Anda di halaman 1dari 8

BENTUK NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN

1. Bentuk negara
Istilah bentuk negara berasal dari bahasa Belanda, yaitu ”staatvormen”. Menurut para ahli ilmu
negara istilah staatvormen diterjemahkan ke dalam bentuk negara yang meliputi negara kesatuan,
federasi, dan konfederasi. Jika dilihat dari bentuk negara yang berlaku umum di dunia maka
bentuk negara secara umum dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Negara kesatuan, merupakan bentuk negara yang sifatnya tunggal dan tidak tersusun dari
beberapa negara yang memiliki kedaulatan, tidak terbagi, dan kewenangannya berada
pada pemerintah pusat. Conroh negara yang berbentuk kesatuan adalah Indonesia,
Filipina, Thailand, Kamboja dan Jepang
2. Negara federasi atau serikat, adalah negara bersusunan jamak, terdiri atas beberapa negara
bagian yang masing-masing tidak berdaulat. Conroh negara yang berbentuk federasi
adalah Amerika Serikat, Malaysia, Australia, Kanada, Meksiko, Irlandia, New Zealand,
India.
Selain kedua bentuk negara diatas ada pula bentuk negara lain, yaitu konfederasi dan serikat
negara. Konfederasi adalah bergabungnya beberapa negara yang berdaulat penuh. Sedangkan
serikat negara merupakan suatu ikatan dari dua atau lebih negara berdaulat yang lazimnya
dibentuk secara sukarela dengan suatu persetujuan internasional berupa traktat atau konvensi
yang diadakan oleh semua negara anggota yang berdaulat.
 Bentuk negara Indonesia yang sesuai dengan UUD NRI Tahun 1945
Bentuk negara Indonesia adalah negara kesatuan, yang lebih sering disebut Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Pernyataan yang secara tegas menyatakan bahwa Indonesia adalah
negara kesatuan tertuang dalam UUD 1945 pasal 1 yang berbunyi ”Negara Indonesia ialah negara
kesatuan yang berbentuk Republik”. Pasal-pasal dalam UUD 1945 telah memperkukuh prinsip
NKRI, di antaranya pada pasal 1 ayat (1), pasal 18 ayat (1), pasal 18B ayat (2), pasal 25A, dan
pasal 37 ayat (5). Selain itu, wujud negara kesatuan tersebut semakin diperkuat setelah dilakukan
perubahan atas UUD 1945. Perubahan tersebut dimulai dari adanya kesepakatan MPR yang salah
satunya adalah tidak mengubah Pembukaan UUD 1945 dan tetap mempertahankan NKRI sebagai
bentuk final negara bagi bangsa Indonesia.
2. Bentuk Pemerintahan
Bentuk pemerintahan adalah suatu istilah yang digunakan untuk merujuk pada rangkaian institusi
politik yang digunakan untuk mengorganisasikan suatu negara guna menegakan kekuasaannya
atas suatu komunitas politik. Adapun beberapa bentuk pemerintahan dibagi menjadi dua yaitu:
1. ajaran klasik yang terdiri dari pendapat aristoteles, plato dan polybius
2. modern yang terdiri dari republik dan monarki
monarki dibedakan lagi menjadi tiga yaitu
1. monarki absolut
2. monarki konstitusonal
3. monarki parlementer
sedangkan republik dibagi lagi menjadi tiga yaitu:
1. republik absolut
2. republik konstitusonal
3. republik parlementer
 Bentuk pemerintahan Indonesia yang sesuai dengan UUD NRI Tahun 1945
Bentuk pemerintahan Indonesia yang sesuai dengan UUD NRI Tahun 1945 adalah Republik.
Karena sesuai dengan pernyataan pasal 1 ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi ”Negara Indonesia
ialah negara kesatuan yang berbentuk Republik” sudah menunjukkan secara tegas. Indonesia juga
dipimpin oleh seorang presiden bukan seorang Raja.
1. Pengertian dan macam-macam sistem pemerintahan
Sistem pemerintahan merupakan gabungan dari dua istilah yaitu sistem dan pemerintahan. Sistem
adalah suatu keseluruhan yang terdiri dari beberapa bagian yang mempunyai hubungan
fungsional, baik antara bagian-bagian maupun hubungan fungsional terhadap keseluruhannya
sehingga hubungan itu menimbulkan suatu ketergantungan antara bagian-bagian yang akibatnya
jika salah satu bagian tidak bekerja dengan baik maka akan mempengaruhi keseluruhan itu.
Sedangkan pengertian pemerintahan bisa dalam arti luas dan arti sempit. Dalam arti luas adalah
perbuatan memerintah yang dilakukan oleh badan-badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif di
suatu Negara dalam rangka mencapai tujuan penyelenggaraan Negara,
Adapun sistem pemerintahan diartikan sebagai suatu tatanan utuh yang terdiri atas berbagai
komponen pemerintahan yang bekerja saling bergantung dan mempengaruhi dalam mencapai
tujuan dan fungsi pemerintahan. Sistem pemerintahan dibagi menjadi dua yaitu:
1. Sistem pemerintahan presidensial
Sistem presidensial (presidensiil), merupakan sistem pemerintahan negara republik di mana
kekuasan eksekutif dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan kekuasan legislatif. Menurut Rod
Hague, pemerintahan presidensiil terdiri dari 3 unsur yaitu:
 Presiden yang dipilih rakyat memimpin pemerintahan dan mengangkat pejabat-pejabat
pemerintahan yang terkait.
 Presiden dengan dewan perwakilan memiliki masa jabatan yang tetap, tidak bisa saling
menjatuhkan.
 Tidak ada status yang tumpang tindih antara badan eksekutif dan badan legislatif.
Dalam sistem presidensial, presiden memiliki posisi yang relatif kuat dan tidak dapat dijatuhkan
karena rendah subjektif seperti rendahnya dukungan politik. Namun masih ada mekanisme untuk
mengontrol presiden. Jika presiden melakukan pelanggaran konstitusi, pengkhianatan terhadap
negara, dan terlibat masalah kriminal, posisi presiden bisa dijatuhkan. Bila ia diberhentikan
karena pelanggaran-pelanggaran tertentu, biasanya seorang wakil presiden akan menggantikan
posisinya. Model ini dianut oleh Amerika Serikat, Filipina, Indonesia dan sebagian besar negara-
negara Amerika Latin dan Amerika Tengah.
Ciri-ciri pemerintahan presidensial yaitu :
 Dikepalai oleh seorang presiden sebagai kepala pemerintahansekaligus kepala negara.
 Kekuasaan eksekutif presiden diangkat berdasarkan demokrasirakyat dan dipilih langsung
oleh mereka atau melalui badan perwakilan rakyat.
 Presiden memiliki hak prerogratif(hak istimewa) untuk mengangkat dan
memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan non-departemen.
 Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan eksekutif (bukan kepada
kekuasaan legislatif).
 Kekuasaan eksekutif tidak bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
 Kekuasaan eksekutif tidak dapat dijatuhkan oleh legislative
Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial:
 Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung pada parlemen.
 Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu. Misalnya, masa
jabatan Presiden Amerika Serikat adalah empat tahun, Presiden Filipina adalah enam
tahun dan Presiden Indonesia adalah lima tahun.
 Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa
jabatannya.
 Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena dapat diisi oleh
orang luar termasuk anggota parlemen sendiri.
Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial:
 Kekuasaan eksekutif di luar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat menciptakan
kekuasaan mutlak.
 Sistem pertanggungjawaban kurang jelas.
 Pembuatan keputusan atau kebijakan publik umumnya hasil tawar-menawar antara
eksekutif dan legislatif sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas
 Pembuatan keputusan memakan waktu yang lama
1. Sistem pemerintahan parlementer
Sistem parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan di mana parlemen memiliki peranan
penting dalam pemerintahan. Dalam hal ini parlemen memiliki wewenang dalam mengangkat
perdana menteri dan parlemen pun dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan cara
mengeluarkan semacam mosi tidak percaya. Berbeda dengan sistem presidensiil, di mana sistem
parlemen dapat memiliki seorang presiden dan seorang perdana menteri, yang berwenang
terhadap jalannya pemerintahan. Dalam presidensiil, presiden berwenang terhadap jalannya
pemerintahan, namun dalam sistem parlementer presiden hanya menjadi simbol kepala negara
saja. Negara yang menganut sistem pemerintahan parlementer adalah Inggris, Jepang, Belanda,
Malaysia, Singapura dan sebagainya.
Ciri-ciri pemerintahan parlemen yaitu:
 Dikepalai oleh seorang perdana menteri sebagai kepala pemerintahansedangkan kepala
negara dikepalai oleh presiden/raja.
 Kekuasaan eksekutif presiden ditunjuk oleh legislatif sedangkan raja diseleksi
berdasarkan undang-undang.
 Perdana menteri memiliki hak prerogratif(hak istimewa) untuk mengangkat dan
memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan non-departemen.
 Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
 Kekuasaan eksekutif bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
 Kekuasaan eksekutif dapat dijatuhkan oleh legislative
Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer:
 Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi penyesuaian
pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena kekuasaan eksekutif dan legislatif
berada pada satu partai atau koalisi partai.
 Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik jelas.
 Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet menjadi
berhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.
Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer:
 Kedudukan badan eksekutif/kabinet sangat tergantung pada mayoritas dukungan
parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh parlemen.
 Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak bisa ditentukan berakhir
sesuai dengan masa jabatannya karena sewaktu-waktu kabinet dapat bubar.
 Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para anggota kabinet
adalah anggota parlemen dan berasal dari partai meyoritas. Karena pengaruh mereka yang
besar diparlemen dan partai, anggota kabinet dapat mengusai parlemen.
 Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif. Pengalaman mereka
menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan manjadi bekal penting untuk menjadi
menteri atau jabatan eksekutif lainnya
2. Sistem pemerintahan Indonesia yang sesuai dengan UUD NRI Tahun 1945
Negara Indonesia, berdasarkan pada UUD yang dimilikinya menganut sistem pemerintahan
presidensial yakni sistem pemerintahan Negara republik – di dalamnya, kekuasaan eksekutif
dipilih melalui pemilihan umum dan terpisah dari kekuasaan legislatif. Selain itu menurut UUD
1945, sistem pemerintahan Indonesia tidak menganut sistem pemisahan kekuasaan atau trias
politika murni sebagaimana yang diajarkan oleh Montesquieu. Namun, Indonesia menganut
sistem pembagian kekuasaan
3. Hubungan antara sistem pemerintahan yang ada di Indonesia dan sistem pemerintahan
yang sesuai dengan UUD 1945
Sejak Agustus 1945 sampai akhir tahun 1949, Indonesia mulai memberlakukan UUD 1945.
Menurut ketentuan UUD tersebut, sistem pemerintahan Indonesia adalah presidensial. Namun,
sejak November 1945, berdasarkan Maklumat Wakil Presiden No. X dan Maklumat Pemerintah
14 November 1945, kekuasaan pemerintah dipegang oleh seorang perdana menteri. Hal ini
merupakan awal dari suatu sistem pemerintahan parlementer. Sistem parlementer ini adalah
sebah penyimpangan ketentuan UUD 1945 yang menyebutkan pemerintah harus dijalankan
menurut sistem cabinet presidensial dimana menteri sebagai pembantu presiden. Jadi sejak
November 1945 sampai Juli 1959, sistem pemerintahan yang diselenggarakan di Indonesia
berlainan dengan sistem pemerintahan yang ditentukan dalam naskah UUD 1945.
BENTUK-BENTUK NEGARA BERDASARKAN PERKEMBANGAN JAMAN DAN
PEMIKIRAN POLITIK
Pengategorian bentuk negara berdasarkan perkembangan jaman dan pemikiran politik dapat
kita telusuri dari masa-masa Yunani Kuno di mana para pemikir filsafat sudah menghasilkan
teori-teori tentang negara. Perkembangan itu berlanjut sampai abad-abad awal tahun masehi,
jaman pertengahan sampai pertengahan abad ke-19 (tahun 1800an)
· Negara Kota (Polis)
Negara Kota atau Polis berkembang pada jaman Yunani Kuno. Negara Kota adalah suatu
bentuk kesatuan organisasi dan pemerintahan yang lingkupnya sebatas wilayah kecil atau kota.
Pemerintahan dalam Negara Kota bercorak demokrasi murni di mana keputusan terbanyak yang
dilaksanakan dikarenakan penduduk dalam sebuah kota masih relatif sedikit. Dua contoh negara
kota adalah Sparta dan Athena. Pemerintahan Sparta bersifat militeristik sedangkan Athena
bersifat demokratis. Negara Kota ini eksis sekitar tahun 900 – 338 SM sebelum Yunani dikuasai
oleh Alexander Agung dari Makedonia.
Para pemikir yang mewarnai pemikiran pada masa Negara Kota ini adalah Solon dari Athena
yang meletakkan dasar pemerintahan Athena. Kemudian ada Tiga Filsuf Besar Yunani yaitu
Socrates, Plato dan Aristoteles.
· Negara Universal
Negara Universal berkembang di Eropa pada jaman Alexander Agung dan diteruskan oleh
Romawi. Negara Universal adalah negara yang menganut teori kekuatan untuk menguasai
seluruh dunia. Negara Universal dimulai di Asia oleh perluasan negara Persia sampai ke Yunani
di bawah pemerintahan Darius Agung. Di Eropa, Alexander Agung telah menguasai seluruh
Yunani dan Asia Barat sampai India. Sedangkan Romawi menguasai seluruh perairan
Mediteranian. Negara Universal setelah itu masih berkembang di abad-abad pertengahan yaitu
Ekspansi Mongol di bawah Jenghis Khan dan Perang Koalisi oleh Napoleon.
Para pemikir yang mewarnai pemikiran pada masa Negara Universal ini adalah Seneca, seorang
Senator di Romawi dan juga Cicero.
· Negara Gereja
Negara Gereja adalah suatu bentuk kekuasaan negara atau kerajaan yang nilai-nilainya dan
keputusan-keputusannya sangat mempertimbangkan ajaran agama, dalam hal ini adalah agama
Katholik. Pada jaman ini dunia perpolitikan Eropa berkiblat pada tahta suci Roma di Vatikan di
mana di pegang oleh Sri Paus. Negara Gereja ini dimulai pada saat Kaisar Romawi Constantine
mengeluarkan Edik Milan pada tahun 330. Sebenarnya Negara Gereja adalah suatu negara atau
kerajaan yang merdeka dan berdaulat namun hampir seluruh negara atau kerajaan tersebut sangat
dipengaruhi oleh Kepausan di Roma. Tak bisa dipungkiri bahwa pada saat itu Eropa berada di
bawah satu komando yaitu Sri Paus.
Pembangkangan terhadap ajaran Gereja merupakan pemberontakan. Salah satu contoh kekuatan
Paus lebih besar dari Raja adalah pemberian hukuman ban terhadap raja Heinrich IV dari Jerman.
Pada saat terjadi Reformasi Agama Kristen yang dipelopori oleh Martin Luther terjadi
peperangan antara Negara yang ingin lepas dari cengkeraman Gereja dan Negara yang masih
mendukung dominasi Gereja. Salah satu Negara yang merupakan Negara Gereja adalah
Kekaisaran Romawi Suci yang didirikan oleh Charlemagne.
Para pemikir yang mewarnai Negara Gereja pada saat itu Augustinus dan Thomas Aquinas.
· Negara Feodal
Negara Feodal adalah negara yang didasarkan pada penguasaan tanah oleh para
bangsawan. Para bangsawan ini juga memiliki pasukan tersendiri. Pada hakikatnya Negara
diperintah oleh seorang Raja namun penguasaan tanahnya diserahkan pada para bangsawan yang
berjasa terhadap raja. Negara Feodal ini berkembang pada abad pertengahan di Eropa sekitar
tahun 700an – abad ke-12. Contoh Negara Feodal adalah Spanyol yang terdiri dari bangsawan-
bangsawan Aragon, Castilia, Navare dan Portugal. Inggris juga merupakan negara Feodal dengan
bangsawan-bangsawannya antara lain Tudor, York dan Lancaster
Pada masa Negara Feodal ini banyak pemikir yang menyumbangkan buah pemikirannya antara
lain John Lackland
· Negara Nasional
Negara Nasional adalah negara-negara yang diperintah oleh bangsa sendiri. Pada mulanya
negara nasional didasarkan pada persamaan bahasa atau kebudayaan kemudian menjadi kuat
setelah didasarkan pada kesadaran nasional. Faktor yang menyebabkan timbulnya Negara
Nasional antara lain:
a. mundurnya kekuasaan kaum bangsawan daerah
b. timbulnya kota-kota besar yang mendukung kekuasaan raja
c. kekuatan tentara nasional
Negara Nasional inilah yang sampai sekarang berkembang di dunia. Negara-negara di dunia
saat ini banyak yang berbentuk Negara Nasional. Negara-negara Feodal terdahulu juga
menasionalkan negaranya dengan membentuk Negara Federal seperti Inggris yang terdiri dari
England, Wales, Scotland dan North Ireland.
BENTUK PEMERINTAHAN KLASIK
Teori-teori tentang bentuk pemerintahan klasik pada umumnya masih menggabungkan bentuk
negara dan bentuk pemerintahan. Hal ini sejalan dengan pendapat Mac Iver dan Leon Duguit
yang menyetakan bahwa bentuk negara sama dengan bentuk pemerintahan. Prof. Padmo
Wahyono, SH juga berpendapat bahwa bentuk negara aristokrasi dan demokrasi adalah bentuk
pemerintahan klasik, sedangkan monarki dan republik adalah bentuk pemerintahan modern.
Dalam teori klasik pemerintahan dapat dibedakan atas jumlah orang yang memerintah dan
sifat pemerintahannya.
Ø Ajaran plato (249 – 347 SM)
Plato mengemukakan lima bentuk pemerintahan negara. Kelima bentuk itu menurut Plato
harus sesuai dengan sifat – sifat tertentu manusia. Adapun kelima bentuk itu sebagai berikut.
1) Aristrokrasi, yaitu bentuk pemerintahan yang dipengang oleh kaum cendikiawan yang
dilaksanakan sesuai dengan pikiran keadilan,
2) Timokrasi, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh orang – orang yang ingin mencapai
kemashuran dan kehormatan,
3) Oligarki, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh golongan hartawan,
4) Demokrasi, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh rakyat jelata,
5) Tirani, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh seorang tirani (sewenang – wenang)
sehingga jauh dari cita – cita keadilan.
Ø Ajaran Aristoteles (384 – 322 SM)
Aristoteles membedakan bentuk pemerintahan berdasarkan dua kriteria pokok, yaitu
jumlah orang memegang pucuk pemerintahan dan kualitas pemerintahannya. Berdasarkan dua
kriteria tersebut, perbedaan bentuk pemerintahan adalah sebagai berikut.
1) Monarki, yaitu bentuk pemerintahan yang dibentuk oleh satu orang demi kepentigan umum,
sifat pemerintahan ini baik dan ideal.
2) Tirani, yaitu bentuk pemerintahan yang dibentuk oleh saru orang demi kepentingan pribadi,
bentuk pemerintahan ini buruk dan kemerosotan.
3) Aristokrasi, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh sekelompok cendikiawan demi
kepentingan kelompoknya. Bentuk pemerintahan ini merupakan pemerosotan dan buruk.
4) Politea, yaitu bentuk pemerintahan yang dianggap oleh seluruh rakyat demi kepentingan
umum. Bentuk pemerintahan ini baik dan ideal.
5) Demokrasi, yaitu pemerintahan yang dipegang oleh orang-orang tertentu demi kepentingan
sebagina orang. Bentuk pemerintahan ini kurang baik dan merupakan pemerosotan.
Ø Ajaran polybios (204 – 122 M)
Dalam teorinya (dissebut Cyclus Polybios), ia menyatakan bahwa bentuk pemerintahan
negara mengalami pertumbuhan dan perkembangan secara siklus yaitu bentuk Monarkhi ->
Aristokrasi -> Demokrasi akan selalu berganti-ganti dan berputar ke bentuk asal.
BENTUK PEMERINTAHAN MODERN
Dalam teori modern, bentuk pemerintahan dibedakan antara bentuk monarkhi dan
republik. Pembagian bentuk pemerintahan menjadi monarkhi dan republik mula pertama kali di
kemukakan oleh nicollo machiavelli. Dalam bukunya yang berjudul “ll principe”, ia menyatakan
bahwa monarkhi merupakan pemerintahan negara yang dipegang oleh seorang, yang dalam
menjalankna kekuasaannya untuk kepentingan semua orang, sedangkan republik berasal dari kata
“Res-Publika” yang berarti organisasi kenegaraan yang mengurus kepentingan bersama. Akan
tetapi machiavelli tidak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai kiteria yang dapat
digunakan untuk membedakan kedua bentuk terserbut. Adapun beberapa kriteria atau ukuran
untuk membedakan antara monarkhi dan republik yang di kemukakan oleh para ahli.
Perbedaan antara monarkhi dan republik berdasaran cara pembentukan kehendak negara:
· Jika kehendak negara terjelma sebagai kehendak seseorang (secara physcologis), maka
terdapat bentuk pemerintahan monarkhi.
· Jika kehendak negara terjelma sebagai kehendak rakyat atau kemauan dari hasil pestiwa secara
yuridis maka terdapat bentuk republik.
Berikut beberapa pendapat mengenai perbedaan antara monarkhi dan republik.
Ø Leon Duguit
Perbedaan antara monarkhi dan republik adalah berdasarkan cara penunjukan kepala negara :
· Monarkhi adalah bentuk pemerintahan yang kepala negaranya (raja) memperoleh kedudukan
berdasarkan hak waris secara turun temurun dan masa jabatannya tidak di tentukan dalam batas
waktu tertentu.
· Republik adalah bentuk pemerintahan yang kepala negaranya (lazim disebut presiden)
memperoleh kedudukan karena dipilih melalui pemilihan memegang jabatan nya dalam kurun
waktu tertentu.
Pembedaan atasa dasar penunjukan kepala negara yang di lakukan oleh Leon Duguit itulah yang
banyak di terima dan di anut oleh negara negara modern pada masa sekarang.
Ø Otto Koellreutter.
Pandangan Otto Koellreutter sependapat dengan Leon Duguit. Ia membedakan Monarkhi dan
Republik atas dasar kriteria “kesamaan” dan “ketidaksamaan”.
· Monarkhi : merupakan bentuk pemerintahan atasa dasar ukuran ketidak samaan yaitu setiap
bahwa orang tidak dapat menjadi kepala negara.
· Republik : merupakan bentuk pemerintahan yang berdasarkan kesamaan yaitu bahwa setiap
orang memiliki hak yang sama untuk mejadi kepala negara.
Selain kedua bentuk diatas, Otto Koellreutter menambahkan bentuk ketiga yaitu pemerintahan
Otoriter (Autorien Fuhrerstaat) Yaitu suatu pemerintahan yang dipegang oleh satu orang yang
bersifat mutlak. Dalam pemilihan, akan tetapi didalam berkuasa makin lama makin berkuasa
secara mutlak contoh jerman pada masa hitler, italia pada masa musolini.
Macam-macam Monarkhi:
1. Monarkhi Absolut. Contoh: Perancis pada masa Louis XIV.
2. Monarkhi konstitusional. Contoh: Belanda, Inggris, Denmark, Perancis tahun 1771-1772, dsb.
3. Monarkhi parlementer. Contoh : inggris, belanda, belgia, thailand, jenpang, dsb.
Macam – macam Republik :
1. Republik Absolut (disebut juga Diktatur). Krenenburg menyebut istilah autokraasi, sedaangkan
Ootto Koellreutter menyebut dengan istilah Otoriter. Contoh: Jerman pada masa Hitler, Uganda
pada masa ldi Amin. Paa masa sekarang Autokrasi modern dimanifestasikan dalam bentuk sistem
satu partai (partai tunggal). Diktatur ada 4 macam yaitu (a) Diktatur legal adalah pemerintahan
yang dipimpin oleh seorang untuk masa tertentu bila negara dalam keadaan bahaya;
(b) Diktatur legal adalah pemerintahan diktatur yang tidak bersifat legal dan dan negaa masih
bersifat demokrasi;
(c) Diktatur Partai adalah pemerintahan yang didukung oleh satu partai; dan
(d) Diktatur proletar adalah pemerintahan yang didukung oleh kaum protelar (buruh dan petani
kecil).
2. Republik Konstitusional. Contoh antara lain: Amerika Serikat, Indonesia berdasarkan UUD
1945.
3. Republik Parlementer. Contoh antara lain: Indonesia pada KRIS 1949 dan UUDS 1950, India,
Pakistan, Israel, Perancis dsb.
BENTUK NEGARA DAN SUSUNAN NEGARA SECARA UMUM
Bentuk negara
1.Negara kesatuan atau unitary state
negara bersusunan tunggal, yakni kekuasaan untuk mengatur seluruh daerahnya ada di tangan
pemerintah pusat.
Pemerintah pusat memegang kedaulatan sepenuhnya, baik ke dalam maupun ke luar.
Hubungan antara pemerintah pusat dengan rakyat dan daerahnya dapat dijalankan secara
langsung. Dalam negara kesatuan hanya ada satu konstitusi, satu kepala negara, satu dewan
menteri (kabinet), dan satu parlemen.
Demikian pula dengan pemerintahan, yaitu pemerintah pusatlah yang memegang wewenang
tertinggi dalam segala aspek pemerintahan
2. negara serikat/federal
-Negara Serikat adalah negara bersusunan jamak, terdiri atas beberapa negara bagian yang
masing-masing tidak berdaulat. Kendati negara-negara bagian boleh memiliki konstitusi sendiri,
kepala negara sendiri, parlemen sendiri, dan kabinet sendiri, yang berdaulat dalam negara serikat
adalah gabungan negara-negara bagian yang disebut negara federal.
-Setiap negara bagian bebas melakukan tindakan ke dalam, asal tak bertentangan dengan
konstitusi federal. Tindakan ke luar (hubungan dengan negara lain) hanya dapat dilakukan oleh
pemerintah federal.
Kekuasaan pemerintah federal:
-hal-hal yang menyangkut kedudukan negara sebagai subyek hukum internasional, misalnya:
masalah daerah, kewarganegaraan dan perwakilan diplomatik
-hal-hal yang mutlak mengenai keselamatan negara, pertahanan dan keamanan nasional, perang
dan damai
-hal-hal tentang konstitusi dan organisasi pemerintah federal serta azas-azas pokok hukum
maupun organisasi peradilan selama -dipandang perlu oleh pemerintah pusat, misalnya: mengenai
masalah uji material konstitusi negara bagian
hal-hal tentang uang dan keuangan, beaya penyelenggaraan pemerintahan federal, misalnya: hal
pajak, bea cukai, monopoli,matauang (moneter);
-hal-hal tentang kepentingan bersama antarnegara bagian, misalnya: masalah pos,
telekomunikasi, statistik.
3. negara dominion
Bentuk kenegaraan ini hanya terdapat di dalam lingkungan Kerajaan Inggris. Negara dominion
semula adalah negara jajahan Inggris yang setelah merdeka dan berdaulat tetap mengakui Raja/
Ratu Inggris sebagai lambang persatuan mereka. Negara-negara itu tergabung dalam suatu
perserikatan bernama “The British Commonwealth of Nations” (Negara-negara Persemakmuran).
Tidak semua bekas jajahan Inggris tergabung dalam Commonwealth karena keanggotaannya
bersifat sukarela.
-Ikatan Commonwealth didasarkan pada perkembangan sejarah dan azas kerja sama antaranggota
dalam bidang ekonomi, perdagangan (dan pada negara-negara tertentu juga dalam bidang
keuangan).
-India dan Kanada adalah negara bekas jajahan Inggris yang semula berstatus dominion, namun
karena mengubah bentuk pemerintahannya menjadi republik/ kerajaan dengan kepala negara
sendiri, maka negara-negara itu kehilangan bentuk dominionnya.
Oleh karena itu persemakmuran itu kini dikenal dengan nama “Commonwealth of Nations”.
-Anggota-anggota persemakmuran itu antara lain: Inggris, Afrika Selatan, Kanada, Australia,
Selandia Baru, India, Malaysia, etc. Di sebagian dari negara-negara itu Raja/ Ratu Inggris
diwakili oleh seorang Gubernur Jenderal, sedangkan di ibukota Inggris, sejak tahun 1965 negara-
negara itu diwakili oleh High Commissioner.
4. negara protektorat
Sesuai namanya, negara protektorat adalah suatu negara yang ada di bawah perlindungan negara
lain yang lebih kuat.
Negara protektorat tidak dianggap sebagai negara merdeka karena tidak memiliki hak penuh
untuk menggunakan hukum nasionalnya.
Contoh: Monaco sebagai protektorat Prancis.
Negara protektorat dibedakan menjadi dua (2) macam, yaitu:
Protektorat Kolonial, jika urusan hubungan luar negeri, pertahanan dan sebagian besar urusan
dalam negeri yang penting diserahkan kepada negara pelindung.
Negara protektorat semacam ini tidak menjadi subyek hukum internasional.
Contoh: Brunei Darussalam sebelum merdeka adalah negara protektorat Inggris.
Protektorat Internasional, jika negara itu merupakan subyek hukum internasional.
Contoh: Mesir sebagai negara protektorat Turki (1917), Zanzibar sebagai negara protektorat
Inggris (1890) dan Albania sebagai negara protektorat Italia (1936).
5. Negara konfederasi
Tiap negara yang menjadi anggota perserikatan itu ada yang berdaulat penuh, ada pula yang
tidak. Perserikatan pada umumnya timbul karena adanya perjanjian berdasarkan kesamaan
politik, hubungan luar negeri, pertahanan dan keamanan atau kepentingan bersama lainnya.< br>
Perserikatan Negara pada hakikatnya bukanlah negara, melainkan suatu perserikatan yang
beranggotakan negara-negara yang masing-masing berdaulat.
Dalam menjalankan kerjasama di antara para anggotanya, dibentuklah alat perlengkapan atau
badan yang di dalamnya duduk para wakil dari negara anggota.
Contoh Perserikatan Negara yang pernah ada:
Perserikatan Amerika Utara (1776-1787)
Negara Belanda (1579-1798), Jerman (1815-1866)
BENTUK PEMERINTAHAN
Bentuk pemerintahan modern
1. Monarki
A. Monarki absolut (tidak terbatas)
B. Monarki konstitusional (terbatas dengan konstitusi)
C. Monarki parlementer (berdasarkan ketetapan parlemen)
2. Republik
A. Republik absolut
B. Republik konstitusional
C. Republik parlementer
Sistim Pemerintahan
1. sistem presidensill
Adalah sistem atau keseluruhan prinsip penataan hubungan kerja atau lembaga negara melalui
pemisahan kekuasaan negara, di mana presiden memainkan peran kunci dalam pengeloloaan
kekuasaan eksekutif.
Ciri-ciri:
Pemerintahan Presidensial didasarkan pada prinsip pemisahan kekuasaan.
Eksekutif tidak mempunyai kekuasaan untuk menyatu dengan legislatif Kabinet bertanggung
jawab kepada Presiden.
Eksekutif dipilih melalui pemilu.
2. sistem parlmenter
Adalah sistem atau keseluruhan prinsip penataan hubungan kerja antar lembaga negara yang
secara formal memberikan peran utama kepada parlemen atau badan legislatif dalam
menjalankan pemerintahan negara
Ciri-ciri
Kabinet dipilih perdana menteri.
Masa jabatan menteri tergantung parlemen.
PM dan kabinetnya wajib menjalankan apa yang gariskan parlemen.
PM dan menteri berasal dari anggota parlemen.
Presiden sebagai simbol.
Kepala negara bukan kepala pemerintahan.
PM tergantung pada parlemen

Anda mungkin juga menyukai