Ada dua jenis sistem pemerintahan yang terkenal dalam ilmu negara, yakni sistem
parlementer dan sistem presidensiil:
1. Sistem Parlementer Perdana menteri merupakan kepala pemerintahan, presiden hanya
sebagai kepala negara. Kepala negara dapat juga berupa raja, kaisar yang memperoleh hak
waris secara turun-temurun. Negara yang menganut sistem ini di antaranya Inggris, India,
Pakistan, Ukraina, dan Jepang.
Menteri tidak dapat di jatuhkan Parlemen karena bertanggung jawab kepada presiden.
Pemerintah dapat leluasa waktu karena tidak ada bayang-bayang krisis kabinet
Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya sebab tidak tergantung pada parlemen
Masa jabatan badan eksekutif lebih pasti dengan jangka waktu tertentu. Misalkan,
masa jabatan Presiden Amerika Serikat selama empat tahun, sedangkan Presiden Indonesia
lima tahun.
Penyusun program kerja kabinet lebih mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa
jabatannya.
Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif sebab dapat diisi
oleh orang luar termasuk juga anggota parlemen sendiri.
Sejak tahun 1945 Indonesia pernah berganti sistem pemerintahan. Indonesia pernah
menerapkan kedua sistem pemerintahan ini. Selain itu terjadi juga perubahan pokok-pokok
sistem pemerintahan sejak dilakukan amandemen UUD 1945. Berdasarkan Undang-undang
Dasar 1945 Indonesia adalah negara yang menerapkan sistem pemerintahan presidensial.
Namun dalam perjalannannya, Indonesia pernah menerapkan sistem pemerintahan
parlementer karena kondisi dan alasan yang ada pada waktu itu. Berikut adalah sistem
pemerintahan Indonesia dari 1945-sekarang.
Landasannya adalah UUD ’50 pengganti konstitusi RIS ’49. Sistem Pemerintahan yang
dianut adalah parlementer cabinet dengan demokrasi liberal yang masih bersifat semu. Ciri-
ciri:
a. presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat.
b. Menteri bertanggung jawab atas kebijakan pemerintahan.
c. Presiden berhak membubarkan DPR.
d. Perdana Menteri diangkat oleh Presiden.
Pemerintahan orde baru dengan tujuh kunci pokok diatas berjalan sangat stabil dan kuat.
Pemerintah memiliki kekuasaan yang besar. Sistem Pemerintahan Presidensial yang
dijalankan pada era ini memiliki kelemahan pengawasan yang lemah dari DPR namun juga
memiliki kelebihan kondisi pemerintahan lebih stabil.
Di akhir era orde baru muncul pergerakan untuk mereformasi sistem yang ada menuju
pemerintahan yang lebih demokratis. Untuk mewujudkan hal itu dibutuhkan sebuah
pemerintahan yang konstitusional (berdasarkan konstitusi).
Pemerintahan yang konstitusional adalah yang didalamnya terdapat pembatasan kekusaaan
dan jaminan hak asasi.
Kemudian dilakukanlah amandemen Undang-undang Dasar 1945 sebanyak 4 kali, tahun:
1999,2000,2001,2002. Berdasarkan Konstitusi yang telah diamandemen ini diharapkan
sebuah sistem pemerintahan yang lebih demokratis akan terwujud.
Pokok-pokok Sistem Pemerintahan Setelah Amandemen
Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang luas. Wilayah negara
terbagi dalam beberapa provinsi.
Bentuk pemerintahan adalah republik konstitusional, sedangkan sistem pemerintahan
presidensial.
Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan wakil
presiden dipilih secara langsung oleh rakyat dalam satu paket.
Kabinet atau menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung jawab kepada presiden.
Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan
Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota dewan merupakan anggota MPR. DPR
memiliki kekuasaan legislatif dan kekuasaan mengawasi jalannya pemerintahan.
Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Makamah Agung dan badan peradilan
dibawahnya.
Sistem pemerintahan ini juga mengambil unsur-unsur dari sistem pemerintahan
parlementer dan melakukan pembaharuan untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan yang
ada dalam sistem presidensial. Beberapa variasi dari sistem pemerintahan presidensial di
Indonesia adalah sebagai berikut;
Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul dari DPR. Jadi, DPR
tetap memiliki kekuasaan mengawasi presiden meskipun secara tidak langsung.
Presiden dalam mengangkat penjabat negara perlu pertimbangan atau persetujuan dari
DPR.
Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan atau persetujuan
dari DPR.
Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang-undang
dan hak budget (anggaran)
Untuk menjalankan tugas dan wewenang tersebut di atas, DPR mempunyai hak-hak sebagai
berikut.
1) Hak interpelasi, yaitu hak untuk meminta keterangan kepada Presiden.
2) Hak angket, yaitu hak untuk mengadakan penyelidikan terhadap sesuatu hal.
3) Hak amandemen, yaitu hak untuk mengubah rancangan undang-undang yang diajukan
Presiden.
4) Hak petisi, yaitu hak untuk mengajukan usul, saran, dan anjuran kepada Presiden.
5) Hak inisiatif, yaitu hak untuk mengajukan rancangan undang-undang.
6) Hak budget, yaitu hak untuk mengesahkan rancangan Anggaran Pendapatsan Negara dan
Belanja Negara (RAPBN) menjadi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
7) Hak bertanya, yaitu hak untuk bertanya kepada pemerintah tentang sesuatu hal secara
tertulis
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) merupakan badan legislatif di daerah. Badan ini
mewakili seluruh rakyat di daerahnya. Sebagian besar anggota DPRD dipilih melalui
pemilihan Umum.
DPRD mempunyai tugas dan wewenangsebagai berikut.
1) Memilih gubernur/wakil gubernur, bupati/wakil bupati, dan walikota/wakil walikota.
2) Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Gubernur, Bupati dan Walikota kepada
Presiden.
3) Bersama dengan Gubernur, Bupati, dan Walikota menetapkan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah.
4) Bersama dengan Gubernur, Bupati, dan Walikota membentuk peraturan daerah.
5) Melakukan pengawasan terhadap:
a) pelaksanaan peraturan daerah dan peraturan perundang-undangan lain;
b) pelaksanaan peraturan-peraturan dan’ keputusan Gubernur, Bupati, dan Walikota;
c) pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
d) kebijakan Pemerintah Daerah yang disesuaikan dengan poJa dasar pembangunan
daerah;
e) pelaksanaan kerjasama internasional di daerah.
6) Menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat.
Presiden
Kekuasaan Presiden yang diatur dalam UUD 1945 hasil amandemen adalah :
1. Membuat Undang-Undang bersama DPR (pasal 5 ayat 1)
2. Menetapkan Peraturan Pemerintah (pasal 5 ayat 2)
3. Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA (pasal 14
ayat (1) UUD 1945).
4. Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR (pasal 14
ayat (2) UUD 1945)
5. Mengangkat dan memberhentikan mentri-mentri negara (pasal 17)
6. Mengajukan rancangan undang-undang anggran pendapatan dan belanja negara (pasal
23 ayat 2)
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
BPK merupakan lembaga negara yang bebas dan mandiri dengan tugas khusus
1. Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara (pasa 23E ayat 1)
2. Menyerahkan laporan hasil pemeriksaan BPK kepada DPR, DPD dan DPRD sesuai
dengan kewenangannya (pasal 23E ayat 2)