Anda di halaman 1dari 3

EPILEPSI

Pertanyaan :

1. Berikan terapi farmakologi dan non-farmakologi untuk gangguan di atas


2. Berikan terapi atau tatalaksana pengobatan yang tepat dan rasional bagi
pasien tersebut
3. Berikan alas an dan terapi terpilih
4. Monitoring dan follow up apa yang harus diperhatikan
5. Berikan KIE bagi pasien tersebut

Jawaban :

1. A. Terapi Farmakologi

Untuk obat yang digunakan untuk antiepilepsi (pencegahan epilepsy) yaitu


Vitamin B6. Ini berfungsi untuk mencegah adanya gangguan SSP pada
selanjutnya. Untuk penyakit TBC pasien tersebut, tetap di lanjutkan
dengan menggunakan obat INH dan Rifampisin

B. Terapi Non-farmakologi

Untuk terapi non-farmakologi, perhatian pola hidup pasien.Misalnya untuk

pasien epilepsy harus menjaga pola hidup sehat dan pola makan yang baik.

Di mana pasien perlu hindari stres agar tidak memicu terjadinya epilepsy.

Untuk penyakit TBC, yang perlu di perhatikan adalah menjaga kebersihan

lingkungan sekitar pasien.

2. Tatalaksana

Disini obat yang digunakan adalah Vitamin B6. Dimana Vitamin B6 ini di

indikasikan untuk mencegah/menghambat terjadinya kerusakkan pada


SSP. Kami selaku Apoteker, tidak menganjurkan untuk menggunakan

Fenolbarbital, Fenitoin, dan Diazepam karena obat-obat tersebut dapat

berinteraksi dengan obat-obat TBC. Seperti yang kita ketahui, pasien juga

mempunyai riwayat penyakit TBC.

3. Alasan dan Evaluasi

Alasan terapi pada kasus ini adalah digunakan Vitamin B6, sebab Vitamin

B6 bermanfaat untuk mencegah terjadinya kerusakkan pada SSP.

Mengapa tidak digunakan Fenitoin, Phenolbarbital, dan Diazepam. Karena

obat-obat tersebut selain akan menyebabkan interaksi dengan obat TBC,

juga yang menjadi pertimbangan yaitu pasien masih berusia 12 tahun atau

tergolong masih bisa dikatakan sebagai usia belia (anak-anak). Pasien

memiliki riwayat epilepsy sekitar 6 bulan yang lalu, jadi masih bisa

dikatakan bahwa penyakit tersebut belum begitu terlalu lama di derita

oleh pasien. Oleh karena itu, dapat digunakan Vitamin B6 yang berfungsi

untuk mencegah adanya kerusakkan pada SSP.

Untuk penyakit TBC yang di derita oleh pasien tersebut, karena pasien

telah menjalani terapi obat TBC yaitu INH dan Rifampicin selama 3 bulan

jadi pasien harus menyelesaikan terapi obat TBC hingga mencapai 6

bulan. Artinya, terapi obat TBC tersebut tidak boleh di hentikan secara

mendadak agar terapi obat TBC tidak di ulang lagi dari sejak awal terapi.

Dapat kita ketahui pula, alasan hanya digunakan Vitamin B6. Sebab, obat

anti-epilepsy seperti Fenitoin akan berinteraksi dengan salah satu obat

TBC yaitu INH. Jika Fenitoin dan INH berinteraksi, akan menyebabkan
kadar Fenitoin menjadi tinggi dalam plasma darah atau dapat menghambat

biotransformasi dari Fenitoin.

4. Pemantauan

Pemantauan untuk pasien adalah pasien harus menjelaskan sangat jelas

dan secara rinci kepada orang tua atau pun keluarga pasien. Sebab pasien

masih berusia 12 tahun yang masih membutuhkan perhatian dan

pengawasan dalam ketepatan waktu meminum obat.

5. Konseling,Informasi, dan Edukasi

Perlunya Konseling kepada Orang tua atau keluarga pasien mengenai

petunjuk penggunaan obat yang benar dan waktu meminum obat yang

tepat. memberikan informasi kepada keluarga pasien, bagaimana cara

penanganan secara tepat apabila terjadi gejala epilepsy.

Meng-edukasikan kepada pasien untuk dapat berlatih hidup sehat, serta

memberikan motivasi kepada pasien.

Anda mungkin juga menyukai