Anda di halaman 1dari 84

Pelayanan Kefarmasian di

Puskesmas dan RS

Program Kefarmasian
Dinas Kesehatan Provinsi Papua

Jayapura Juni 2017


Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas dan RS

Program Kefarmasian
Dinas Kesehatan Provinsi Papua

Jayapura Juni 2016


Standard Yanfar Pkm :

1. Pengelolaan Obat dan Bahan


Medis Habis Pakai
2. Pelayanan Farmasi Klinik
PELAYANAN FARMASI KLINIK

 Pengkajian Resep, penyerahan obat, dan


Pemberisn Informasi Obat
 Pelayanan Informasi Obat
 Konseling
 Visite Pasien
 Pemantauan dan Pelaporan ESO
 Pemantauan Terapi Obat
 Evaluasi Penggunaan Obat
Konsep Dasar Konseling
Dari kata “counsel” = Nasehat/Saran

1. Konsultasi =
Pemberian motivasi dan mendorong
perubahan prilaku.
2. Edukasi =
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman.
Konseling Obat
Suatu proses yang memberikan kesempatan
kepada pasein untuk mengeksplorasikan diri
yang dapat mengarah pada peningkatan
pengetahuan, pemahaman dan kesadaran
tentang penggunaan obat yang benar.
Tujuan Konseling

• Membina hubungan / komunikasi farmasis


dengan pasien dan membangun
kepercayaan pasien kepada farmasis
• Memberikan informasi yang sesuai kondisi
dan masalah pasien
• Membantu pasien menggunakan obat sesuai
tujuan terapi dengan memberikan cara /
metode yang memudahkan pasien
menggunakan obat dengan benar
Manfaat Konseling
Bagi Pasien :
- Kepatuhan pasien
- Memperoleh informasi tambahan
- Self Medication
- Kebutuhan emosional
Bagi Farmasis :
- Legalitas
- Profesionalitas
- Kepuasan kerja & mengurangi stres
- Ekonomi
( jasa profesi, kepatuhan menebus resep )
Tahapan Konseling Obat
Tahapan Proses Konseling
1. Pengenalan
2. Penilaian Awal
3. Pelaksanaan
4. Pengujian ( verifikasi )
5. Penutup
Pembuka / Pengenalan…

Tujuan:
Pendekatan dan membangun
kepercayaan

Tehnik:
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan konseling,
mengapa dan berapa lama ?
Contoh: Pembuka / Pengenalan…

• Sapa pasien dengan


ramah
• Perkenalkan diri anda
• Jelaskan tujuan
konseling
• Informasikan lama
waktu yang dibutuhkan
Penilaian Awal/ Identifikasi …
• Tujuan :
Menilai pengetahuan pasien
dan kebutuhan informasi.
• Perhatikan…!
– Pasien baru / lama ?
– Peresepan baru / lama / OTC ?
• Tehnik : Prime Questions
Contoh:
Pasien mendapat obat antihipertensi

• Ny.Jamilah : • Tn.Jamil:
“Dokter bilang, saya “Saya tahu TD saya
memerlukan obat ini, tinggi dan harus
tapi saya merasa minum obat secara
baik-baik saja, teratur, tapi jadwal
mungkin saya benar- saya sibuk dan sering
benar tidak lupa…?”
membutuhkannya ?”
Contoh: Penilaian Awal / Identifikasi…

• Pasien baru:
Apakah sudah mendapatkan
informasi tentang: nama obat,
kegunaan dan cara penggunaan
inhaler.. ?
• Pasien Lama:
Apakah ada masalah tentang
cara penggunaan inhaler,
kepatuhan..?
Pemberian informasi…
• Tujuan:
Mendorong perubahan
sikap/prilaku agar
memahami dan mengikuti
regimen terapi.

• Tehnik : Show & Tell


Contoh: Pemberian informasi…
• Berikan informasi pokok tentang:
– Nama obat dan bentuk sediaan
– Kegunaan inhaler
– Cara menggunakan inhaler
– Cara penyimpanan
(suhu<30 C, terlindung cahaya)
• Gunakan sarana:
Poster, contoh inhaler
Cara Penggunaan Inhaler
• Mengeluarkan dahak / lendir (bila ada)
• Latihan nafas
• Periksa alat / wadah
• Tahap penggunaan :
1. Kocok dulu dan buka penutup.
2. Tarik dan keluarkan nafas.
3. Pasang alat dimulut.
4. Ambil nafas pelan-dalam dan tekan alat
5. Tutup mulut,tahan nafas 5-10 detik,alat
dilepas.
6. Keluarkan nafas lewat hidung,bila ada
dosis ke-2, beri jarak 5 mnt.
7. Cuci mulut atau berkumur.
Verifikasi…
Tujuan :
• Untuk memastikan apakah pasien
memahami informasi yang sudah
disampaikan.
• Mengulang hal-hal penting.
Contoh: Penilaian akhir/ Verifikasi…
• Bertanya tentang pemahaman
informasi yang disampaikan.
• Meminta pasien untuk
menceritakan dan
memperagakan ulang cara
penggunaan.
Tindak lanjut
Tujuan :
• Mengikuti perkembangan pasien
• Monitoring keberhasilan
pengobatan.
Tehnik :
• Membuat patient medication
record (PMR)
• Komunikasi melalui telepon.
Contoh: Penutup / Tindak lanjut
• Ingatkan waktu untuk
kontrol
• Berikan salam dan
ucapkan “semoga lekas
sembuh”
• Lakukan pencatatan pada
kartu konseling/ PMR.
Materi yang disampaikan dalam konseling ?
1. Nama Obat
2. Tujuan pengobatan
3. Jadwal / aturan pengobatan
dosis, saat, frekuensi penggunaan
4. Cara / rute penggunaan
5. Lama penggunaan
6. ESO yang umum terjadi
7. Interaksi dengan obat lain ( resep / OTC )
8. Interaksi dengan makanan -minuman
9. Pengaruh terhadap gaya hidup
10. Cara penyimpanan & pembuangan sisa obat /
obat rusak
11. Interpretasi hasil lab, dll.
Siapa yang harus diberikan konseling ?
1. Pasien yang dirujuk oleh Dokter
2. Pasien dengan kondisi penyakit tertentu
Mis: - penyakit jantung
- penyakit diabetes
- penyakit epilepsi
- penyakit asma
- penyakit kronik lain
3. Pasien yang menerima obat-obat tertentu
Mis : - obat dengan indek terapi sempit
- obat dengan penggunaan jangka lama
- memerlukan tehnik penggunaan tertentu
- obat dengan perhatian khusus
4. Pasien Geriatri & Pediatri dengan regimen yang rumit
PIO/ PELAYANAN INFORMASI
OBAT
• Mengapa perlu PIO ?
1. Berkembangnya pengetahuan di bidang
kedokteran
2. Banyaknya publikasi obat melalui :
- majalah kedokteran ilmiah dan populer.
- seminar, simposium, kongres dll.
- banyaknya obat baru beredar
3. Banyak dan kompleksnya literatur
mengenai obat.
PIO
• Mengapa perlu PIO ?
4. Dokter/Tenaga kesehatan lain
waktunya terbatas
5. Dokter/Tenaga kesehatan lain
dituntut menggunakan obat
secara rasional  perlu
informasi cepat - akurat  PIO
DEFINISI
• PIO : kegiatan penyediaan dan pemberian
informasi, rekomendasi obat yang
independen, akurat, komprehensif, terkini
oleh apoteker kepada pasien, masyarakat
maupun pihak yang memerlukan di RS.
TUJUAN PIO
1. Menunjang ketersediaan informasi dlm
rangka penggunaan obat yang
rasional,dan berorientasi kepada pasien
2. Menyediakan dan memberikan informasi
obat kepada pasien, tenaga kesehatan
dan fihak lain.
3. Menyediakan informasi untuk kebijakan-
kebijakan yang berhubungan dengan
obat, terutama bagi PFT/KFT.
RUANG LINGKUP

• Ruang lingkup PIO : penyediaan,


pengolahan, penyajian,dan pengawasan
mutu data/informasi obat dan keputusan
profesional.
SASARAN INFORMASI OBAT
1. Tenaga kesehatan : dokter, dokter gigi,
apoteker, perawat, bidan, asisten
apoteker,dll.
2. Pihak lain : manajemen, tim/kepanitiaan
klinik, dll.
3. Pasien dan atau keluarga pasien.
BEDA PIO & KONSELING
• Lokasi tempat tdk • Lokasi hrs dpt dg mudah
masalah dijumpai & dekat dg outlet
apotek
• Tidak perlu tatap muka • Perlu tatap muka
• Orientasi kpd tenaga • Orientasi kpd
kesehatan pasien/keluarga
• Literatur yg dibutuhkan • Literatur yg dibutuhkan
lbh kompleks relatif standar
• Bbrp metode untuk • Bertanya scr lisan
mengajukan pertanyaan
APA MANFAAT PIO ?
1. Bagi staf farmasis :
- citra farmasis meningkat.
- kepuasan kerja meningkat.
- mendukung kegiatan pharmaceutical care
terutama ward pharmacist

2. Bagi pasien :
- kesalahan penggunaan obat menurun.
- efek obat yang tidak diinginkan menurun.
APA MANFAAT PIO ?
3. Bagi dokter/paramedis dll
- meningkatkan penggunaan obat yang
rasional.
- menjamin keamanan dan efektifitas
pengobatan.
- membantu pemecahan masalah
APA PERAN FARMASIS DI PIO ?
PERAN FARMASIS DI PIO
1. Persiapan sarana dan prasarana di PIO.
2. Pembuatan protap pelayanan PIO.
3. Monitoring dan evaluasi secara berkala.
REFERENSI YANG SEBAIKNYA
TERSEDIA DI PIO
1. AHFS Drug Information.
2. BNF
3. Martindale: The Extra Pharmacopoeia.
4. Handbook on Injectable Drugs.
5. Drug Facts and Comparisons.
6. Drug Interactions.
7. Medical Toxicology.
8. Harrison’s : Principles of Internal Medicine.
9. Pharmacotherapy
REFERENSI YANG SEBAIKNYA
TERSEDIA DI PIO
10. Meyler’s : Side Effects of Drugs
11. Herbal Medicine.
12. Pediatric Drug Handbook.
13. Geriatric Dosage Handbook.
14. Drugs in Pregnancy and Lactation.
15. Drug Information Handbook.
16. Infectious Diseases Handbook.
17. Drug Information Handbook for Oncology.
REFERENSI YANG SEBAIKNYA
TERSEDIA DI PIO
18. USP DI: Volume I. Drug Information for
Health Care Profesional, Volume II.
Advice for the Patient, Volume III. Approved
Drug Products and Legal requirements.
19. Therapeutic Guidelines, Antibiotic Guidelines,
Drug Formulary etc.
20. Medication Teaching Manuals.
21. ISO dan MIMS dll.
BAGAIMANA MENGAJUKAN
PERMASALAHAN KE PIO ?
• Bila terkait dengan perawatan
penderita, karakteristik penderita
harus dijelaskan.
• Urgensi pertanyaan : apa perlu
jawaban segera.
• Data peminta informasi harus jelas :
- Nama/no.telp
- Dari SMF mana ?
APA YANG HARUS DILAKUKAN
FARMASIS DI PIO ?
1. Mencatat data peminta informasi (nama, status,
SMF/ruangan, telp)
2. Mencatat pertanyaan
3. Menanyakan & mencatat latar belakang
permohonan dan kondisi klinis pasien
(tergantung pertanyaannya)
4. Menanyakan apakah sudah diusahakan mencari
informasi sebelumnya.
5. Menanyakan apakah cito atau tidak
6. Melakukan kategorisasi permasalahan :
- Aspek farmasetik ?
- Farmakokinetik ?
- Dosis regimen ? Dll (lihat form PIO) 40
APA YANG HARUS DILAKUKAN
FARMASIS DI PIO ?
7.Melakukan penelusuran sumber informasi.
8.Memformulasi jawaban sesuai permintaan.
9.Monitoring dan tindak lanjut.

Form  formulir pertanyaan PIO


FORM PERTANYAAN PIO
MASALAH APA SAJA YANG BISA
DITANYAKAN di PIO ?
Kategori permintaan informasi :
1. Aspek Farmasetik
2. Farmakokinetik
3. Dosis Regimen
4. Efektivitas
5. Efek Samping Obat (ESO)
6. Interaksi Obat
7. Keracunan
8. Lain-lain 43
JAWABAN PERTANYAAN
• Formulasi jawaban dan
saran/rekomendasi diisi di form
pertanyaan.
• Catat sumber referensi yang digunakan.
• Di umpan balikkan/dikomunikasikan ke
penanya secara lisan atau tertulis.
• Didokumentasikan.
ALUR MENJAWAB PERTANYAAN DALAM
PELAYANAN INFORMASI OBAT

PENANYA
PENANYA

P
P II O
O

ISIFORMULIR
ISI FORMULIR
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI
PENANYA
PENANYA
PERTANYAAN
PERTANYAAN UMPAN
BALIK
INFORMASI
INFORMASI
LATAR
LATAR BELAKANG
BELAKANG

KUMPUL
KUMPULDATA
DATA&&evaluasi
evaluasi
data
data

DOKUMENTASI Formulir
Formulir jawaban
jawaban

komunikasi
komunikasi
45
INDIKATOR KEBERHASILAN PIO
1. Meningkatnya jumlah pertanyaan yang
diajukan.
2. Menurunnya jumlah pertanyaan yang tidak
dapat dijawab.
3. Meningkatnya kualitas kinerja pelayanan.
4. Meningkatnya jumlah produk yang dihasilkan
(leaflet, buletin, ceramah dll).
5. Meningkatnya jumlah pertanyaan berdasarkan
jenis pertanyaan dan tingkat kesulitan.
6. Menurunnya keluhan atas pelayanan.
KEGIATAN PELAYANAN
INFORMASI OBAT

Menjawab pertanyaan
Klasifikasi Sumber Informasi
1. Primer : berisi penelitian asli (original
research, jurnal), misal : The Lancet,
Annals Pharmacotherapy, BMJ dll.
2. Sekunder : Abstrak dari
seminar/informasi primer, misal: medline,
idis, pharmline dll.
3. Tersier : buku, hasil kajian dari banyak
sumber, misal : Martindale, BNF, ISO,
MIMS, pharmacotherapy handbook dll.
Klasifikasi Sumber Informasi
• Elecronic data base :
– Microfiche
– CD ROM
– VCD
– Informasi dari internet.
Visite
• Pengertian
Kegiatan kunjungan ward
pharmacist kepada pasien
rawat inap di ruang
perawatan, dilakukan
secara mandiri atau
bersama tim dokter dan
tenaga kesehaan lainnya.
Visite
• Tujuan
– Pemilihan obat yang rasional bagi pasien rawat inap
sesuai dengan Pedoman Diagnosis dan Terapi /
Standar Terapi / Protokol Terapi yang berlaku
– Menerapkan secara langsung pengetahuan farmakologi
terapetik (farmakoterapi)
– Menilai kemajuan pasien atau perkembangan
kesehatan pasien
– Bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain
Visite
• Lingkup visite :
menerapkan prioritas pasien yg akan divisite :
berdasarkan ruangan, penyakit
• Persiapan apoteker untuk visite :
- mempelajari & memahami Dokumen
Medik Kesehatan (DMK)
- mengetahui pola penyakit di ruangan tsb
- mempelajari data klinis pasien dengan
membaca DMK
Visite – Praktek Lapangan
PROSEDUR
• Memperkenalkan diri kepada
pasien/keluarganya & menginformasikan
tujuan visite
• Menanyakan riwayat pengobatan (untuk
pasien baru) sebelum Masuk Rumah
Sakit (MRS) & memperkirakan masalah
yg mungkin terjadi (riwayat alergi,
kepatuhan, Efek Samping Obat, sisa
obat yg dibawa), untuk kepatuhan :
indikasi, dosis regimen, cara pakai
Visite – Praktek Lapangan
3. Mempelajari data profil pasien, penyakit dan pengobatan
di DMK
4. Melakukan pengkajian penggunaan obat pasien meliputi
pemilihan obat (indikasi), dosis, cara pemberian, interval,
saat, lama dan monitoring Efek Samping Obat / alergi,
interaksi, stabilitas, inkompatibilitas & cara penyimpanan
(persyaratan administrasi, farmasi dan klinis)
5. Bila ditemukan Drug Related Problem (DRP) , Apoteker
menghubungi dokter untuk mendiskusikan &
memberikan rekomendasi.
6. Bila DRP sudah terselesaikan atau sejak awal tidak
ditemukan DRP, resep diproses lebih lanjut
Visite – Praktek Lapangan
7. Memberikan keterangan pada formulir resep
untuk menjamin penggunaan obat yang benar.
8. Melakukan pengkajian terhadap catatan
perawat yg terkait dgn pengobatan pasien
9. Menilai kemajuan / perkembangan kesehatan
pasien dan kemungkinan terjadinya Adverse
Drug Reaction (ADR) dengan mengamati vital
sign dan kondisi klinis pasien
Visite – Praktek Lapangan
10. Mengamati secara langsung pemberian
obat infus, iv admixture, sitostatika, nutrisi
parenteral
11. Menilai kepatuhan pasien terhadap instruksi
pengobatan yang diberikan dokter
12. Setelah visite, Apoteker membuat catatan
mengenai permasalahan dan penyelesaian
masalah dalam Dokumen Farmasi Penderita
(DFP)
Drug related problem
1. Obat diberikan tanpa indikasi
2. Ada indikasi namun tidak diterapi obat
3. Pemilihan obat yang salah
4. Subdosage
5. Overdosage
6. Kegagalan memperoleh terapi
7. Interaksi obat-obat, obat-makanan, obat-hasil
lab
8. Adverse drug reaction
KEGIATAN VISITE DI ICU
Visite
• Pengertian
Kegiatan kunjungan ward
pharmacist kepada pasien
rawat inap di ruang
perawatan, dilakukan
secara mandiri atau
bersama tim dokter dan
tenaga kesehaan lainnya.
Visite
• Tujuan
– Pemilihan obat yang rasional bagi pasien rawat inap
sesuai dengan Pedoman Diagnosis dan Terapi /
Standar Terapi / Protokol Terapi yang berlaku
– Menerapkan secara langsung pengetahuan farmakologi
terapetik (farmakoterapi)
– Menilai kemajuan pasien atau perkembangan
kesehatan pasien
– Bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain
Visite
• Lingkup visite :
menerapkan prioritas pasien yg akan divisite :
berdasarkan ruangan, penyakit
• Persiapan apoteker untuk visite :
- mempelajari & memahami Dokumen
Medik Kesehatan (DMK)
- mengetahui pola penyakit di ruangan tsb
- mempelajari data klinis pasien dengan
membaca DMK
Visite – Praktek Lapangan
PROSEDUR
• Memperkenalkan diri kepada
pasien/keluarganya & menginformasikan
tujuan visite
• Menanyakan riwayat pengobatan (untuk
pasien baru) sebelum Masuk Rumah
Sakit (MRS) & memperkirakan masalah
yg mungkin terjadi (riwayat alergi,
kepatuhan, Efek Samping Obat, sisa
obat yg dibawa), untuk kepatuhan :
indikasi, dosis regimen, cara pakai
Visite – Praktek Lapangan
3. Mempelajari data profil pasien, penyakit dan pengobatan
di DMK
4. Melakukan pengkajian penggunaan obat pasien meliputi
pemilihan obat (indikasi), dosis, cara pemberian, interval,
saat, lama dan monitoring Efek Samping Obat / alergi,
interaksi, stabilitas, inkompatibilitas & cara penyimpanan
(persyaratan administrasi, farmasi dan klinis)
5. Bila ditemukan Drug Related Problem (DRP) , Apoteker
menghubungi dokter untuk mendiskusikan &
memberikan rekomendasi.
6. Bila DRP sudah terselesaikan atau sejak awal tidak
ditemukan DRP, resep diproses lebih lanjut
Visite – Praktek Lapangan
7. Memberikan keterangan pada formulir resep
untuk menjamin penggunaan obat yang benar.
8. Melakukan pengkajian terhadap catatan
perawat yg terkait dgn pengobatan pasien
9. Menilai kemajuan / perkembangan kesehatan
pasien dan kemungkinan terjadinya Adverse
Drug Reaction (ADR) dengan mengamati vital
sign dan kondisi klinis pasien
Visite – Praktek Lapangan
10. Mengamati secara langsung pemberian
obat infus, iv admixture, sitostatika, nutrisi
parenteral
11. Menilai kepatuhan pasien terhadap instruksi
pengobatan yang diberikan dokter
12. Setelah visite, Apoteker membuat catatan
mengenai permasalahan dan penyelesaian
masalah dalam Dokumen Farmasi Penderita
(DFP)
Drug related problem
1. Obat diberikan tanpa indikasi
2. Ada indikasi namun tidak diterapi obat
3. Pemilihan obat yang salah
4. Subdosage
5. Overdosage
6. Kegagalan memperoleh terapi
7. Interaksi obat-obat, obat-makanan, obat-hasil
lab
8. Adverse drug reaction
KEGIATAN VISITE DI ICU
PEDOMAN PENGOBATAN
Tujuan :
Setelah pelatihan diharapkan peserta mampu :
• Memahami mengapa pedoman pengobatan diperlukan.
• Memahami pengertian pedoman pengobatan diperlukan.
• Meluruskan anggapan yang keliru terhadap pedoman
pengobatan.
• Memahami tujuan pedoman pengobatan.
• Memahami manfaat pedoman pengobatan.
• Memahami aspek hukum pedoman pengobatan.
• Memahami kriteria penyusunan pedoman pengobatan.
• Memahami kapan dan bagaimana pedoman pengobatan mulai
digunakan.
PEDOMAN PENGOBATAN

 Manfaat maksimal, risiko minimal

 Mutu terjamin

 Dibutuhkan

 Mudah didapat

 Harga terjangkau
Mutu Standar
Pelayanan Profesi
Pengotan

TUJUAN
PEDOMAN Logistik
PENGOBATAN

Kebijakan Pengelolaan
Obat Obat
Aspek Hukum
MANFAAT PEDOMAN PENGOBATAN

Dokter

Pasien

Pengelola Obat

Pemegang Kebijakan Obat


TUJUAN PENGOBATAN

 Meningkatkan mutu pelayanan

 Menjaga standar profesi

 Pengamanan hukum

 Logistik

 Kebijakan obat

 Pengelolaan obat
PEDOMAN PENGOBATAN
MEGAPA DIPERLUKAN

 Tiap diagnosis : ada terapi alternatif

 Selera individu

 Ada obat pilihan ( Drug of Choice )

 Keragaman pola peresapan


MANFAAT PEDOMAN
PENGOBATAN

 Untuk dokter

 Untuk pasien

 Pengelola suplai obat

 Pemegang kebijakan obat


PEDOMAN PENGOBATAN
MENGAPA DIPERLUKAN

 Setiap diagdosis, ada alternatif terapi

 Individual preference

 Drug of choice

 Keragaman pola peresepan


P O R

SESUAI DENGAN PEDOMAN


PEDOMAN PENGOBATAN

TIDAK TERSEDIA/TERBATAS

TIDAK DITAATI
CARA PENGISIAN FORMULIR
INDIKATOR PRESKRIPSI
1. Pasien diambil dari register hariansetiap hari, masing-
masing 1 pasien untuk setiapdiagnosis sehingga
terkumpul 25 pasien dari masing-masing diagnosis
terpilih perbulan.
2. Apabila hari terserbut tidak ada pasien dengan
diagnosis tsb diisi dengan pasien hari berikutnya dst.
3. Bila pasien dengan diagnosis tsb lebih dari 1, diambil
pasien dengan urutan pertama.
4. Puyer dituliskan rincian obatnya.
5. Jenis obat termasuk obat luar, obat minum dan injrksi.
6. Injeksi tidak termasuk imunisasi.
7. Kolom 13 dikosongkan, diisi pembina saat supervisi.
Hal-hal yg tdk rasional di lapangan :
1. Penyerahan Dry Sirup tanpa pengenceran
2. Pembuatan Puyer lebih dari 10 sekaligus
3. Etiket yg tdk ada
4. Bbrp obat dlm satu bungkus
5. Penilaian pasien yg kurang
84

Anda mungkin juga menyukai