A. Deskripsi
Pelayanan Farmasi Klinik Pelayanan yang langsung dan bertanggung jawab yang diberikan
kepada pasien dalam rangka meningkatkan outcome terapi dan meminimalkan resiko terjadinya
efek samping karena obat, untuk tujuan keselamatan dan menjamin kualitas hidup pasien.
Harapan dari pelayanana farmasi klinik adalah outcome terapi yang berjalan dengan baik.
Puskesmas Nusaherang merupakan puskesmas yang menyediakan Rawat Jalan, tidak rawat inap.
C. Pasien Prioritas
1. Pasien Pediatrik
2. Pasien Geriatri
3. Pasein Polifarmasi
4. Pasien dengan antibiotik
5. Pasien penyakit kronis (TB, DM, AIDS, epilepsi)
6. Pasien yang mendapatkan obat dengn indeks terapi sempit (Digoksin, fenitoin, teofilin)
7. Pasien dengan gagal organ eliminasi (gangguang fungsi hati/ginjal)
SESI PERTANYAAN
2. Nama : Ai Nurhayati
Pertanyaan : Dituliskan bahwa ada beberapa pasien prioritas seperti pasien
dengan penyakit DM, TBC, AIDS, dan Epilepsi. Apakah setiap pasien
penderita penyakit tersebut dipastikan mendapat PTO? Dan biasanya
berapa lama pto dilakukan terhadap pasien?
Jawaban : Pada pelaksanaan di lapangan, kegiatan PTO belum bisa
dilaksanakan karena beberapa hal, salah satunya adalah terbatasnya tenaga
kefarmasian di Puskesmas. Untuk beberapa contoh pasien yang ada di
Puskesmas Nusaherang seperti TB (+- 30 pasien), DM (+-), Epilespi (+- 3
pasien), dan AIDS (-) secara teori dapat dilakukan selesksi terlebih dahulu
bagi pasien pasien tersebut untuk mendapatkan PTO dari Apoteker,
misalnya pasien TB yang mengalami komplikasi dengan penyakit lain,
atau pasien TB geriatri maupun pediatri, atau pasien dengan tingkat
kepatuhan yang rendah.
Sedangkan untuk konseling dilakukan terhadap pasien (misal
pasien TB, DM) pada awal terapi agar ada pemahaman bagi pasien saat
akan melaksanakan terapi. khusus untuk pasien TB konseling akan
dilakukan pada saat pengobatan TB dimulai dan saat peralihan dari terapi
fase intensif ke fase lanjutan karena adanya perubahan jadwal terapi bagi
pasien. Disediakan buku khusus untuk pencatatan pasien TB dimana
dicantukna juga keterangan berat badan pasien apakan meningkat atau
turun sehingga akan mempengaruhi penyesuaian pada dosis obat.
3. Nama : Erna Nur’aini
Pertanyaan : a. Bagaimana peran Apoteker dlm meningkatkan adherence pada
pasien TB?
b. Pernahkah ditemukan kejadian efek samping obat pada pasien?
Bagaimana cara mengatasinya?
c. Home pharmacy care biasanya berapa kali utk setiap pasien?
Jawaban : peran apoteker dalam meningkatkan adherence terapi pasien TB
dengan memahamkan agar pasien tidak lupa, dan juga salah satu inovasi
etiket yang digunakan.
Form TB-09, info kapan pasien harus mengambil obat tapi tidak
dicantumkan info BB pasien dan juga tidak ada info sisa obat pasien saat
pengambilan kembali. Ini berpengaruh terhadap kepastian pengobatan pasien, jika
ada sisa obat pada saat jadwal pengambilan obatnya maka cari tahu kenapa ada
obat tersisa dan berikan pemahaman kembali bahwa jika pasien tidak patuh akan
ada beberapa kerugian yang diterima pasien.
Untuk kejadian Efek samping parah itu tidap pernah terjadi, efek samping
obat yang terjadi biasanya hanya efek samping ringan seperti rasa kantuk setelah
terapi dengan menggunakan CTM. Untuk yang parah belum pernah terjadi
sehingga belum pernah dilakukan penanganan secara langsung. Secara teori ini
harus dilakukan pelaporan dimana harus sesuai dengan buku acuan, dicari tahu
penyakit utama dan penyakit penyerta pasien, kemudian ditantakan efek samping
obat yang dirasakan pasien, kapan waktu terjadinya, apakah sebelumnya pernah
merasakan efek seperti itu dan cek riwayat pasien untuk memastikan efek
samping obat kemudian dicatat dan diinformasikan kepada pasien bahwa pasien
menderita alergi obat, ini harus ditulis di rekam medik dengan tinta merah dan
harus ada pelaporan ke BPOM.
4. Nama : Ayu Lestari
Pertanyaan : Sejauh ini seberapa jauhkan tingkat keberhasilan kegiatan farmasi
klinik dalam memberikan outcome Terapi pada pasien di Puskesmas
Nusaherang ?
Jawaban : dari data apoteker sebelumnya belum ada analisa khusus untuk
mengetahui berapa persen keberhasilan Puskesmas Nusaherang terhadap outcome
terhadap keberhasilan terapi pasien. Sebetulnya bisa dilihat dari pelayanan farmasi,
keefektifan penggunaan obat dan antibiotik, akan tetapi belum dilakukan analisa
tersendiri.
LAMPIRAN