Anda di halaman 1dari 17

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

RESUME

“KEGIATAN PENGKAJIAN DAN PELAYANAN RESEP, PELAYANAN


INFORMASI OBAT (PIO)”

OLEH:

NAMA : Amelia S
STAMBUK : 15120210030
KELOMPOK : 2 (Gel.2)
DOSEN PEMBIMBING : Apt. Rahmawati,S.Si.,M.Sc.

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2022
A. PELAYANAN INFORMASI OBAT (PIO)
Merupakan kegiatan penyediaan dan pemberian informasi rekomendasi obat yang
akurat, yang dilakukan apoteker kepada dokter, perawat serta tenaga kesehatan lainnya serta
pasien dann pihak lain di rumah sakit.

Alasan Dilakukan PIO


1. Perkembangan obat yang semakin cepat dengan bermunculnya obat-obat baru
2. Literatur obat yang semakin banyak dan kompleks
3. Kebutuhan informasi obat yang obyektif dan pasien orientied (pelayanan yg
mengedepankan kualitas hidup pasien)

Tugas PIO
1. Mendukung pelayanan kefarmasian dengan menjawab pertanyaan
2. Memberikan informasi secara aktif melalui buletin dan website
3. Terlibat dengan kegiatan KFT (komite farmasi terapi)
- Mengembangkan kebijakan penggunaan obat
- Membuat dan merefisi formularium
4. Melakukan edukasi kepada tenaga kesehatan, mahasiswa dan masyarakat.

Fungsi PIO
- Mendukung pelaksanaan formularium
- Mendukung pekerjaan apoteker di bansal
- Membantu dokter mengambil keputusan terapi
- Upgrading formularium
- Meningkatkan profesional apoteker
- Sebagai materi edukasi dan konseling bagi nakes dan pasien

Tujuan PIO
1. Menunjang ketersediaan dan penggunaan obat yang rasional, berorientasi kepada
pasien, tenaga kesehatan dan pihak lain.
2. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan- kebijakan yang berhubungan
dengan obat terutama bagi KFT
3. Menyediakan dan memberikan informasi obat kepada pasien dan tenaga/pihak lain.
Manfaat PIO
1. Promotif merupakan promosi/ penyuluhan misalnya CBIA (Cara Belajar insan aktif)
yaitu kegiatan memberdayakan masyarakat agar dapat menggunakan/ memilih obat
yang benar dengan cara swamedikasi
2. Prefentif : penyuluhan seperti HIV,TB, bahay meroko dan narkotika
3. Kuratif : pemberian edukasi saat rawat inap
4. Rehabilitatif : pemberian Rumatan metadon untuk pengobatan karena penggunaan
opioid, kemudian program berhenti merokok

Pekerjaan PIO
1. Pelayanan aktif : tidak menunggu pertanyaan tetapi aktif memberikan informasi
2. Pelayanan Pasif : pelayanan memberikan informasi obat sebagai jawaban atas
pertanyaan yang diterima.
Ruang lingkup pelayanan PIO yaitu berupa Pelayanan, pendidikan dan
penelitian.

Persiapan PIO
- Informal : memberikan informasi mengenai penggunaan obat ketika melakukan
kegiatan farmasi klinik, misalnya ketika melakukan pemantauan terapi obat diruang
rawat apoteker menjawab pertanyaan dari perawat mengenai waktu pemberian obat.
- Formal : pengorganisasian dan ruangann peralatan dan sumber pustaka

Sumber informasi PIO


1. Primer : kebanyakan up to date, mengenalkan teori-teori atau penemuan baru,
memperkuat teori yang sudah ada, dapat di temukan mengenai informasi obat-obat
yang sudah diteliti
2. Sekunder : sistem indeks yang berisi kumpulan abstrak dari berbagai macam artikel
jurnal contohnya medline, NEJM, Science direct
3. Tersier : berupa buku referensi yang berisi materi yang umumlengkap dan mudah
dipahmi contohnya: carmakope, pedoman praktis dan compendia
Prosedur Pemberian informasi kepada pasien
1. Persiapan
Penampilan petugas pemberi informasi ( kerapian dan kelengkapan atribut), alat tulis,
materi edukasi, formulir penilaian kebutuhan informasi.
2. Pelaksanaan
1. Ucapkan salam
2. Perkenalkan diri dan jelaskan tugas dan peran anda
3. Pastikan identitas pasien
4. Lakukan penilaian pasien berupa bahasa yang digunakan, kemampuan baca,
emosional, hambatan fisik/kognitif, kesiapan menerima informasi
5. Ciptakan suasana yang nyaman
6. Jelaskan materi informasi kepada pasien dan atau keluarga
7. Dorong pasien untuk bertanya mengenai informasi yang diberikan
8. Lakukan verifikasi materi informasi yang telah diberikan (dengan cara menanyakan
apakah dari penjelasan yang telah di sampaikan sudah di mengerti, kemudian jika
sudah coba diulangi)
9. Berikan formulir pemberian informasi untuk di tandatangani oleh pasien/ keluarga
dan petugas yang memberikan edukasi (apoteker) dan di lampirkan pada status
pasien.
10. Berikan nomor telepon yang bisa dihubungi jika sewaktu-waktu diperlukan.
11. Tawarkan bantuan kembali
12. Ucapkan terima kasih dan lekas sembuh.
B. PENGKAJIAN DAN PELAYANAN RESEP
DEFINISI
Pengkajian dan pelayanan resep merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam
penyiapan obat (dispensing) yang meliputi :
1. Penerimaan
2. Pengkajian resep
3. Pemeriksaan ketersediaan produk
4. Penyiapan
5. Telaah obat
6. Penyerahan disertai pemberian informasi

Medication error

Kesalahan terapi (medication error) sering terjadi di praktek umu maupun


Rumah Sakit. Kesalahan yang terjadi bisa karena persiapan yang salah, dan itu terjadi
karena kesalahan dalam proses pengambilan keputusan. Setiap langkah mulai
pengumpulan data pasien (anamnesis, pemeriksaan jasmani, dan pemeriksaan penunjang
lainnya) berperan penting untuk pemilihan obat dan akhirnya penulisan resep.
Kesalahan pemilihan jenis obat, dosis, cara pemberian, penulisan yang sulit dubaca
merupakan factor yang bisa meningkatkan kesalahan terapi.

Factor penyebab medication error adalah sebagai berikut :


1. Kurangnya pengetahuan tentang obat
2. Kurangnya informasi tentang pasien
3. Kesalahan dan kehilangan arsip
4. Kesalahan pada tulisan
5. Kesalahan interaksi dengan pemberi pelayanan yang lain
6. Kesalahan dalam perhitungan dosis
7. Masalah dalam memasukkan obat melalu selang infus lewat parenteral
8. Pengontrolan yang kurang
9. Masalah dalam penyimpanan dan pengantaran obat
10.Kesalahan dalam preparasi
11.Kekurangan standarisasi
Pengkajian resep dilakukan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya
kesalahan pencantuman informasi, penulisan resep yang buruk dan penulisan resep
yang tidak tepat. Dampak dari kesalahan tersebut sangat beragam, mulai yang tidak
memberi risiko sama sekali hingga terjadinya kecacatan atau bahkan kematian.

Tujuan pengkajian dan pelayanan resep

 Kegiatan pengkajian resep dilakukan dengan tujuan untuk


mengidentifikasi masalah terkait obat sebelum disiapkan
 Pelayanan resep bertujuan agar pasien mendapatkan obat dengan tepat dan
bermutu. Menjelaskan cara penyimpanan dan stabilitas obat agar mutunya tetap
terjaga.

Pelaksanaan
Menurut SNARS 2018 (Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit) :
Pengkajian resep dilakukan oleh Apoteker, meliputi:
 Ketepatan identitas pasien, obat, dosis, frekuensi, aturan minum/makan
obat, dan waktu pemberian
 Duplikasi pengobatan
 Potensi alergi dan sensitivitas
 Interaksi antara obat dengan obat lain atau dengan makanan
 Variasi kriteria penggunaan dari Rumah Sakit
 Berat badan pasien dan/atau informasi fisiologik lainnya
 Kontraindikasi

Menurut Petunjuk Teknis :


Dalam pengkajian resep, tenaga teknis kefarmasian diberi
kewenangan terbatas hanya dalam aspek administrative dan farmasetik.
Persiapan
Dokumen regulasi yang disiapkan :
 SPO pengkajian dan pelayanan resep
 Sarana dan fasilitas meliputi :

1) Lembar resep/modul peresepan dalam system informasi


2) Daftar tilik (ceklis) pengkajian resep (disatukan dengan lembar
resep atau tersedia dalam system informasi farmasi)

3) Timbangan
4) Kalkulator
5) Alat tulis
6) Sumber informasi obat (Contoh : MIMS, ISO, DIH, Software Informasi
Obat)
7) Komputer
8) Mortar + Stamper
Pelaksanaan pengkajian resep
1. Terima resep elektronik atau manual yang diserahkan ke bagian farmasi
2. Jika sudah menggunakan system informasi, cetak resep elektronik
3. Jika resep manual tidak terbaca, hubungi dokter penulis resep
Harus memenuhi 3 syarat utama (rawat inap dan rawat jalan), yaitu
 Syarat administrasi
 Syarat farmasetik
 Syarat klinik
4. Periksa kelengkapan administrative berupa :

a. Identitas pasien
 Nama
 No. rekam medis/tanggal lahir
 Jenis kelamin
 Berat badan
 Tinggi badan
*Berat badan : harus diketahui untuk pasien pediatrik, geriatric,
kemoterapi, gangguan ginjal, epilepsy, gangguan hati, dan pasien bedah
*Tinggi badan : harus diketahui untuk pasien pediatrik, kemoterapi
b. Identitas penulis resep
 Nama dokter penulis resep
 No. SIP dokter (khusus resep narkotika)
 Alamat
 Paraf
 Kewenangan klinis dokter, serta akses lain
c. Identitas resep
 Tanggal penulisan resep
 Ruangan/unit asal resep
*Jaminan yang digunakan pasien (jika umum, lakukan persetujuan
tentang harga obat)
5. Lakukan pengkajian dari aspek farmasetik, meliputi :
 Nama obat
 Bentuk sediaan
 Kekuatan sediaan
 Dosis dan jumlah obat
 Stabilitas
 Aturan dan cara penggunaan
*Kompatibilitas (tambahan dari petunjuk standar pelayanan
kefarmasian di Rumah Sakit)
6. Lakukan pengkajian dari aspek persyaratan klinik, meliputi :
 Ketepatan indikasi
 Dosis
 Waktu penggunaan obat
 Duplikasi pengobatan
 Alergi dan Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD)
 Kontraindikasi
 Interaksi obat
7. Lakukan pengkajian dari aspek regulasi Rumah Sakit, sebagai contoh
pengkajian antibiotika dilakukan apakah sudah sesuai dengan kebijakan
Rumah Sakit tentang restriksi antibiotika
8. Pencatatan pengkajian dilakukan pada daftar tilik
9. Berikan tanda centang di kolom “Ya” jika hasil pengkajian sesuai atau beri
tanda centang “Tidak” jika hasil pengkajian tidak sesuai pada masing-
masing aspek yang perlu dikaji
10.Informasikan dan minta persetujuan tentang harga resep pada pasien
non jaminan/umum
11.Buat laporan kesalahan penggunaan obat tahap peresepan berdasarkan
catatan pengkajian resep yang tidak sesuai, laporan dibuat setiap bulan
Pelaksanaan pelayanan resep
1. Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan resep yang sudah dilakukan
pengkajian :
a. Menghitung kebutuhan jumlah obat sesuai dengan resep
b. Mengambil obat yang dibutuhkan pada rute penyimpanan dengan
memperhatikan nama obat, tanggal kadaluwarsa dan keadaan fisik obat.
Lakukan double check kebenaran identitas obat yang diracik, terutama jika
termasuk obat high alert/LASA
2. Melakukan peracikan obat bila diperlukan
Memberi etiket disesuaikan dengan system penyiapan obat yang diresepkan.
Pada etiket obat dengan system resep individu, memuat informasi :
 Nama lengkap pasien
 No. Rekam medis dan/atau tanggal lahir
 Nama obat, aturan pakai
 Instruksi khusus
 Tanggal kadaluwarsa obat
 Tanggal penyiapan obat
Pada etiket di kantong obat dengan system dosis unit, memuat informasi :
 Nama lengkap pasien
 No. rekam medis dan/atau tanggal lahir
 Instruksi khusus
 Tanggal penyiapan obat
3. Sebelum obat diserahkan kepada perawat (untuk pasien rawat inap) atau
kepada pasien/keluarga (untuk pasien rawat jalan) maka harus dilakukan
telaah obat yang meliputi pemeriksaan kembali untuk memastikan obat yang
telah disiapkan sesuai dengan resep dokter. Aspek yang diperiksa dalam telaah
obat meliputi 5 tepat, yakni :
 Tepat obat
 Tepat pasien
 Tepat dosis
 Tepat rute
 Tepat waktu pemberian
4. Pada penyerahan obat untuk pasien rawat jalan, maka harus disertai pemberian
informasi obat, meliputi :
 Nama obat
 Kegunaan/indikasi
 Aturan pakai
 Efek terapi dan efek samping
 Cara penyimpanan obat
5. Jika regulasi Rumah Sakit memperbolehkan pengantaran obat ke rumah pasien
dilakukan oleh jasa pengantar, maka kerahasiaan pasien harus tetap terjaga.
Misalnya, resep dalam amplop tertutup, obat dikemas tertutup.

Alur pelayanan obat


1. Resep masuk
2. Telaah resep
3. Input SIM Rumah Sakit
4. Penyiapan obat
5. Telaah obat
6. Penyerahan

Telaah resep
Kejelasan penulisan resep
1. Pastikan tulisan resep terbaca dengan jelas
2. Disarankan untuk menggunakan electronic prescribing
3. Pastikan semua data yang ada pada resep dituliskan
4. Untuk identitas pasien, menggunakan stiker
5. Jika tulisan tidak terbaca, konfirmasi ke dokter penulis resep
6. Waspada potensi LASA (Look Alike Sound Alike)/NORUM (Nama
Obat Rupa Ucapan Mirip)
Tepat obat
1. Pastikan obat yang diresepkan sesuai dengan spesialisasi dokter
(bandingkan dengan retriksi formularium Rumah Sakit/Nasional)
2. Pastikan jumlah obat sesuai dengan kebutuhan pasien dan retriksi formularium
Rumah Sakit
3. Pastikan obat sesuai dengan diagnose pasien (lihat rekam medik pasien)
4. Pastikan bentuk sediaan sesuai dengan pasien
5. Pastikan obat yang diresepkan sesuai dengan kondisi klinik/diagnose
pasien (resep elektronik)

Tepat dosis

1. Pastikan dosis sesuai dengan pasien


2. Untuk obat tertentu (sitotoksik) pastikan data berat badan dan tinggi badan ada
3. Untuk pasien anak, sesuaikan dengan berat badan dan usia
4. Untuk pasien dengan gangguan hati dan ginjal, perhatikan!
5. Untuk mempermudah, masukkan informasi obat di SIM Rumah Sakit atau
gunakan alat bantu (tools) aplikasi mobile (Lexicomp, Uptodate, Micromedex,
Medscape)

Tepat cara pemberian


1. Pastikan cara/rute pemberian ada dalam signa pada resep
2. Pastikan instruksi lengkap untuk pemberian IV infus/syringe pump
(misal: syringe pump 20 mg/kg dalam 50 mL NaCl tiap 24 jam)
3. Untuk obat pro renata pastikan kapan harus diminum (missal: jika masih demam)
Tepat waktu pemberian
1. Pastikan waktu pemberian ada dalam signa
2. Disarankan menggunakan aturan jam
3. Jika pemberian 1 kali sehari, pastikan waktu pemberian sesuai dengan obatnya
(missal: simvastatin diminum malam hari sebelum tidur)

Tepat frekuensi pemberian


1. Pastikan frekuensi pemberian ada dalam signa
2. Disarakankan menggunakan aturan jam
3. Pastikan frekuensi penggunaan obat sesuai dengan aturan masing- masing obat
Tidak ada interaksi obat
1. Pastikan tidak ada interaksi obat yang berbahaya
2. Interaksi obat dengan obat dan obat dengan makanan
3. Gunakan tools Drug Interaction Checker untuk mempermudah
4. Jika terdapat interaksi yang berbahaya, komunikasikan dengan penulis
resep
5. Jika terdapat interaksi moderate (sedang), komunikasikan ke
Apoteker klinis untuk melakukan monitoring
6. Tidak semua obat yang berinteraksi harus diganti

Tidak ada duplikasi


1. Pastikan tidak ada obat yang sama. Kategori duplikasi meliputi :
 Merek beda, komposisi sama
 Dokter berbeda, meresepkan obat yang sama
 Obat dalam golongan yang sama (kebanyakan analgetika, NSAID)
2. Jika terjadi, konfirmasi ke dokter penulis resep untuk
pembatalan/penggantian

Tidak ada kontraindikasi

1. Pastikan obat tidak kontraindikasi untuk pasien. Pasien dengan potensi


kontraindikasi:
 Bayi dan anak
 Ibu hamil/menyusui
 Geriatric (usia>60 tahun)
2. Jika terjadi kontraindikasi, komunikasian ke penulis resep

Telaah Resep
Tertera dalam formularium Rumah Sakit
1. Pastikan obat yang diresepkan tercantum dalam formularium
Rumah Sakit
2. Komunikasikan ke penulis resep untuk pergantian jika terdapat
ketidaksesuaian
Telaah obat
- Tepat pasien
1. Pastikan nama pasien yang ada pada resep sesuai dengan nama pasien yang
ada pada etiket
2. Konfirmasi kembali bahwa pasien yang mengambil obat adalah pasien
yang dipanggil
3. Jika obat diantarkan ke ruangan perawatan, pastikan bahwa pasien benar
dirawat pada ruang perawatan tersebut
4. Pastikan pasien bertanda tangan pada saat penyerahan resep

- Tepat obat
1. Pastikan semua obat yang terdapat dalam resep ada (cek jumlah dan
kesesuaiannya)
2. Pastikan pasien menerima obat sesuai dengan jumlah obat yang diresepkan

- Tepat dosis
1. Pastikan dosis pada resep sesuai dengan etiket
2. Waspadai penggantian kekuatan sediaan obat (missal: asam mefenamat
250 mg diganti menjadi 500mg)

- Tepat rute pemberian


1. Pastikan rute pemberian pada resep sesuai dengan etiket
2. Gunakan warna etiket yang sesuai (putih: enteral/oral, biru:
parenteral)

- Tepat waktu pemberian


Pastikan waktu pemberian pada resep sesuai dengan etiket

Penyerahan resep
Setelah penyiapan obat, dilakukan hal sebagai berikut :
1) Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan kembali
mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan serta jenis dan
jumlah obat (kesesuaian antara penulisan etiket dengan resep)
2) Memanggil nama dan nomor tunggu pasien
3) Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien
4) Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat
5) Memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal-hal lain yang terkait
dengan obat tersebut, antara lain manfaat obat, makanan dan minuman yang harus
dihindari, kemungkinan efek samping, cara penyimpanan obat
6) Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang baik
dan sopan, mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin emosinya kurang
stabil
7) Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau keluarganya
8) Membuat Salinan resep sesuai dengan resep asli dan diparaf oleh apoteker
(bila diperlukan)
9) Menyimpan resep pada tempatnya dan mendokumentasikan yang memudahkan
untuk pelaporan

Evaluasi

1. Evaluasi pengkajian dan pelayanan resep dilakukan secara berkala setidaknya


setiap 3 bulan. Evaluasi meliputi jumlah penyampaian konfirmasi dan
rekomendasi kepada penulis resep terkait kesalahan penulisan resep,
kesalahan penyiapan obat, kepatuhan penulisan resep sesuai formularium
nasional, kepatuhan pelayanan sesuai formularium nasional dan kecepatan
pelayanan resep
2. Evaluasi ini dapat dijadikan sebagai bahan dalam kajian system manajemen
dan penggunaan obat tahunan
DAFTAR PUSTAKA

PERMENKES RI No. 72 tahun 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di


rumah sakit

Petunjuk teknis standar pelayanan kefarmasian di puskesmas

KEMENKES RI,2019 petunjuk teknis standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit

KEMENKES RI, Standar nasional Akreditasi rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai