Sistem pemerintahan berasal dari gabungan dua kata, yaitu sistem dan pemerintahan. Kata sistem dalam bahasa
Inggris mengandung makna system, yang berarti tatanan, susunan, jaringan, dan cara. Sedangkan istilah sistem
dalam bahasa Yunani (systema) mengandung pengertian : 1) sebagai keseluruhan yang tersusun dari banyak
bagian, dan 2) hubungan yang berlangsung antara satuan-satuan atau komponen-komponen secara teratur.
Pemerintahan berasal dari kata pemerintah, sedangkan kata pemerintah berasal dari kata perintah. Menurut
Kamus Bahasa Indonesia, kata-kata tersebut di atas memiliki arti sebagai berikut.
perintah adalah perkataan yang berarti menyuruh melakukan sesuatu,
pemerintah adalah kekuasaan yang memerintah suatu wilayah, daerah, dan negara
pemerintahan adalah perbuatan, cara, hal, urusan dalam memerintah.
Pemerintah dalam arti luas adalah semua lembaga negara yang oleh konstitusi negara disebut sebagai
pemegang kekuasaan pemerintahan. Hal ini, misalnya, terdapat di Indonesia di dalam UUD 1945, segala urusan
yang dilakukan oleh negara dalam menyelenggarakan kesejahteraan rakyat dan kepentingan negara, kekuasaan
pemerintah tidak hanya menjalankan fungsi eksekutif saja melainkan juga meliputi fungsi lainnya, termasuk
legislatif dan yudikatif.
Pemerintahan dalam arti sempit adalah aktivitas atau kegiatan yang diselenggarakan oleh presiden atau
perdana menteri sampai level birokrasi yang paling rendah tingkatannya. Dengan demikian, pemerintah dalam
arti sempit hanya mencakup penyelenggara fungsi eksekutif.
Pemerintah dalam arti pelayan adalah aktivitas penyelenggara negara yang memberikan pelayanan dan
melayani kepentingan dan kesejahteraan rakyat.
Sistem Pemerintahan Presidensial
Ciri-ciri pemerintahan presidensial, adalah sebagai berikut.
1) Penyelenggara negara berada ditangan presiden. Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala
pemerintahan. Presiden tidak dipilih oleh parlemen tapi dipilih langsung oleh rakyat atau suatu dewan/majelis.
2) Kabinet (dewan menteri) dibentuk oleh presiden. Kabinet bertanggung jawab kepada presiden dan tidak
bertanggung jawab kepada parlemen/legislatif.
3) Presiden tidak bertanggung jawab kepada parlemen. Hal ini dikarenakan presiden tidak dipilih oleh
parlemen.
4) Presiden tidak dapat membubarkan parlemen, seperti dalam sistem parlementer.
5) Parlemen memiliki kekuasaan legislatif dan sebagai lembaga perwakilan. Anggota parlemen dipilih oleh
rakyat.
6) Presiden tidak berada di bawah pengawasan langsung parlemen.
Sistem pemerintahan presidensial memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari sistem pemerintahan
presidensial.
Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung pada parlemen.
Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu. Misalnya, masa jabatan presiden
Amerika Serikat selama 4 tahun, presiden Indonesia selama 5 tahun.
Penyusunan program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa jabatannya.
Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena dapat diisi oleh orang luar termasuk
anggota parlemen sendiri.
Beberapa kekurangan sistem pemerintahan presidensial dapat disebutkan berikut ini.
Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat menciptakan kekuasaan
pemerintahan yang mutlak.
Sistem pertanggungjawabannya kurang jelas.
Pembuatan keputusan/kebijaksanaan publik umumnya hasil tawar menawar antara eksekutif dan legislatif,
sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas dan memakan waktu yang lama.
Contoh negara yang menganut sistem presidensial adalah Amerika Serikat, Filipina, Brazil, Mesir, dan
Argentina. Contoh negara yang menganut sistem pemerintahan parlementer adalah inggris, India, Malaysia,
Jepang, dan Australia.
Berdasarkan bagan di atas, dapat dikemukakan bahwa dalam sistem pemerintahan parlementer terjadi proses
pemerintahan sebagai berikut ini.
Rakyat melalui pemilihan umum memilih wakil rakyat yang akan duduk diparlemen.
Parlemen memilih kabinet yang dipimpin oleh seorang perdana menteri. Dalam kabinet ini, perdana menteri
berfungsi sebagai kepala pemerintahan.
Perdana menteri selaku kepala pemerintahan memberikan pertanggungjawabannya kepada parlemen.
Parlemen memiliki kewenangan untuk mengevaluasi kinerja kabinet dan dapat mengeluarkan mosi tidak
percaya. Jika mosi tidak percaya ini didukung oleh mayoritas parlemen, maka kabinet parlementer ini akan
jatuh.
Posisi raja/kaisar/sultan dalam sistem parlementer, khususnya dalam monarki konstitusional, adalah badan
negara yang tidak dapat diganggu gugat (the King can do no wrong). Oleh karena itu hubungan
raja/kaisar/sultan dengan perdana menteri harus saling menghormati.
Contoh : India, Singapura, Jerman
1. Kekuasaan Kehakiman
Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang menyelenggarakan peradilan untuk menegakkan hukum dan
keadilan. Mahkamah Agung mempunyai fungsi untuk melaksanakan kekuasaan yudikatif atau kekuasaan
kehakiman. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang bebas dan merdeka, artinya tidak ada turut
campur tangan dari badan pemerintah atau legislatif. Kekuasaan kehakiman dijalankan atas dasar penghargaan
terhadap hak-hak asasi manusia. Oleh karena itu, jika ada pejabat yang melanggar hak asasi manusia, maka
dapat dikategorikan sebagai inkostitusional dan melanggar hukum.
Lembaga kehakiman yang ada di Indonesia berada pada tingkat nasional dan tingkat kabupaten/kota. Menurut
UUD 45, kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan-badan lainnya. Adapun
badan-badan penyelenggara peradilan menurut Ketentuan Pokok-pokok Kekuasaan Kehakiman di Indonesia
terdiri atas:
1. peradilan umum, yaitu peradilan yang menangani masalah pidana masyarakat sipil Indonesia;
2. peradilan agama, yaitu peradilan yang menangani masyarakat Islam, seperti perkawinan, perceraian,
dan rujuk;
3. peradilan militer, yaitu peradilan khusus yang menangani masalah hukum para petugas selama
melaksanakan pendidikan kemiliterannya; dan
4. peradilan tata usaha negara (PTUN), yaitu peradilan yang menangani masalah-masalah perdata di
masyarakat.
Mahkamah Konstitusi mempunyai kekuasaan dan kewenangan sebagai berikut:
1. mengadili tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk mengadili UU terhadap
UUD,
2. memutuskan sengketa kewenangan lembaga negara,
3. memutuskan pembubaran partai politik, dan
4. memutuskan pendapat DPR tentang pelanggaran yang dilakukan oleh presiden.
Komisi Yudisial (KY) yaitu sebuah komisi yang mandiri dan memiliki kewenangan untuk mengusulkan
pengangkatan Hakim Agung, menjaga dan menegakkan kehormatan, martabat serta perilaku hakim. Seorang
anggota KY harus memiliki pengalaman, integritas dan kepribadian yang tidak tercela. Anggota KY diangkat
dan diberhentikan oleh presiden dengan persetujuan DPR.
1. Kekuasaan Eksekutif
Kekuasaan ini berkaitan dengan sistem pemerintahan negara. Negara dengan sistem pemerintahan presidensial
maka kekuasaan eksekutif dijabat oleh presiden, baik sebagai kepala negara maupun kepala pemerintahan.
2. Kekuasaan Legislatif
Lembaga legislatif atau parlemen umumnya memakai sistem bikameral. Satu lembaga merupakan perwakilan
dari wilayah, daerah atau negara bagian, dan lembaga lain merupakan perwakilan rakyat
3. Kekuasaan Yudikatif
Semua negara memiliki badan kehakiman. Umumnya, badan kehakiman bersifat bertingkat atau tingkat mulai
dari badan kehakiman ditingkat pusat atau federal, wilayah atau negara bagian dan provinsi. Penetapan pejabat
badan kehakiman tidak melalui pemilu.