Anda di halaman 1dari 14

PERBEDAAN SISITEM

PEMERINTAHAN INDONESIA DAN


JERMAN
Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dengan JERMAN PEMERINTAH
KAPUPATEN LUMAJANG DINAS PENDIDIKAN R-SMA-BI SMA NEGERI 2
LUMAJANG Jalan HOS Cokroaminoto 159 Lumajang 67311 Telp : (0334)881036 Website :
www.sman2-lmj.sch.id email : info@sman2-lmj.sch.id KATA PENGANTAR Segala puji
patut kita haturkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat
menyelesaikan Makalah Kewarganegaraan yang berjudul ”Perbandingan Sistem
Pemerintahan Indonesia dengan Jepang” dengan baik. Tak lupa juga kami ucapkan
terimakasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses
pengerjaan makalah ini, diantaranya: 1. Kepala SMA Negeri 2 Lumajang atas sarana dan
prasarana yang diberikan 2. Bu. Sri selaku pembimbing Mata Pelajaran PKN 3. Serta semua
pihak yang telah membantu dalam pengerjaan tugas ini. Akhir kata semoga Makalah
Kewarganegaraan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Kami sadar bahwa banyak sekali
kekurangan yang terdapat dalam makalah ini, oleh karena itu kami memohon kritik dan saran
demi perbaikan di depannya. Lumajang, Oktober 2011 Penyusun BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Pada umumnya, negara negara didunia menganut salah satu dari
sistem pemerintahan presidensil dan parlementer. Adanya sistem pemerintahan lain dianggap
sebagai variasi atau kombinasi dari dua sistem pemerintahan tersebut Klasifikai sistem
pemerintahan presidensil dan parlementer didasarkan pada hubungan kekuasaan esekutif dan
legislatif. Sistem pemerintahan disebut parlementer apabila badan esekutif sebagai pelaksana
kekuasaan esekutif mendapatkan pengawasan langsung dari badan legislatif. Sistem
pemerintahan disebut presidensil apabila badan esekutif berada diluar pengawasan langsung
badan legislatif. Tetapimeskipun sama sama menggunakan sistem pemerintahan presidensil
atau parlementer, terdapat variasi variasi disesuaikan dengan perkembangan ketatanegaraan
negara yang bersangkutan Oleh karena itu, kami memilih negara federal jerman untuk
dijadikan sebagai pembandingan antara Indonesia yang menganut sisitem pemerintahan
Presidensil dan negara jerman yang menganut sistem parlementer. Sehingga nantinya kita
dapat mengetahui dan membandingkan bagaimana sistem pemerintahan yang ada di
indonesia maupun yang ada di negara jerman. B. RUMUSAN MAKALAH Berdasarkan latar
belakang yang diuraikan diatas penulis merumuskan permasalahan yaitu: 1. Bagaimanakah
perbandingan sistem pemerintahan Indonesia dengan sistem pemerintahan jerman? C.
TUJUAN Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu : 1. Untuk mengetahui
perbandingan sistem pemerintahan Indonesia dengan sistem pemerintahan negara Jerman 2.
Untuk memberikan gambaran secara umum tentang sistem pemerintahan Indonesia dengan
jerman sehingga nantinya bisa dijadikan referensi untuk saling menutupi kekurangan sistem
pemerintahan masing masing BAB II PEMBAHASAN A. PENGELOMPOKAN SISTEM
PEMERINTAHAN 1. Sistem Pemerintahan Presidensil Dalam sistem pemerintahan
presidensial, badan eksekutif dan legislatif memiliki kedudukan yang independen. Kedua
badan tersebut tidak berhubungan secara langsung seperti dalam sistem pemerintahan
parlementer. Mereka dipilih oleh rakyat secaraterpisah. Ciri-ciri dari sistem pemerintaha
presidensial adalah sebagai berikut: 1. Penyelenggara negara berada ditangan presiden.
Presiden adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Presiden tidak dipilih oleh
parlemen, tetapi dipilih langsung oleh rakyat atau suatu dewan majelis. 2. Kabinet (dewan
menteri) dibentuk oleh presiden. Kabinet bertangungjawab kepada presiden dan tidak
bertanggung jawab kepada parlemen atau legislatif. 3. Presiden tidak bertanggungjawab
kepada parlemen. Hal itu dikarenakan presiden tidak dipilih oleh parlemen. 4. Presiden tidak
dapat membubarkan parlemen seperti dalam sistem parlementer. 5. Parlemen memiliki
kekuasaan legislatif dan sebagai lembaga perwakilan. Anggota parlemen dipilih oleh rakyat.
6. Presiden tidak berada dibawah pengawasan langsung parlemen. Kelebihan Sistem
Pemerintahan Presidensial : • Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak
tergantung pada parlemen. • Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu
tertentu. Misalnya, masa jabatan Presiden Amerika Serikat adalah empat tahun, Presiden
Indonesia adalah lima tahun. • Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan
jangka waktu masa jabatannya. • Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan
eksekutif karena dapat diisi oleh orang luar termasuk anggota parlemen sendiri. Kekurangan
Sistem Pemerintahan Presidensial : • Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung
legislatif sehingga dapat menciptakan kekuasaan mutlak. • Sistem pertanggungjawaban
kurang jelas. • Pembuatan keputusan atau kebijakan publik umumnya hasil tawar-menawar
antara eksekutif dan legislatif sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas dan memakan
waktu yang lama. 2. Sistem Pemerintahan Parlementer Sistem pemerintahan disebut
parlementer apabila badan eksekutif sebagai pelaksana kekuasaan eksekutif mendapat
pengawasan langsung dari badan legislatif. Sistem pemerintahan disebut presidensial apabila
badan eksekutif berada di luar pengawasan langsung badan legislatif Ciri-ciri dari sistem
pemerintahan parlementer adalah sebagai berikut : 1. Badan legislatif atau parlemen adalah
satu-satunya badan yang anggotanya dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum.
Parlemen memiliki kekuasaan besar sebagai badan perwakilan dan lembaga legislatif. 2.
Anggota parlemen terdiri atas orang-orang dari partai politik yang memenangkan pemiihan
umum. Partai politik yang menang dalam pemilihan umum memiliki peluang besar menjadi
mayoritas dan memiliki kekuasaan besar di parlemen. 3. Pemerintah atau kabinet terdiri dari
atas para menteri dan perdana menteri sebagai pemimpin kabinet. Perdana menteri dipilih
oleh parlemen untuk melaksakan kekuasaan eksekutif. Dalam sistem ini, kekuasaan eksekutif
berada pada perdana menteri sebagai kepala pemerintahan. Anggota kabinet umumnya
berasal dari parlemen. 4. Kabinet bertanggung jawab kepada parlemen dan dapat bertahan
sepanjang mendapat dukungan mayoritas anggota parlemen. Hal ini berarti bahwa sewaktu-
waktu parlemen dapat menjatuhkan kabinet jika mayoritas anggota parlemen menyampaikan
mosi tidak percaya kepada kabinet. 5. Kepala negara tidak sekaligus sebagai kepala
pemerintahan. Kepala pemerintahan adalah perdana menteri, sedangkan kepala negara adalah
presiden dalam negara republik atau raja/sultan dalam negara monarki. Kepala negara tidak
memiliki kekuasaan pemerintahan. Ia hanya berperan sebgai symbol kedaulatan dan keutuhan
negara. 6. Sebagai imbangan parlemen dapat menjatuhkan kabinet maka presiden atau raja
atas saran dari perdana menteri dapat membubarkan parlemen. Selanjutnya, diadakan
pemilihan umum lagi untuk membentukan parlemen baru. Kelebihan Sistem Pemerintahan
Parlementer: Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi
penyesuaian pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena kekuasaan eksekutif dan
legislatif berada pada satu partai atau koalisi partai. Garis tanggung jawab dalam
pembuatan dan pelaksanaan kebijakan public jelas. Adanya pengawasan yang kuat dari
parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet menjadi barhati-hati dalam menjalankan
pemerintahan. Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer : Kedudukan badan
eksekutif/kabinet sangat tergantung pada mayoritas dukungan parlemen sehingga sewaktu-
waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh parlemen. Kelangsungan kedudukan badan eksekutif
atau kabinet tidak bias ditentukan berakhir sesuai dengan masa jabatannya karena sewaktu-
waktu kabinet dapat bubar. Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila
para anggota kabinet adalah anggota parlemen dan berasal dari partai meyoritas. Karena
pengaruh mereka yang besar diparlemen dan partai, anggota kabinet dapat mengusai
parlemen. Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif. Pengalaman
mereka menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan manjadi bekal penting untuk menjadi
menteri atau jabatan eksekutif lainnya. B. SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
Berdasarkan undang – undang dasar 1945 sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia
adalah sebagai berikut: 1. Negara Indonesia berdasarkan atas hukum, tidak berdasarkan
kekuasaan belaka. 2. Pemerintahan berdasarkan atas sistem konstitusi (hukum dasar) tidak
bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas) 3. Kekuasaan Negara yang tertinggi
berada di tangan majelis permusyawaratan rakyat. 4. Presiden adalah penyelenggara
pemerintah Negara yang tertinggi dibawah MPR. Dalam menjalankan pemerintahan Negara
kekuasaan dan tanggung jawab adalah ditangan prsiden. 5. Presiden tidak bertanggung jawab
kepada DPR. Presiden harus mendapat persetujuan dewan perwakilan rakyat dalam
membentuk undang – undang dan untuk menetapkan anggaran dan belanja Negara. 6.
Menteri Negara adalah pembantu presiden yang mengangkat dan memberhentikan mentri
Negara. Menteri Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR. A. Pokok-pokok Sistem
Pemerintahan Republik Indonesia 1. Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi yang
luas 2. Bentuk pemerintahan adalah republik, sedangkan sistem pemerintahan adalah
presidensial. 3. Pemegang kekuasaan eksekutif adalah Presiden yang merangkap sebagai
kepala negara dan kepala pemerintahan. Presiden dan wakilnya dipilih dan diangkat oleh
MPR untuk masa jabatan 5 tahun. Namun pada pemilu tahun 2004, Presiden dan Wakil
Presiden dipilih secara langsung oleh rakyat dalam satu paket untuk masa jabatan 2004 –
2009. 4. Kabinet atau menteri diangkat dan diberhentikan oleh presiden, serta bertanggung
jawab kepada presiden. 5. Parlemen terdiri atas 2 bagian (bikameral), yaitu Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota DPR dan
DPD merupakan anggota MPR. DPR terdiri atas para wakil rakyat yang dipilih melalui
pemilu dengan sistem proporsional terbuka. Anggota DPD adalah para wakil dari masing-
masing provinsi yang berjumlah 4 orang dari tiap provinsi. Anggota DPD dipilih oleh rakyat
melalui pemilu dengan sistem distrik perwakilan banyak. Selain lembaga DPR dan DPD,
terdapat DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota yang anggotanya juga dipilih melaui
pemilu. DPR memiliki kekuasaan legislatif dan kekuasaan mengawasi jalannya
pemerintahan. 6. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Mahkamah Agung dan badan peradilan
di bawahnya, yaitu pengadilan tinggi dan pengadilan negeri serta sebuah Mahkamah
Konstitusi dan Komisi Yudisial. 7. Sistem pemerintahan negara Indonesia setelah
amandemen UUD 1945, masih tetap menganut Sistem Pemerintahan Presidensial, karena
Presiden tetap sebagai kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Presiden juga
berada di luar pengawasan langsung DPR dan tidak bertanggung jawab pada parlemen.
Namun sistem pemerintahan ini juga mengambil unsur-unsur dari sistem parlementer dan
melakukan pembaharuan untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan yang ada dalam sistem
presidensial. B. Beberapa variasi dari Sistem Pemerintahan Presidensial RI 1. Presiden
sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul DPR. Jadi, DPR tetap memiliki
kekuasaan mengawasi presiden meskipun secara tidak langsung. 2. Presiden dalam
mengangkat pejabat negara perlu pertimbangan dan/atau persetujuan DPR. Contohnya dalam
pengangkatan Duta untuk negara asing, Gubernur Bank Indonesia, Panglima TNI dan kepala
kepolisian. 3. Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan dan/atau
persetujuan DPR. Contohnya pembuatan perjanjian internasional, pemberian gelar, tanda
jasa, tanda kehormatan, pemberian amnesti dan abolisi 4. Parlemen diberi kekuasaan yang
lebih besar dalam hal membentuk undang-undang dan hak budget (anggaran). Dengan
memperhatikan hal-hal tersebut di atas, dapat difahami bahwa dalam perkembangan sistem
pemerintahan presidensial di negara Indonesia (terutama setelah amandemen UUD 1945)
terdapat perubahan-perubahan sesuai dengan dinamika politik bangsa Indonesia. Hal itu
diperuntukkan dalam memperbaiki sistem presidensial yang lama. Perubahan baru tersebut
antara lain, adanya pemilihan presiden langsung, sistem bikameral, mekanisme cheks and
balance dan pemberian kekuasaan yang lebih besar pada parlemen untuk melakukan
pengawasan dan fungsi anggaran. C. Struktur Ketatanegaraan Negara Republik Indonesia
Perubahan yang terjadi pada sistem pemerintahan negara republik Indonesia sebagai akibat
dari dilukannya amandemen Undang-Undang Dasar 1945, secara yuridis konstitusional
berpengaruh pula pada iklim politik dan struktur ketatanegararaan. Perubahan iklim politik,
antara lain ditandai dengan adanya keberanian anggota dewan dalam mengkritisi kebijakan
pemerintah dan semakin produktif dalam menghasilkan peraturan perundang-undangan yang
pada masa orde baru hal ini tidak terjadi. Demikian juga MPR dan lembaga-lembaga negara
lain yang sudah mampu menunjukkan keberadaannya. Dominasi eksekutif (Lembaga
Kepresidenan), sudah diminimalisir dengan salah satu amandemen UUD 1945 Pasal 7
tentang jabatan Presiden yang maksimal 2 periode (10) tahun. Keluarnya Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2003 tentang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden yang dipilih langsung
oleh rakyat. Dalam struktur ketatanegaraan, terjadi penambahan nama lembaga negara dan
sekaligus penghapusan suatu lembaga negara. 1. Struktur Ketatanegaraan (sebelum
amandemen UUD 1945) Berdasarkan Ketetapan MPRS No.XX/MPRS/1966 tentang
Memorandum DPR-GR Mengenai Sumber Hukum Republik Indonsia dan Tata Urutan
Peraturan Perundangan Republik Indonesia, yang kemudian dikukuhkan kembali dengan
Ketetapan MPR No.V/MPR/1973 dan Ketetapan MPR No.IX/MPR/MPR/1978. 2. Struktur
Ketatanegaraan (Setelah Amandemen UUD 1945 Pelaksanaan amandemen terhadap UUD
1945 telah dilakukan selama 4 (empat) kali, yakni : pertama mencakup 9 pasal (disahkan
tanggal 19 Oktober 1999), kedua mencakup 25 pasal (disahkan tanggal 18 Agustus 2000),
ketiga mencakup 32 pasal (disahkan 9 November 2001), dan keempat mencakup 13 pasal
(disahkan tanggal 10 Agusutus 2002) Hal-hal yang mendasar dalam ketatanegaraan negara
republik Indonesia setelah dilakukan amandemen terhadap Undang-Undang Dasar 1945,
adalah sebagai berikut : 1. Kedaulatan berada ditangan rakyat, dan dilakukan menurut UUD
(Pasal 1). 2. MPR bikameral yaitu terdiri dari DPR dan DPRD (Pasal 2). 3. Masa jabatan
Presiden maksimal 2 (dua) kali periode (Pasal 7). 4. Pencamtuman Hak asasi Manusia (Pasal
28A s.d. 28J). 5. Presiden dan Wakil Presiden dipilih langsung. 6. Penghapusan DPA diganti
menjadi Dewan Pertimbangan, di bawah Presiden. 7. Penghapusan GBHN sebagai salah satu
tugas MPR. 8. Pembentukan Mahkamah Konstitusi (MK)dan Komisi Yudisial (KY)
tercantum dalam Pasal 24B dan 24C. 9. Anggaran Pendidikan minimal 20% (Pasal 31). 10.
Negara Kesatuan tidak boleh dirubah (Pasal 37). 11. Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945
dihapus. 12. Penegasan demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi keadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan
kemajuan dan kesatuan ekonomi ekonomi nasional D. Kelebihan dan Kelemahan
Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara R.I . KELEBIHAN KELEMAHAN Adanya
pernyataan bahwa Indonesia adalah negara berdasar atas hukum dan sistem konstitusional.
Hal ini telah memberikan kepastian hukum dan supremasi hukum dalam penyelenggaraan
pemerintahan negara Produk hukum belum banyak memihak kepentingan rakyat demikian
juga aparat penegak hukum (Polisi, Jaksa dan Hakim) masih ada oknum yang belum bekerja
secara profesional sehingga dapat diajak berkolusi. Majelis Permusyawaratan Rakyat yang
terdiri dari anggota DPR, Utusan Daerah dan Utusan golongan (sekarang DPR dan DPD),
berwenang mengubah UUD dan memberhentikan Presiden/Wakil Presiden dalam masa
jabatannya menurut UUD. Hal ini pernah dilakukan karena Presiden dinilai telah melanggar
haluan negara atau UUD 1945. Contoh : Presiden Soekarno (1967), Presiden B.J. Habibie
(1999), dan Presiden K.H. Abdurachman Wahid (2002 Majelis Permusyawaratan Rakyat
yang anggota-anggotanya terdiri anggota DPR, Utusan Daerah dan Utusan golongan
(sekarang DPR dan DPD), merupakan lembaga negara yang sarat dengan muatan politis
sehingga keputusan maupun ketetapan-ketetapannya sangat bergantung kepada konstelasi
politik rezim yang berkuasa pada saat itu. Contoh pada masa orde baru, wewenang MPR
untuk mengubah UUD tidak pernah dilakukan, meskipun banyak suara-suara rakyat yang
menghendaki amandemen. Keputusan politik masa itu, dikeluarkannya Ketetapan MPR
No.IV/MPR/1983 tentang Referandum bila ingin merubah UUD 1945 Jabatan Presiden
(eksekutif) tidak dapat dijatuhkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat, dan sebaliknya Presiden
juga tidak dapat membubarkan DPR. Presiden dengan DPR bekerja sama dalam pembuatan
Undang-Undang Pengawasan rakyat terhadap pemerintah kurang berpengaruh, sehingga ada
kecenderungan eksekutif lebih dominan bahkan dapat mengarah ke otoriter. Contoh : Pada
masa orde lama, Presiden dapat membubarkan DPR dan lembaga-lembaga negara lain tidak
berfungsi bahkan seakan menjadi pembantu presiden. Demikian juga pada masa orde baru,
meskipun ada lembaga-lembaga negara lain namun kurang berfungsi sebagaimana mestinya.
Jalannya Pemerintahan cenderung lebih stabil karena program-program relatif lancar dan
tidak terjadi krisis kabinet. Hal ini dimungkinkan karena kabinet (menteri-menteri) yang
diangkat dan diberhentikan Presiden, hanya bertanggung jawab kepada Presiden. Menteri-
menteri adalah pembantu Presiden. Jika para menteri tidak terdiri dari orang-orang yang
jujur, bersih dan profesional, program-program pemerintah tidak berjalan efektif dan populis
(berpihak kepada rakyat). Hal ini akan berakibat munculnya arogansi kekuasaan, salah urus
dan tumbuh suburnya korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Secara umum hal ini terjadi
pada masa pemerintahan orde baru, meskipun harus diakui adanya keberhasilan di bidang
pembangunan fisik. C. SISTEM PEMERINTAHAN JERMAN 1. DASAR DASAR TATA
NEGARA Ada lima prinsip yang menjadi acuan ketatanegaraan dalam Grundgesetz; Jerman
adalah negara republik dan demokrasi, negara federal, negara hukum dan negara sosial.
Republik sebagai bentuk negara dikukuhkan oleh UUD dalam penamaan ?Republik Federal
Jerman?. Ke luar hal ini tampak dalam kenyataan, bahwa Presiden Federal (Bundesprasident)
adalah kepala negara yang ditentukan melalui pemilihan. Dasar bentuk negara demokrasi
adalah asas kedaulatan rakyat. Undang-Undang Dasar menyebutkan, bahwa seluruh
kekuasaan negara berasal dari rakyat. Dalam hal ini Grundgesetz menganut sistem demokrasi
tak langsung, yaitu demokrasi melalui perwakilan. Artinya : kekuasaan negara harus diakui
dan disetujuai rakyat, tetapi penyelenggaraannya tidak langsung oleh keputusan-keputusan
rakyat, selain dalam pemilihan umum. Penyelenggaraan ini diserahkan kepada ?badan-badan
tersendiri? dibidang legislatif, eksekutif dan yudikatif. Rakyat sendiri menjalankan kekuasaan
negara terutama dalam pemilihan parlemen yang diselenggarakan secara berkala. Berbeda
dengan konstitusi berbagai negara bagian, Grundgesetz menentukan bentuk-bentuk
demokrasi langsung seperti referendum dan plebisit hanya sebagai perkecualian.
Penyelenggaraan plebisit hanya diharuskan dalam hal perubahan pembagian wilayah federal.
Grundgesetz memilik konsep ?demokrasi yang berani melawan?. Sikap ini berasal dari
pengalaman pada saat Republik Weimar, yang diruntuhkan oleh partai-partai radikal dan
memusuhi konstitusi. Dasar pemikiran demokrasi berlawanan adalah bahwa kebebasan
semua kekuatan dalam percaturan politik menemui batasnya, bila ada usaha meniadakan
demokrasi itu sendiri melalui prosedur demokrastis. Itulah alasan mengapa Grundgesetz
memberikan kewenangan kepada Mahkamah Konstitusional Federal untuk melarang partai
politik yang bertujuan menghambat atau meniadakan tata negara demokratis. Ditetapkan
bentuk negara federal dalam UUD berarti bahwa tidak hanya federasi, tetapi juga ke-16
negara bagian mempunyai status setara negara. Untuk bidang-bidang tertentu, negara-negara
bagian tersebut memiliki kedaulatan atas wilayahnya, yang diwujudkan melalui legislasi,
penegakan hukum dan yurisdiksi sendiri. Setelah ditetapkannya pebagian tugas dan
kewenangan antara federasi dan negara bagian, titik berat kegiatan legislatif ternyata memang
terletak pada negara pusat atau federasi. Bukanlah pada negara bagian seperti yang
diinginkan oleh konstitusi. Negara bagian terutama bertugas menyelenggarakan administrasi
negara, artinya melaksanakan undang-undang. Pembagian tugas ini adalah unsur penting
dalam sistem pembagian kewenangan dan keseimbangan keuasaan yang digariskan oleh
Grundgesetz. Inti dari prinsip negara hukum yang tertuang dalam Grundgesetz adalah
pebagian kekuasaan. Fungsi-fungsi kekuasaan negara dipercayakan kepada badan legislatif,
badan eksekutif dan badan yudikatif yang masing-masing bediri sendiri. Arti penting
pembagian kewenangan dini terletak pada pembentukan kekuasaan negara melalui
pengawasan dan pembatasan timbal balik yang membuahkan perlindungan bagi kebebasan
seitap warga. Elemen penting yang kedua dalam prinsip negara hukum adalah berlakunya
hukum secara mutlak pada semua perbuatan negara. Prinsip pemerintahan atas dasar hukum
ini berarti, bahwa badan eksekutif alias pemerintah tidak boleh melanggar hukum yang
berlaku, terutama konstitusi dan undang-undang (keutamaan undang-undang); selanjutnya
untuk segala bentuk interfensi ke dalam ruang hukum dan ruang kemerdekaan individu
dibutuhkan suatu dasar hukum formal (persyaratan adanya undang-undang). Semua tindakan
alat negara dapat diperiksa kesesuaian hukumnya oleh hakim yang independen, bila ada
pengaduan hak yang tersangkut. Prinsip negara sosial adalah pemikiran baru yang
melengkapi gagasan tradisional tentang negara hukum. Negara diwajibkan melindungi
kelompok-kelompok masyarkat yang lemah dan senantiasa mengusahkan keadilan sosial.
Banyak sekali undang-undang dan keputusan pengadilan yang telah menghidupi prinsip ini.
Negara sosial diwujudkan dalam asuransi wajib kesejahteraan sosial yang meliputi tunjangan
purnakarya (pensiun), tunjangan bagi orang cacat, biaya perawatan dan pemulihan kesehatan
serta tunjangan bagi penganggur. Negara juga, untuk menyebut beberapa contoh lagi,
memberi bantuan sosial kepada yang membutuhkan, tunjangan tempat tinggal dan tunjangan
anak, serta menjaga keadilan sosial melalui perundangan yang menyangkut lindungan
pekerjaan dan waktu kerja 2. SISTEM DAN LEMBAGA PEMERINTAHAN Sebagai negara
yang menjunjung tinggi demokrasi, RFJ berupaya keras untuk tidak mengulangi politik yang
pernah diterapkan dan terjadi sesaat Hitler memegang kekuasaan. Oleh karena itu diupayakan
adanya pembagian kekuasaan dan kewenangan yang jelas sehingga tidak dapat terulang lagi
penyalahgunaan kekuasaan. Dalam sistem demokrasi yang dianut oleh RFJ (demokratis-
parlementer) partai-partai politik memegang peran yang konstitutif. Yang berarti jika salah
satu partai politik menang dalam pemilu baik tingkat daerah ataupun tingkat federal/pusat,
maka partai ini berkuasa penuh dan bertanggung jawab atas pelaksanaan politik dalam
periode pemerintahan yang ditentukan. Kekuasaan dan kewenangan yang dimiliki oleh
negara terbagi dalam 3 lembaga pemerintahan yaitu A. LEMBAGA LEGISLATIF A.
Bundestag (DPR) Bundestag Jerman adalah Dewan Perwakilan Rakyat Republik Federal
Jerman. Parlemen ini dipilih oleh rakyat setiap empat tahun. Pembubarannya (sebelum masa
jabatan berakhir) hanya dapat dilakukan dalam situasi khusus dan menjadi kewenangan
Presiden Federal. Tugas Bundestag yang utama adalah menetapakan undang-undang,
memilih Kanselir dan mengawasi pemerintah. Sidang pleno Bundestag adalah forum
perdebatan besar di parlemen, terutama dalam diskusi mengenai masalah penting politik
dalam negeri dan luar negeri. Pekerjaan awal mempersiapaan perundangan dilaksanakan
dalam rapat-rapat komisi yang biasanya bersifat tertutup. Disini aspirasi politik harus
dipertemukan dengan pandangan para ahli dari bidangnya masing-masing. Dalam lingkup
tugas komisi terletak juga titik berat pengawasan parlemen atas perilaku pemerintah. Tanpa
pembidangan itu, penyelesaian begitu banyak masalah yang beraneka ragam tak mungkin
tercapai. Bundestag menentukan komisi-komisi sesuai dengan pembagian bidang tugas yang
berlaku pada pemerintah. Ini mencakup Komisi Luar Negeri, Komisi Sosial sampai Komisi
Anggaran Belanja Negara, yang juga memainkan peranan penting, karena mewujudkan
kewenangan parlemen atas pendapatan dan belanja negara. Kepada Komisi Petisi setiap
warga dapat mengajukan permohonan maupun keluhannya. Anggota-anggota Bundestag
Jerman dipilih dalam pemilihan yang umum, langsung, bebas, sama dan rahasia. Mereka
masing-masing adalah wakil seluruh rakyat, tidak terikat pada penugasan dan perintah
siapapun dan hanya bertanggung jawab pada hati nuraninya sendiri. Jadi mereka memiliki
mendat bebas. Sesuai keanggotaan partai, mereka bergabung dalam fraksi-fraksi atau
kelompok. Hati nurani dan solidaritas politis pada partai sendiri kadang-kdang dapat
bertabrakan. Namun, walaupun seorang anggota parlemen keluar dari partainya, ia masih
tetap memegang mandatnya di Bundestag. Di sinilah tampak dengan sangat jelas
ketidaktergantungan anggota-anggota parlemen. B. Bundesrat (Dewan utusan negara bagian)
Lembaga legislatif yang terdiri dari perwakilan dari negara bagian yang jumlahnya
didasarkan pada banyaknya penduduk negara bagian yang bersangkutan. Bundesrat turut
serta dalam pembuatan undang-undang dan administrasi negara federal. Berbeda dengan
sistem senat di federasi lain seperti di Amerika Serikat atau Swis, Bundesrat tidak terdiri dari
wakil rakyat yang dipilih. Anggota Bundesrat tidak terdiri dari wakil rakyat yang dipilih.
Anggota Bundesrat adalah pejabat pemerintah negara bagian atau orang yang diberi kuasa
oleh pemerintah tersebut. Sesuai dengan jumlah penduduknya, setiap negara bagian
mempunyai tiga, empat, lima atau enam suara. Dalam pemungutan suara, setiap negar bagian
hanya dapat memberikan suaranya sebagai kesatuan. Lebih dari setengah undang-undang
yang dibuat memerlukan persetujuan Bundesrat. Artinya, undang-undang tersebut tak dapat
diputuskan tanpa direstui oleh Bundesrat terutama adalah undang-undang yang berkaitan
dengan kepentingan negara bagian, misalnya dengan keuangan atau kewenangan administrasi
mereka. Bagaimanapun juga, perubahan terhadap UUD memerlukan persetujuan Bundesrat
dengan mayoritas dua pertiga dalam hal perundangan lain, Bundesrat mempunyai hak
keberatan saja, yang dapat dibatalkan oleh keputusan Bundestag. Bila kedua dewan tersebut
tidak dapat mencapai kesepakatan, maka Komisi Perantara, yang anggotanya berasal baik
dari Bundestag maupun dari Bundesrat, akan bersidang. Di Bundesrat, kepentingan negara
bagian sering kali didahulukan dari kepentingan partai. Akibatnya, pemungutan suara dapat
membawa hasil yang tidak sesuai dengan pembagian kursi di parlemen. Ini menunjukkan
sistem federasi yang hidup. Pemerintah pusat tak selalu dapat yakin, bahwa seitap negara
bagian yang pemerintahannya didominasi oleh partai sendiri, akan juga selalu mendukung
kebijakan Pemerintah Federal. Setiap negara bagian mendahulukan kepentingan khususnya di
Bundesrat dan akan bersekutu dengan negara bagian lain yang bertujuan sama, tanpa peduli
partai apa yang berkuasa di sana. Ini membuat situasi mayoritas yang berganti-ganti.
Kompromi harus selalu ditemukan, apabila partai-partai yang membentuk pemerintah federal
tidak memiliki mayoritas di Bundesrat. Ketua Bundesrat dipilih secara bergilir dari antara
negara bagian yang terwakili di dalamnya untuk masa jabatan setahun. Ketua Bundesrat
mewakili Presiden Federal, bila yang terakhir berhalangan. C. Bundesversammlung (Badan
Permusyawaratan). Bundesversammlung yang dibentuk pada tahun 1951 berlokasi di kota
Karlsruhe bertugas untuk mengawasi agar semua ketentuan peraturan di dalam UUD
dipenuhi, Hanya Bundesversammlung yang dapat memutuskan apakah suatu partai yang
berbahaya terhadap ?kebebasan-demokrasi UUD dilarang atau tidak. B. LEMBAGA
EKSEKUTIF A. Pemerintah Federal (Bundeskanzler) Pemerintah Federal Jerman, disebut
juga kabinet, terdiri atas Kanselir dan para menteri. Kanselir Federal mempunyai posisi
istimewa dan mandiri dalam pemerintah dan dihadapan para menteri. Ia mengepalai kabinet
federal, ia saja yang berhak membentuk kabinet; Kanselir memilih menteri dan mengajukan
usulan mengikat kepada Presiden Federal untuk mengangkat maupun memberhentikan
mereka. Selain itu, Kanselir juga menentukan jumlah menteri dan bidang tugas mereka.
Beberapa kementrian disebutkdan dalam Grundgesetz; Kementerian Luar Negeri,
Kementerian-kementerian Federal Dalam Negeri, Kehakiman, Keuangan dan Pertahanan.
Pengadaan ketiga kementerian yang disebutkan terakhir merupakan persyaratan
konstitusional. Posisi Kanselir yang kuat bertumpu pada kewenangannya : ia menentukan
garis besar kebijakan pemerintah. Para menteri federal mengepalai bidang tugas masing-
masing dengan menjalankan garis besar tersebut secara mandiri dan atas tanggung jawab
sendiri. Dalam politik praktis, Kanselir harus juga mematuhi kesepakatan dengan partner
koalisinya dan menghormati kepentingan mereka. Tidaklah salah bila sistem pemerintahan
Jerman juga dijuluki sebagai ?demokrasi Kanselir?. Kanselir Federal adalah satu-satunya
orang dalam kabinet yang dipilih oleh parlemen, hanya ialah yang bertanggung jawab
terhadap Dewan Perwakilan Rakyat. Pertanggungjawaban ini dapat berwujud ?mosi tidak
percaya konstruktif?. Prosedur mosi ini sengaja dicantumkan dalam Grundgesetz sebagai
perbaikan terhadap UUD Republik Weimar. Maksud mosi konstruktif ini untuk menghindari
jatuhnya pemerintah atas ulah kelompok-kelompok oposisi yang hanya sepakat menolak
pemerintah, tetapi tidak memiliki program alternatif bersama. Dalam sistem ini, Bundestag
yang megnajukan mosi tidak percaya terhadap anselir, sekaligus harus memilih Kanselir
baru. Percobaan menjatuhkan Kanselir melalui mosi ini telah dua kali dilakukan, tetapi baru
satu kali berhasil : Pada bulan Oktober 1982 melalui mosi tidak percaya terhadap Kanselir
Helmut Schmidt dipilihlah Helmut Kohl sebagai Kanselir baru. Grundgesetz tidak mengenal
mosi tidak percaya terhadap menteri. B. Presiden Federal (Bundespresident) Kepala negara
Republik Federal Jerman adalah Presiden Federal. Ia dipilih oleh Majelis Federal
(Bundesversammlung), yang bersidang hanya untuk tujuan ini. Majelis Federal terdiri dari
para anggota Bundestag dan jumlah yang sama utusan, yang dipilih oleh parlemen di setiap
negara bagian. Kadang-kadang utusan yang terpilih itu adalah tokoh-tokoh terkemuka dan
berjasa yang tidak duduk dalam parlemen negara bagian. Presiden Federal dipilih oleh
Majelis Federal dengan suara terbanyak untuk periode lima tahun. Setelah itu dapat dipilih
satu kali lagi. Presiden Federal mewakili negara Jerman secara hukum antar bangsa. Ia
mengikat peranjian atas nama Jerman dengan negara lain serta mengakreditasi dan menerima
para duta besar. Namun kewenangan politik luar negeri tetap pada Pemerintah
Federal.Presiden Federal mengangkat dan memberhentikan para hakim federal, pegawai
negeri di tingkat federal, serta para perwira. Ia dapat memberi grasi kepada terpidana. Ia
mengawasi kesesuaian proses penyusunan undang-undang dengan konstitusi, sebelum
undang-undang itu diumumkan dalam Lembaran Undang-Undang Federal. Kepada
Bundestag, (dengan memperhatikan perbandingan suara di parlemen itu) Presiden
mengusulkan calon untuk dipilih sebagai Kanselir Federal, kemudian atas usulan Kanselir ia
melantik serta memberhentikan para menteri Pemerintah Federal. Kemudian atas usulan
Kanselir ia melantik serta memberhentikan para menteri Pemerintah Federal. Bila Kanselir
Federal gagal dalam usahanya memenangkan mosi kepercayaan di Bundestag, maka kepala
negara, berdasarkan usul Kanselir, dapat membubarkan Bundestag. Presiden Federal
mewujudkan kesataun seluruh masyarakat politik dengan cara khusus. Ia memanifestasikan
kebersamaan dalam negara dan tata konstitusional yang melampaui segala batas partai.
Walaupun sebagaian tugasnya besifat representatif, ia dapat menjadi penengah yang netral
diluar pertarungan politik sehari hari dan dengan demikian menjadi tokoh penuh wibawa.
Dengan pemikiran dan pernyataan mendasar tentang tema-tema besar saat ini, ia dapat
memberkan pedoman bagi orientasi politik dan moral para warga. C. LEMBAGA
YUDIKATIF A. LEMBAGA PENEGAK HUKUM Ciri sistem peradilan Jerman adalah
perlindungan hukum yang menyeluruh dan spesialisasi pengadilan yang luas. Terdapat lima
jenis pengadilan: 1. Pengadilan umum menangani kasus-kasus pidana, kasus perdata.
Terdapat empat tingkatan: Pengadilan Distrik (Amtsgericht); Pengadilan Negeri
(Landgericht); Pengadilan Tinggi (Oberlandesgericht) dan Mahkamah Agung Federal
(Bundesgerichtshof). 2. Pengadilan Tenaga Kerja menangani sengketa perdata yang berkaitan
dengan hubungan kerja, serta sengketa antara kedua mitra ketenagakerjaan yakni majikan dan
syarikat pekerja. Memiliki tiga instansi pada tingkat wilayah, negara bagian dan federal. 3.
Pengadilan Tata Usaha menangani semua perkara publik di bidang hukum administrasi
negara. Dengan instansi di tingkat wilayah, bagian dan fedeRAL 4. Pengadilan Sosial
menangani semua persengketaan yang berkenaan dengan asuransi wajib jaminan sosial. Juga
memiliki tiga Instansi seperti Pengadilan Tata Usaha. 5. Pengadilan Urusan Keuangan?
mengurusi perkara yang menyangkut pajak dan retribusi. Selain itu, masih ada Mahkamah
Konstitusional Federal yang berdiri di luar kelima bidang peradilan yang diuraikan di atas.
Lembaga ini tidak hanya merupakan pengadilan tertinggi RFJ, melainkan juga lembaga
negara yang keberadaannya ditetapkan oleh konstitusi. Fungsinya memutuskan perkara yang
berkaitan dengan Undang-Undang Dasar. Sistem sarana hukum yang sangat beragam dan
membuka kemungkinan luas untuk memeriksa kembali keputusan pengadilan. Melalui naik
banding dilancarkan kontrol putusan tersebut dari segi hukum dan dari segi fakta. Jadi dalam
proses naik banding dapat juga dihadapkan fakta-fakta baru. Sementara dalam proses naik
banding tahap dua (revisi) hanya diadakan pemeriksaan yuridis. Diselidiki apakah pengadilan
menerapkan norma hukum primer secara tepat serta memperhatikan hukum acara yang
berlaku. Mahkamah Konstitusional federal Karlsruhe mengawasi ditaatinya Grundgesetz.
Pengadilan ini misalnya memutuskan dakan persengketaan antara federasi dan negara bagian,
ataupun antara lembaga-lembaga pemerintah federal. Hanya mahkamah inilah yang
berwenang memutuskan, apakah suatu partai mengancam pokok tata negara yang demokratis
dan merdeka dan karena itu melanggar konstirusi. Partai yang melanggar konstitusi juga
menyelidiki apakah undang-undang federal dan undang-undang negara bagian tidak
bertentangan dengan UUD; bila dinyatakan bertentangan maka undang-undang tersebut
dicabut kembali. Berkenaan dengan undang-undang, pengadilan tertinggi ini hanya akan
bertindak atas permohonan dari badan-badan tertentu seperti pemerintah federal, pemerintah
negara bagian, sedikitnya sepertiga anggota parlemen atau pengadilan-pengadilan lain.
Sampai saat ini, Mahkamah Konstitusional Federal telah memutuskan lebih dari 114000
perkara. Sekitar 109640 diantaranya adalah pengaduan atas dasar konstitusi, tetapi hanya
sekitar 2900 yang berhasil. Selalu saja diperkarakan masalah yang mempunyai jangkauan
politis luas di dalam maupun di luar negeri dan menjadi pusat perhatian publik. Misalnya
pernah diperiksa apakah ikut sertanya tentara Jerman dalam misi-misi PBB bertentangan
dengan Grundgesetz. Selama ini sudah beberapa pemerintah pusat dari berbagai aliran politik
harus tunduk di bawah keputusan dari Karlsruhe ini. Walaupun demikian Mahkamah
Konstitusional Federal juga menekankan, bahwa tugasnya memang memiliki dampak politk,
tetapi lembaga itu sendiri bukan suatu badan politik. Satu-satunya patokan adalah
Grundgesetz, yang menentukan kerangka konstitusional bagi ruang gerak pengambilan
keputusan politis. Mahkamah Konstitusional Federal terdiri dari dua senat, masing-masing
beranggotakan delapan hakim yang dipilih setengahnya oleh Bundestag dan sisanya oleh
Bundesrat untuk masa jabatan dua belas tahun. Pemilihan kembali tidak diperbolehkan.
DAFTAR PUSTAKA http://uzey.blogspot.com/2009/09/sistem-pemerintahan.html
http://jamilkusuka.wordpress.com/2010/05/03/perbedaan-sistem-politik-berbagai-negara/
http://id.shvoong.com/law-and-politics/administrative-law/2026005-makalah-sistem-
pemerintahan-indonesia/#ixzz1aGnk1kQO
http://jennerrein.wordpress.com/2010/08/27/pelaksanaan-sistem-pemerintahan-negara-ri
www.ditpsmk.com/sistem_pemerintahan_jerman
http://www.carapedia.com/sistem_pemerintahan_jerman
Diposkan 18th December 2011 oleh EkbarMandalaPutra
0

Add a comment

EkbarMandalaPutra
 Classic
 Flipcard
 Magazine
 Mosaic
 Sidebar
 Snapshot
 Timeslide

10 PERGURUAN TINGGI NEGERI DI INDONESIA DENGAN JUMLAH


PENDAFTAR TERBANYAK LEWAT SNMPTN JALUR UNDANGAN 2011

CONTOH SURAT LAMARAN PEKERJAAN

PERBEDAAN SISITEM PEMERINTAHAN INDONESIA DAN JERMAN

10 PERGURUAN TINGGI NEGERI DI


INDONESIA DENGAN JUMLAH
PENDAFTAR TERBANYAK LEWAT
SNMPTN JALUR UNDANGAN 2011

10 PERGURUAN TINGGI NEGERI DI INDONESIA DENGAN


JUMLAH PENDAFTAR TERBANYAK LEWAT SNMPTN JALUR
UNDANGAN 2011

1. Universitas Gadjah Mada, 34.922 pendaftar


2. Universitas Indonesia, 32.363 pendaftar
3. Universitas Padjadjaran, 27.292 pendaftar
4. Universitas Diponegoro, 23.010 pendaftar
5. Universitas Brawijaya, 21.560 pendaftar
6. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 19.258 pendaftar
7. Universitas Negeri Yogyakarta, 19.254 pendaftar
8. Institut Pertanian Bogot, 17.203 pendaftar
9. Universitas Negeri Surabaya, 16.655 pendaftar
10. Univesitas Negeri Semarang,16.258 pendaftar

Universities in Indonesia
by 2012 University Web Ranking
UNIVERSITAS LOKASI
1.Institut Teknologi Bandung Bandung
2 Universitas Indonesia Depok ...
3 Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
4 Universitas Gunadarma Depok
5 Universitas Pendidikan Indonesia Bandung
6 Universitas Diponegoro Semarang ...
7 Universitas Sebelas Maret Surakarta
8 Institut Teknologi Sepuluh
Surabaya
Nopember
9 Universitas Airlangga Surabaya
10 Institut Pertanian Bogor Bogor
11 Universitas Sumatera Utara Medan
12 Universitas Padjadjaran Bandung ...
13 Universitas Islam Indonesia  Yogyakarta
14 Universitas Brawijaya Malang
15 Universitas Mercu Buana Jakarta
16 Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta
Yogyakarta
17 Universitas Kristen Petra Surabaya
18 Universitas Sriwijaya Palembang ...
19 Universitas Surabaya Surabaya ...
20 Universitas Muhammadiyah
Malang ...
Malang
21 Universitas Negeri Yogyakarta Yogyakarta
22 Universitas Bina Nusantara Jakarta ...
23 Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Surakarta
24 Universitas Negeri Malang Malang
25 Universitas Katolik Indonesia
Jakarta
Atma Jaya
26 Universitas Negeri Semarang Semarang ...
27 Universitas Andalas Padang
28 Universitas Hasanuddin Makassar
29 Universitas Komputer Indonesia Bandung
30 Universitas Lampung Bandar Lampung
31 Universitas Udayana Badung ...
32 Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
33 Universitas Esa Unggul Jakarta ...
34 Universitas Bengkulu Bengkulu
35 Universitas Islam Negeri Sunan
Yogyakarta
Kalijaga Yogyakarta
36 Universitas Jember Jember
37 Universitas Tarumanagara Jakarta
38 Universitas Trisakti Jakarta
39 Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
40 Universitas Negeri Surabaya Surabaya
41 Universitas Sam Ratulangi Manado
42 Universitas Negeri Padang Padang ...
43 Universitas Islam Negeri Syarif
Tangerang
Hidayatullah Jakarta
44 Universitas Riau Pekanbaru
45 Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
46 Universitas Negeri Medan Medan
47 Universitas Paramadina Jakarta
48 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja
49 Universitas Trunojoyo Bangkalan
50 Universitas Mulawarman Samarinda
51 Universitas Negeri Papua Manokwari
52 Universitas Nusa Cendana Kupang
53 Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta
54 Universitas Dian Nuswantoro Semarang
55 Universitas Al Azhar Indonesia Jakarta
56 Universitas Atma Jaya
Yogyakarta
Yogyakarta
57 Universitas Darma Persada Jakarta
58 Universitas Katolik Parahyangan Bandung
59 Universitas Kristen Satya
Salatiga
Wacana
60 Universitas Pelita Harapan Tangerang ...
61 Universitas Sultan Ageng
Serang
Tirtayasa
62 Universitas Negeri Makassar Makassar ...
63 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
64 Universitas Pembangunan
Yogyakarta
Nasional Veteran Yogyakarta
65 Universitas Negeri Jakarta Jakarta
66 Universitas Kristen Maranatha Bandung
67 Universitas Swiss German Tangerang
68 Universitas Pancasila Jakarta
69 Institut Seni Indonesia Denpasar Denpasar
70 Universitas Narotama Surabaya
71 Universitas Islam Sultan Agung Semarang
72 Universitas Bina Darma Palembang
73 Universitas Bangka Belitung Pangkal Pinang ...
74 Universitas Katolik Widya
Surabaya
Mandala Surabaya
75 Universitas Tanjungpura Pontianak
76 Universitas Dr. Soetomo Surabaya
77 Universitas Mataram Mataram
78 Institut Seni Indonesia
Yogyakarta
Yogyakarta
79 Universitas Islam Bandung Bandung
80 Universitas Katolik
Semarang
Soegijapranata
81 Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin ...
82 Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta
83 Universitas Negeri Gorontalo Gorontalo
84 Universitas Jambi Jambi
85 Universitas Haluoleo Kendari
86 Universitas Ciputra Surabaya Surabaya
87 Universitas Pasundan Bandung
88 Universitas Ibn Khaldun Bogor
89 Universitas YARSI Jakarta
90 Universitas Persada Indonesia Jakarta
91 Universitas Pembangunan
Surabaya
Nasional Veteran Jawa Timur
92 Universitas Merdeka Malang Malang
93 Universitas Tadulako Palu
94 Universitas Kristen Indonesia Jakarta ...
95 Universitas Ma Chung Malang
96 Universitas Muhammadiyah
Jakarta
Jakarta
97 Universitas Palangka Raya Palangka Raya
98 Universitas Jayabaya Jakarta
99 Institut Teknologi Nasional Bandung
Diposkan 15th January 2012 oleh EkbarMandalaPutra
0

Add a comment
Memuat
Kirim masukan

Anda mungkin juga menyukai