Anda di halaman 1dari 5

Nama :AMELIA PUTRI

NIM/KELAS : 442110057
Program Studi : HUKUM
Mata Kuliah : ILMU NEGARA
Dosen : DRS. HUSEIN MANALU, S.H., M.M., M.H., QIA., C.FrA

1.jelaskan di sertai contoh(minimal 3 dan berikan penjelasan atas contoh yang di ambil)
a. Negara monarki
berarti jenis kekuasaan politik di mana raja atau ratu sebagai pemegang kekuasaan dominan negara
(kerajaan).Menurut para pendukung monarki, mereka berpendapat jika kekuasaan yang dipegang oleh
satu tangan lebih efektif untuk menciptakan suatu stabilitas di dalam proses pembuatan kebijakan.

Contohnya:Arab Saudi

Arab saudi menerapkan sistem monarki. Negara ini menerapkan raja sebagai kepala negara sekaligus
kepala pemerintahan. Kekuasaan raja tidak dibatasi secara konstitusional, tidak ada partai politik dan
oposisi. Pola kekuasaan sistem monarki di Arab Saudi juga dikenal sebagai dinasti yaitu pewaris raja
adalah keturunannya.

b. Negara republik
republik adalah sebuah negara di mana tampuk pemerintahan akhirnya bercabang dari rakyat, bukan dari
prinsip keturunan bangsawan dan sering dipimpin oleh seorang presiden.

Contohnya:Italia

Negara di Eropa yang berbentuk republik salah satunya adalah Italia. Sementara sistem pemerintahan
yang dianut Italia adalah parlementer.terdapat seorang presiden yang bertindak sebagai kepala negara.
Sementara, perdana menteri bertindak sebagai kepala pemerintahan.

c. Negara kesatuan
negara kesatuan adalah negara yang berdaulat, diselenggarakan sebagai satu kesatuan tunggal, di mana
pemerintah pusat merupakan yang tertinggi serta satuan-satuan subnasionalnya hanya menjalankan suatu
kekuasaan yang sudah dipilih oleh pemerintah pusat untuk didelegasikan.

Contohnya:Jepang

Jepang menganut bentuk pemerintahan negara kesatuan. Bahkan Jepang dimasukkan dalam nominasi
negara kesatuan terbaik di dunia.Jepang memiliki seorang kaisar yang wewenangnya setara dengan
presiden sebagai kepala negara. Sementara, perdana menteri memegang amanah untuk menjalankan
pemerintahan.

d. Negara serikat
Negara berbentuk serikat sebenarnya adalah suatu negara yang mana di dalamnya terdiri atas beberapa
negara bagian yang mana masing-masing di antaranya tidak mempunyai kedaulatan.
Di sisi lain negara berbentuk serikat juga bisa disimpulkan sebagai negara yang jamak dengan terdiri atas
beberapa negara bagian yang mana masing-masing negara tersebut tidak berdaulat.

Contohnya:Amerika Serikat

Amerika Serikat merupakan sebuah negara serikat/federal berbentuk republik beribukota di Washington
D. C. yang mempunyai 50 negara bagian. Sedangkan sistem pemerintahan yang dianut ialah Sistem
Pemerintahan Presidensial. Presiden Amerika ialah kepala negara juga sekaligus sebagai kepala
pemerintahan.

e. Perseriatan antar negara/konfederasi


negara konfederasi adalah pengertian dan definisinya dibandingkan dengan negara federasi maupun
kesatuan yang dianut oleh negara Indonesia. Negara konfederasi adalah negara yang didirikan atas dasar
persatuan antara negara negara merdeka dan berdaulat melalui perjanjian hukum sebagai kebijakan
bersama.

Contohnya:Konfederasi Malaysia dan Singapura

pembentukan konfederasi ini berkaitan dengan antisipasi politik luar negeri Indonesia yang terkenal
agresif pada saat pemerintahan Presiden Soekarno yang pada saat ini memiliki banyak keunggulan negara
kesatuan republik Indonesia. Konfederasi dua negara merdeka dan berdaulat tersebut bertujuan untuk
memperkuat pertahanan negara masing masing dalam kerjasama. Pembentukan konfederasi antaran
negara merdeka Malaysia dan tetangganya Singapura tersebut terjadi pada tahun 1963. Meskipun terkait
perjanjian, negara dalam konfederasi tetap berdaulat tanpa bisa dintervensi satu sama lain.

2.jelaskan

• apa pentingnya pengesahan bagi suatu kekuasaan

Kekuasaan negara merupakan kewenangan suatu negara untuk mengatur seluruh rakyatnya untuk
mencapai keadilan, kemakmuran dan keteraturan.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
kekuasaan negara yang bertujuan memelihara dan mempertahankan kekuasaan semata-mata.

Kekuasaan legislatif

Kekuasaan legislatif adalah kekuasaan untuk membuat atau membenarkan undang-undang.Dilansir


Encyclopaedia Britannica (2015), sebelum munculnya badan legislatif, hukum didikte oleh raja. Legislatif
awal termasuk parlemen Inggris dan Icelandic Althing (didirikan sekitar 930).Kekuasaan mereka dapat
mencakup pengesahan undang-undang, penetapan anggaran pemerintah.Kemudian pengukuhan janji
eksekutif, penyelidik cabang eksekutif, memakzulkan dan memindahkan dari anggota kantor eksekutif dan
kehakiman.

Selain itu juga memperbaiki keluhan konstituen. Anggota dapat ditunjuk atau dipilih secara langsung dan
tidak langsung.Mereka dapat mewakili populasi, kelompok tertentu, atau wilayah teritorial. Dalam sistem
presidensial, eksekutif dan legislatif terpisah.Pada sistem parlementer, anggota cabang eksekutif dipilih
dari keanggotaan legislatif.

Kekuasaan eksekutif
Kekuasaan eksekutif merupakan kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang. Mereka juga memiliki
kekuasan untuk mengadili setiap pelanggaran terhadap undang-undang.Selain itu juga menunjuk pejabat,
merumuskan dan melembagaka kebijakan luar negeri.

Kekuasaan federative

Kekuasaan federatif merupakan kekuasaan untuk melaksanakan hubungan luar negeri.Kekuasaan negaraa
menurut Montesquieu lewat teori Trias Political membagi kekuasaan dalam tiga macam, yakni:
Kekuasaan legislatif,Kekuasaan legislatif merupakan kekuasaan untuk membuat atau membentukundang-
undang.
Kekuasaan eksekutif,Kekuasaan eksekutif merupakan kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang.
Kekuasaan yudikatif merupakan kekuasaan untuk mempertahankan undang-undang. Dalam
kekuasaan tersebut juga untuk mengadili setiap pelanggaran terhadap undang-undang.
Pada kekuasaan tersebut sering juga menyelesaikan kasus-kasus administrasi, perselisihan antara
individu, kelompok, badan hukum, dan lembaga pemerintah mengenai penerapan undang-undang atau
implementasi program pemerintah.
Sebagian besar sistem hukum telah memasukan prinsip kedaualatan negara. Di mana pemerintah
tidak dapat digugat oleh peradilan non-negara tanpa persetujuan mereka.
Dua teori tokoh tersebut yang menjadikan dasar pembagian kekuasaan negara. Tujuannya tersebut agar
tidak adanya pembagian kekuasaan agar tidak terjadi kekuasaan yang absolut

b. kriteria apa saja yang di gunakan untuk menilai keabsahan suatu kekuasaan
Kriteria-kriteria yang dapat dipergunakan untuk menilai keabsahan suatu wewenang atau
kekuasaan pada prinsipnya ada 3 kemungkinan kriteria legitimasi,yaitu:
1. Legitimasi sosiologis
Yaitu mempertanyakan tentang mekanisme motivatif mana yang nyata-nyata membuat masyarakat mau
menerima wewenang penguasa,atau motivasi-motivasi apakah yang mendasari keyakinan anggota-
anggota masyarakat bahwa wewenang yang ada pada seseoarang,sekelompok,atau penguasa adalah
wajar dan patut di maklumi.
2. Legalitas
Yaitu suatu tindakan legal apabila dilakukan sesuai dengan hukum atau peraturan yang
berlaku.Legalitas adalah kesesuaian dengan hukum yang berlaku.jelas bahwa legalitas tidak mungkin
merupakan tolak ukur paling fundamental bagi keabsahan wewenang politis.Karena legalitas hanya
mempertimbangkan suatu hukum yang berlaku,maka selau diandaikan keabsahan hukum.
3. Legitimasi Etis
Mempersoalkan keabsahan wewenang kekuasaan politik dari segi norma-norma moral.Legitimasi itu
muncul dalam dua aspek yaitu yang pertama,setiap tindakan negara,baik legislatif maupun eksekutif
dapat dan harus dipertanyakan dari segi norma-norma moral.pertanyaan itu sangat penting dalam
pengarahan kekuasaan pemakaian kebijaksanaan dan dan cara-cara sebagai tuntutan kemanusiaan yang
adil dan beradab,yang kedua,legitimasi etis yang menjadi pokok bahasan etika politik tidak
menyangkut masing-masing kebijaksanaan dari kekuasaan politik,melainkan dasar kekuasaan politis itu
sendiri.

c. apa factor yang mempengaruhi pengesahan kekuasaan


1.Kedaulatan negara
2.Kekuasaan dan wewenang presiden
3.Lembaga legislatif pemerintah, dpr, mpr
4.Lembaga swasta dan perusahaan swasta yg mulai masuk ke pemerintahan untuk berkuasa dan
mempengaruhi kebijakan pemerintah

d. Bagaimana pengesahan kekuasaan di negara kesatuan republic Indonesia

Penerapan pembagian kekuasaan di Indonesia terdiri dari dua bagian. Yaitu pembagian kekuasaan
secara horizontal dan pembagian secara vertikal.Pembagian tersebut tertuang dalam Undang-Undang
Dasar (UUD) 1945.

Kekuasaan Horizontal

Pembagian kekuasaan horizontal merupakan pembagian kekuasaan menurut fungsi lembaga-


lembaga tertentu, yakni legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
Dalam UUD 1945, kekuasaan secara horizontal pembagian kekuasaan negara dilakukan pada
tingkatan pemerintah pusat dan pemberintah daerah. Pada pembagian kekuasaan di pemerintah pusat
berlangsung antara lembaga-lembaga negara yang sederajat.Namun adanya perubahana UUD 1945
terjadi pergeseran pembagian kekuasaan di pemerintah pusat.Negara Dalam buku Kontruksi Hukum
Tata Negara Indonesia Pasca Amandemen UUD 1945 (2010) karya Titik Triwulan, pada UUD 1945
hasil amandemen menetapkan empat kekuasaan dan tujuh lembaga negara.Di mana pergeseranya
adalah pergeseran klasifikasi kekuasaan negara yang umumnya terdiri atas tiga jenis menjadi enam
kekuasaan negara.

Kekuasaan konstitusi
Kekuasaan konstitusi merupakan kekuasaan untuk mengubah dan menetapkan UUD. Kekuasaan ini
dipegang oleh Majelis Permusyawarar Rakyat (MPR). Pada Pasal 3 ayat (1) UUD 45 menyatakan
“Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar.”
Dikutip situs Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), hampir semua negara di dunia memiliki konstitusi
tertulis atau UUD yang mengatur pembentukan, pembagian wewenang dan cara bekerja berbagai lembaga
kenegaraan.Konstitusi suatu negara pada hakekatnya merupakan hukum dasar tertinggi yang memuat hal-
hal mengenai penyelenggaraan negara.Karena suatu konstitusi harus memiliki sifat yang lebih stabil dari
produk hukum lainnya. Adanya konstitusi dapat membawa perubahan bagi sistem penyelenggaraan
negara.Bisa juga negara demokrasi berubah menjadi otoriter karena terjadi perubahan konstitusi.

Kekuasaan eksekutif
Kekuasaan eksekutif merupakan kekuasaan untuk melaksanakan atau menjalankan undang-undang.
Tidak hanya itu tapi juga penyelanggaraan negara.Pada kekuasaan tersebut dipegang oleh presiden. Di
mana itu tertuang dalam Pasal 4 ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan bahwa presiden memegang
kekuasaan pemerintahan menurut Undang- Undang Dasar.

Kekuasaan legislative
Kekuasaan legislatif merupakan kekuasaan untuk membuat atau membentuk undang-undang. Pada Pasal
20 ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan bahwa Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memegang kekuasaan
membentuk undang-undang.

Kekuasaan yudikatif
Kekuasaan yudikatif merupakan Kekuasaan yudikatif merupakan kekuasaan untuk mempertahankan
undang-undang. Pada kekuasaan tersebut juga untuk mengadili setiap pelanggaran terhadap undang-
undang.

3.dalam konsep pemisahan kekuasaan terdapat ciri-ciri dari doktrin pemisahan kekuasaan yaitu

Untuk membatasi pengertian separation of powers itu, dalam bukunya Constitutional Theory,G.
Marshallmembedakan ciriciri doktrin pemisahan kekuasaan(separat ionofpowers) itu ke dalam lima aspek,
yaitu:
1) Differentiation;doktrin pemisahan kekuasaan(separationof powers) itu bersifat
membedakan fungsi-fungsi kekuasaanlegislatif, eksekutif, dan yudisial
2) Legal incompatibility of office holding; doktrin pemisahan kekuasaan menghendaki
orang yang menduduki jabatan dilembaga legislatif tidak boleh merangkap pada jabatan di
luarcabang legislatif.
3) Isolation, immunity, independence; doktrin pemisahan kekuasaan juga menentukan bahwa
masing-masing organ tidak boleh turut campur atau melakukan intervensi terhadapkegiatan
organ yang lain.
4) Checks and balances; dalam doktrin pemisahan kekuasaanitu, yang juga dianggap paling
penting adalah adanya prinsipchecksandbalances,di mana setiap cabang mengendalikan dan
mengimbangi kekuatan cabang-cabang kekuasaan yang lain.
5) Coordinate status and lack of accountability adalah prinsip koordinasi dan kesederajatan,
yaitu semua organ ataulembaga (tinggi) Negara yang menjalankan fungsi legislatif,eksekutif,
dan yudisial mempunyai kedudukan yang sederajat.

Anda mungkin juga menyukai