Anda di halaman 1dari 44

BAB I

DEFINISI

A. Latar Belakang
Pelayanan Kefarmasian (Pharmaceutical Care) adalah pendekatan profesional yang
bertanggung jawab dalam menjamin keamanan penggunaan obat dan alat kesehatan
sesuai indikasi, efektif, aman dan terjangkau oleh pasien melalui penerapan
pengetahuan, keahlian, keterampilan dan perilaku apoteker serta bekerjasama dengan
pasien dan profesi kesehatan lainnya. Pada awalnya pelayanan ini hanya berorientasi
pada obat saja (drug oriented), namun sekarang telah berkembang kepada pasien
(patient oriented). Sebagai konsekuensi dari perluasan tersebut, apoteker dituntut
untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, perilaku agar meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan perilaku agar dapat meningkatkan kompetensinya dan
diakui keberadaannya di masyarakat.
B. Pengertian
Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan
oleh Apoteker untuk memberikan informasi secara akurat, tidak bias dan terkini kepada
dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien.
Konseling merupakan suatu proses yang sistematik untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah pasien yang berkaitan dengan pengambilan dan penggunaan
obat pasien rawat jalan dan pasien rawat inap.
C. Tujuan
Pelayanan Informasi Obat (PIO) bertujuan untuk :
1. Menyediakan Informasi mengenai obat kepada pasien, dan tenaga kesehatan di
lingkungan rumah sakit
2. Menyediakan Informasi untuk membuat kebijakan-kebijakan yang berhubungan
dengan obat, terutama bagi Panitia / Komite Farmasi dan Terapi
3. Meningkatkan Profesionalisme Apoteker
4. Menunjang Terapi obat yang rasional.
Konseling bertujuan untuk memberikan pemahaman yang benar kepada
pasien mengenai nama obat, khasiat/indikasi, tujuan pengobatan, jadwal
pengobatan, cara menggunakan, lama penggunaan, efek samping, tanda-tanda
toksisitas, cara penyimpanan dalam rangka meningkatkan kepatuhan penggunaan
obat.

1
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Pelayanan Informasi Obat


1. Ruang Lingkup Pelayanan Informasi Obat meliputi :
a. Menjawab pertanyaan
b. Menerbitkan buletin, leaflet, poster, newsletter;
c. Menyediakan informasi bagi Tim Farmasi dan Terapi sehubungan dengan
penyusunan Formularium Rumah Sakit;
d. Bersama dengan Tim Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) melakukan
kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap
e. Melakukan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga kefarmasian dan tenaga
kesehatan lainnya
f. Melakukan penelitian.
2. Sasaran Pelayanan Informasi Obat :
a. Pasien dan/atau keluarga pasien
b. Tenaga Kesehatan : dokter, dokter gigi, apoteker, perawat, bidan, asisten
apoteker, dan lain-lain
c. Pihak lain : Manajemen, tim/kepanitiaan klinik, dan lain-lain

B. Konseling
1. Ruang Lingkup Konseling meliputi:
a. Membuka komunikasi antara Apoteker dengan pasien

b. Mengidentifikasi tingkat pemahaman pasien tentang penggunaan Obat melalui


Three Prime Questions
c. Menggali informasi lebih lanjut dengan memberi kesempatan kepada pasien
untuk mengeksplorasi masalah penggunaan Obat

d.Memberikan penjelasan kepada pasien untuk menyelesaikan masalah


pengunaan Obat
e.Melakukan verifikasi akhir dalam rangka mengecek pemahaman pasien
f. Dokumentasi

2. Sasaran Konseling :
a. Pasien dengan kelompok penyakit tertentu (pasien geriatri, peditari)
b. Pasien dengan terapi jangka panjang (TBC, Epilepsi, diabetes, asma, Jantung
dan penyakit kronis lainnya)

2
c. Pasien yang menggunakan obat dengan instruksi khusus (penggunaan
kortikosteroid dengan tappering down atau tappering off)
d. Pasien yang menggunakan obat dengan indeks terapi sempit (digoksin,
phenitoin, dan lain-lain)
e. Pasien dengan riwayat kepatuhan menjalankan terapi yang rendah.

3
BAB III
TATA LAKSANA

A. Pelayanan Informasi Obat


1. Pemberian Informasi Obat
Kegiatan pelayanan informasi obat berupa penyediaan dan pemberian
informasi obat yang bersifat aktif atau pasif. Pelayanan bersifat aktif apabila
apoteker pelayanan informasi obat memberikan informasi obat dengan tidak
menunggu pertanyaan melainkan secara aktif memberikan informasi obat,
misalnya penerbitan buletin, brosur, leaflet, seminar dan sebagainya. Pelayanan
bersifat pasif apabila apoteker pelayanan informasi obat memberikan informasi
obat sebagai jawaban atas pertanyaan yang diterima.
a. Menjawab Pertanyaan
Menjawab pertanyaan mengenai obat dan penggunaannya merupakan kegiatan
rutin suatu pelayanan informasi obat. Pertanyaan yang masuk akan dapat
disampaikan secara verbal ( melalui telepon, tatap muka ) atau tertulis ( surat
melalui pos, faksimil atau e-mail ). Pertanyaan mengenai obat dapat bervariasi
dari yang sederhana sampai dengan yang bersifat urgen dan kompleks yang
membutuhkan penelusuran literatur serta evaluasi secara seksama. Namun
apapun bentuk pertanyaan yang datang, apoteker sebagai petugas yang
memberi pelayanan informasi obat hendaknya mengikuti suatu pedoman
pelaksaan baku. Kemampuan berkomunikasi yang baik disamping kemampuan
menganalisa pertanyaan merupakan dasar dalam memberikan pelayanan
informasi obat yang efektif. Permintaan mengenai informasi obat yang
ditangani secara profesional, ramah dan bersifat rahasia, tidak hanya akan
meningkatkan pelayanan kepada pasien atau penanya lainnya tetapi juga dapat
meningkatkan profesionalitas dari pelayanan informasi obat maupun pelayanan
farmasi secara keseluruhan.

4
ALUR MENJAWAB PERTANYAAN DALAM PELAYANAN INFORMASI
OBAT

PENANYA

PIO

ISI FORMULIR
KLASIFIKASI
. PENANYA
. PERTANYAAN

UMPAN
INFORMASI LATAR BALIK

BELAKANG

KUMPUL DATA &


EVALUASI DATA

DOKUMENTASI FORMULIR JAWABAN

KOMUNIKASI

b. Mengkaji dan Menyampaikan informasi bagi yang memerlukan


Dalam hal ini, Apoteker dapat memberikan Informasi berdasarkan pertanyaan
yang masuk atau Apoteker melakukan pelayanan informasi obat secara aktif
dengan melihat jumlah penyakit dengan kunjungan terbesar di Rumah Sakit
atau melihat kebutuhan pasien mengenai cara penggunaan obat sediaan
tertentu.
Informasi obat yang lazim diperlukan pasien antara lain :
a) Waktu penggunaan obat, misalnya berapa kali obat digunakan dalam sehari (
pagi, siang, sore, atau malam ). Dalam hal ini termasuk apakah obat
diminum sebelum atau sesudah makan.
b) Lama penggunaan obat, misal selama keluhan masih ada atau harus
dihabiskan meskipun sudah terasa sembuh, obat antibiotik harus dihabiskan
untuk mencegah timbulnya resistensi.
c) Cara penggunaan obat yang benar akan menentukan keberhasilan
pengobatan. Oleh karena itu pasien harus mendapat penjelasan mengenai
cara penggunaan obat yang benar terutama untuk sediaan farmasi tertentu
seperti obat oral, obat tetes mata, salep mata, obat tetes hidung, obat

5
semprot hidung, tetes teling, suppositoria dan krim/salep rektal dan tablet
vagina.
d) Efek yang timbul dari penggunaan obat, misalnya berkeringat, mengantuk,
kurang waspada, tinja berubah warna, air kencing berubah warna, dan
sebagainya.
e) Hal-hal yang mungkin timbul, misalnya interaksi obat dengan lain atau
makanan tertentu dan kontraindikasi obat tertentu dengan diet rendah kalori,
kehamilan dan menyusui serta kemungkinan terjadinya efek obat yang tidak
dikehendaki.
f) Cara penyimpanan obat.

c. Menyiapkan materi dan membuat buletin, leaflet, dll


Materi yang akan disampaikan kepada Pasien/Keluarga pasien, Tenaga
Kesehatan lainnya maupun Masyarakat luas dapat disajikan dalam bentuk
buletin atau leaflet.
Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bhayangkara Tk.III Anton Soedjarwo
Pontianak , untuk penyajian Informasi mengenai Penyakit Kronis dengan
kunjungan terbesar diberikan dalam bentuk buletin. Sedangkan untuk
Obat/Sediaan khusus seperti Suppositoria, Ovula, Tetes Hidung, Semprot
Hidung, Tetes Telinga, Inhaler, dll penyajian Informasi diberikan dalam bentuk
leaflet.
Dalam hal ini, sumber Informasi yang digunakan diusahakan terbaru dan
disesuaikan dengan tingkat dan tipe pelayanan.
Pustaka Sumber Informasi digolongkan dalam 3 kategori, antara lain :
a) Pustaka Primer
Artikel asli yang dipublikasikan penulis atau peneliti, informasi yang terdapat
di dalamnya berupa hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah.
Contoh pustaka primer :
Laporan hasil penelitian
Laporan kasus
Studi evaluatif
Laporan deskriptif
b) Pustaka Sekunder
Berupa sistem indeks yang umumnya berisi kumpulan abstrak dari berbagai
macam artikel jurnal. Sumber informasi sekunder sangat membantu dalam

6
proses pencarian informasi yang terdapat dalam sumber informasi primer.
Sumber Informasi ini dapat dibuat dalam berbagai data base, contoh :
medline yang berisi abstrak-abstrak tentang terapi obat, International
Pharmaceutical Abstract yang berisi abstrak penelitian kefarmasian.
c) Pustaka Tersier
Pustaka tersier berupa buku teks atau data base, kajian artikel, kompendia
dan pedoman praktis. Pustaka tersier umumnya berupa buku referensi yang
berisi materi yang umum, lengkap dan mudah dipahami, seperti IONI, ISO,
DOEN, DOI, MIMS, Buku saku pelayanan kefarmasian, dan lain-lain.
Informasi obat juga dapat diperoleh dari setiap kemasan atau brosur obat
yang berisi :
Nama Dagang obat jadi
Komposisi
Bobot, isi atau jumlah tiap wadah
Dosis pemakaian
Cara pemakaian
Indikasi atau khasiat atau kegunaan
Kontra Indikasi (bila ada)
Tanggal kadaluarsa
Nomor izin edar/nomor registrasi
Nomor kode produksi
Nama dan alamat industri
2. Pendidikan dan Pelatihan
Kegiaan lain pada pelayanan Informasi obat adalah pendidikan dan pelatihan yang
dapat dilakukan baik kepada pasien/masyarakat maupun kepada tenaga
kesehatan lain, misalnya:
a. Menyajikan informasi mengenai obat dan atau penggunaan obat dalam bentuk
penyuluhan.
b. Membimbing apoteker magang/mahasiswa yang sedang praktik kerja lapangan
mengenai keterampilan dalam pelayanan informasi obat.
3. Penelitian
Kegiatan penelitian dapat berupan pemberian dukungan informasi terhadap
Evaluasi penggunaan obat (Drug Utilization Evaluation) dan Studi penggunaan
obat (Drug Utilization Study).Program Evaluasi penggunaan obat dikembangkan
untuk menjamin peresepan dan penggunaan obat yang aman, rasional dan

7
terjangkau. Kegiatan penelitai dapat dilakukan sampai dengan studi desain untuk
menjawab permasalahan yang tidak dapat terjawab dengan sumber yang ada.
4. Konseling
Proses Konseling meliputi :
a. Penentuan prioritas pasien
a) Pasien dengan kelompok penyakit tertentu (pasien geriatri, pediatri)
b) Pasien dengan terapi jangka panjang (TB, epilepsi, diabetes, penggunaan
narkotika, dll)
c) Pasien yang menggunakan obat dengan intruksi khusus ( penggunaan
kortikosteroid dengan tappering down atau tappering off)
d) Pasien yang menggunakan obat dengan index terapi sempit (digoksin,
penitoin, dll)
e) Pasien yang mempunyai riwayat kepatuhan menjalankan terapi yang rendah
b. Persiapan Konseling
a) Lihat data pasien/ status untuk mengidentifikasi drug related problems
(DRPs= masalah terkait obat, misalnya interaksi obat, alergi, dosis dll)
b) Mempelajari informasi terbaru yang berhubungan dengan obat yang diterima
pasien.
c. Pertanyaan Dalam Konseling
a) Pertanyaan yang digunakan adalah open-ended question (jawaban
pertanyaan bukan hanya, ya atau tidak).
b) Kata tanya dimulai dengan mengapa atau bagaimana.
d. Tahapan Konseling
a) Pembukaan
Memulai komunikasi antara apoteker dengan pasien.Ciptakan suasana yang
nyaman sehingga pasien mau membuka diri dan tidak merasa takut.
Apoteker memperkenalkan diri dan berusaha mengetahui identitas pasien.
Dikusi untuk mengumpulkan informasi dan identifikasi masalah pada
pasien baru, pasien yang meneruskan pengobatan, pasien lama menerima
resep dan obat baru.
Menanyakan hal-hal yang menyangkut obat yang dikatakan dokter kepada
pasien dengan metode pertanyaan terbuka:
Apa yang dikatakan dokter mengenai obat yang diberikan
Bagaiman cara pemakaian,
Harapan setelah minum obat

8
Menutup diskusi
Verifikasi akhir
Mengecek pemahaman pasien, mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah yang berhubungan dengan cara penggunaan obat, untuk
mengoptimalkan tujuan pengobatan.
Aspek Konseling Yang Harus Disampaikan Kepada Pasien:
Diskripsi dan kekuatan obat
Jadual dan cara penggunaan
Mekanisme kerja obat
Efek potensial yang tidak diinginkan
Dampak gaya hidup
Penyimpanan obat

9
A. Obat-Obatan Over The Counter

Di bawah ini beberapa obat over the counter yang dapat bereaksi dengan makanan atau obat-obatan tertentu.

Cara Indeks Keamanan


No Nama Obat Dosis Kontra Indikasi Interaksi Obat Efek Samping
Pemberian Kehamilan /Kategori
Analgesik

1. Asam Peroral 250 mg, 500 mg Hipersensivitas, Penggunaan Konstipasi, C, D pada


Mefenamat Anak > 6 bln, 3- peradangan bersamaan dengan Diare. kehamilan trimester
6,5mg/kgBB/hr atau tukak pada antikoagulan oral 3 atau menjelang
setiap 6 jam. pencernaan. dapat persalinan (oral).
Dewasa & anak memperpanjang
> 14 thn, awal prothrombin.
500mg, lalu 250
mg tiap 6 jam.
3. Ketorolac - Peroral 10 mg tiap 4-6 Penderita ullcus Pemberian ketu- - Gastro Peroral:
- Parenteral jam. peptikum aktif, rola C bersama intestinal C, D pada
Dosis melebihi sindrom metho trexate - Saluran kehamilan trimester
40 mg /hari polipnasal, harus hati-hati, kemih ginjal 3 atau menjelang
tidak hipovolemia, karena dapat - Susunan persalinan.
dianjurkan. gangguan ginjal. meningkatkan saraf pusat Parenteral:
Interval dosis: toksitas metho - Reaksi C, D pada

10
6-8 jam trexate. hipersensitif kehamilan trimester
Penggunaan - Pendarahan 3 atau menjelang
bersama NSAID persalinan.
dengan warfarin
dihubungkan dgn
pendarahan berat
yang kadang-
kadang fatal.
4. Tramadol - Peroral Dewasa dan Pada pasien Pemberian Dyspepsia, - Peroral C
- Parenteral anak yang bersama dgn obat Konstipasi, - Parenteral C
> 14 Tahun, 1-2 hipersensitif yg bekerja sentral Mual,
caps tiap 4-6 atau pada kasus termasuk alkohol, muntah.
jam. keracunan akut dpt meningkatkan
dengan Alkohol, efek depresi thd
obat hipnotik, susunan saraf
analgesik pusat.
sentral, atau Pemberian
obat psikotropik bersama dengan
tidak dianjurkan Carba mazepine
pada pasien akan menurunkan
dengan kadar tramado,
gangguan ginjal serum secara
berat. bermakna shg

11
menurunkan efek
analgesiknya.

Cara Indeks Keamanan


No Nama Obat Dosis Kontra Indikasi Interaksi Obat Efek Samping
Pemberian Kehamilan /Kategori
Anti Alergi
Loratadine
1. Peroral Dewasa & anak Pasien yang Peningkatan kadar Lemah, Peroral B
> 12 thn: sehari Hipersensitif loraradine dalam pusing,
1 tabl atau 2 terhadap plasma setelah mulut kering,
sdt. Anak 6-12 loratadine. pemakaian sakit kepala,
thn, BB > 30 bersama-sama mengantuk.
kg: sehari 1 dengan
tablet atau 2 ketokonazole,
sdt. BB < 30 kg: erytromicin,
sehari tab cimetidine.

12
atau 1 sdt.
2. Cetirizine Peroral Dewasa dan Pada pasien Pemberian bersa- Sakit kepala, Peroral B
anak > 12 thn, penyakit ginjal ma Cimetidin tidak pusing,
1x sehari 10mg berat, mempunyai efek mengantuk,
saat makan. Hipersensitif pd reaksi kulit yg agitasi, mulut
Anak 2-6 thn, 1x terhadap dipicu oleh injeksi kering.
sehari 5 mg saat cetirizine. anti histamine
makan malam. dibandingkan
Anak 6-12 thn, pemberian ceriri-
1x sehari 10mg. zine tunggal inte-
raksi dgn obat lain
belum diketahui.
3. Deksa - Oftalmik 3x sehari 1 Suntikkan ke Pemberian brsama Hipoglismia, Oftamik C,
Metasone - Peroral tablet dalam sendi - Insulin: Hipertensi, Peroral C, D
- Parenteral yang terinfeksi menurunkan efek sakit kepala, Pada kehamilan
atau yang tidak Hipoglikemik. mual, trimester 1.
stabil. - Pheniroin: muntah. Parenteral C,D
Sensitivitas menunjukkan Pada kehamilan
terhadap kadar steroid trimester 1.
dexamethasone. dalam darah dan
Infeksi fungsi aktifitas
sistemik. fisiologis.
- Anti Koagulan:

13
menurunkan
waktu
protrombin.
- Imunisasi:
menurunkan
respon anti bodi.
4. CTM (Chlor Peroral Dewasa: 3x - Pasien hyper- - Alkohol, Gangguan Peroral B
Pheniramini sehari 1 tab sensitive thd tranguilizer, penglihatan,
Maleat) Anak: 3x sehari CTM. sedative hipnotik anemia
tab - Gejala saluran memperberat himolitik,
pernafasan depresi SSP. mual,muntah
bagian bawah, - Inhibitor MAO: , diare, sakit
tms asma. meningkatkan kepala,
- Terapi bersa- efek anti insomnia,
maan dgn koligernik. menggigil,
MAO Injibitor serta mulut,
dpt memper- hidung dan
panjang efek kerongkonga
anti kolinergik. n kering.

14
Cara Indeks Keamanan
No Nama Obat Dosis Kontra Indikasi Interaksi Obat Efek Samping
Pemberian Kehamilan /Kategori
Anti Bakteri
Amoxy Cillin
Peroral Dewasa: 250- Hypersensitif Probensid: Reaksi Peroral B
1.
500 mg tiap 8 terhadap meninggikan kadar hipersensitif,
jam. penisilin, amoxicillin dalam gangguan
Anak: 20 mg gangguan ginjal, darah dan ginjal, mual,
/kg BB /hari super infeksi. toksisitasnya. muntah.
terbagi tiap 8
jam.
2. AMPICILLIN Peroral Oral Hypersensitif Probenesid Mual, Peroral B
Dewasa: 250- terhadap meninggikan kadar muntah,
500 mg tiap 6 penicillin. Ampicillin dalam diare,
jam. darah dan urtikaria,
Anak < 20 gr toksisitasnya. gagal ginjal.
50-100 mg/kg
BB/hari dalam
dosis terbagi
tiap 6-8 jam.
Anak > 20 gr
Sama dengan
dosis dewasa.

15
3. CEFADROXYL Peroral Dewasa: Pasien dengan Aminogli kosida, Gejala kolitis Peroral B
2x sehari 1 caps riwayat alergi diuretik kuat, pseudo
Anak: terhadap probenesid. membranosa
30 mg/kg cephalosporin. dapat timbul
BB/hari dalam selama atau
dosis terbagi setelah
tiap 12 jam. pengo-batan
antibiotika.
Mual dan
muntah,
alergi ruam
kulit, vaginitis
genitalis.
4. CIPRO - Peroral Sehari 2x 250- Penderita yang Penyerapan cipro Pusing, sakit Peroral C
FLOXACIN - Parenteral 500 mg hipersensitif floxacin kepala, rasa Parenteral C
terhadap Sipro dipengaruhi oleh letih,
floxacin dan antasida yang gangguan
derivate kinolon mngandung penglihatan,
yang lain. aluminium dan mual,
magnesium muntah, sakit
hidroksida. Pembe- perut, pada
rian bersama penderita
teofilin dapat gangguan

16
menghasilkan fungsi hati
peningkatan dapat
konsentrasi teofilin meningkatka
dalam plasma yang n serum
tidak dimgkan. transaminase.

5. DOXY Peroral Dewasa dan Hipersensitif Antikoagualan oral Gangguan Peoral B


CYCLINE anak > 8 thn terhadap meningkatkan pencernaan,
dengan BB 45 tetrasiklin. waktu protrombin. kerusakan
kg: 2x 1 caps Antusida suplemen hati, reaksi
pada hari 1, zat besi hipersensitif.
selan-jutnya menurunkan
sehari 1x1 caps. absorpsi
Anak > 8 thn doksisiklin.
dengan BB < 45 Penisilin
kg sehari 2x2, 2 menurunkan efek
mg/kg BB pada bakterisida dari
hari 1 penisilin.
selanjutnya
sehari 1x
2,2mg/kg BB.

17
6. CEFIXIME Peroral Dewasa dan Penderita yang Probenesid dapat Gangguan Peroral B
anak dengan BB hipersensitif meningkatkan saluran
30 kg: 50-100 terhadap konsentrasi dalam cerna, rasa
mg, 2x sehari. sefiksim. darah dari cefixime terbakar di
Infeksi berat: yaitu dengan daerah
200 mg, 2x mengurangi epigas-trium,
sehari. eliminasi oleh anoreksia,
Anak BB < 30 ginjal. konstipasi,
kg: 1,5-3 mg/kg gangguan
BB, 2x sehari. hati.
7. CEFOTAXIME Parenteral Dewasa dan anak Alergi Penggunaan Reaksi lokal Parenteral B
> 12 thn: 2-6 g Sefalosporin bersamaan dengan setelah
sehari, maks 12 diuretik kuat, suntikan IM
gr. probenesid, obat atau IV
Bayi dan anak <
yang berpotensi peradangan
12 thn: 500-1000
nefrotosik (misal lokal setelah
mg/kg BB sehari
Aminoglikosid) pemberian
dalam 4-6 kali
pemberian. IV, gangguan
Bayi baru lahir saluran
prematur: 50 cerna, ruam
mg/kg BB sehari. kulit.

18
9. CEFTRI Parenteral Dosis standar Hipersensitif Kombinasi dengan Gastroin Parenteral B
AXONE dewasa dan terhadap ceptra- Aminoglisid dapat testinal,
anak di atas 12 losporin dan menghasilkan efek eksontema,
tahun: 1-2 gr penicillin Aditif atau sinergis, dermatitis
sekali sehari. (sebagai reaksi khususnya pada alergika,
Pada infeksi alergi silang) infeksi berat yang pruritus,
berat dosis disebabkan p. urticaria,
ditingkatkan Aeruginosa dan edema.
sampai lebih streptococcus
dari 4 gr, dosis faecalis.
lebih dari 4
gr/hari harus
diberikan dgn
interval 12 jam.
Bayi dan anak
dapat 20-80
mg/kg BB
sehari,
tergantung
beratnya infeksi,
biasanya
dengan interval
24 jam.

19
10. CO Peroral Dewasa: 3-4 x 1 Hiperseneitif Pemberian Jarang Peroral B
AMOXYLAV kaplet/hari ter-hadap bersama Alopurinol terjadi,
Infeksi hebat: golongan meningkatkan kadang-
3x 1000mg/hr penicillin, harus resiko ruam kulit. kadang diare,
Usia 7-12 thn: dibedakan dg Probenesid hausea,
10 ml syr hati-hati pd bayi meningkatkan urtikaria dan
125mg atau 5 yg lahir dari ibu waktu paruh Eritrema
ml syr 250 mg yg hipersensitif Amoxicillin dalam pernah
Usia 9 bln-2 pada penicillin. plasma. dilaporkan
thn: 2,5 ml syr kandidiasis.
125 mg
Dosis diberikan
3x sehari.
11. ERYTRO Peroral Dewasa: 300mg Pasien yang Penggunaan Gangguan Peroral B
MYCINE tiap 6 jam atau hiper-sensitif bersama karba saluran
500mg tiap 12 atau alergi mazepine akan pencernaan,
jam. terhadap Erytro meningkatkan kadang
Anak: 30- mycine konsentrasi karba terjadi
50mg/kgBB/hari mazepin dalam anafitaksis,
dalam 3-4 dosis. darah. gangguan
Penggunaan pendengaran
bersama methyl atau
prednisolone dapat gangguan

20
mengurangi fungsi ginjal,
eliminasi methyl reaksi
prednisolon. hypersensitif.

12. LEVO Peroral Dosis lazim: Hipersensitif Bio-avaitabilitas Reaksi Peroral C


FLOXACIN Parenteral 250-500 mg atau golongan levoflo-xacin secara hipersensitif, Parenteral C
Sekali sehari kuinolon lain bermakna akan mual,
tiap 24 jam menurun apabila muntah,
diberikan dersama
kontipasi,
dgn Sucralfate.
reaksi kulit.
Probenesid dan
cimetidine secara
statistik bermakna
mempengaruhi
Eliminasilevofloxacin.

21
13. METRONI Peroral Anak: Penderita yang Reaksi menyerupai Hipersensitif, Peroral B
DAZOLE 6 bln 5 thn 2x peka terhadap disulfiram saat sakit kepala,
sehari tab sulfonamide, metronidazol anemia,
6 thn 12 thn trimetroprim. diberikan dengan muntah,
2x sehari 1 tab alcohol, diare.
Dewasa: menghambat
2x sehari 2 metabolism
tablet fenitoin
(meningkatkan
kadar dalam
darah). Pemberian
dengan vaksin
menonaktifkan
vaksin tifoid oral.
14. SPIRAMYCIN Peroral Dewasa: Pasien dengan Efek hepatotoksis Efek samping Peroral C
500mg, 3x riwayat dipertinggi oleh yang serius
sehari selama 5 hipersensitif tetracycline. dari
hari. Pada terhadap Spiramycin bersifat spiramycin
infeksi berat spiramyan atau antagonis dengan sangat
dosis dapat anti biotic penicillin, jarang, mual,
ditingkatkan makrolida streptomycin, muntah,
sampai lainnya. kanamycin, diare, nyeri
maksimal neomycin, dan epigastrik,

22
3000mg/hr. polimixin. ruam kulit
Anak: sehari 50- dan urtikaria
100mg/kgBB adalah efek
terbagi dalam 2- samping yang
3 dosis. biasanya
muncul pada
pemberian
oral.

Cara Indeks Keamanan


No Nama Obat Dosis Kontra Indikasi Interaksi Obat Efek Samping
Pemberian Kehamilan /Kategori
1. Metochlor Peroral Dewasa: Kondisi dimana Anti kolinergik dan Reaksi Peroral B
Pramide 5-10 mg 3x perang-sangan analgesic narkotik, ekstrapiramid Parenteral B
sehari motilitas GI antagonis, al, pusing,
Anak: -1 berbahaya, depresan ssp, rasa lelah,
mg/kgBB/hari seperti obstruksi meningkatkan mengantuk,
terbagi dalam 3 intestinal, sedasi. sakit kepala,
dosis. pendarahan GI, Menghambat depresi,
feokromosiroma absorpsi digoxin gelisah,
epilepsi. dan simetidin, hipertensi.
meningkatkan
absorpsi

23
paracetamol,
tetracycline,
levodopa.

2. Ondan Setron Peroral Mual muntah Pasien Karena Sakit kepala, Peroral B
Parenteral karena hipersensitif Ondansetron di konstipasi, Parenteral B
kemoterapi 8mg terhadap metabolism oleh sensasi
secara inj IV Ondansetron. Enzim metabolik. hangat dan
lambat. Pada penderita kemerahan
Lanjutkan dgn yang sedang pada kepala
infuse IV mendapat dan
1mg/jam pengobatan epigastrium,
selama 2-4 jam dengan obat-oat konstipasi.
atau 2-8 mg yang secara kuat
secara inj IV merangsang Enzim
lambat tiap 2-4 metabolism
jam atau 8 mg (seperti fenitoin,
peroral tiap 1-2 karba mazepin dan
jam sebelum rifampian)
kemoterapi.

24
Cara Indeks Keamanan
No Nama Obat Dosis Kontra Indikasi Interaksi Obat Efek Samping
Pemberian Kehamilan /Kategori
Anti
Hipertensi
1. Amlodipine Peroral Awal 5mg Hypersensitif Obat ditingkatkan Gangguan Peroral C
1x/hari, maks terhadap oleh anti gastro
10mg/hr, amblodipin atau hypertensi lain dan intensinal,
tergantung dihidro pindin anti depresantri kkelainan
parah penyakit lain atau salah siklinik. kulit,
lansia. satu komponen gangguan
Awal 2,5 obat ini, stokkar saluran
mg/hari angina giogenik, kelamin, sakit
stabil kronik 5- hipotensi berat. kepala,
10 mg/hr. pusing.
2. Captopril Peroral Hipertensi Stenosis aorta, Probenesid Proteinuria, Peroral C, D pada
ringan s/d gagal ginjal, meningkatkan peningkatan kehamilan
sedang, Awal hamil dan bersihan ginjal & ureum darah trismester 2 & 3
12,5mg 2x/hari, taktasi, bersihan captop-ril, dan keratin,
pemeliharaan hipersensitif AINS mengu-rangi ruamidio
25mg 2x/hr terhadap ACE efektifitas obat sinkratik,
dapat diting- inhibitor lain. diuretic dan terutama

25
katkan dgn vasodilator perifer, pruritus,
selang waktu 2- misalnya neutropenia,
4 minggu. Max: minoksidil, anemia,
50mg 2x/hari. meningkatkan efek hipotensi
Hipertensi berat, anti hipertensi
awal 12,5mg
2x/hari dapat
ditingkatkan
bertahap s/d
50mg 3x/hari.
3. Nifedipin Peroral 5-10mg 3x/hr (1 Hamil Meningkatkan Jarang, Peroral C
tab 5mg atau 1 kerja hipotensi pusing, mual,
tab 10 mg merasa
diberikan 3x/hr) hangat,
jika perlu dosis edema
dapat subkuran,
ditingkatkan hipotensi,
bertahap s/d 60 palpitasi
mg/hr (20mg
3x/hr)

26
4. Propanolol Peroral Dewasa & anak Blok AV derajat Meningkatkan efek Kelemahan Peroral C, D pada
>12thn angina 2&3, syok depresan otot, lelah, kehamilan
pectoris 20ml. kardiogenik. miokardium yang jarang trisemester 2 dan 3
3-4x/hari Riwayat lain, CA antagonis bradikaria,
ditingkatkan bronkospasme dan hipoglekemia. parestasia,
bertahap s/d dan Asi dosis Efek dihilangkan trombositope
40mg 3-4x/hari. metabolik oleh isoprenalin, nia, purpura,
Max. 200- efek vaso ruam kulit
280mg/hr. Jika konstriksi perifer
perlu aritmia ditingkatkan oleh
jantung 10 mg- adrenalin dan
30 mg 3-4x/hari noradrenalin
ditingkatkan
setelah 3 hari
menjadi 40mg
3-4x/hr.
Anak<12thn
dosis dewasa.
5. Bisoprolol Peroral 1 tab (5mg)/hari Gagal jantung Antagonis ca, Gagal Peroral C, D pada
pagi. Dosis rata- akut atau gagal klonidin, MAOl, jantung, kehamilan
rata 5- jantung selama obat penghambat dispenea, trisemester 2 dan 3
10mg/hari episode sintesis prostag- pusing,
beberapa pasien dekomponensasi landin, dreivat kardio

27
perlu memerlukan ergotamine, obat miopati,
peningkatan terapi inotropik simpatomi metik, lelah, infeksi
dosis s/d IV smdron anti depresan virus,
20mg/hari gagal sicksinus, asma trisiklik, harbiturat, pneumonia,
jantung kronik bronchial berat fenotiazin, obat rasa dingin
stabil. Awal anti hipertensi lain, atau kebas
1.25mg/hari rifampian. pada
pemeliharaan ekremitas
10mg 1x/hari

Cara Indeks Keamanan


No Nama Obat Dosis Kontra Indikasi Interaksi Obat Efek Samping
Pemberian Kehamilan /Kategori
Anti Diare
Zink
1. Peroral Anak 6bln-5thn - Besi, kalsium, Penurunan Peroral A
1 tab. Anak 2- tembaga, asam absobsi lipo
6bln tab, amino meliputi 2- protein dan
dosis diberikan histidin tembaga
sehari sekali
selama 10hari

28
Cara Indeks Keamanan
No Nama Obat Dosis Kontra Indikasi Interaksi Obat Efek Samping
Pemberian Kehamilan /Kategori
Anti
Digitalis
1.
DIGOXIN Peroral Dewasa: A-V blok total Ca dosis tinggi, Anoreksia, Peroral C
digitalis dan A-V blok obat psikotropika bingung,
cepat(24-36 derajat 2, termasuk litium & disorientasi,
jam) 4-6 tab, hentrisinus, simpatomiemtik gangguan
kemudian 1 tab bradikardia memperbesar penglihatan,
pada interval sinus yang resiko aritmia gangguan
tertentu sampai berlebihan jantung kuinidin, ginjal dan
komponensasi antagonis. Ca ssp, konduksi
tercapai digitalis tetrasiklin: dan irama
lambat (3-5hr) meningkat kerja jantung,
2-6tab/hari kadar digoxin reaksi alergi

29
dalam dosis dalam seram kulit
terbagi . tetapi antasida dan
penunjang 1- neomisin
3tab/hari. Nak: mengganggu
<10thn absobsi digoxin
25mcg/kg BB dalam usus
tetapi
penunjang 10-
20 mcg/kgBB

Cara Indeks Keamanan


No Nama Obat Dosis Kontra Indikasi Interaksi Obat Efek Samping
Pemberian Kehamilan /Kategori
Anti Anti Inflamasi
Inflamasi Ibu Profen
1. Ibu Profen 1.Mual
Peroral Awal: Pasien yg Digoxin, diuretic, muntah,
1200mg/hari. menun-jukkan litium, fenitoin, perut
Dosis gejala asma, anti koagulan, oral, kembung,nny
pemeliharaan: polip nasal, aspirin. eri ulu
600- angio derma, hati,ganggua
800mg/hari. reaksi bronco n
Diberikan 3-4 spastik, rinitis & pencernaan,s

30
dosis terbagi. disnea. Bila akit
Syarat, dewasa: memakai kepala,tukak
2sdt 3-4x /hr. aspirin, tukak lambung,mun
Anak 8-12thn peptic berat dan tah
2sdt 3-4x/hr, 3- aktif, hamil darah,tinja
7thn 1sdt 3- trimester warna hitam
4x/hr, 1-2thn terakhir.
sdt 3-4x/hr.
2. Meloxicam Peroral 15 mg/hari Tukak peptic Risiko pendara-han 2.Mual Meloxicam
dapat dikurangi aktif, insufisiensi meningkat jika muntah,gang
s/d 7,5 mg/hari. hati berat, obat ini digunakan guan
insufisiensi dgn OAINS lain, pencernaan,s
ginjal berat, non yaitu salisilat, anti ulit
dialysis anak < koa-gulan oral, tidur,perut
15 thn. Hamil tiklopi-din, heparin, kembung
atau raktasi, trombolitik.
gangguan Meningkatkan
pembekuan karbon kadar litium
darah. serum, eliminasi
obat ditingkatkan
oleh kolestiramin.

31
3. Natrium Peroral 3 tablet/hari Polisitemiavera, Mengurangi 3.Mulas,semb Natrium Diklofenak
Diklofenak stadium dini absorpsi vit B12 elit,diare,kem
penyakit leber, jika diberikan bung,mualpu
tukak dastro bersama dgn sing,telinga
duodenum/pepti Aminoglikosida, berdenging,r
c, pasien yg kolkisin, produk yg uam pada
mengalami menghasilkan kulit
episode asma pelepasan K.
bronchial, Jangka panjang
urtikaria atau peningkatan kadar
rhinitis yg dipicu litium dalam
oleh plasma.
penggunaan
aspirin dan
derifatnya.
4. Piroxicam Peroral Spondiliris Riwayat tukak Anti koagulan oral, 4.Mulas,semb Piroxicam
ankilosa, awal atau pndarahan sulfohilurea, elit,diare,kem
20mg dosis lambung hidantoin, bung,mualpu
tunggal, hipersensitif pada Aserosal, Litium. sing,nyeri ulu
piroxicam,
pemeliha-raan hati
mengalami
20mg/hr. Bila
bronco spasme
perlu 10-30mg polip hidung,
dosis tunggal Angiodema.

32
atau terbagi.
Gout Akut, awal
40 mg/hr dosis
tunggal, lanjut
dgn 40mg/hr
dosis tunggal
atau terbagi 4-6
hari berikutnya.

Cara Indeks Keamanan


No Nama Obat Dosis Kontra Indikasi Interaksi Obat Efek Samping
Pemberian Kehamilan /Kategori

Anti Jamur

1. Griseo Fuluin Peroral 1 tablet 1x/hari, Porfiria, Efek obat ini Sakit kepala, Peroral C
Infeksi berat 2 kegagalan dikurangi oleh foto sensivitas,
barbitury, dapat angio derma,
tablet/hari, Hepato selular,
menurunkan khasiat lupus erite,
Anak 5,5 hamil.
obat kontrasepsi oral matosus
mg/kgBB. dan anti koagulan. sistemik.

33
2. Ketokonazole Peroral 1 tab (200mg) Penyakit hati Terpenadine, Dyspepsia, Peroral C
1x/hr dapat akut atau Asetamizole, mual, nyeri
ditingkatkan kronik. Pada Antasida, perut, sakit
mnjadi 400mg pemberian oral, Rifampicin, Init. kepala,
1x/hr tak boleh gangguan
BB<15kg 20mg diberikan menstruasi,
3x/hr. BB 15- bersama dengan parestesia.
30kg 100mg terfenadin,
1x/hr. BB > cisapride,
30kg dosis triazolam.
dewasa.
3. Itraconazole Peroral Kandi dosis Hipersensitif, Rifampicin, Sakit kepala, Peroral C
vulvovag 2 caps hamil. Fenitoin. Pruritus,
2x/hr selama 1 ruam,
hari atau 2 caps urtikaria.
1x/hr selama 3
hari.
Kandi dosis oral
1 caps/hr slama
15hr.
Mikosis sistemik
2 caps 1x
sehari.

34
4. Miconazole Topical Oleskan 1- Infeksi virus, Jarang Topical C
2x/hari tuberculosis, sensivitas
atau sifilis. lokal, erupsi
makulo
papuar,
parestesis.

Cara Indeks Keamanan


No Nama Obat Dosis Kontra Indikasi Interaksi Obat Efek Samping
Pemberian Kehamilan /Kategori
Anti
Kolesterol

1. Simuastarin Peroral Awal: Penyakit hati Anti koagulan Dispepsia, Peroral X


5-10 mg 1x/hari aktif, hamil, kumarin, derivat rhabdo
Malam hari: laktasi. asam fibrik, asam minalis,
Maks: 40 nikotinamid, disfungsi
mg/hari niasin, imuno saraf cranial,
supresan. vertigo,
tremor,

35
disfungsi
ereksi,
katarak yang
progresif.

2. Ator Vastatin Peroral 10-80mg 1x/hari Penyakit hati Risiko miopati Gangguan Peroral X
Anak 10-17 aktif atau meningkat pada ginjal, sakit
tahun peningkatan pemberian kepala,
10mg/hari transaminase bersama mialgia,
Maks: serum > 3x dari siklosporin 1 asthenia,
20mg/hari. batas atas nilai derivat asam kram otot,
normal. fibrat. miopati,
Hamil dan pruritus.
laktasi.

Cara Indeks Keamanan


No Nama Obat Dosis Kontra Indikasi Interaksi Obat Efek Samping
Pemberian Kehamilan /Kategori

36
Anti Pyretik
Paracetamol
1. Peroral Dewasa: 1-2 Penyakit hati Anti koagulan, anti Reaksi Peroral B
tablet 3-4x/hari. dan ginjal. hipertensi, hematologi,
Anak 6-12 thn: aminopirin, phenol erupsi kulit,
-1 tab, tiap 4- barb, vasopressin. mual, muntah,
hipo glikemia,
6 jam.
dosis besar
2-5 thn -
mengakibatkan
tablet setiap 4-6 kerusakan
jam. ginjal

Indeks
Cara Keamanan
No Nama Obat Dosis Kontra Indikasi Interaksi Obat Efek Samping
Pemberian Kehamilan
/Kategori
Anti
Ulcerasi
1. Lansoprazole Peroral Tukak duodenum 1 Kontrasepsi oral, Sakit kepala, Peroral B
caps/hari selama 4 teofilin, warfarin, diare, dyspepsia,
minggu. antacid, sukralfat. muntah,
Tukak lambung 1 konstipasi, ruam

37
caps/hari selama 8 kulit, pusing,
minggu. perubahan
hematologi,
urtikaria, pruritus.
2. Omeprazole Peroral Dewasa: 20-40mg Hipersensitif Peningkatan Perubahan hasil Peroral C
Parenteral 1x/hr, lama terapi terhadap kadar plasma dari test fungsi hati, Parenteral C
tukak duodenum 2- omeprozole diazepam, sakit kepala,
4 minggu. Tukak warfarin, fenitoin, diare, kembung,
lambung 4-8 takrolimus ruam kulit,
minggu. Kasus berat gangguan tidur,
: 40 mg 1 x/hari rasa lelah,
selama 4 minggu urtikaria
(tukak duo denum)
atau 8 minggu tukak
lambung
3 Ranitidine Peroral Dewasa - Menurunkan Sakit kepala, Peroral B
Parenteral Tukak duodenum bersihan pusing, gangguan Parenteral B
150 mg 2x / hari warfarin, ginjal, ruam kulit
selama 4 minggu prokainamia,
atau 6-8 minggu meningkatkan
bila perlu sindrom absorbsi
zollinger awal 150 midazolam, tetapi
mg 3x / hari menurunkan

38
ditingkatkan 600- absorbsi
900 mg/hari kobalamin

Cara Indeks Keamanan


No Nama Obat Dosis Kontra Indikasi Interaksi Obat Efek Samping
Pemberian Kehamilan /Kategori
Anti
Tuberculosis

1 Ethambutol Peroral 15-25 mg/kg BB Neuritis optic. Dapat menurunkan Neuritis tetro Peroral B
Dosis tunggal Anak < 13 khasiat urikosurik bulbar
tiap hari tahun terutama dengan
pemakaian penurunan
bersama isgniazid penglihatan,
dan pyndoxin. skotoma
Antasida sentral, ruam
alergi,
hiperuri

39
semia (jarang
terjadi)

2 Isontazide Peroral Pencegahan Gangguan hati INH, disulfiram, gel Meningkatkan Peroral C
dewasa 1 tab dan ginjal, al hidroxida pada kadar
1x/hari epilepsy terapi dengan transaminase
anak 10-15 mg alkoholik kronik, gangguan antacid serum,
1 NH/Kg BB / hipersensitivitas gunalcan INH min bilirubinemia,
Hari sebagai 1 jam sebelum ikterus dan
dosis tunggal penggunaan hepatitis,
pengobatan antasida muntah.
dewasa Gangguan
1 tab 1x/hari pada
atau 5 mg 1 nit/ epigastrium
Kg/BB/Hari neuritis
sebagai dosis perifer,
tunggal anak konvulsi
10-20 mg
INH/Kg BB/hari

40
sebagai dosis
tunggal

3 Pyrazinamide Peroral 20-35 mg/Kg Kerusakan hati Probenesid Hepatotoksik, Peroral C


BB/hari, maks 3 berat menghambat hiperurisemia
gr/hari dewasa ekskresi
> 60 Kg 1500 pyrazinamide
mg/hari, 40-60
kg 1000mg/hari
< 40 kg 750
mg/hari semua
dosis diberikan
3x /hari

41
4 Rifampicim Peroral TB dewasa Hipersensitif, Menurunkan Gangguan Peroral C
450mg 1x/hr. Ikterus efektivitas ginjal, fungsi
anak 10-20 kortikosteroid, anti hati,
mg/Kg B 1x/Hari koagutan kumarin, abnormal
biasanya
digitoksin, ikterus, reaksi
dikombinasikan
metadon, demam
dengan anti TB
kontrasepsi oral, dengan
yang lain. Maks
600 mg/hr. lepra tol butamid gejala seperti
450mg/hr dosis flu trambosito
tunggal atau penia,
dikombinasi dgn leucopenia,
anti lepra lain hemolisis
maks 600mg/hr

Cara Indeks Keamanan


No Nama Obat Dosis Kontra Indikasi Interaksi Obat Efek Samping
Pemberian Kehamilan /Kategori
Obat Batuk

1 Ambroxol Peroral Dewasa - Amoxycilin, Reaksi alergi Ket


1 tab 3x / hari erythromycin, Obat tidak memiliki
sir dewasa dan cloxyciclin kategori keamanan
anak > 12 thn pada kehamilan

42
10 ml 3x/hari
anak 6-12 thn 5
ml 2-3x/hr 2-6
th 2,5 ml 3x/hr
1-2thn 2,5 ml
2x/hr

43
BAB IV
DOKUMENTASI

Semua kegiatan PIO& Konseling harus didokumentasikan (Form


dokumentasi terlampir). Manfaat dokumentasi adalah:
A. Bahan audit dalam melaksanakan Quality Assurance dari pelayanan
informasi obat.
B. Sumber informasi apabila ada pertanyaan serupa.
C. Memprioritaskan penyediaan sumber informasi yang diperlukan dalam
menjawab pertanyaan.
D. Media pelatihan tenaga farmasi.
E. Basis data pencapaian kinerja, penelitian, analisis, evaluasi dan
perencaan layanan.

44

Anda mungkin juga menyukai