Anda di halaman 1dari 19

PELAYANAN INFORMASI OBAT

apt. Irma Susanti, S. Farm., M. Farm


DEFINISI
PIO merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Apoteker dalam pemberian
informasi mengenai Obat yang tidak memihak, dievaluasi dengan kritis dan
dengan bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan Obat kepada profesi
kesehatan lain, pasien atau masyarakat (permenkes 73)

PIO merupakan kegiatan penyediaan dan pemberian informasi, rekomendasi


Obat yang independen, akurat, tidak bias, terkini dan komprehensif yang
dilakukan oleh Apoteker kepada dokter, Apoteker, perawat, profesi kesehatan
lainnya serta pasien dan pihak lain di luar RS (permenkes 72)

Kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh apoteker untuk memberikan


informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat,
profesi kesehatan lainnya dan pasien (permenkes 74)

Informasi mengenai Obat termasuk Obat Resep, Obat bebas dan herbal
LATAR BELAKANG PIO
1. Banyaknya jumlah obat yang ada di pasaran
2. Banyaknya sumber informasi yang beredar
3. Terbatasnya waktu tenaga kesehatan
4. Adanya peran farmasi klinik
INFORMASI YANG DIBERIKAN
▪ Dosis ▪ Keamanan penggunaan pada ibu
▪ bentuk sediaan hamil dan menyusui
▪ formulasi khusus ▪ Efek samping
▪ rute dan metoda ▪ Interaksi
pemberian ▪ Stabilitas
▪ Farmakokinetik ▪ Ketersediaan
▪ Farmakologi ▪ Harga
▪ Terapeutik ▪ Sifat fisika atau kimia dari Obat
▪ Alternatif ▪ dan lain-lain.
▪ Efikasi
TUJUAN PIO

menyediakan informasi mengenai Obat kepada pasien dan


tenaga kesehatan dan pihak lain

Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang


berhubungan dengan Obat/Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai, terutama
bagi Komite/Tim Farmasi dan Terapi

Menunjang penggunaan Obat yang rasional


Kegiatan Pelayanan Informasi Obat di
Apotek meliputi:
1. Menjawab pertanyaan baik lisan maupun tulisan
2. Membuat dan menyebarkan buletin/brosur/leaflet,
pemberdayaan masyarakat (penyuluhan)
3. Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien
4. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada
mahasiswa farmasi yang sedang praktik profesi
5. Melakukan penelitian penggunaan Obat
6. Membuat atau menyampaikan makalah dalam forum
ilmiah
7. Melakukan program jaminan mutu
Kegiatan Pelayanan Informasi Obat di RS
meliputi:
1. Menjawab pertanyaan
2. Menerbitkan buletin, leaflet, poster, newsletter
3. Menyediakan informasi bagi Tim Farmasi dan Terapi
sehubungan dengan penyusunan Formularium Rumah
Sakit
4. Bersama dengan Tim Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit
(PKRS) melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien
rawat jalan dan rawat inap
5. Melakukan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga
kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya
6. Melakukan penelitian
Kegiatan Pelayanan Informasi Obat di
Puskesmas meliputi:
1. Memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen
secara pro aktif dan pasif
2. Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga
kesehatan melalui telepon, surat atau tatap muka
3. Membuat buletin, leaflet, label Obat, poster, majalah dinding
dan lain-lain
4. Melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan
rawat inap, serta masyarakat
5. Melakukan pendidikan dan/atau pelatihan bagi tenaga
kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya terkait dengan
Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
6. Mengoordinasikan penelitian terkait Obat dan kegiatan
Pelayanan Kefarmasian.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan
dalam PIO:

Sumber Informasi Obat

Sumber daya manusia

Tempat

Perlengkapan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
dokumentasi pelayanan Informasi Obat :
1. Topik Pertanyaan
2. Tanggal dan waktu Pelayanan Informasi Obat diberikan
3. Metode Pelayanan Informasi Obat (lisan, tertulis, lewat
telepon)
4. Data pasien (umur, jenis kelamin, berat badan, informasi lain
seperti riwayat alergi, apakah pasien sedang
hamil/menyusui, data laboratorium)
5. Uraian pertanyaan
6. Jawaban pertanyaan
7. Referensi
8. Metode pemberian jawaban (lisan, tertulis, pertelepon) dan
data Apoteker yang memberikan Pelayanan Informasi Obat.
SUMBER PIO

SUMBER DAYA PUSTAKA

Tenaga kesehatan; Pustaka Primer; Artikel asli yang dipublikasikan penulis atau peneliti,
Dokter, farmasis, informasi yang terdapat di dalamnya berupa hasil penelitian yang
dokter gigi, diterbitkan dalam jurnal ilmiah. Contoh; a) Laporan hasil penelitian.
perawat, tenaga b) Laporan kasus. c) Studi evaluatif. d) Laporan deskriptif.
kesehatan lain

Sarana; Sarana Pustaka Sekunder; Pustaka sekunder Berupa sistem indeks yang
Fasilitas ruangan, umumnya berisi kumpulan abstrak dari berbagai kumpulan artikel
peralatan, jurnal. Sumber informasi sekunder sangat membantu dalam proses
komputer, internet, pencarian informasi yang terdapat dalam sumber informasi primer.
dan perpustakaan Sumber informasi ini dibuat dalam berbagai database. Contoh; a)
Medline yang berisi abstrak-abstrak tentang terapi obat. b)
International Pharmaceutikal Abstract yang berisi abstrak penelitian
Prasarana; kefarmasian.
Prasarana Industri
farmasi, Badan
POM, Pusat Pustaka tersier Berupa buku teks atau database, kajian artikel,
Informasi Obat, kompendia dan pedoman praktis. Pustaka tersier umumnya berupa
Pendidikan Tinggi buku referensi yang berisi materi yang umum, lengkap dan mudah
Farmasi, organisasi dipahami. Menurut undang-undang No.36 Tahun 2009 tentang
profesi (dokter, kesehatan, menyatakan bahwa Standar profesi adalah pedoman
farmasis, dan lain- yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan
lain). profesi secara baik.
METODE PIO
PIO dilayani oleh farmasis selama 24 jam atau on call
disesuaikan dengan kondisi rumah sakit

dilayani oleh farmsis pada jam kerja, sedang di luar jam


kerja dilayani oleh farmasis instalasi farmasi yang sedang
tugas jaga

PIO dilayani oleh farmasis pada jam kerja, dan tidak ada
PIO di luar jam kerja

Tidak ada petugas khusus, PIO dilayani oleh semua


farmasis instalasi farmasi, baik pada jam kerja maupun di
luar jam kerja
Tidak ada farmasis khusus, PIO dilayani oleh semua farmasis
instalasi farmasi di jam kerja dan tidak ada PIO di luar jam
kerja
❑ Metode yang dapat digunakan dalam pelayanan resep dokter adalah
menggunakan 3 pertanyaan dasar yang disampaikan kepada pasien
sebelum melakukan PIO;
1. Apa yang telah dokter katakan tentang obat Anda?
2. Apa yang dokter jelaskan tentang harapan setelah minum obat
ini?
3. Bagaimana penjelasan dokter tentang cara minum obat ini?
❑ Pengajuan ketiga pertanyaan di atas dilakukan dengan tujuan agar
tidak terjadi pemberian informasi yang tumpang tindih (menghemat
waktu), mencegah pemberian informasi yang bertentangan dengan
informasi yang telah disampaikan oleh dokter (misalnya menyebutkan
indikasi lain dari obat yang diberikan) sehingga pasien tidak akan
meragukan kompetensi dokter atau farmasis dan juga untuk menggali
informasi seluas-luasnya (dengan tipe open ended question)
❑ Tiga pertanyaan utama tersebut dapat dikembangkan sesuai kondisi
pasien
SASARAN PIO

Dokter Perawat Pasien

Kelompok, Tim,
Farmasis Kepanitiaan,
dan Peneliti
BENTUK PIO
Berhadapan langsung dengan orang yang meminta informasi obat

Pelayanan informasi obat bersifat umum

Pelayanan informasi obat bersifat individual di ruangan


(pasien rawat inap dan pasien rawat jalan)

Melalui telepon

Melalui website/email, Melalui media sosial.

Melalui tulisan (brosur, poster, leaflet)

Melalui televisi, radio


RUANG LINGKUP PELAYANAN INFORMASI OBAT

1. Pelayanan informasi obat untuk menjawab


pertanyaan
2. Pelayanan informasi obat untuk mendukung kegiatan
panitia farmasi dan terapi
3. Pelayanan informasi obat dalam bentuk publikasi
4. untuk edukasi
5. Pelayanan informasi obat untuk evaluasi penggunaan
obat
6. Pelayanan informasi obat dalam studi obat investigasi
STRATEGI PENCARIAN INFORMASI
 Mengetahui pertanyaan sebenarnya
 Mengumpulkan data pasien;
1. Untuk memberi farmasis pengertian yang lebih baik

tentang permintaan informasi sebenarnya dengan


keadaan permintaan, agar farmasis dapat mencari
dan menyediakan jawaban
2. Untuk memungkinkan farmasis menyajikan jawaban
yang lebih berguna dan sesuai untuk keadaan klinik
tertentu
Pelayanan Informasi Obat harus
didokumentasikan untuk
membantu penelusuran kembali
dalam waktu yang relatif singkat
dengan menggunakan Formulir 6
DAFTAR PUSTAKA

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di
Rumah Sakit
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 73 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di
Apotek
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di
Puskesmas
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Modul dan Bahan Ajar; Farmasi
Rumah Sakit dan Klinik. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan;
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai