Anda di halaman 1dari 8

SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA

Pengertian sistem pemerintahan


Sistem Pemerintahan adalah system yang dimiliki suatu negara dalam mengatur
pemerintahannya (Ensiklopedia Wikipedia)
Sistem Pemerintahan adalah sebuah sistem yang digunakan untuk mengatur pemerintahan
sebuah negara.

Ada dua jenis sistem pemerintahan yang terkenal dalam ilmu negara, yakni sistem
parlementer dan sistem presidensiil:
1. Sistem Parlementer Perdana menteri merupakan kepala pemerintahan, presiden hanya
sebagai kepala negara. Kepala negara dapat juga berupa raja, kaisar yang memperoleh hak
waris secara turun-temurun. Negara yang menganut sistem ini di antaranya Inggris, India,
Pakistan, Ukraina, dan Jepang.

Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer


 Pengaruh rakyat terhadap politik yang dijalankan sangat besar sehingga suara rakyat
sangat didengarkan oleh parlemen

 Dengan adanya parlemen sebagai perwakilan rakyat maka pengawasan pemerintah


dapat berjalan dengan baik
 Pembuat kebijakan bisa ditangani secara cepat sebab gambang terjadi penyesuaian
pendapat antara eksekutif & legislatif. Hal ini disebabkan kekuasaan eksekutif & legislatif
berada pada satu partai atau koalisi partai.
 Sistem pertanggungjawaban dalam pembuatan dan juga pelaksanaan kebijakan publik
sangat jelas.

Kelemahan Sistem Pemerintahan Parlementer


 Kabinet sering dibubarkan karena mendapatkan mosi tidak percaya Parlemen
 Keberhasilan sangat sulit dicapai jika partai di negara tersebut sangat banyak( banyak
suara).
 Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif. Pengalaman
mereka menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan manjadi bekal penting untuk menjadi
menteri atau jabatan eksekutif lainnya
 
2. Sistem Presidensiil Pada sistem presidensiil, kepala negara dan kepala pemerintah pegang
oleh presiden. Ini berarti presiden memegang kekuasaan eksekutif dalam negara. Negara
yang menganut sistem ini di antaranya Amerika Serikat, Filipina, dan Indonesia.

Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial

 Menteri tidak dapat di jatuhkan Parlemen karena bertanggung jawab kepada presiden.
 Pemerintah dapat leluasa waktu karena tidak ada bayang-bayang krisis kabinet
 Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya sebab tidak tergantung pada parlemen
 Masa jabatan badan eksekutif lebih pasti dengan jangka waktu tertentu. Misalkan,
masa jabatan Presiden Amerika Serikat selama empat tahun, sedangkan Presiden Indonesia
lima tahun.
 Penyusun program kerja kabinet lebih mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa
jabatannya.
 Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif sebab dapat diisi
oleh orang luar termasuk juga anggota parlemen sendiri.

Kelemahan Sistem pemerintahan Presidensial

 Pengawasan rakyat lemah


 PengaRuh rakyat dalam kebikajan politik negara kurang mendapat perhatian
 Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung badan legislatif sehingga dapat
menimbulkan kekuasaan mutlak
 Sistem pertanggungjawaban kurang begitu jelas
 Pembuatan keputusan/kebijakan publik umumnya hasil tawar-menawar antara
eksekutif & legislatif sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas & memakan waktu yang
lama.

Sejak tahun 1945 Indonesia pernah berganti sistem pemerintahan. Indonesia pernah
menerapkan kedua sistem pemerintahan ini. Selain itu terjadi juga perubahan pokok-pokok
sistem pemerintahan sejak dilakukan amandemen UUD 1945. Berdasarkan Undang-undang
Dasar 1945 Indonesia adalah negara yang menerapkan sistem pemerintahan presidensial.
Namun dalam perjalannannya, Indonesia pernah menerapkan sistem pemerintahan
parlementer karena kondisi dan alasan yang ada pada waktu itu. Berikut adalah sistem
pemerintahan Indonesia dari 1945-sekarang.

Tahun 1945 – 1949


Sistem Pemerintahan: Presidensial
Semula sistem pemerintahan yang digunakan adalah presidensial tetapi sebab kedatangan
sekutu (agresi militer) dan berdasarkan Maklumat Presiden no X tanggal 16 November 1945
terjadi pembagian kekusaaan dimana kekuasaan eksekutif dipegang oleh Perdana Menteri
maka sistem pemerintahan indonesia menjadi Sistem Pemerintahan Parlementer
Terjadi penyimpangan dari ketentuan UUD ’45 antara lain:
a. Berubah fungsi komite nasional Indonesia pusat dari pembantu presiden menjadi badan
yang diserahi kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan GBHN yang merupakan wewenang
MPR.
b. Terjadinya perubahan sistem kabinet presidensial menjadi kabinet parlementer berdasarkan
usul BP – KNIP.

Tahun 1949 – 1950


Sistem Pemerintahan : Quasy Parlementer
Didasarkan pada konstitusi RIS. Pemerintahan yang diterapkan saat itu adalah system
parlementer Kabinet semu (Quasy Parlementary). Sistem Pemerintahan yang dianut pada
masa konstitusi RIS bukan cabinet parlementer murni karena dalam system parlementer
murni, parlemen mempunyai kedudukan yang sangat menentukan terhadap kekuasaan
pemerintah.

Tahun 1950 – 1959


Sistem Pemerintahan: Parlementer

Landasannya adalah UUD ’50 pengganti konstitusi RIS ’49. Sistem Pemerintahan yang
dianut adalah parlementer cabinet dengan demokrasi liberal yang masih bersifat semu. Ciri-
ciri:
a. presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat.
b. Menteri bertanggung jawab atas kebijakan pemerintahan.
c. Presiden berhak membubarkan DPR.
d. Perdana Menteri diangkat oleh Presiden.

Tahun 1959 – 1966 (Demokrasi Terpimpin)


Sistem Pemerintahan: Presidensial
Presiden mempunyai kekuasaan mutlak dan dijadikannya alat untuk melenyapkan kekuasaan-
kekuasaan yang menghalanginya sehingga nasib parpol ditentukan oleh presiden (10 parpol
yang diakui). Tidak ada kebebasan mengeluarkan pendapat.
Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 1959 yang isinya
1. Tidak berlakunya UUDS 1950 dan berlakunya kembali UUD 1945. 
2. Pembubaran Badan Konstitusional
3. Membentuk DPR sementara dan DPA sementara

Tahun 1966 – 1998


Sistem Pemerintahan: Presidensial
Orde baru pimpinan Soeharto lahir dengan tekad untuk melakukan koreksi terpimpin pada era
orde lama. Namun lama kelamaan banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan. Soeharto
mundur pada 21 Mei ’98.

Tahun 1998 – 2014 (Reformasi)


Sistem Pemerintahan: Presidensial
Pelaksanaan demokrasi pancasila pada era reformasi telah banyak memberikan ruang gerak
pada parpol maupun DPR untuk mengawasi pemerintah secara kritis dan dibenarkan untuk
unjuk rasa.

POKOK-POKOK SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA


 
Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum
amandemen tertuang dalam Penjelasan UUD 1945 tentang tujuh kunci pokok sistem
pemerintahan negara tersebut sebagai berikut.
 Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat).
 Sistem Konstitusional.
 Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat.
 Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi dibawah Majelis
Permusyawaratan Rakyat.
 Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
 Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggungjawab
kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
 Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas

Pemerintahan orde baru dengan tujuh kunci pokok diatas berjalan sangat stabil dan kuat.
Pemerintah memiliki kekuasaan yang besar. Sistem Pemerintahan Presidensial yang
dijalankan pada era ini memiliki kelemahan pengawasan yang lemah dari DPR namun juga
memiliki kelebihan kondisi pemerintahan lebih stabil.
Di akhir era orde baru muncul pergerakan untuk mereformasi sistem yang ada menuju
pemerintahan yang lebih demokratis. Untuk mewujudkan hal itu dibutuhkan sebuah
pemerintahan yang konstitusional (berdasarkan konstitusi). 
Pemerintahan yang konstitusional adalah yang didalamnya terdapat pembatasan kekusaaan
dan jaminan hak asasi. 
Kemudian dilakukanlah amandemen Undang-undang Dasar 1945 sebanyak 4 kali, tahun:
1999,2000,2001,2002. Berdasarkan Konstitusi yang telah diamandemen ini diharapkan
sebuah sistem pemerintahan yang lebih demokratis akan terwujud.
 
 Pokok-pokok Sistem Pemerintahan Setelah Amandemen
 Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang luas. Wilayah negara
terbagi dalam beberapa provinsi.
 Bentuk pemerintahan adalah republik konstitusional, sedangkan sistem pemerintahan
presidensial.
 Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan wakil
presiden dipilih secara langsung oleh rakyat dalam satu paket.
 Kabinet atau menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung jawab kepada presiden.
 Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan
Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota dewan merupakan anggota MPR. DPR
memiliki kekuasaan legislatif dan kekuasaan mengawasi jalannya pemerintahan.
 Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Makamah Agung dan badan peradilan
dibawahnya.
 Sistem pemerintahan ini juga mengambil unsur-unsur dari sistem pemerintahan
parlementer dan melakukan pembaharuan untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan yang
ada dalam sistem presidensial. Beberapa variasi dari sistem pemerintahan presidensial di
Indonesia adalah sebagai berikut;
 Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul dari DPR. Jadi, DPR
tetap memiliki kekuasaan mengawasi presiden meskipun secara tidak langsung.
 Presiden dalam mengangkat penjabat negara perlu pertimbangan atau persetujuan dari
DPR.
 Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan atau persetujuan
dari DPR.
 Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang-undang
dan hak budget (anggaran)

LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA SESUAI UUD NEGARA RI 1945


Kedudukan, tugas dan wewenang serta keanggotaan lembaga negara sesuai UUD
Negara RI 1945 adalah sebagai berikut :

 Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)


Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) merupakan pemegang pelaksana kedaulatan rakyat
tertinggi sebagai penyalur, pengutara, dan penjelma seluruh rakyat yang memegang
kedaulatan negara.
Adapun tugas dan kewajiban MPR sesuai dengan pasal (3) UUD 1945 adalah:
a) Berwenang mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar
b) Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden
c) Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut
Undang-Undang Dasar
 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Tugas dan wewenang Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia ialah sebagai berikut.
1) Bersama-sama dengan Presiden membentuk undang-undang (fungsi Legislasi)
2) Bersama-sama dengan Presiden menetapkan APBN (fungsi Anggaran)
3) Melaksanakan pengawasan (fungsi Pengawasan) terhadap:
    a) Pelaksanaan undang-undang,
    b) Pelaksanaan APBN serta pengolahan keuangan negara,
    c) Kebijakan pemerintah sesuai dengan jiwa UUD 1945 dan TAP MPR RI.
4) Menampung dan menindaklanjuti aspirasi dan pengaduan masyarakat

Untuk menjalankan tugas dan wewenang tersebut di atas, DPR mempunyai hak-hak sebagai
berikut.
1) Hak interpelasi, yaitu hak untuk meminta keterangan kepada Presiden.
2) Hak angket, yaitu hak untuk mengadakan penyelidikan terhadap sesuatu hal.
3) Hak amandemen, yaitu hak untuk mengubah rancangan undang-undang yang diajukan
Presiden.
4) Hak petisi, yaitu hak untuk mengajukan usul, saran, dan anjuran kepada Presiden.
5) Hak inisiatif, yaitu hak untuk mengajukan rancangan undang-undang.
6) Hak budget, yaitu hak untuk mengesahkan rancangan Anggaran Pendapatsan Negara dan
Belanja Negara (RAPBN) menjadi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
7) Hak bertanya, yaitu hak untuk bertanya kepada pemerintah tentang sesuatu hal secara
tertulis
 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) merupakan badan legislatif di daerah. Badan ini
mewakili seluruh rakyat di daerahnya. Sebagian besar anggota DPRD dipilih melalui
pemilihan Umum.
DPRD mempunyai tugas dan wewenangsebagai berikut.
1) Memilih gubernur/wakil gubernur, bupati/wakil bupati, dan walikota/wakil walikota.
2) Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Gubernur, Bupati dan Walikota kepada
Presiden.
3) Bersama dengan Gubernur, Bupati, dan Walikota menetapkan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah.
4) Bersama dengan Gubernur, Bupati, dan Walikota membentuk peraturan daerah.
5) Melakukan pengawasan terhadap:
    a) pelaksanaan peraturan daerah dan peraturan perundang-undangan lain;
    b) pelaksanaan peraturan-peraturan dan’ keputusan Gubernur, Bupati, dan Walikota;
    c) pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
    d) kebijakan Pemerintah Daerah yang disesuaikan dengan poJa dasar pembangunan
daerah;
    e) pelaksanaan kerjasama internasional di daerah.
6) Menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat.

 Dewan Perwakilan Daerah (DPD)


Tugas dan wewenang DPD adalah:
1. DPD dapat mengajukan usul kepada DPR tentang Rancangan Undang-Undang yang
berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan, pemekaran dan
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,
serta yang berkaitan dengan pertimbangan keuangan pusat dan daerah, serta berkaitan dengan
perimbangan keuangan pusat dan daerah.
2.   DPD mengusulkan Rancangan Undang-Undang sebagaimana di maksud dalam point
(1) di atas, kepada DPR dan DPR mengundang DPD untuk membahas sesuai dengan tata
tertib DPR
3. Pembahasan Rancangan Undang-Undang sebagaimana dimaksud dalam point (2) di
atas dilakukan sebelum DPR membahas Rancangan Undang-Undangan dengan Pemerintah

 Presiden
Kekuasaan Presiden yang diatur dalam UUD 1945 hasil amandemen adalah :
1. Membuat Undang-Undang bersama DPR (pasal 5 ayat 1)
2. Menetapkan Peraturan Pemerintah (pasal 5 ayat 2)
3. Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA (pasal 14
ayat (1) UUD 1945).
4. Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR (pasal 14
ayat (2) UUD 1945)
5. Mengangkat dan memberhentikan mentri-mentri negara (pasal 17)
6. Mengajukan rancangan undang-undang anggran pendapatan dan belanja negara (pasal
23 ayat 2)
 
 Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
BPK merupakan lembaga negara yang bebas dan mandiri dengan tugas khusus
1. Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara (pasa 23E ayat 1)
2. Menyerahkan laporan hasil pemeriksaan BPK kepada DPR, DPD dan DPRD sesuai
dengan kewenangannya (pasal 23E ayat 2)
 

 Mahkamah Agung (MA)


MA merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan kehakiman disamping sebuah
Mahkamah Konstitusi di Indonesia (pasal 24 ayat 2). MA membawahi beberapa macam
lingkungan peradilan, antara lain: Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer dan
Peradilan Tata Usaha Negara

Adapun tugas dan wewenang MA, antara lain :


1) Mengadili pada tingkat kasasi, yaitu memutuskan permohonan kasasi (tingkat banding
terakhir)
2) Menguji peraturan perundang-undangan dibawah undang-undang terhadap undang-undang
3) Memeriksa serta memutuskan sengketa tentang kewenangan mengadili
4) Meninjau kembali putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap

 Mahkamah Konstitusi (MK)


Mahkamah Konstitusi memiliki kewenangan untuk:
1. Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir untuk menguji undang-undang terhadap
UUD
2. Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh
UUD
3. Memutus pembubaran partai politik
4. Memutus perselisihan tentang hasil pemilu (pasal 24C ayat 1)
5. Wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh
Presiden dan/atau Wakil Presdiden menurut UUD (pasal 24C ayat 2)

 Komisi Yudisial (KY)


Komisi Yudisial adalah lembaga yang mandiri yang dibentuk oleh Presiden dengan
persetujuan DPR (pasal 24B ayat 3 UUD 1945). Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai
pengetahuan dan pengalaman dibidang hukum serta memiliki integritas dan kepribadian yang
tidak tercela (pasal 24B ayat 2). Komisi Yudisial berwenang mengusulkan pengangkatan
Hakim Agung serta menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat dan perilaku
hakim (pasal 24B ayat 1 UUD 1945).

 Komisi Pemilihan Umum (KPU)


KPU merupakan komisi yang bertanggungjawab akan pelaksanaan pemilihan umum di
Indonesia. KPU bersifat nasional, tetap dan mandiri (pasal 22E ayat 5 UUD 1945). Pemilu
dilaksanakan untuk memilih anggota DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden dan DPRD
(pasal 22E ayat 2)

Anda mungkin juga menyukai