OBAT
KELOMPOK 2
PUTRI INDAH RINI
SHINTIA MONICA
VIONA EKA ZULVINDA
WAFA
Dosen Pengampu:
HUSNAWATI M.si.,Apt
SUB BAHASAN
Definisi Pelayanan Kefarmasian
Bagian-bagian dalam Pelayanan Kefarmasian
Definisi PIO
Sumber-sumber Informasi
Metode-metode PIO
Tujuan PIO
Fungsi PIO
Sasaran PIO
Kategori PIO
Pentingnya PIO
1. Definisi Pelayanan Kefarmasian
METODE METODE
LISAN TULISAN
Informasi Lisan
Setelah ditetapkan bahwa informasi lisan adalah tepat, apoteker perlu
memutuskan jenis metode informasi lisan yang digunakan. Ada dua jenis metode
pemberian informasi secara lisan, yaitu komunikasi tatap muka dan komunikasi
telepon. Komunikasi tatap muka dengan pasien lebih disukai, komunikasi tatap muka
dengan pasien dapat lebih membantu apoteker dalam menilai keberhasilan
pemberian informasi yang dilakukan.
Informasi Tulisan
Informasi tertulis merupakan dokumentasi informasi tertentu yang diberikan
kepada pasien. Keuntungan dari format tertulis adalah memungkinkan pasien untuk
membaca ulang informasi tersebut dan secara pelan-pelan menginterpretasikan
informasi tersebut (Siregar, 2006). Pemberian informasi obat secara tertulis dapat
dilakukan oleh apoteker dengan jalan memberikan buletin, leaflet, dan label obat
kepada pasien.
6. Tujuan PIO
Pelayanan Pelayanan
Pelayanan Informasi
Informasi Obat Informasi Obat
Obat Untuk Evaluasi
Untuk Menjawab dalam bentuk
Penggunaan Obat
Pertanyaan publikasi
Pelayanan
Pelayanan
Informasi Obat untuk
Informasi Obat
Mendukung
dalam Studi
Kegiatan Panitia
Obat Investigasi
Farmasi dan Terapi
Pelayanan Informasi Obat untuk Menjawab Pertanyaan
Penyedia informasi obat berdasarkan permintaan, biasanya merupakan salah satu
pelayanan yang pertama dipertimbangkan. Pelayanan seperti ini memungkinkan
penanya dapat memperoleh informasi khusus yang dibutuhkan tepat pada waktunya.
Sumber informasi dapat dipusatkan dalam suatu sentra informasi obat di instalasi farmasi
rumah sakit.
Pelayanan Informasi Obat untuk Evaluasi Penggunaan Obat
Evaluasi penggunaaan obat adalah suatu program jaminan mutu pengguna obat di
suatu rumah sakit. Suatu program evaluasi penggunaan obat memerlukan standar atau
kriteria penggunaan obat yang digunakan sebagai acuan dalam mengevaluasi
ketepatan atau ketidak tepatan penggunaan obat. Oleh karena itu, biasanya apoteker
informasi obat memainkan peranan penting dalam pengenbangan standar atau criteria
penggunaan obat.
Cont
Pelayanan Informasi Obat dalam Studi Obat Investigasi
Obat investigasi adalah obat yang dipertimbangkan untuk dipasarkan
secara komersial, tetapi belum disetujui oleh BPOM untuk digunakan pada
manusia. Berbagai pendekatan untuk mengadakan pelayanan ini bergatung
pada berbagai sumber rumah sakit. Tanggung jawab untuk
mengkoordinasikan penambahan, pengembangan, dan penyebaran informasi
yang tepat untuk obat investigasi terletak pada suatu pelayanan informasi
obat.
Pelayanan Informasi Obat untuk Mendukung Kegiatan Panitia Farmasi dan Terapi
Partisipasi aktif dalam panitia ini merupakan peranan instalasi farmasi rumah sakit
yang vital dan berpengaruh dalam proses penggunaan obat dalam rumah sakit. Hal
ini dapat disiapkan dengan memadai oleh suatu pelayanan informasi obat.