FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RESUME
OLEH:
NAMA : Amelia S
STAMBUK : 15120210030
KELOMPOK : 2 (Gel.2)
DOSEN PEMBIMBING : Apt. Rahmawati,S.Si.,M.Sc.
Tugas PIO
1. Mendukung pelayanan kefarmasian dengan menjawab pertanyaan
2. Memberikan informasi secara aktif melalui buletin dan website
3. Terlibat dengan kegiatan KFT (komite farmasi terapi)
- Mengembangkan kebijakan penggunaan obat
- Membuat dan merefisi formularium
4. Melakukan edukasi kepada tenaga kesehatan, mahasiswa dan masyarakat.
Fungsi PIO
- Mendukung pelaksanaan formularium
- Mendukung pekerjaan apoteker di bansal
- Membantu dokter mengambil keputusan terapi
- Upgrading formularium
- Meningkatkan profesional apoteker
- Sebagai materi edukasi dan konseling bagi nakes dan pasien
Tujuan PIO
1. Menunjang ketersediaan dan penggunaan obat yang rasional, berorientasi kepada
pasien, tenaga kesehatan dan pihak lain.
2. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan- kebijakan yang berhubungan
dengan obat terutama bagi KFT
3. Menyediakan dan memberikan informasi obat kepada pasien dan tenaga/pihak lain.
Manfaat PIO
1. Promotif merupakan promosi/ penyuluhan misalnya CBIA (Cara Belajar insan aktif)
yaitu kegiatan memberdayakan masyarakat agar dapat menggunakan/ memilih obat
yang benar dengan cara swamedikasi
2. Prefentif : penyuluhan seperti HIV,TB, bahay meroko dan narkotika
3. Kuratif : pemberian edukasi saat rawat inap
4. Rehabilitatif : pemberian Rumatan metadon untuk pengobatan karena penggunaan
opioid, kemudian program berhenti merokok
Pekerjaan PIO
1. Pelayanan aktif : tidak menunggu pertanyaan tetapi aktif memberikan informasi
2. Pelayanan Pasif : pelayanan memberikan informasi obat sebagai jawaban atas
pertanyaan yang diterima.
Ruang lingkup pelayanan PIO yaitu berupa Pelayanan, pendidikan dan
penelitian.
Persiapan PIO
- Informal : memberikan informasi mengenai penggunaan obat ketika melakukan
kegiatan farmasi klinik, misalnya ketika melakukan pemantauan terapi obat diruang
rawat apoteker menjawab pertanyaan dari perawat mengenai waktu pemberian obat.
- Formal : pengorganisasian dan ruangann peralatan dan sumber pustaka
Medication error
Pelaksanaan
Menurut SNARS 2018 (Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit) :
Pengkajian resep dilakukan oleh Apoteker, meliputi:
Ketepatan identitas pasien, obat, dosis, frekuensi, aturan minum/makan
obat, dan waktu pemberian
Duplikasi pengobatan
Potensi alergi dan sensitivitas
Interaksi antara obat dengan obat lain atau dengan makanan
Variasi kriteria penggunaan dari Rumah Sakit
Berat badan pasien dan/atau informasi fisiologik lainnya
Kontraindikasi
3) Timbangan
4) Kalkulator
5) Alat tulis
6) Sumber informasi obat (Contoh : MIMS, ISO, DIH, Software Informasi
Obat)
7) Komputer
8) Mortar + Stamper
Pelaksanaan pengkajian resep
1. Terima resep elektronik atau manual yang diserahkan ke bagian farmasi
2. Jika sudah menggunakan system informasi, cetak resep elektronik
3. Jika resep manual tidak terbaca, hubungi dokter penulis resep
Harus memenuhi 3 syarat utama (rawat inap dan rawat jalan), yaitu
Syarat administrasi
Syarat farmasetik
Syarat klinik
4. Periksa kelengkapan administrative berupa :
a. Identitas pasien
Nama
No. rekam medis/tanggal lahir
Jenis kelamin
Berat badan
Tinggi badan
*Berat badan : harus diketahui untuk pasien pediatrik, geriatric,
kemoterapi, gangguan ginjal, epilepsy, gangguan hati, dan pasien bedah
*Tinggi badan : harus diketahui untuk pasien pediatrik, kemoterapi
b. Identitas penulis resep
Nama dokter penulis resep
No. SIP dokter (khusus resep narkotika)
Alamat
Paraf
Kewenangan klinis dokter, serta akses lain
c. Identitas resep
Tanggal penulisan resep
Ruangan/unit asal resep
*Jaminan yang digunakan pasien (jika umum, lakukan persetujuan
tentang harga obat)
5. Lakukan pengkajian dari aspek farmasetik, meliputi :
Nama obat
Bentuk sediaan
Kekuatan sediaan
Dosis dan jumlah obat
Stabilitas
Aturan dan cara penggunaan
*Kompatibilitas (tambahan dari petunjuk standar pelayanan
kefarmasian di Rumah Sakit)
6. Lakukan pengkajian dari aspek persyaratan klinik, meliputi :
Ketepatan indikasi
Dosis
Waktu penggunaan obat
Duplikasi pengobatan
Alergi dan Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD)
Kontraindikasi
Interaksi obat
7. Lakukan pengkajian dari aspek regulasi Rumah Sakit, sebagai contoh
pengkajian antibiotika dilakukan apakah sudah sesuai dengan kebijakan
Rumah Sakit tentang restriksi antibiotika
8. Pencatatan pengkajian dilakukan pada daftar tilik
9. Berikan tanda centang di kolom “Ya” jika hasil pengkajian sesuai atau beri
tanda centang “Tidak” jika hasil pengkajian tidak sesuai pada masing-
masing aspek yang perlu dikaji
10.Informasikan dan minta persetujuan tentang harga resep pada pasien
non jaminan/umum
11.Buat laporan kesalahan penggunaan obat tahap peresepan berdasarkan
catatan pengkajian resep yang tidak sesuai, laporan dibuat setiap bulan
Pelaksanaan pelayanan resep
1. Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan resep yang sudah dilakukan
pengkajian :
a. Menghitung kebutuhan jumlah obat sesuai dengan resep
b. Mengambil obat yang dibutuhkan pada rute penyimpanan dengan
memperhatikan nama obat, tanggal kadaluwarsa dan keadaan fisik obat.
Lakukan double check kebenaran identitas obat yang diracik, terutama jika
termasuk obat high alert/LASA
2. Melakukan peracikan obat bila diperlukan
Memberi etiket disesuaikan dengan system penyiapan obat yang diresepkan.
Pada etiket obat dengan system resep individu, memuat informasi :
Nama lengkap pasien
No. Rekam medis dan/atau tanggal lahir
Nama obat, aturan pakai
Instruksi khusus
Tanggal kadaluwarsa obat
Tanggal penyiapan obat
Pada etiket di kantong obat dengan system dosis unit, memuat informasi :
Nama lengkap pasien
No. rekam medis dan/atau tanggal lahir
Instruksi khusus
Tanggal penyiapan obat
3. Sebelum obat diserahkan kepada perawat (untuk pasien rawat inap) atau
kepada pasien/keluarga (untuk pasien rawat jalan) maka harus dilakukan
telaah obat yang meliputi pemeriksaan kembali untuk memastikan obat yang
telah disiapkan sesuai dengan resep dokter. Aspek yang diperiksa dalam telaah
obat meliputi 5 tepat, yakni :
Tepat obat
Tepat pasien
Tepat dosis
Tepat rute
Tepat waktu pemberian
4. Pada penyerahan obat untuk pasien rawat jalan, maka harus disertai pemberian
informasi obat, meliputi :
Nama obat
Kegunaan/indikasi
Aturan pakai
Efek terapi dan efek samping
Cara penyimpanan obat
5. Jika regulasi Rumah Sakit memperbolehkan pengantaran obat ke rumah pasien
dilakukan oleh jasa pengantar, maka kerahasiaan pasien harus tetap terjaga.
Misalnya, resep dalam amplop tertutup, obat dikemas tertutup.
Telaah resep
Kejelasan penulisan resep
1. Pastikan tulisan resep terbaca dengan jelas
2. Disarankan untuk menggunakan electronic prescribing
3. Pastikan semua data yang ada pada resep dituliskan
4. Untuk identitas pasien, menggunakan stiker
5. Jika tulisan tidak terbaca, konfirmasi ke dokter penulis resep
6. Waspada potensi LASA (Look Alike Sound Alike)/NORUM (Nama
Obat Rupa Ucapan Mirip)
Tepat obat
1. Pastikan obat yang diresepkan sesuai dengan spesialisasi dokter
(bandingkan dengan retriksi formularium Rumah Sakit/Nasional)
2. Pastikan jumlah obat sesuai dengan kebutuhan pasien dan retriksi formularium
Rumah Sakit
3. Pastikan obat sesuai dengan diagnose pasien (lihat rekam medik pasien)
4. Pastikan bentuk sediaan sesuai dengan pasien
5. Pastikan obat yang diresepkan sesuai dengan kondisi klinik/diagnose
pasien (resep elektronik)
Tepat dosis
Telaah Resep
Tertera dalam formularium Rumah Sakit
1. Pastikan obat yang diresepkan tercantum dalam formularium
Rumah Sakit
2. Komunikasikan ke penulis resep untuk pergantian jika terdapat
ketidaksesuaian
Telaah obat
- Tepat pasien
1. Pastikan nama pasien yang ada pada resep sesuai dengan nama pasien yang
ada pada etiket
2. Konfirmasi kembali bahwa pasien yang mengambil obat adalah pasien
yang dipanggil
3. Jika obat diantarkan ke ruangan perawatan, pastikan bahwa pasien benar
dirawat pada ruang perawatan tersebut
4. Pastikan pasien bertanda tangan pada saat penyerahan resep
- Tepat obat
1. Pastikan semua obat yang terdapat dalam resep ada (cek jumlah dan
kesesuaiannya)
2. Pastikan pasien menerima obat sesuai dengan jumlah obat yang diresepkan
- Tepat dosis
1. Pastikan dosis pada resep sesuai dengan etiket
2. Waspadai penggantian kekuatan sediaan obat (missal: asam mefenamat
250 mg diganti menjadi 500mg)
Penyerahan resep
Setelah penyiapan obat, dilakukan hal sebagai berikut :
1) Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan kembali
mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan serta jenis dan
jumlah obat (kesesuaian antara penulisan etiket dengan resep)
2) Memanggil nama dan nomor tunggu pasien
3) Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien
4) Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat
5) Memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal-hal lain yang terkait
dengan obat tersebut, antara lain manfaat obat, makanan dan minuman yang harus
dihindari, kemungkinan efek samping, cara penyimpanan obat
6) Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang baik
dan sopan, mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin emosinya kurang
stabil
7) Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau keluarganya
8) Membuat Salinan resep sesuai dengan resep asli dan diparaf oleh apoteker
(bila diperlukan)
9) Menyimpan resep pada tempatnya dan mendokumentasikan yang memudahkan
untuk pelaporan
Evaluasi