Anda di halaman 1dari 26

PERBANDINGAN PELAKSANAAN SISTEM PEMERINTAHAN

DI INDONESIA DENGAN NEGARA LAIN

Bab I
1.1 Latar Belakang
Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk menjaga suatu kestabilan negara itu. Namun di
beberapa negara sering terjadi tindakan separatisme karena sistem pemerintahan yang dianggap memberatkan rakyat
ataupun merugikan rakyat. Sistem pemerintahan mempunyai fondasi yang kuat dimana tidak bisa diubah dan
menjadi statis. Jika suatu pemerintahan mempunya sistem pemerintahan yang statis, absolut maka hal itu akan
berlangsung selama-lamanya hingga adanya desakan kaum minoritas untuk memprotes hal tersebut.
Secara luas berarti sistem pemerintahan itu menjaga kestabilan masyarakat, menjaga tingkah laku kaum
mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi pemerintahan, menjaga kekuatan politik, pertahanan, ekonomi,
keamanan sehingga menjadi sistem pemerintahan yang kontinu dan demokrasi dimana seharusnya masyarakat bisa
ikut turut andil dalam pembangunan sistem pemerintahan tersebut.Hingga saat ini hanya sedikit negara yang bisa
mempraktikkan sistem pemerintahan itu secara menyeluruh.
Secara sempit, Sistem pemerintahan hanya sebagai sarana kelompok untuk menjalankan roda pemerintahan
guna menjaga kestabilan negara dalam waktu relatif lama dan mencegah adanya perilaku reaksioner maupun radikal
dari rakyatnya itu sendiri.
Sistem pemerintahan negara Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 adalah sistem
presidensial kabinet. Dengan sistem pemerintahan tersebut, baik para penyelenggara negara maupun rakyat dan
bangsa Indonesia telah merasa sesuai. Sejalan dengan perkembangan dan dinamika politik masyarakat,
penyelenggaraan negara dengan sistem presidensial kabinet telah mengalami perubahan dan penyempurnaan hingga
sekarang ini.
1.2 Rumusan Masalah:
Setiap Negara tentu memiliki badan - badan Negara dalam system ketatanegaraanya, yang meliputi badan
legislative, eksekutif, dan yudikatif yang berbeda antara nengara yang satu dengan Negara yang lain. Namun, ketiga
badan tersebut tetap ada di setiap penyelenggaraan Negara. Berikut ini adalah ketiga badan tersebut.
1. Badan legislatif
Badan legislatif merupakan badan pembuat Undang Undang, yang dianggap mewakili rakyat. Oleh karena
itu, disebut dengan Dewan Perwakilan Rakyat atau Parlemen. Badan legislatif terbagi dalam 2 kategori berikut.
1. Unikameral. Yaitu badan legislatif tang terdiri dari satu majelis
2. Bikameral, yaitu badan legislatif yang terdiri dari dua majelis

[Type text]

Page 1

Di Negara yang berbentuk federal, biasanya mengikuti sistem bikameral ( dua majelis ). Alasannya, salah satu
majelis digunakan untuk mewakili kepentingan Negara bagian. Di Negara kesatuan, ada pula yang mengikuti sistem
bikameral. Namun, hanya untuk mengimbangi dan membatasi kekuasaan dari majelis yang lain. Dalam sistem
bikameral terdapat dua majelis yang disebut Majelis Rendah dan Majelis Tinggi
a. Majelis Redah
Majelis Rendah merupakan majelis/badan yang mewakili rakyat. Anggota Majelis Rendah dipilih secara
langsung oleh rakyat melalui pemilu.
Contoh : Amerika Serikat dikenal dengan House of refresentative Inggris di kenal dengan house of commons
b. Majelis Tinggi
Anggota Majelis Tinggi ditentukan dengan cara ditunjuk, turun temurun, dan dipilih.
Contoh: Amerika Serikat dikenal dengan Senate Inggris dikenal dengan House of Lords. Fungsi dari Badan
Legislatif adalah sebagai berikut.

Membuat Undang Undang dan menentukan kebijkasanaan


Mengontrol atau mengawasi badan eksekutif agar setiap tindakannya sesuai dengan UU atau kebijakan
yang telah ditetapkan.

2. Badan Eksekutif
Di Negara yang menganut paham demokrasi, badan eksekutif ini terdiri dari seorang raja atau presiden dan
menteri menteri. Tentunya Anda sudah mempelajari sejak duduk di bangku SD bahwa badan eksekutif dengan
sistem presidensial terdiri dari seorang presiden dan para menteri. Para menteri ini bertanggung jawab kepada
presiden.
Dalam sistem parlementer, para menteri dipimpin oleh seorang perdana menteri. Jadi, para menteri dan
perdana menteri disebut sebagai bagian dari badan eksekutif yang bertanggung jawab sedangkan raja merupaka
badan eksekutif yang tidakl dapat diganggu gugat.Tugas dari badan eksekutif ini adalah melaksanakan kebijakan
kebijakan yang telah ditetapkan oleh badan legislative dan menyelenggarakan undang undang yang dibuat badna
legislatif. Namun, saat ini badan eksekutif memiliki peran dan kewenangan yang luas. Salah satu faktornya adalah
badan eksekutif sebagai penyelenggara kesejahteraan yang meliputi berbagai aspek kehidupan.
3. Badan Yudikatif
Dalam Trias Politica, baik dalam arti pembagian maupun pemisahan kekuasaan, badan legislatif ini harus bebas
dari campur tangan kekuasaan dari badan legislatif maupun badan eksekutif. Tujuannya agar badan yudikatif dapat
melaksanakan tugas untuk menegakkan hokum dan keadilan serta menjamin hak hak warga Negara. Dengan
kewenangannya, bukan berarti bahwa hakim sebagai anggota dari badan yudikatif bertindak dengan caranya sendiri.
Kewenangan tersebut untuk menafsirkan hukum serta prinsip fundamental.
Berikut ini akan dilihat bagaimana pelaksanaan sistem pemerintahan di negara Indonesia dan perbandingannya
dengan negara-negara lain baik yang menerapkan sistem pemerintahan presidensial maupun parlementer.

[Type text]

Page 2

1. Perbandingan sistem pemerintahan di Indonesia dengan di Amerika Serikat


a. Bentuk Negara
Indonesia
:
Amerika Serikat :
b. Bentuk Pemerintahan
Indonesia
:
Amerika Serikat :
c. Sistem Pemerintahan
Indonesia
:
Amerika Serikat :
d. Legislatif
Indonesia
:
Amerika Serikat :

kesatuan dengan otonomi luas memiliki 33 provinsi


Federal dengan 51 negara bagian
Republik
Republik
Presidensial
Presidensial
Bikameral, yaitu DPR dan DPD yang menjadi anggota
dari MPR.
Bikameral, yaitu Kongres yang terdiri dari senat dan House
of Representatives

e. Esksekutif
Indonesia

Presiden sebagai Kepala Negara Pemerintahan serta para


Menteri

Amerika Serikat :

Presiden sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan


Serta para Menteri

f. Yudikatif
Indonesia

Amerika Serikat :

Mahkamah Agung dan Badan Peradialan di bawahnya


Yaitu Pengadilan Tinggin dan Pengadilan Negeri,
Mahkamah Konstitusi, dan Komisi Yudisial.
Supreme Court ( MA ), United States Courts of Appeal,
United States District Courts, Stated and Country Courts.

2. Perbandingan Sistem Pemerintahan di Indonesia dengan di Inggris


a. Bentuk Negara
Indonesia
:
Inggirs
:
b. Bentuk Pemeritahan
Indonesia
:
Inggirs
:
c. Sistem Pemerintahan
Indonesia
:
Inggris
:
d. Legislatif
Indonesia
:

[Type text]

Kesatuan dengan otonomi luas memiliki 33 provinsi


Kesatuan
Republik
Monarki Konstitusional
Presidensial
Parlementer
Bikameral, yaitu DPR dan DPD yang menjadi anggota
dari MPR

Page 3

Inggris

Bikameral yaitu Parlemen yang terdiri dari House


of Commons ( Majelis Rendah ) dan House of Lords (

e. Eksekutif
Indonesia
Inggris

Presiden sebagai Kepala Negara dan Kepala


Pemerintahan serta dibantu para Menteri

Perdana Menteri dan Perdana Menteri ( Kabinet )

Majelis Tinggi )

sebagai Kepala Pemerintahan


f. Yudikatif
Indonesia

Inggris

Mahkamah Agung dan Badan Peradilan di bawahnya,


yaitu Pengadilan Tinggi, Pengadilan Tinggi, Mahkamah
Konstitusi, dan Komisi Yudisial

Supreme of Court of judicative ( MA )

Bab II
2.1

SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA

A. Sistem Pemerintahan Negara Indonesia Berdasar UUD 1945 sebelum Diamandemen.


Sistem pemerintahan ini tertuang dalam penjelasan UUD 1945 tentang 7 kunci pokok sistem pemerintahan.
Yaitu :

Indonesia adalah Negara yang berdasar atas hukum (rechtsstaat)


Sistem Konstitusional.
Kekuasaan tertinggi di tangan MPR
Presiden adalah penyelenggara pemerintah Negara yang tertinggi di bawah MPR.
Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR.
Menteri Negara adalah pembantu presiden, dan tidak bertanggung jawab terhadap DPR.
Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas.

Berdasarkan tujuh kunci pokok tersebut, sistem pemerintahan Indonesia menurut UUD 1945 menganut sistem
pemerintahan presidensial. Sistem pemerintahan ini dijalankan semasa Orde Baru dibawah kepemimpinan Presiden
Suharto.
Ciri dari sistem pemerintahan presidensial ini adalah adanya kekuasaan yang amat besar pada lembaga kepresidenan.

Pada saat sistem pemerintahan ini, kekuasaan presiden berdasar UUD 1945 adalah sebagai berikut :

[Type text]

Page 4

Pemegang kekuasaan legislative.


Pemegang kekuasaan sebagai kepala pemerintahan.
Pemegang kekuasaan sebagai kepala Negara.
Panglima tertinggi dalam kemiliteran.
Berhak mengangkat & melantik para anggota MPR dari utusan daerah atau golongan.
Berhak mengangkat para menteri dan pejabat Negara.
Berhak menyatakan perang, membuat perdamaian, dan perjanjian dengan Negara lain.
Berhak mengangkat duta dan menerima duta dari Negara lain.
Berhak memberi gelaran, tanda jasa, dan lain lain tanda kehormatan.
Berhak memberi grasi, amnesty, abolisi, dan rehabilitasi.

Dampak negative yang terjadi dari sistem pemerintahan yang bersifat presidensial ini adalah sebagai berikut :

Terjadi pemusatan kekuasaan Negara pada satu lembaga, yaitu presiden.


Peran pengawasan & perwakilan DPR semakin lemah.
Pejabat pejabat Negara yang diangkat cenderung dimanfaat untuk loyal dan mendukung kelangsungan
kekuasaan presiden.
Kebijakan yang dibuat cenderung menguntungkan orang orang yang dekat presiden.
Menciptakan perilaku KKN.
Terjadi personifikasi bahwa presiden dianggap Negara.
Rakyat dibuat makin tidak berdaya, dan tunduk pada presiden.

Dampak positif yang terjadi dari sistem pemerintahan yang bersifat presidensial ini adalah sebagai berikut :

Presiden dapat mengendalikan seluruh penyelenggaraan pemerintahan.


Presiden mampu menciptakan pemerintahan yang kompak dan solid.
Sistem pemerintahan lebih stabil, tidak mudah jatuh atau berganti.
Konflik dan pertentangan antar pejabat Negara dapat dihindari.

Indonesia memasuki era reformasi. Dimana bangsa Indonesia ingin dan bertekad untuk menciptakan sistem
pemerintahan yang demokratis. Oleh karena itu perlu disusun pemerintahan berdasarkan konstitusi (konstitusional).
Yang bercirikan sebagai berikut :
Adanya pembatasan kekuasaan ekskutif.
Jaminan atas hak hak asasi manusia dan warga Negara.

B. Sistem Pemerintahan Negara Indonesia Berdasar UUD 1945 setelah Diamandemen.


Pokok pokok sistem pemerintahan ini adalah sebagai berikut :

Bentuk Negara kesatuan dengan prinsip otonomi yang luas. Wilayah Negara terbagi menjadi beberapa
provinsi.
Bentuk pemerintahan adalah Republik.
Sistem pemerintahan adalah presidensial.
Presiden adalah kepala Negara sekaligus kepala pemerintahan.
Kabinet atau menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung jawab kepada presiden.

[Type text]

Page 5

Parlemen terdiri atas dua (bikameral), yaitu DPR dan DPD.


Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh mahkamah agung dan badan peradilan di bawahnya.

Sistem pemerintahan ini pada dasarnya masih menganut sitem presidensial. Hal ini terbukti dengan presiden
sebagai kepala Negara dan kepala pemerintahan. Presiden juga berada di luar pengawasan langsung DPR dan tidak
bertanggung jawab terhadap parlemen.
Beberapa variasi dari sistem pemerintahan presidensial di Indonesia adalah sebagai berikut :

Presiden sewaktu waktu dapat diberhentikan MPR atas usul dan pertimbangan dari DPR.
Presiden dalam mengangkat pejabat Negara perlu pertimbangan dan/atau persetujuan DPR.
Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan dan/atau persetujuan DPR.
Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang undang dan hak budget
(anggaran).

Dengan demikian, ada perubahan perubahan baru dalam sistem pemerintahan Indonesia. Hal itu diperuntukkan
dalam memperbaiki sistem presidensial yang lama. Perubahan baru tersebut, antara lain adanya pemilihan presiden
secara langsung, sistem bicameral, mekanisme check and balance, dan pemberian kekuasaan yang lebih besar kepada
parlemen untuk melakukan pengawasan dan fungsi anggaran
C. Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Indonesia
Tahun 1945 1949
Terjadi penyimpangan dari ketentuan UUD 45 antara lain:
1. Berubah fungsi komite nasional Indonesia pusat dari pembantu presiden menjadi badan yang diserahi
kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan GBHN yang merupakan wewenang MPR.
2. Terjadinya perubahan sistem kabinet presidensial menjadi kabinet parlementer berdasarkan usul BP KNIP.
Tahun 1949 1950
Didasarkan pada konstitusi RIS. Pemerintahan yang diterapkan saat itu adalah system parlementer cabinet semu
(Quasy Parlementary). Sistem Pemerintahan yang dianut pada masa konstitusi RIS bukan cabinet parlementer murni
karena dalam system parlementer murni, parlemen mempunyai kedudukan yang sangat menentukan terhadap
kekuasaan pemerintah.
Tahun 1950 1959
Landasannya adalah UUD 50 pengganti konstitusi RIS 49. Sistem Pemerintahan yang dianut adalah
parlementer cabinet dengan demokrasi liberal yang masih bersifat semu. Ciri-ciri:
1.
2.
3.
4.

Presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat.


Menteri bertanggung jawab atas kebijakan pemerintahan.
Presiden berhak membubarkan DPR.
Perdana Menteri diangkat oleh Presiden.
Tahun 1959 1966 (Demokrasi Terpimpin)

Presiden mempunyai kekuasaan mutlak dan dijadikannya alat untuk melenyapkan kekuasaan-kekuasaan yang
menghalanginya sehingga nasib parpol ditentukan oleh presiden (10 parpol yang diakui). Tidak ada kebebasan
mengeluarkan pendapat.

[Type text]

Page 6

Tahun 1966 1998


Orde baru pimpinan Soeharto lahir dengan tekad untuk melakukan koreksi terpimpin pada era orde lama. Namun
lama kelamaan banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan. Soeharto mundur pada 21 Mei 98.
Tahun 1998 Sekarang (Reformasi)
Pelaksanaan demokrasi pancasila pada era reformasi telah banyak memberikan ruang gerak pada parpol maupun
DPR untuk mengawasi pemerintah secara kritis dan dibenarkan untuk unjuk rasa.
Sistem Pemerintahan menurut UUD 45 sebelum diamandemen:
Kekuasaan tertinggi diberikan rakyat kepada MPR.
DPR sebagai pembuat UU.
Presiden sebagai penyelenggara pemerintahan.
DPA sebagai pemberi saran kepada pemerintahan.
MA sebagai lembaga pengadilan dan penguji aturan.
BPK pengaudit keuangan.
Sistem Pemerintahan setelah amandemen (1999 2002)
MPR bukan lembaga tertinggi lagi.
Komposisi MPR terdiri atas seluruh anggota DPR ditambah DPD yang dipilih oleh rakyat.
Presiden dan wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat.
Presiden tidak dapat membubarkan DPR.
Kekuasaan Legislatif lebih dominan.
2.2

Perbandingan Sistem Pemerintahan di Indonesia dengan di RRC


a. Bentuk Negara
Indonesia : Kesatuan dengan otonomi luas memiliki 33 Provinsi
RRC
: Kesatuan dengan memiliki 23 Provinsi
b. Bentuk Pemerintahan
Indonesia : Republik
RRC
: Republik dengan sistem komunis berasas sentralisme
c. Sistem Pemerintahan
Indonesia : Presidensial
RRC
: Parlementer
d. Legislatif
Indonesia : Bikameral yaitu DPR dan DPD yang menjadi anggota dari MPR
RRC
: Unikameral yaitu Kogres Rakyat Nasional
e. Eksekutif
Indonesia : Presiden sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan serta dibantu para menteri
RRC
: Kepala Negara adalah Presiden sedangkan Kepala pemerintahan adalah perdana menteri
f. Yudikatif
Indonesia : Mahkamah Agung dan Badan Peradilan di bawahnya yaitu Pengadilan Tinggi, Peradilan
Negeri, Mahkamah Konstitusi dan Komisi Yudisial
RRC
: Supreme Peoples Court, Local Peoples Court, Special People Court
Pembahasan :

Sistem Pemerintahan Indonesia


[Type text]

Page 7

Pemerintah Indonesia adalah cabang utama pada pemerintahan Indonesia yang menganut sistem presidensial.
Pemerintah Indonesia di kepalai oleh seorang presiden yang dibantu beberapa menteri yang tergabung dalam suatu
kabinet. Sebelum tahun 2004, sesuai dengan UUD 1945, presiden dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.
Pada Pemilu 2004, untuk pertama kalinya Presiden Indonesia dipilih langsung oleh rakyat.
Presiden memegang kekuasaan pemerintah yang tertinggi di bawah Majelis Permusyawaratan Rakyat. Persiden
adalah Mandataris Majelis Permusyawaratan Rakyat. Majelis Permusyawaratan Rakyat sebagai pemegang
kekuasaan yang tertinggi di dalam ketatanegaraan RI, oleh karena terdiri dari berates-ratus anggota, tidak dapat
selalu bersidang setiap hari. Oleh karena itu untuk melaksanakan tugas sehari-hari diserahkan kepada Presiden
ebagai mandataris.
Presiden di dalam menyelengarakan tugasnya sehari-hari, dibantu oleh menteri-menteri. Sebagai pembantu
Presiden, menteri-menteri ini, tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat melainkan keapada
Presiden, menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden sendiri.Sitem ketatanegaraan dimana pemerintah
di tangan Presiden dapat dinamakan sistem Presidensil.
Ketatanegaraan Indonesia setelah Amandemen UUD 1945 melahirkan perubahan yang sangat besar dimana
UUD 1945 setelah perubahan memunculkan lembaga-lembaga baru seperti Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisial,
Komisi Pemilihan Umum, dan Bank Indonesia. DPR juga dipertegas kewenangannya baik dalam fungsi legislasi
maupun fungsi pengawasan. Aturan tentang BPK ditambah. MPR berubah kedudukannya dari lembaga tertinggi
negara menjadi lembaga join session antara DPR dan DPD (bicameral). DPA dihapus karena dilihat fungsinya tidak
lagi strategis.
Amandemen UUD 1945 telah memberikan nilai pergeseran yang sangat berarti dan besar dalam penyelenggaraan
sistem ketatanegaraan Indonesia yang mencoba untuk lebih demokratis. Hal ini terlihat jelas dalam Pasal 1 ayat (2)
UUD 1945 perubahan ketiga, dinyatakan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut
Undang-Undang Dasar. Kerangka pemikiran tersebut diatas telah memperkuat sistem pemerintahan Presidensiil di
Indonesia, dengan mengubah pola hubungan antara lembaga-lembaga tinggi negara.Perubahan dari sistem satu
kamar (unicameral) menjadi dua kamar (bicameral) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dengan sistem
pemilihan Presiden secara langsung oleh rakyat.
Karena pada dasarnya, prinsip tersebut menurut Suwoto M. berkaitan dengan ketentuan pola hubungan antar
lembaga yang meliputi pada proses pembentukan dan pengawasan kabinet, pertanggungjawaban kebijakan, serta
pemberhentian Presiden dalam masa jabatan. Dengan ketentuan tentang impeachment ini maka akan semakin jelas
tentang perbedaan mekanisme pemberhentian dalam masa jabatan yang dilakukan oleh parlemen terhadap Presiden.
Sistem Pemerintahan Cina
Republic Rakyat Cina adalah salah satu Negara yang berhaluan komunis di daratan Benua Asia dan tergolong
Negara besar di dunia. Seperti negara lainnya yang menganut paham komunisme, maka Repulblik Rakyat cina
adalah salah satu Negara yang berbentuk republic dan berdasarkan demokrasi. RRC dikepalai oleh seorang perdana
menteri sebagai ketua dewan pemerintah, dengan kata lain Negara ini menganut system pemerinyahan parlementer.

1.
2.
3.
4.

Persamaan sistem pemerintahan Indonesia dengan RRC


Kepala negara yaitu presiden
Bentuk pemerintahan yaitu Republik
Sistem kepartaiannya yaitu multi partai
Bentuk negara adalah kesatuan

[Type text]

Page 8

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Perbedaan sistem pemerintahan Indonesia dengan RRC


Indonesia

RRC

Sistem pemerintahan yaitu Presidensial

Sistem pemerintahan yaitu Parlementer

Kekuasaan negara tertinggi di tangan


Majelis Permusyawaratan Rakyat

Lembaga negara tertinggi adalah


Konggres Rakyat Nasional yang
bertindak sebagai badan legislatif
(biasanya didominasi oleh Partai
Komunis Cina)

Kepala pemerintahan adalah Presiden

Kepala pemerintahan adalah perdana


menteri

Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh


Mahkamah Agung dan badan peradilan di
bawahnya, yaitu pengadilan tinggi dan
pengadilan negeri serta sebuah
Mahkamah Konstitusi dan Komisi
Yudisial

Kekuasaan yudikatif dijalankan secara


bertingkat kaku oleh Pengadilan Rakyat
di bawah pimpinan Mahkamah Agung
Cina

Lembaga kehakiman Indonesia adalah


Mahkamah Konstitusi dan Komisi
Yudisial

Lembaga kehakiman Cina adalah


supreme peoples court, local peoples
courts, danspecial peoples courts

Kelebihan Sistem Pemerintahan Indonesia :


Presiden dan menteri selama masa jabatannya tidak dapat dijatuhkan DPR.
Pemerintah punya waktu untuk menjalankan programnya dengan tidak dibayangi krisis kabinet.
Presiden tidak dapat memberlakukan dan atau membubarkan DPR.
Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya.
Masa jabatan badan eksekutif lebih dengan jangka waktu tertentu.
Penyusunan progam kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa jabatannya.

Kelemahan Sistem Pemerintahan Indonesia


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Ada kecenderungan terlalu kuatnya otoritas dan konsentrasi kekuasaan di tangan Presiden.
Sering terjadinya pergantian para pejabat karena adanya hak perogatif presiden.
Pengawasan rakyat terhadap pemerintah kurang berpengaruh.
Pengaruh rakyat terhadap kebijaksanaan politik kurang mendapat perhatian.
Sistem pertanggung jawabannya kurang jelas.
Kekuasaan eksekutif di luar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat menciptakan kekuasaan mutlak.

Kelebihan Sistem Pemerintahan Cina


1. Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik jelas.
2. Pembuatan kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi penyesuaian pendapat antara
eksekutif dan legislatif.

[Type text]

Page 9

3. Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet menjadi berhati-hati dalam
menjalankan pemerintahan.
Kelemahan Sistem Pemerintahan Cina
1. Sistem politik Cina tidak didasarkan pada kebebasan sipil, kesetaraan di hadapan hukum dan aturan hukum.
2. Cina diperintah oleh sekelompok orang tidak dipilih oleh siapapun. Sistem seperti pemerintahan ini dapat
menghasilkan keputusan-keputusan politik yang buruk (misalnya revolusi budaya) dan keputusan politik
yang baik (misalnya kapitalisme dalam komunisme).
3. Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif.
4. Kelangsungan kedudukan badan eksekutif tidak bisa ditentukan berakhir sesuai masa jabatannya.
Kesimpulan dari Perbandingan Sistem Pemerintahan di Indonesia dengan di RRC :
Sistem pemerintahan Indonesia lebih baik dibandingkan sistem pemerintahan Cina. Karena dalam menjalankan
pemerintahan, Indonesia lebih maksimal dibandingkan dengan Negara Cina.
2.3

Perbandingan Sistem Pemerintahan di Indonesia dengan di Jepang


a. Bentuk Negara
Indonesia : Kesatuan
Jepang
: Kesatuan
b. Bentuk Pemerintahan
Indonesia : Republik
Jepang
: Monarkhi Konstutisional
c. Sistem Pemerintahan
Indonesia : Presidensial
Jepang
: Presidensial
d. Legislatif
Indonesia : Bikameral yaitu DPR dan DPD yang menjadi anggota dari MPR
Jepang
: Bikameral yaitu diet (parlemen) yang terdiri dari Majelis Rendah (shuugi-in) dan Majelis
Tinggi (sangi-in)
e. Eksekutif
Indonesia : Presiden sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan serta dibantu para menteri
Jepang
: Perdana menteri dan para menteri (kabinet) sebagai kepala pemerintahan dan Raja (kaisar)
sebagai kepala Negara
f. Yudikatif
Indonesia : Mahkamah Agung dan Badan Peradilan di bawahnya yaitu Pengadilan Tinggi, Peradilan
Negeri, Mahkamah Konstitusi dan Komisi Yudisial
Jepang
: Mahkamah Agung dan mahkamah-mahkamah rendahan
Pembahasan :

Sistem Pemerintahan Jepang


Jepang adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudra Pasifik, di sebelah
timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik Rakyat Cina,Korea, dan Rusia. Pulau-pulau paling utara berada

[Type text]

Page 10

di Laut Okhotsk, dan wilayah paling selatan berupa kelompok pulau-pulau kecil di Laut Cina Timur, tepatnya di
sebelah selatan Okinawa yang bertetangga dengan Taiwan.
Bentuk negara Jepang sendiri adalah sebuah negara yang monarki konstitusional yang sangat membatasi kekuasaan
Kaisar Jepang. Mengenai sistem pemerintahan, Jepang menjalankan sistem pemerintahan parlementer, sama seperti
yang dijalankan di Negara Inggris dan Kanada. Sejak tahun 1947 di Jepang mulai berlaku sebuah konstitusi atau
Udang-Undang Dasar yang didasarkan pada tiga prinsip, yaitu : kedaulatan rakyat, hormat terhadap hak - hak asasi
manusia, dan penolakan perang.
Pokok-Pokok Sistem Pemerintahan Jepang
Di dalam konstitusi Jepang menetapkan tentang tiga kemandirian badan pemerintah yang terdiri dari :

Badan Legislatif biasa disebut Diet atau parlemen

Badan Eksekutif terdiri dari anggota cabinet

Badan Yudikatif berfungsi sebagai pengadilan hukum

Di Jepang, jabatan kepala negara ada di tangan Kaisar. Walaupun demikian, fungsi Kaisar sebagai kepala
negara hanyalah sebagai seremonial belaka. Karena kedudukan Kaisar sendiri diatur dalam Undang-Undang Dasar
sebagai simbol dan pemersatu rakyat. Sehingga Kaisar Jepang hanya bertindak sebagai kepala negara yang
mengurusi segala urusan yang berhubungan dengan diplomatik. Sedangkan untuk jabatan kepala pemerintahan ada
di tangan perdana menteri.
Diet sebagai badan tertinggi dari kekuasaan negara juga berfungsi sebagai pembuat undang-undang. Anggota
Diet terdiri dari Majelis Rendah dengan 480 anggota dan Majelis Tinggi dengan 242 anggota. Para anggota Diet akan
memilih Perdana Menteri dari kalangan mereka sendiri. Kemudian Perdana Menteri terpilih akan membentuk
kabinet. Kabinet akan bertugas dibawah kepemimpinan Perdana Menteri, tetapi kabinet dalam mejalankan tugasnya
akan bertanggung-jawab kepada Diet.
Kewenangan Yudikatif ada di tangan Mahkamah Agung serta pengadilan-pengadilan yang lebih rendah. Di Jepang,
pengadilan-pengadilan yang mengurusi masalah hukum terdiri dari: Pengadilan Tinggi, Pengadilan Distrik, dan
Pengadilan Sumir (menangani kasus ringan, seperti pelanggaran lalu lintas). Mahkamah Agusng sendiri terdiri dari
Ketua Mahkamah Agung dan 14 hakim lainnya. Ketua Mahkamah Agung dan semua anggotanya ditunjuk oleh
cabinet
Parlemen Jepang adalah parlemen dua kamar yang dibentuk mengikuti sistem Inggris. Parlemen Jepang
terdiri dari Majelis Rendah dan Majelis Tinggi. Majelis Rendah Jepang terdiri dari 480 anggota dewan. Anggota
majelis rendah dipilih secara langsung oleh rakyat setiap 4 tahun sekali atau setelah majelis rendah dibubarkan.
Majelis Tinggi Jepang terdiri dari 242 anggota dewan yang memiliki masa jabatan 6 tahun, dan dipilih langsung oleh
rakyat. Warganegara Jepang berusia 20 tahun ke atas memiliki hak untuk memilih.
Kabinet Jepang beranggotakan Perdana Menteri dan para menteri. Perdana Menteri adalah salah seorang
anggota parlemen dari partai mayoritas di Majelis Rendah. Partai Demokrat Liberal (LDP) berkuasa di Jepang sejak
1955, kecuali pada tahun 1993. Pada tahun itu terbentuk pemerintahan koalisi yang hanya berumur singkat dengan
partai oposisi. Partai oposisi terbesar di Jepang adalah Partai Demokratik Jepang.

[Type text]

Page 11

Perdana Menteri Jepang adalah kepala pemerintahan. Perdana Menteri diangkat melalui pemilihan di antara
anggota Parlemen. Bila Majelis Rendah dan Majelis Tinggi masing-masing memiliki calon perdana menteri, maka
calon dari Majelis Rendah yang diutamakan. Pada praktiknya, perdana menteri berasal dari partai mayoritas di
parlemen. Menteri-menteri kabinet diangkat oleh Perdana Menteri. Kaisar Jepang mengangkat Perdana Menteri
berdasarkan keputusan Parlemen Jepang, dan memberi persetujuan atas pengangkatan menteri-menteri kabinet.
Perdana Menteri memerlukan dukungan dan kepercayaan dari anggota Majelis Rendah untuk bertahan sebagai
Perdana Menteri.
Berdasarkan konstitusi Jepang, Parlemen atau kokkai adalah lembaga tertinggi negara dan lembaga yang
berhak mengeluarkan kebijakan dan perundangan. Parlemen Jepang mengadopsi sistem parlemen dua kamar
(bicameral) yang diterapkan di Inggris. Ada dua badan dalam Kokkai yaitu, Shugiin atau House of Representative
(Majelis Rendah) dan Sangi in atau House of Councillors (Majelis Tinggi)[5].
Majelis Rendah terdiri dari 480 anggota yang memiliki masa jabatan 4 tahun dan langsung dipilih oleh
rakyat. Masa 4 tahun tidaklah mutlak karena dapat dibubarkan oleh PM dengan mosi tidak percaya. Pemilih yang
berhak memilih adalah warganegara Jepang yang berusia 20 tahun, dan yang berhak dipilih adalah warganegara
berusia 25 tahun, dengan persyaratan memiliki deposito sebesar 300 juta untuk calon tunggal di sebuah distrik atau
yang dikenal sebagai shousenkyoku atau single-seat electoral district, dan 600 juta yen untuk calon yang berasal dari
daerah pemilihan yang dikenal sebagai hireiku atau proportional representation constituency. Adapun tugas dan
wewenang Majelis Rendah adalah : mengajukan usulan kebijakan, berperan dalam pemilihan PM, menetapkan
anggaran keuangan, menerima pengunduran diri kabinet (PM dan menteri), dan masalah ratifikasi perjanjian.
Dengan suara 2/3, Majelis Rendah dapat memveto keputusan Majelis Tinggi.
Dari segi keluasan wewenang, Majelis Rendah memiliki wewenang yang lebih luas daripada Majelis Tinggi.
Semisal terdapat rancangan perundangan yang diveto oleh Majelis Tinggi, Majelis Rendah dapat menganulirnya
dengan melakukan pemungutan suara dengan hasil kesepakatan minimal 2/3 anggota yang hadir. Tetapi, Majelis
Rendah dapat dengan mudah dibubarkan oleh PM, dan sangat sensitif dengan pendapat dan opini rakyat. Sementara
Majelis Tinggi tidak dapat dibubarkan.
Kabinet atau naikaku di Jepang adalah kabinet yang merupakan koalisi dari partai-partai pemenang pemilu.
Dipimpin oleh seorang PM yang dipilih dari partai pemenang pemilu. Pada umumnya menteri adalah sekaligus
anggota parlemen. Menteri-menteri diangkat oleh PM berdasarkan persetujuan Parlemen.

Kelebihan Sistem Pemerintahan di Jepang :


1. Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi penyesuaian pendapat antara
eksekutif dan legislatif. Hal ini karena kekuasaan eksekutif dan legislatif berada pada satu partai atau
koalisi partai.
2. Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan public jelas.
3. Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet menjadi barhati-hati
dalam menjalankan pemerintahan.
Kekurangan Sistem Pemerintahan di Jepang :
1. Kedudukan badan eksekutif/kabinet sangat tergantung pada mayoritas dukungan parlemen sehingga
sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh parlemen.

[Type text]

Page 12

2. Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak bias ditentukan berakhir sesuai dengan
masa jabatannya karena sewaktu-waktu kabinet dapat bubar.
3. Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para anggota kabinet adalah anggota
parlemen dan berasal dari partai meyoritas. Karena pengaruh mereka yang besar diparlemen dan partai,
anggota kabinet dapat mengusai parlemen.
4. Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif. Pengalaman mereka menjadi anggota
parlemen dimanfaatkan dan manjadi bekal penting untuk menjadi menteri atau jabatan eksekutif lainnya.
Sistem Pemerintahan Indonesia
Ketatanegaraan Indonesia setelah Amandemen UUD 1945 melahirkan perubahan yang sangat besar dimana
UUD 1945 setelah perubahan memunculkan lembaga-lembaga baru seperti Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisial,
Komisi Pemilihan Umum, dan Bank Indonesia. DPR juga dipertegas kewenangannya baik dalam fungsi legislasi
maupun fungsi pengawasan. Aturan tentang BPK ditambah. MPR berubah kedudukannya dari lembaga tertinggi
negara menjadi lembaga join session antara DPR dan DPD (bicameral). DPA dihapus karena dilihat fungsinya tidak
lagi strategis.
Amandemen UUD 1945 telah memberikan nilai pergeseran yang sangat berarti dan besar dalam penyelenggaraan
sistem ketatanegaraan Indonesia yang mencoba untuk lebih demokratis. Hal ini terlihat jelas dalam Pasal 1 ayat (2)
UUD 1945 perubahan ketiga, dinyatakan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut
Undang-Undang Dasar. Kerangka pemikiran tersebut diatas telah memperkuat sistem pemerintahan Presidensiil di
Indonesia, dengan mengubah pola hubungan antara lembaga-lembaga tinggi negara.
Perubahan dari sistem satu kamar (unicameral) menjadi dua kamar (bicameral) tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan dengan sistem pemilihan Presiden secara langsung oleh rakyat. Karena pada dasarnya, prinsip tersebut
menurut Suwoto M. berkaitan dengan ketentuan pola hubungan antar lembaga yang meliputi pada proses
pembentukan dan pengawasan kabinet, pertanggungjawaban kebijakan, serta pemberhentian Presiden dalam masa
jabatan. Dengan ketentuan tentang impeachment ini maka akan semakin jelas tentang perbedaan mekanisme
pemberhentian dalam masa jabatan yang dilakukan oleh parlemen terhadap Presiden.
Kesimpulan Perbandingan Sistem Pemerintahan di Indonesia dengan di Jepang:
Sistem pemerintahan Republik Indonesia (RI) menurut UUD yang sudah diamandemen adalah sistem pemerintahan
Presidensial yang tidak bertanggung jawab kepada parlemen. Ekonomi, Budaya, Politik memiliki keterkaitan dalam
membawa Indonesia menjadi lebih baik.
Jepang (sebagai salah satu negara demokrasi) juga mempunyai struktur ketatanegaraan sebagaimana tersebut
di muka, yang meliputi supra struktur politik dan infra struktur politik. Hal ini dapat dilihat dalam Konstitusi 1947.
Supra struktur politik, meliputi lembaga-lembaga kenegaraan atau Lembaga-lembaga Negara atau alat alat
Perlengkap Negara. Dengan demikian, supra struktur politik Negara Jepang menurut Konstitusi 1947, meliputi:
Lembaga Legislatif (legislature), yaitu National Diet (Parlemen Nasional), Lembaga Eksekutif (Executive), yaitu
Cabinet (Dewan Menteri), yang dipimpin oleh seorang Perdana Menteri dan Lembaga Judisiil (Judiciary), yaitu
Supreme Court (Mahkamah Agung).
Antara Indonesia maupun Jepang memiliki persamaan dalam hal budaya, ekonomi, maupun politik. Kedua Negara
memiliki bentuk demografi yang sama, sehingga dalam pembangunan ekonomi Indonesia-Jepang sama-sama
menekankan terhadap ekonomi kelautan yang dimilikinya. Faktor penjajahan yang dilakukan Jepang terhadap
Indonesia telah membuat sistem-sistem budaya dalam masyarakat memiliki persamaan, sebagai contoh
penghormatan terhadap yang lebih tua menjadi nilai moral yang tinggi. Dalam kepemerintahan dan politik kedua
Negara sama-sama menerapkan sistem demokrasi, namun dalam pelaksanaan kepemerintahan Indonesia

[Type text]

Page 13

dilaksanakan oleh Presiden sedangkan Jepang Perdana Menteri. Kaisar hanya dijadikan sebagai symbol pemersatu
rakyat.
2.4

Perbandingan Sistem Pemerintahan di Indonesia dengan di Brazil


a. Bentuk Negara
Indonesia : Kesatuan
Brazil
: Federal
b. Bentuk Pemerintahan
Indonesia : Republik
Bazil
: Republik
c. Sistem Pemerintahan
Indonesia : Presidensial
Brazil
: Presidensial
d. Legislatif
Indonesia : Bikameral yaitu DPR dan DPD yang menjadi anggota dari MPR
Brazil
: Bikameral yaitu National Congress (Congresso nacional)yang terdiri dari Federal Senate
(Senat Federal) dan The Chamber of Deputies or Camaro dos Deputados
e. Eksekutif
Indonesia : Presiden sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan serta dibantu para menteri
Brazil
: Presiden sebagai kepla negara dan kepala pemerintahan serta dibantu para menteri
f. Yudikatif
Indonesia : Mahkamah Agung dan Badan Peradilan di bawahnya yaitu Pengadilan Tinggi, Peradilan
Negeri, Mahkamah Konstitusi dan Komisi Yudisial
Brazil
: Supreme Federal Tribunal, Highjer Tribunal of Justice, dan Region Federal Tribunals
Pembahasan :

Sistem Pemerintahan di Brazil

Sistem pemerintahan di Brazil, saat ini Brazil menganut sistem pemerintahan Republik.
Setelah mendapat kemerdekaan dari Portugis pada 7 September 1822 Brazil telah menganut sistem
pemerintahan monarki, sebuah sistem pemerintahan yang berdasarkan sistem pemerintahan kerajaan.
Kepala pemerintahan dan kepala negara ada di tangan Presiden. Berbeda dengan Indonesia yang masa
jabatan presiden selama 5th dalam satu periode, di Brazil masa jabatan presiden hanya selama 4th dalam satu
periode pemerintahan.
Parlemen berfungsi sebagai pengontrol kinerja pemerintah serta sebagai perwakilan rakyat Brazil dalam
pemerintahan, Brazil memiliki Kongres Nasional atau semacam MPR-DPR di Indonesia.
Kongres ini dibedakan menjadi 2 atau yang lebih populer dengan istilah BIKAMERAL atau parlemen dua
kamar, yang terdiri dari Senat Federal dengan 81 kursi dan Cmara dos Deputados dengan 513 kursi.
Masa jabatan anggota senat federal dan Cmara dos Deputados berbeda-beda.
Presiden Brazil mempunyai kekuasaan eksekutif yang sangat besar dan juga berhak untuk menunjuk dan
membentuk kabinet yang akan membantu dan mendukung presiden dalam menjalankan pemerintahannya.

Brazil adalah sebuah negara terbesar yang terletak di benua Amerika Selatan. Sebagai negara bekas jajahan
Portugal, Brazil banyak mengadopsi budaya serta karakter dari negara Portugal, termasuk bahasa resmi nasional
Brazil juga menggunakan Bahasa Portugis walaupun negara-negara di sekitar Brazil menggunakan bahasa Spanyol
sebagai bahasa resminya.

[Type text]

Page 14

Nama Brazil sendiri berasal dari nama sebuah kayu lokal yang hanya tumbuh di negara itu, yaitu Kayu Brasil.
Sebagai negara yang berpenduduk paling banyak di wilayah Amerika Selatan, Brazil juga terkenal sebagai penghasil
kopi terbesar di dunia.
Mengenai sistem pemerintahan di Brazil, saat ini Brazil menganut sistem pemerintahan Republik. Sebuah sistem
pemerintahan yang sama seperti Sistem pemerintahan di Indonesia. Walaupun sebenarnya setelah mendapat
kemerdekaan dari Portugis pada 7 September 1822 Brazil telah menganut sistem pemerintahan monarki, sebuah
sistem pemerintahan yang berdasarkan sistem pemerintahan kerajaan.
Karena menganut sistem pemerintahan Republik, maka kepala pemerintahan dan kepala negara ada di tangan
Presiden. Berbeda dengan Indonesia yang masa jabatan presiden selama 5th dalam satu periode, di Brazil masa
jabatan presiden hanya selama 4th dalam satu periode pemerintahan.
Mengenai parlemen yang berfungsi sebagai pengontrol kinerja pemerintah serta sebagai perwakilan rakyat Brazil
dalam pemerintahan, Brazil memiliki Kongres Nasional atau semacam MPR-DPR di Indonesia. Kongres ini
dibedakan menjadi 2 atau yang lebih populer dengan istilah BIKAMERAL atau parlemen dua kamar, yang terdiri
dari Senat Federal dengan 81 kursi dan Cmara dos Deputados dengan 513 kursi. Masa jabatan anggota senat federal
dan Cmara dos Deputados berbeda-beda. Seperti halnya di Indonesia, Presiden Brazil mempunyai kekuasaan
eksekutif yang sangat besar. Selain memegang kekuasaan pemerintahan, Presiden Brazil juga berhak untuk
menunjuk dan membentuk kabinet yang akan membantu dan mendukung presiden dalam menjalankan
pemerintahannya.
Kelebihan Sistem Pemerintahan di Brazil :
a. Badan eksekutif lebih stabil kedudu-kannya karena tidak tergantung pada parlemen
b. Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu. Misalnya, masa jabatan presiden Amerika
Serikat adalah 4 tahun dan presiden Indonesia selama 5 tahun
c. Penyusunan program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa jabatannya
d. Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena dapat diisi oleh orang luar termasuk
anggota parlemen sendiri
Kekurangan Sistem Pemerintahan di Brazil :
a. Kekuasaan eksekutif di luar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat menciptakan kekuasaan mutlak
b. Sistem pertanggung jawabannya kurang jelas
c. Pembuatan keputusan/kebijakan publik umumnya hasil tawar-menawar antara eksekutif dengan legislatif sehingga
dapat terjadi keputusan tidak tegas dan memakan waktu yang lama.
Sistem Pemerinthan Indonesia :
Menurut UUD 1945, sistem pemerintahan Indonesia tidak menganut sistem pemisahan kekuasaan atau
separation of power (Trias Politica) murni yang diajarkan Montequieu, akan tetapi menganut sistem pembagian
kekuasaan (ditribution of power). Dikatakan demikian karena UUD 1945 :

[Type text]

Page 15

1. Tidak membatasi secara tajam, bahwa tiap kekuasaan itu harus dilakukan oleh suatu organisasi atau badan
tertentu yang tidak boleh saling campur tangan.
2. Tidak membatasi kekuasaan itu dibagi atas 3 bagian saja dan juga tidak membatasi kekuasaan dilakukan oleh
3 organ saja.
3. Tidak membagi habis kekuasaan rakyat yang dilakukan MPR , pasal 1 ayat 2, kepada lembaga-lembaga
negara lainnya.
Menurut Rod Hague, pada sistem pemerintahan presidensial terdiri dari 3 (tiga) unsur yaitu :
1) Presiden yang dipilih rakyat, menjalankan pemerintahan dan mengangkat pejabat-pejabat pemerintahan yang
terkait.
2) Masa jabatan yang tetap bagi presiden dan dewan perwakilan, keduanya tidak bisa saling menjatuhkan
(menggunakan kekuasaan secara sewenang-wenang).
3) Tidak ada keanggotaan yang tumpang tindih antara eksekutif dan legislatif

BAB III
SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL

1. Pengertian Sistem Pemerintahan Presidensial


Sistem pemerintahan presidensial atau disebut juga dengan sistem kongresional adalah sistem pemerintahan
dimana badan eksekutif dan legislatif memiliki kedudukan yang independen. Kedua badan tersebut tidak
berhubungan secara langsung seperti dalam sistem pemerintahan parlementer. Mereka dipilih oleh rakyat secara
terpisah. Sistem presidensial tidak mengenal adanya lembaga pemegang supremasi tertinggi. Kedaulatan negara
dipisahkan (separation of power) menjadi tiga cabang kekuasaan, yakni legislatif, eksekutif, dan yudikatif, yang
secara ideal diformulasikan sebagai Trias Politica oleh Montesquieu. Presiden dan wakil presiden dipilih langsung
oleh rakyat untuk masa kerja yang lamanya ditentukan konstitusi. Konsentrasi kekuasaan ada pada presiden sebagai
kepala negara dan kepala pemerintahan. Dalam sistem presidensial para menteri adalah pembantu presiden yang
diangkat dan bertanggung jawab kepada presiden.
Sistem pemerintahan presidensial merupakan sistem pemerintahan negara republik di mana kekuasan
eksekutif
dipilih
melalui
pemilu
dan
terpisah
dengan
kekuasan
legislatif.
Menurut Rod Hague, pemerintahan presidensiil terdiri dari 2 unsur yaitu:
Presiden yang dipilih rakyat memimpin pemerintahan dan mengangkat pejabat-pejabat pemerintahan yang
terkait.
[Type text]

Page 16

Presiden dengan dewan perwakilan memiliki masa jabatan yang tetap, tidak bisa saling menjatuhkan.

Dalam sistem presidensial, presiden memiliki posisi yang relatif kuat dan tidak dapat dijatuhkan karena
rendah subjektif seperti rendahnya dukungan politik. Namun masih ada mekanisme untuk mengontrol presiden. Jika
presiden melakukan pelanggaran konstitusi, pengkhianatan terhadap negara, dan terlibat masalah kriminal, posisi
presiden bisa dijatuhkan. Bila ia diberhentikan karena pelanggaran-pelanggaran tertentu, biasanya seorang wakil
presiden akan menggantikan posisinya.Model ini dianut oleh Amerika Serikat, Indonesia, dan sebagian besar Negara
Amerika Latin.
Bentuk MPR sebagai majelis permusyawaratan-perwakilan dipandang lebih sesuai dengan corak hidup
kekeluargaan bangsa Indonesia dan lebih menjamin pelaksanaan demokrasi politik dan ekonomi untuk terciptanya
keadilan sosial,dan sebagai ciri demokrasi Indonesia. Dalam struktur pemerintahan negara, MPR berkedudukan
sebagai supreme power dan penyelenggara negara yang tertinggi. DPR adalah bagian dari MPR yang berfungsi
sebagai legislatif. Presiden menjalankan tugas MPR sebagai kekuasaan eksekutif tertinggi, sebagai mandataris MPR.
Sebagai penjelmaan rakyat dan merupakan pemegang supremasi kedaulatan, MPR adalah penyelenggara
pemerintahan negara tertinggi, pemegang kekuasaan eksekutif dan legislatif. DPR adalah bagian MPR yang
menjalankan kekuasaan legislatif, sedangkan presiden adalah mandataris yang bertugas menjalankan kekuasaan
eksekutif. Bersama-sama, DPR dan presiden menyusun undang-undang. DPR dan presiden tidak dapat saling
menjatuhkan seperti pada sistem parlementer maupun presidensial.
Sistem presidensial dipandang mampu menciptakan pemerintahan negara berasaskan kekeluargaan dengan
stabilitas dan efektifitas yang tinggi. Sehingga para anggota legislatif bisa lebih independent dalam membuat UU
karena tidak khawatir dengan jatuh bangunnya pemerintahan. Sistem presidensial mempunyai kelebihan dalam
stabilitas pemerintahan, demokrasi yang lebih besar dan pemerintahan yang lebih terbatas. Adapun kekurangannya,
kemandekan (deadlock) eksekutif-legislatif, kekakuan temporal, dan pemerintahan yang lebih eksklusif.
Secara konstitusional, DPR mempunyai peranan untuk menyusun APBN, mengontrol jalannya pemerintahan,
membuat undang-undang dan peranan lain seperti penetapan pejabat dan duta. Presiden tak lagi bertanggung jawab
pada
DPR
karena
ia
dipilih
langsung
oleh
rakyat.
Konstitusi RI jelas telah menetapkan sistem pemerintahan presidensial. Pemerintahan presidensial mengandalkan
pada individualitas. Sistem pemerintahan presidensial bertahan pada citizenship yang bisa menghadapi kesewenangwenangan kekuasaan dan juga kemampuan DPR untuk memerankan diri memformulasikan aturan main dan
memastikan janji presiden berjalan.
Pemerintahan presidensial memang membutuhkan dukungan riil dari rakyat yang akan menyerahkan
mandatnya kepada capres. Namun, rakyat tak bisa menyerahkan begitu saja mandatnya tanpa tahu apa yang akan
dilakukan capres.
2. Ciri-ciri Sistem Pemerintahan Presidensial
Berikut ini merupakan cirri-ciri dari Sistem Pemerintahan Presidensial, antara lain :
-

Dikepalai oleh seorang presiden sebagai kepala pemerintahan sekaligus kepala negara.

- Kekuasaan eksekutif presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat dan dipilih langsung oleh mereka atau
melalui badan perwakilan rakyat.

[Type text]

Page 17

- Presiden memiliki hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri yang
memimpin
departemen
dan
non-departemen.
Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan eksekutif (bukan kepada kekuasaan legislatif).
- Kabinet (dewan menteri) dibentuk oleh presiden. Kabinet bertangungjawab kepada presiden dan tidak
bertanggung jawab kepada parlemen atau legislatif.
-

Presiden tidak bertanggungjawab kepada parlemen. Hal itu dikarenakan presiden tidak dipilih oleh parlemen.

Presiden tidak dapat membubarkan parlemen seperti dalam sistem parlementer.

Parlemen memiliki kekuasaan legislatif dan sebagai lembaga perwakilan. Anggota parlemen dipilih oleh rakyat.

Menurut von Mettenheim dan Rockman sebagaimana dikutip Rod hague dan Martin Harrop, sistem Presidensil
memiliki beberapa ciri yakni :

popular elections of the Presiden who directs the goverenment and makes appointments to it.

fixed terms of offices for the Presiden and the assembly, neither or which can be

brought down by the other (to forestall arbitrary use of powers).

no overlaping in membership between the executive and the legislature.

Dalam keadaan normal, kepala pemerintahan dalam sistem Presidensial tidak dapat dipaksa untuk
mengundurkan diri oleh badan legislatif (meskipun terdapat kemungkinan untuk memecat seorang Presiden dengan
proses pendakwaan luar biasa). Jika pada sistem parlementer memiliki pemerintah/eksekutif kolektif atau kolegial
maka pada sistem Presidensial memiliki eksekutif nonkolegial (satu orang), para anggota kabinet Presidensial hanya
merupakan penasehat dan bawahan Presiden.
Menurut Duchacck perbedaan utama antara sistem Presidensil dan parlementer pada pokoknya menyangkut
empat hal, yaitu: terpisah tidaknya kekuasaan seremonial dan politik (fusion of ceremonial and political powers),
terpisah tidaknya personalia legislatif dan eksekutif (separation of legislatif and eksekutif personels), tinggi redahnya
corak kolektif dalam sistem pertanggungjawbannya (lack of collective responsibility), dan pasti tidaknya jabatan
Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan (fixed term of office).
3. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial
Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial :

Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung pada parlemen.

Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu. Misalnya, masa jabatan Presiden
Amerika Serikat adalah empat tahun, Presiden Filipina adalah enam tahun dan Presiden Indonesia adalah lima tahun.

Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa jabatannya.

Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena dapat diisi oleh orang luar termasuk
anggota parlemen sendiri.

Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung pada parlemen.

[Type text]

Page 18

Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu. Misalnya,

masa jabatan Presiden Amerika Serikat adalah empat tahun, Presiden Indonesia adalah lima tahun.

Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa jabatannya.

Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena dapat diisi oleh orang luar termasuk
anggota parlemen sendiri.

Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial :

Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat menciptakan kekuasaan mutlak.

Sistem pertanggungjawaban kurang jelas.

Pembuatan keputusan atau kebijakan publik umumnya hasil tawar-menawar antara eksekutif dan legislatif
sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas dan memakan waktu yang lama.

Karena presiden tidak bertanggung jawab pada badan legislatif, maka sistem

pertanggungjawabannya menjadi tidak jelas.


Bisa menciptakan sebuah kekuasaan yang mutlak karena kekuasaan eksekutif berada di luar pengawasan
langsung legislatif.

4. Contoh Negara Yang Menggunakan Sistem Pemerintahan Presidensial


Contoh negara yang menggunakan sistem pemerintahan presidensial: Indonesia,Amerika Serikat, Filipina, Brasil,
Mesir, dan Argentina.
Indonesia yang menganut sistem pemerintahan presidensial tidak akan sama persis dengan sistem pemerintahan
presidensial yang berjalan di Amerika Serikat. Bahkan, negara-negara tertentu memakai sistem campuran antara
presidensial dan parlementer (mixed parliamentary presidential system). Contohnya, negara Prancis sekarang ini.
Negara tersebut memiliki presiden sebagai kepala negara yang memiliki kekuasaan besar, tetapi juga terdapat
perdana menteri yang diangkat oleh presiden untuk menjalankan pemerintahan sehari-hari.
Sebagai negara dengan sistem presidensial, Indonesia banyak mengadopsi praktik-praktik pemerintahan di Amerika
Serikat. Misalnya, pemilihan presiden langsung dan mekanisme cheks and balance. Konvensi Partai Golkar
menjelang pemilu tahun 2004 juga mencontoh praktik konvensi di Amerika Serikat. Namun, tidak semua praktik
pemerintahan di Indonesia bersifat tiruan semata dari sistem pemerintahan Amerika Serikat. Contohnya, Indonesia
mengenal adanya lembaga Majelis Permusyawaratan Rakyat, sedangkan di Amerika Serikat tidak ada lembaga
semacam itu.
Hal itu didasarkan pada Pasal 4 Ayat 1 yang berbunyi, Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan
pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar. Dengan demikian, sistem pemerintahan di Indonesia menganut
sistem pemerintahan presidensial.
[Type text]

Page 19

Perbandingan Sistem Presidensial Yang ada di Indonesia dan Filipina

Negara Indonesia

Sistem Pemerintahan Presidensial di Negara Indonesia

Negara indonesia adalah negara yang berbentuk republik. Pemerintahan republik adalah suatu pemerintahan dimana
seluruh atau sebagian rakyat memegang kekuasaan yang tertinggi di dalam negara. Oleh karena itu, kadaulatan
berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang-undang dasar.
a. Sistem Pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Sebelum Diamandemen.
Pokok-pokok sistem pemerintahan negara Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum
diamandemen tertuang dalam Penjelasan UUD 1945 tentang tujuh kunci pokok sistem
pemerintahan negara tersebut sebagai berikut:
Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat);
Sistem Konstitusional;
Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi dibawah Majelis Permusyawaratan Rakyat;
Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat;
Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggungjawab kepada Dewan Perwakilan
Rakyat;
Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.
Berdasarkan tujuh kunci pokok sistem pemerintahan, sistem pemerintahan Indonesia
menurut UUD 1945 menganut sistem pemerintahan presidensial. Sistem pemerintahan ini dijalankan semasa
pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Suharto. Ciri dari sistem pemerintahan masa itu adalah
adanya kekuasaan yang amat besar pada lembaga kepresidenan. Hamper semua kewenangan presiden yang di atur
menurut UUD 1945 tersebut dilakukan tanpa melibatkan pertimbangan atau persetujuan DPR sebagai wakil rakyat.
Karena itui tidak adanya pengawasan dan tanpa persetujuan DPR, maka kekuasaan presiden sangat besar dan
cenderung dapat disalahgunakan.
b. Sistem pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Setelah Diamandemen
Sekarang ini sistem pemerintahan di Indonesia masih dalam masa transisi. Sebelum diberlakukannya sistem
pemerintahan baru berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen keempat tahun 2002, sistem pemerintahan Indonesia
masih mendasarkan pada UUD 1945 dengan beberapa perubahan seiring dengan adanya transisi menuju sistem
pemerintahan yang baru. Sistem pemerintahan baru diharapkan berjalan mulai tahun 2004 setelah dilakukannya
Pemilu 2004.
Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia adalah sebagai berikut:
[Type text]

Page 20

Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang luas. Wilayah negara terbagi dalam beberapa
provinsi;
Bentuk pemerintahan adalah republik, sedangkan sistem pemerintahan presidensial;
Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan wakil presiden dipilih dan
diangkat oleh MPR untuk masa jabatan lima tahun. Untuk masa jabatan 2004-2009, presiden dan wakil presiden
akan dipilih secara langsung oleh rakyat dalam satu paket;
Kabinet atau menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung jawab kepada presiden;
Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah
(DPD). Para anggota dewan merupakan anggota MPR. DPR memiliki kekuasaan legislatif dan kekuasaan
mengawasi jalannya pemerintahan;
Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Makamah Agung dan badan peradilan dibawahnya.
Sistem pemerintahan ini juga mengambil unsur-unsur dari sistem pemerintahan
parlementer dan melakukan pembaharuan untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan yang ada dalam sistem
presidensial. Beberapa variasi dari sistem pemerintahan presidensial di Indonesia adalah sebagai berikut:
Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul dari DPR. Jadi, DPR tetap memiliki kekuasaan
megawasi presiden meskipun secara tidak langsung;
Presiden dalam mengangkat penjabat negara perlu pertimbangan atau persetujuan dari DPR;
Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan atau persetujuan dari DPR;
Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang-undang dan hak budget (anggaran).
Dengan demikian, ada perubahan-perubahan baru dalam sistem pemerintahan Indonesia. Hal itu diperuntukan dalam
memperbaiki sistem presidensial yang lama. Perubahan baru tersebut, antara lain adanya pemilihan secara langsung,
sistem bikameral, mekanisme cheks and balance, dan pemberian kekuasaan yang lebih besar kepada parlemen untuk
melakukan pengawasan dan fungsi anggaran.
1. Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan Indonesia menganut sistem presidensial, dan tidak murni menganut Trias Politica, karena
selain kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif, masih ada eksaminatif dan inspeksi (BPK). Untuk menentukan
wakil-wakil rakyat di legislatif serta kepala pemerintah dan wakilnya di bentuk lembaga independen pemilihan
umum, baik di tingkat pusat atau Negara, dan kabupaten atau kota.
Kekuasaan eksekutif
a. dilaksanakan oleh seorang presiden
b. selain kepala Negara,juga kepala pemerintah
c. presiden dan wakil presiden dipilih oleh rakyat melalui
pemilu, bukan dari partai pemenang
d. presiden berhak memilih kabinet nya.
e. menyetujui RUU

[Type text]

Kekuasaan legislatif
Page 21

a. dilaksanakan oleh DPR/DPD, yaitu sebagai berikut;


1.) mengawasi jalanya pemerintahan.
2.) mengajukan RUU
b. DPR dapat menyetujui dan menolak perjanjian internasional
c. angota MPR mengangkat dan memberhentikan presiden dan
wakilnya sesuai pengawasan rakyak dan berbagai
kelembagaan

Kekuasaan yudikatif
a. di laksanakan oleh MA (Mahkamah Agung)
b. ketua MA di pilih oleh para hakim agung dan hakim agung di
usulkan oleh KY (Komisi Yudisial)
c. MA memiliki wewenang kasasi final dalam suatu perkara.
d. MA berwenang membatalkan atau menyatakan tidak sah
keputusan hakim yang tidak sesuai UUD.
e. MK berhak mereview UU

2. Bentuk Pemerintahan
Indonesia menganut bentuk pemerintahan Republik Konstitusional, merupakan bentuk pemerintahan
yang dipimpin oleh seorang presiden. Kekuasaan presiden dibatasi oleh UUD atau konstitusi. Presiden Republik
Indonesia memegang kekuasaan sebagai kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Hal itu didasarkan
pada Pasal 4 Ayat 1 yang berbunyi, Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut
Undang-Undang Dasar. Dengan demikian, sistem pemerintahan di Indonesia menganut sistem pemerintahan
presidensial. Sistem presidensial merupakan sistem pemerintahan negara republik di mana kekuasaan eksekutif
dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan kekuasaan legislatif
3. Bentuk Negara
Berdasarkan Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945, Negara Indonesia adalah negara kesatuan (desentralis) yang
berbentuk republik. Berdasarkan hal itu dapat disimpulkan bahwa bentuk negara Indonesia adalah kesatuan,
sedangkan bentuk pemerintahannya adalah republik.
Negara kesatuan adalah negara berdaulat yang diselenggarakan sebagai satu kesatuan tunggal di mana pemerintah
pusat adalah yang tertinggi dan satuan-satuan subnasionalnya hanya menjalankan kekuasaan-kekuasaan yang dipilih
oleh pemerintah pusat untuk didelegasikan.

Negara Filiphina
1. Sistem Pemerintahan
Filipina merupakan negara kepulauan yang sistem pemerintahannya berbentuk republik. Presiden
berfungsi sebagai kepala negara, kepala pemerintahan, dan Panglima Tertinggi angkatan bersenjata. Presiden dipilih
dalam pemilu untuk masa jabatan 6 tahun, dan memilih dan mengepalai kabinet. Bentuk negara kesatuan dan sistem
pemerintahan presidensil.

[Type text]

Kekuasaan eksekutif

Page 22

a. Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan


b. Bertugas mengawasi penegakan hukum untuk memelihara
perdamaian umum dan ketertiban umum
c. Di pilih langsung oleh rakyat dengan masa jabatan enam tahun

Kekuasaan legislatif
a. Kongres terdiri dari Senat dan Dewan Perwakilan, di pilih melalui pemilu.
b. Senat menjabat selama enam tahun, dan berjumlah 24 orang.
c. Dewan Perwakilan, berjumlah kurang dari 250 orang, dan menjabat selama 3 tahun.
d. Kongres membuat undang-undang.

Kekuasaan yudikatif
a. Dilaksanakan oleh Mahkamah Agung
b. Kepala MA dan 14 Hakim Agung di pilih oleh presiden
c. Memiliki tugas mengawasi persolan administratif pada
peradilan
d. Berhak menurunkan dan memberikan sanksi kepada hakim
peradilan yang lebih rendah

2. Bentuk Pemerintahan
Bentuk pemerintahannya yaitu kesatuan, dengan beberapa propinsi atau wilayah.

3. Bentuk Negara
Bentuk pemerintahannya yaitu republik, dan menganut sistem presidensial.

Tabel Perbandingan Sistem Pemerintahan Presidensial di Indonesia dengan Filipina

Indonesia

Filipina

Bentuk Negara

Kesatuan dengan otonomi luas Kesatuan


memiliki 33 provinsi

Bentuk
Pemerintahan
Sistem
Pemerintahan

Republik

Republik

Presidensial

Presidensial

Legislatif

Bikameral, yaitu DPR dan DPD Kongres terdiri atas senat dan
yang menjadi anggota dari MPR
dewan perwakilan

[Type text]

Page 23

Eksekutif

Presiden sebagai kepala negara dan Presiden berfungsi sebagai


kepala pemerintahan serta para kepala
Negara,
kepala
menteri
pemerintahan, dan panglima
tertinggi angkatan bersenjata

Yudikatif

Mahkamah Agung dan Badan


Peradilan
dibawahnya
yaitu
Pengadilan Tinggi dan Pengadilan
Negeri, Mahkamah Konstitusi, dan
Komisi Yudisial.

Mahkamah
Agung
yang
memiliki
seorang
ketua
Mahkamah Agung sebagai
kepalanya dan 14 hakim agung,
semuanya
ditunjuk
oleh
presiden.

Berdasarkan kesimpulan tersebut, makalah ini mempunyai banyak kekurangan dan jauhnya dari
kesempurnaan, oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat lah penulis harapkan
terutama dari bapak dosen pembimbing demi kesempurnaan makalah ini dimasa mendatang, semoga makalah ini
bermanfaat untuk kita semua dan menambah wawasan kita.

Pertanyaan Kelompok 6

[Type text]

Page 24

1. Penanya : Ade Rafiqa Oktariani


Absen
:1
Kelompok : 1
Pertanyaan : Apa maksud dari badan eksekutif memiliki peran dan kewenangan yang luas?
Penjawab : Trimona Absari
Absen
: 26
Kelompok : 6
Jawaban
: Menurut tafsiran Asas Trias Politicasyang dicetuskan oleh Montesquieu, tugas badan eksekutif
hanya melaksanakan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh badan legislatif. Akan tetapi, dalam
pelaksanaannya badan eksekutif memilikimperan sangat luas. Zaman modern telah menimbulkan paradoks,
bahwa lebih banyak UU yang diterima oleh badan Legislatif dan yang harus dilaksanakan oleh badan
eksekutif. Karena itu badan eksekutif memiliki ruang lingkup.
2. Penanya : Chandra Ardiansyah
Absen
:5
Kelompok : 1
Pertanyaan : Jelaskan apa itu Republik dengan sistem komunis berasas sentralisme?
Penjawab : Widya Cahya Kusuma
Absen
: 27
Kelompok : 6
Jawaban
:
Republik dengan sistem komunis adalah istilah politik yang digunakan untuk mendeskripsikan bentuk
pemerintahan suatu negara yang menganut sistem 1 partai dan mendeklarasi kesetiaan kepada
komunisme.
Contoh negara komunis yang masih ada hingga kini : Republik Rakyat Cina, Transnistla, Kuba, Korea
Utara, Laos dan Vietnam.
Asas sentralisme adalah pengaturan kewenangan dimana segala kekuasaan dipusatkan di pemerintah
pusat. Contohnys : Jerman
Jadi, Republik dengan sistem komunis berasa sentralisme adalah bentuk pemerintah suatu negara yang
menganut sistem 1 partai dimana seluruh keputusan atau kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat
dipusatkan di pemerintah pusat. Contohnya : Republik Rakyat Cina.
3. Penanya : Arsyiil Shiddik
Absen
:4
Kelompok : 1
Pertanyaan : Apakah ada ketentuan bagi Presiden untuk menggunakan hak perogratif untuk mengangkat dan
menghentikan menteri-menteri?
Penjawab : Yuli Yanti
Absen
: 28
Kelompok : 6
Jawaban
: Hak perogratif adalah hak yang di miliki oleh kepala negara mengenai hukum dan UU diluar
kekuasaan badan-badan perwakilan. Hak perogratif Presiden Indonesia adalah hak yang tercantum dalam
pasal 10,11,12,13,14,15, dan 17 UUD 1945. Dalam penjelasan UUD 1945 pasal 10,11,12,13,14,dan 15 adalah
kekuasaan-kekuasaan Presiden sebagai konsekuensi dari kedudukan Presiden sebagai kepala negara.
Sementara penjelasan tenatng pasal 17 tertulis Lihatlah di atas. Dalam prakteknya menteri yang

[Type text]

Page 25

menjalankan kekeuasaan pemerintahan. Dia tidak diberhentikan dengan menyatakan itu adalah hak perogratif
Presiden.

[Type text]

Page 26

Anda mungkin juga menyukai