Anda di halaman 1dari 35

SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA

M. YUSRIZAL ADI SYAPUTRA, S.H.,M.H.


 Sistem pemerintahan merupakan gabungan dari dua
kata yakni sistem dan pemerintahan
 Menurut Carl J.Fredrich, sistem adalah suatu

keseluruhan terdiri dari beberapa bagian yang


mempunyai hubungan fungsional baik antara bagian-
bagian maupun hubungan fungsional terhadap
keseluruhannya, sehingga hubungan itu menimbulkan
suatu ketergantungan antara bagian-bagian yang
akibatnya jika salah satu bagian tidak bekerja dengan
baik akan mempengaruhi keseluruhannya itu.
 Pemerintah dan pemerintahan mengandung dua
pengertian, dalam arti sempit maupun dalam arti luas.
 Menurut Prof. Jimly Asshiddiqqie,S.H. Pemerintah

dan pemerintahan dalam arti luas yakni berkaitan


dengan segala urusan yang dilakukan oleh negara
dalam menyelenggarakan kesejahteraan, memelihara
keamanan, dan meningkatkan derajat kehidupan rakyat
serta dalam menjamin kepentingan negara itu sendiri.
Oleh karena itu, pemerintahan dalam arti luas
mencakup fungsi legislatif, eksekutif, maupun
yudikatif.
 Pemerintah dalam arti sempit hanya menyangkut fungsi
eksekutif saja, pemerintahan dalam arti sempit sistem
penyelenggaraan pemerintahan eksekutif saja.
 Sistem pemerintahan dalam arti luas menurut

pembagian kekuasaannya dibagi dua, yakni;


a. Secara vertikal, yakni pembagian kekuasaan
dilakukan menurut tingkatannya antara beberpa
tingkat pemerintahan yang melahirkan garis
hubungan antara pusat dan daerah ataupun
antara negara federal dengan negara bagian.
b. Secara horizontal, yakni pembagian
kekuasaan menurut fungsinya,
menunjukkan pembedaan antara fungsi-
fungsi pemerintahan yang bersifat
legislatif, eksekutif, yudikatif (trias
politica) yaitu dengan cara pemisahan
kekuasaan (separation of powers) atau
pembagian kekuasaan (division of
powers).
PENGERTIAN
 Bentuk negara menyatakan susunan atau organisasi
negara secara keseluruhan, struktur negara yang
meliputi unsur-unsur negara.
 Bentuk pemerintahan menyatakan struktur dan fungsi

pemerintahan semata, tidak berbicara tentang struktur


daerahnya maupun bangsanya. Dengan kata lain
bentuk pemerintahan melukiskan cara bekerjanya
organ-organ tertinggi sebuah negara.
 Bentuk negara ditujukan kepada pengertian republik
sedangkan istilah susunan ditujukan kepada pengertian
kesatuan atau federasi. Sehingga timbulllah pengertian
bahwa bentuk negara nya republik, susunan negaranya
sebagai negara kesatuan atau federasi.
 Sistem pemerintahan adalah cara bekerajanya
organ-organ Negara untuk melaksanakan
fungsi ( legislative, eksekutif, yudikatif)
Klasifikasi Bentuk Negara
Menurut George Jellinek, Leon Deguit bentuk negara
terdiri dari;
a. Negara Kerajaan, dengan sistem antara lain;
 Sistem absolutisme;
 Sistem terbatas;
 Sistem konstitusional.
b. Negara Republik, dengan sistem;
 Sistem referendum;
 Sistem parlementar;
 Sistem presidensial.
c. Aristokrasi (oligarkhi)
d. Demokrasi meliputi;
 Demokrasi langsung;
 Demokrasi Tidak Langsung
e. Autokrasi (autrokasi terpimpin).
 Menurut Moh. Kusnardi dan Hermaily Ibrahim,
susunan negara terdiri dari:
a. Negara Kesatuan (unitarisme) negara yang
bersusun tunggal;
b. Negara Serikat (Federasi), bundestaat, negara yang
tersusun jamak;
c. Perserikatan negara-negara, atau gabungan negara-
negara (staatsenverbendinge).
Bentuk kenegaraan antara lain;
 Serikat negara;
 Negara uni, yaitu ;
a. Uni personil;
b. Uni rill
 Negara dibawah pengawasan, yaitu;
a. Protektorat (vazel):
 Protektorat kolonial;
 Protektorat internasional;
b. koloni;
c. Mandat;
d. Perwakilan
 PBB
 Domonion
PEMBAGIAN SISTEM PEMERINTAHAN
a. Sistem pemerintahan Parlementer;
b. Sistem pemerintahan Presidensial
c. Sistem pemerintahan Quasi;
d. Sistem pemerintahan Referendum.
Sistem Pemerintahan Parlementer
 Hubungan antara parlemen dengan pemerintahan
erat
 Eksekutif dipimpin oleh perdana menteri
 Perdana menteri bertanggungjawab kepada parlemen
 Perdana menteri dapat dijatuhkan oleh parlemen
apabila tidak mendapatkan dukungan, sebaliknya
kepala Negara dapat membubarkan parlemen atas
permintaan perdana menteri yang kemudian diganti
dengan parlemen baru yang dibentuk melalui suatu
pemilu
 Setiap anggota kabinet adalah anggota parlemen yang
terpilih
 Kepala pemerintahan tidak dipilih langsung oleh rakyat

melainkan dipilih oleh parlemen dari salah seorang


anggota parlemen
 Adanya pemisahan yang jelas antara kepala negara

dengan kepala pemerintahan


Sistem Pemerintahan Presidensial
 Ada pemisahan antara badan eksekutif, legislative

maupun yudikatif
 Presiden bertindak sebagai kepala Negara dan kepala

pemerintahan
 Presiden tidak dipilih oleh parlemen, maka presiden

tidak bertanggungjawab kepada parlemen


 Presiden tidak dapat membubarkan parlemen, begitu

juga sebaliknya
SISTEM KUASI ( CAMPURAN)
 KUASI PARLEMEN

 KUASI PRESIDENSIAL
 PERANCIS, POLANDIA
 Sistem pemerintahan langsung dengan pengawasan
rakyat terhadap badan legislative,
 Rakyat memiliki fungsi kontrol yang penuh terhadap

pelaksanaan pemeritahan
 Pelaksanaan bisanya dilakukan/diterapkan kepada
Negara-Negara yg kecil
Parlemen tunduk langsung kepada rakyat, dilakukan
dengan cara:
 Referendum
 Kegiatan politik yang dilakukan oleh rakyat untuk
memberikan keputusan setuju atau tidak setuju
terhadap kebijaksanaan yang dibuat pemerintah.
Ada tiga macam referendum:
 Referendum Obligator (referendum wajib)

Referendum dalam hal parlemen akan memberlakukan undang-


undang yagn menyangkut hak rakyat
 Referendum Fakultatif

Referendum yagn dilakukan oleh beberapa kelompok masyarakat


tertentu terhadap suatu undang-undang yagn dibut parlemen.
 Referendum Konsultatif

Referendum untuk soal-soal tertentu dimana rakyat tidak tahu


teknisnya.
Usul inisiatif rakyat
 → hak rakyat untuk mengajukan suatu rancangan undang-
undang kepada parlemen dan pemerintah.
SISTEM PEMERINTAHANINDONESIA

Bentuk Negara Indonesia


Pembukaan UUD 1945 menyatakan bahwa;
…… maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan
indonesia dalam suatu undang-undang dasar negara
indonesia yang terbentuk dalam susunan negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasarkan kepada…..
 Pasal 1 ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa;
“ negara Indonesia adalah negara kesatuan yang
berbentuk Republik”

Sistem Pemerintahan Indonesia


a. Pra amandemen UUD 1945.
Berdasarkan UUD 1945, maka sistem pemerintahan
Indonesia adalah Presidensil, akan tetapi sistem ini tidak
sebuah konsekuensi yang diajarkan oleh ajaran trias
politika. Artinya Indonesia tidak menjalankan sistem
Presidensial Murni.
Pasal 4 dan 17 UUD 1945 = landasan hukum Indonesia
menganut sistem presidensial, dimana presiden menjadi
kepala pemerintahan, dan berhak mengangkat dan
memberhentikan menteri yang bertanggungjawab kepada
presiden.
Akan tetapi jika dilihat Pasal 5 ayat (1) hubungannya
dengan Pasal 21 ayat (2) UUD 1945, membuktikan bahwa
sistem pemerintahan Indonesia tidak murni, karena
menurut pasal tersebut, Presiden bersama dengan DPR
membentuk undang-undang.
Pertanggungjawaban Presiden kepada MPR juga
menunjukan bahwa adanya supremasi dari MPR.
 Sistem Pemerintahan Menurut Pembagian Kekuasaan
UUD 1945, pada dasarnya tidak menganut sistem pemisahan
kekuasaan ( ajaran trias politika Montesqieu), melainkan
menganut ajaran sistem pembagian kekuasaan karena:
a. UUD 1945 tidak membatasi secara tajam, bahwa
setiap cabang kekuasaan negara harus dilakukan oleh
satu organ/lembaga tertentu yang tidak boleh adanya
campur tangan dari lembaga lain;
b. UUD 1945 tidak memberikan pembatasan kekuasaan
itu terhadap tiga cabang kekuasaan saja;
c. UUD 1945 tidak membagi habis kekuasaan rakyat
yang dilakukan oleh MPR, pasal 1 ayat (2) kepada
lembaga negara lainnya.
Cabang-Cabang kekuasaan di dalam UUD 1945;
a. Kekuasaan eksekutif (Presiden/wakil presiden)
b. Kekuasaan legislatif (DPR)
c. Kekuasaan Yudikatif
d. Kekuasaan Eksaminatif ( inspektif) yaitu Badan
Pemeriksa Keuangan
Pokok-Pokok Pikiran sistem Pemerintahan Indonesia didalam
Penjelasan UUD 1945, yaitu:
1. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum;
2. Sistem konstitusional
3. Kekuasaan yang tertinggi berada ditangan MPR ( die
gesamte staatsgewelt ligegt allein bei der majelis)
4. Presiden adalah penyelenggara pemerintahan negara tertinggi
dibawah majelis
5. Presiden tidak bertanggungjawab kepada dewan perwakilan
rakyat
6. Menteri negara adalah pembantu presiden, dan menteri tidak
bertanggungjawab kepada DPR
7. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas
Sistem Pemerintahan Konstitusi RIS
Konstitusi RIS 1949
Sistem pemerintahan Indonesia adalah sistem pemerintahan
parlementer yang tidak murni. Pasal 118 Konstitusi RIS
menyebutkan bahwa prresiden tidak dapat diganggu gugat
dan para menteri bertanggungjawab atas seluruh
kebijaksanaan pemerintah baik bersama-sama untuk
seluruhnya baik masing-masing untuk bagiannya sendiri.
Tetepi dalam Pasal 122 Konstitusi RIS, ditentukan bahwa
DPR tidak dapat memaksa cabinet atau menteri-menteri
untuk meletakkan jabatannya secara bersama-sama maupun
sendiri-sendiri.
Sistem Pemerintahan pada UUD
Sementera 1950
 Sistem pemerintahan Indonesia adalah sistem
pemerintahan parlementer yang murni. Dilihat dalam
Pasal 83 ayat (1),(2),dan Pasal 84 UUDS 1950.
 Pasal 83 ayat (1) menyatakan bahwa presiden dan

wakil presiden tidak dapat diganggu gugat.


 Pasal 83 ayat (2) menyatakan bahwa menteri-menteri

bertanggungjawab atas seluruh kebijaksanaan


pemerintahan baik bersama-sama untuk seluruhnya
maupun masing-masing untuk bagiannya sendiri.
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
PASCA AMANDEMEN UUD 1945
Penegasan Sistem Pemerintahan Presidensial Pasca
Amandemen UUD 1945

 Perubahan Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945;
 Pasal 6A ayat (1) menetapkan bahwa Presiden dan Wakil
Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh
rakyat;
 Pasal 4 ayat (1) menetapkan bahwa Presiden Republik
Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut
UUD 1945;
 Adanya periode masa jabatan Presiden dan Wakil
Presiden yang pasti. Pasal 7 Perubahan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menentukan bahwa Presiden dan Wakil Presiden
memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya
dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya
untuk satu kali masa jabatan
 Pasal 7C perubahan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 juga menegaskan


bahwa Presiden tidak dapat membekukan dan/atau
membubarkan DPR
Pergeseran kewenangan membentuk undang-undang ini
merupakan langkah konstitusional untuk meletakkan
secara tepat fungsi lembaga negara , Pembentukan
Undang-Undang Pasca Amandemen UUD 1945
Rancangan Undang-Undang (baik dari Presiden atau
DPR) Hak mengajukan Rancangan Undang-Undang
kepada DPR Kewenangan Membentuk UU Wajib dibahas
oleh DPR dan Presiden untuk mendapat persetujuan
bersama.
Jika rancangan undang-undang itu tidak mendapat
persetujuan bersama, rancangan undang-undang itu tidak
boleh diajukan lagi dalam persidangan DPR masa itu.
Presiden DPR Bab I Sistem Ketatanegaraan Republik
Indonesia Salah satu perubahan yang paling mendasar
dalam konstitusi adalah mengenai kerangka hubungan
serta domain atau tugas dan fungsi eksekutif (presiden)
dan tugas dan fungsi legislatif (DPR).
Kewenangan yang semula menjadi hak prerogatif Presiden,
harus mendapat persetujuan atau pertimbangan dan
konsultasi dengan lembaga legislatif. Misalnya;
a. Pasal 11 UUD 1945 menetapkan bahwa Presiden
dengan persetujuan DPR menyatakan Perang, membuat
perdamaian dan perjanjian dengan negara lain;
b. Pasal 13 ayat (1,2,dan 3) UUD 1945, menyatakan
bahwa Presiden dalam mengangkat duta dan konsul,
menerima dan menempatkan duta negara lain harus
memperhatikan pertimbangan DPR
c. Pasal 14 UUD 1945, presiden memberi garasi dan
Rehabilitasi dengan mempertimbangan Mahkamah
Agung
Saldi Isra mengatakan bahwa ada keuntungan dari
sistem presidensial yakni:
 Dengan dipilih secara langsung, kekuasaan presiden

menjadi lebih legitimasi karena mendapat mandat


langsung (direct mandate) pemilih sementara itu,
dalam sistem parlementer perdana menteri diangkat
melalui proses penunjukan (appointed indirectly);
 Dengan adanya pemisahan antara lembaga negara

terutama legislatif dan eksekutif, setiap lembaga


negara dapat melakukan pengawasan terhadap
lembaga negara lainnya untuk mencegah terjadinya
penumpukan dan penyalahgunaan kekuasaan;
 Dengan posisi sentral dalam jajaran eksekutif,
presiden dapat mengambil kebijakan strategis yang
amat menentukan secara tepat (speed and
decisiveness);
 Dengan masa jabatan yang tetap, posisi presiden jauh
lebih stabil dibandingkan perdana menteri yang bisa
diganti disetiap waktu
Menurut Saldi Isra purifikasi sistem pemerintahan
presidensial Indonesia dilakukan dengan beberapa bentuk,
diantaranya:
 Mengubah proses pemilihan presiden dan wakil presiden
dari pemilihan dengan sistem perwakilan (mekanisme
pemilihan di MPR) menjadi pemilihan secara langsung;
 Membatasi periodesasi masa jabatan presiden/wakil
presiden;
 Memperjelas mekanisme pemakzulan (impeachment)
presiden dan wakil presiden;
 Adanya larangan bagi presiden untuk membubarkan DPR;
 Memperbaharui mekanisme pengujian undang-undang;

Anda mungkin juga menyukai