5. Jelaskan tugas dan wewenang pemerintah pusat yang diatur dalam pasal 18
UUD 1945 dan UU Nomor 32 tahun 2004 !

Page 17
Modul Pembelajaran PPKn – Sistem Pembagian Kekuasaan
Kunci Jawaban

a. Pilihan
Ganda
No. Kunci No. Kunci
Soal Jawaban Soal Jawaban
1 B 6 A
2 A 7 A
3 A 8 E
4 C 9 A
5 A 10 C
b. Uraian
1. Jenis-jenis kekuasaan penyelenggaraan negara Republik Indonesia.
a. Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membuat atau membentuk undang-
undang.
b. Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang.
c. Kekuasaan yudikatif, yaitu kekuasaan untuk mempertahankan undang-undang,
termasuk kekuasaan untuk mengadili setiap pelanggaran terhadap undang-
undang.

2. Karakteristik pemerintahan Indonesia setelah dilakukannya perubahan UUD


Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
- Kekuasaan konstitutif, yaitu kekuasaan untuk mengubah dan menetapkan
Undang- Undang Dasar. Kekuasaan ini dijalankan oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 3 ayat (1)
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa Majelis
Permusyawaratan Rakyat berwenang mengubah dan menetapkan Undang-
Undang Dasar.
- Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk menjalankan undang-undang dan
penyelenggaraan pemerintahan negara. Kekuasaan ini dipegang oleh Presiden
sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 4 ayat (1) UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa Presiden Republik Indonesia
memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang- Undang Dasar.
- Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membentuk undang-undang.
Kekuasaan ini dipegang oleh Dewan Perwakilan Rakyat sebagaimana
ditegaskan dalam Pasal 20 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang menyatakan bahwa Dewan Perwakilan Rakyat memegang
kekuasaan membentuk undang-undang.
- Kekuasaan yudikatif atau disebut kekuasaan kehakiman yaitu kekuasaan
untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.
Kekuasaan ini dipegang oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi
sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 24 ayat (2) UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa kekuasaan kehakiman
dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di
bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama,
lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh
sebuah Mahkamah Konstitusi.
- Kekuasaan eksaminatif/inspektif, yaitu kekuasaan yang berhubungan dengan
penyelenggaraan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab tentang

Page 18
Modul Pembelajaran PPKn – Sistem Pembagian Kekuasaan
keuangan negara. Kekuasaan ini dijalankan oleh Badan Pemeriksa Keuangan
sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 23 E ayat (1) UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa untuk memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan satu
Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri.
- Kekuasaan moneter, yaitu kekuasaan untuk menetapkan dan melaksanakan
kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran,
serta memelihara kestabilan nilai rupiah. Kekuasaan ini dijalankan oleh Bank
Indonesia selaku bank sentral di Indonesia sebagaimana ditegaskan dalam
Pasal 23 D UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan
bahwa negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan,
kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dalam
undangundang.

3. Keberadaan pemerintahan daerah dalam proses penyelenggaraan pemerintahan di


Republik Indonesia sangat penting karena secara tegas dijamin dan diatur dalam
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah. Pasal 18 ayat
(1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 secara tegas menyatakan
bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi
dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi,
kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan
undang-undang. Ketentuan tersebut secara jelas menunjukkan bahwa di negara
kita terdapat mekanisme pembagian kekuasaan secara vertikal, yaitu pembagian
kekuasaan antara pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah.

Penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dilaksanakan


menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-
luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan
demikian pemerintah pusat dan pemerintah daerah bukanlah lembaga yang
terpisah atau berdiri sendiri tanpa adanya kontrol dan koordinasi. Pemerintah pusat
dan pemerintahan daerah merupakan pelaku pembagian kekuasaan secara vertikal.
Dengan kata lain, hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah itu
bersifat hierarkis. Begitupula hubungan antara pemerintahan provinsi dan
pemerintahan kabupaten/kota juga bersifat hierarkis.

4. Kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi pihak lain untuk berpikir dan


berperilaku sesuai dengan kehendak yang mempengaruhi.

5. Tugas dan wewenang pemerintah pusat ini juga diatur dalam pasal 18 UUD 1945
dan UU Nomor 32 tahun 2004. Tugas tersebut, antara lain :
- Melakukan dan Mengatur Politik Luar Negeri Indonesia. Sesuai dengan salah
satu tujuan pembangunan nasional adalah ikut serta melaksanakan ketertiban
dunia pada pokok pikiran pembukaan UUD 194, sudah banyak kiprah Indonesia
di luar negeri. Hal ini terkait dengan politik bebas aktif yang diterapkan.
Pengaturan dan penetapan seluruh kebijakan politik luar negeri dilakukan oleh
pemerintah pusat.
- Mengatur Bidang Pertahanan dan Kemanan Nasional. Indonesia adalah negara
dengan keberagaman terbesar di dunia. Ditambah dengan wilayahnya yang

Page 19
Modul Pembelajaran PPKn – Sistem Pembagian Kekuasaan
sangat membentang luas dan jika diukur merupakan slah satu negara dengan
garis pantai terpanjang di dunia. Oleh karena itu, tugas pemerintah pusat
mengatur dan menjaga pertahanan dan keamanan nasional. Pengaturan
menjadi upaya menjaga keutuhan negara NKRI.
- Mengatur Jalannya Proses Kehakiman. Proses kehakiman oleh lembaga-
lembaga peradilan terletak pada pemerintah pusat. terkait dengan kekuasaan
negara yudikatif juga ada pada pemerintah pusat. Dengan pengaturan, proses
kehakiman di semua wilayah Indonesia adalah sama. Semua warga negara dan
rakyat Indonesia mempunyai posisi yang sama di mata hukum.
- Mengatur Kebijakan Moneter. Kebijakan moneter atau keuangan dan fiskal juga
diatur oleh pemerintah pusat. Berkaitan erat dengan sistem pembayaran,
pengaturan bank, dan lain-lain yang seragam di semua wilayah Indonesia tanpa
terkecuali.
- Mengatur Agama di Indonesia, Indonesia mengakui 5 agama resmi dan satu
kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Di tengah keberagaman yang
ada, agama harus diatur oleh pemerintah agar tidak memicu konflik. Contoh
pengaturan misalnya dengan kebebasan memilih agama dan beribadah sesuai
agama dan kepercayaannya masing-masing.

Page 20
Modul Pembelajaran PPKn – Sistem Pembagian Kekuasaan

Anda mungkin juga menyukai