Anda di halaman 1dari 23

Formulasi Emulsi

Emulsi ganda/ emulsi kompleks


• Terjadi bila emulsi diemulsikan lagi pada cairan
yang menjadi fase dispersnya
• w/o/w atau a/m/a
• o/w/o atau m/a/m
• Digunakan untuk slow delivery system

m a Emulsi m/a/m
m a Emulsi m/a + minyak
ma + emulgator a/m
m
m
• Direkomendasikan untuk obat yg labil
(mudah terdegradasi scr kimia, fisik atau
enzimatis)

Tujuan:
• melindungi bahan dari rx lingkungan
• Prolong partisi, difusi dan release
• Mencegah inkompatibilitas dg bahan lain
dalam 1 sistem
Beda emulsi dan mikroemulsi

• EMULSI • MIKROEMULSI
Emulgator: + surfaktan  solubilisasi miselar
 + cosurfaktan  mikroemulsi
(co: pentanol)
Perlu surfaktan 2-3% Perlu surfaktan > tinggi = 6-8%
Tbt scr spontan
Ukuran: bbrp µm Ukuran droplet <0,15µm
tampak turbid Tampak transparan
> stabil
Kritis: jenis dan ratio stabilizer
Pertimbangan Formulasi Emulsi:

Stabilitas Pemilihan
Keamanan
kimia fase minyak

Pemilihan
Pemilihan
Rasio fase bahan
surfaktan
tambahan
Komponen Formula Emulsi

• Bahan aktif: minyak atau bahan yang larut


minyak
• Fasa air
• Stabilizer/ emulgator
• Preservative
• Antioksidan
• Thickener
• Swetening agent
• Flavour
•Contoh Antioksidan
larut minyak: α tokoferol (vit E), BHA, BHT,
askorbil palmitat, TBHQ, alkil galat

larut air : Na bisulfit, Na sulfit, Na metabisulfit,


asam askorbat

Chelating agent: asam sitrat, EDTA, fenilalanin,


asam tartrat, triptofan

• Pemilihan tergantung fasa mana yang mudah


teroksidasi, dipilih antioksidan yang larut dalam
fasa tersebut
Coloring agent
• Coloring agent disesuaikan dengan flavour
yg dipilih
• Kategori disesuaikan dengan penggunaan
Menurut FDA ada 3: FDC, internal D&C
dan eksternal D&C
• Coloring agent: pigmen/dye/lake
• Umumnya dilarutkan dalam fasa terluar
atau yang merupakan fasa terbesar
• Tetap hrs diperhatikan: stabilitas, ADI
Pertimbangan spesifik pd formulasi

Konsistensi
Kejernihan

Pemilihan Pemilihan
pengawet antioksidan
Contoh Formula Emulsi
alat yang digunakan dalam
pembutan Emulsi :
1.mortir dan stamfer
emulsi skala kecil, mortir dengan permukaan kasar
2. Botol
penggojokan yang terputus-putus
3. Mixer/pengaduk
fase dispers dihaluskan oleh pisau mixer yang berputar
dengan kecepatan tinggi , fase dispers berbentuk kecil
4. Homogenizer
Fase dispers dilewatkan dalam celah sempit, sehingga
partikel mempunyai ukuran yang sama
Pada proses pembuatan:
letak awal emulgator
cara/ urutan pencampuran
kecepatan pencampuran
suhu masing-masing fase alat
kecepatan pendinginan
Berpengaruh pada:
distribusi ukuran fase droplet
viskositas
stabilitas
Pada post proses, pengadukan yang terus menerus 
> encer
Metode pembuatan emulsi
Metode Gom Kering
Emulsi dibuat dengan jumlah komposisi minyak dengan ½ jumlah volume air dan ¼
jumlah emulgator
metode continental dan metode perbandingan 4 bagian minyak, 2 bagian
4;2;1 air dan 1 bagian emulgator

gom didispersikan kedalam minyak, lalu ditambahkan air


sebagian

diaduk /digerus dengan cepat dan searah hingga terbentuk


korpus emulsi
Setelah terbentuk korpus emulsi kemudian sisa air
ditambahkan sedikit demi sedikit hingga habis sambil
diaduk.
Metode Gom kering
Metode Gom Basah
Siapkan emulsi dengan musilago atau melarutkan gum sebagai emulgator

metode continental dan metode 4;2;1. sama seperti metode gom


kering.

emulgator yang digunakan harus dilarutkan/didispersikan


terlebuh dahulu kedalam air

Setelah terbentuk korpus emulsi kemudian sisa air


ditambahkan sedikit demi sedikit hingga habis sambil
diaduk.
Metode Forbes/Metode Botol
Emulsi dibuat dengan pengocokan kuat dan
kemudian diencerkan dengan fase luar.

Dalam botol kering, emulgator yang digunakan ¼ dari jumlah


minyak

Ditambahkan dua bagian air lalu dikocok kuat-kuat, suatu


volume air yang sama banyak dengan minyak ditambahkan
sedikit demi sedikit sambil terus dikocok, setelah emulsi
utama terbentuk, dapat diencerkan dengan air sampai
volume yang tepat
CARA MEMBEDAKAN TIPE EMULSI
 Pengenceran = Dilutiont Test
Setiap emulsi dapat diencerkan dengan fase eksternalnya
 Pewarnaan = dye Solubility test
zat warna akan tersebar rata kedalam emulsi apabila zat tersebut
larut kedalam fase eksternal dari emulsi tersebut. amaranth, adalah
pewarna yang larut air, maka akan terdispersi seragam pada emulsi
tipe m/a. Sudan III, adalah pewarna yang larut minyak, maka akan
terdispersi seragam pada emulsi tipe a/m.
 Creaming Test
memisahkan emulsi karena fase internal dari emulsi tersebut
melakukan pemisahan sehingga tidak tersebar kedalam emulsi
 Conductivity test
Fase eksternal dari emulsi dapat dilalui aliran listrik. Elektroda
dicelupkan, jika lampu indikator nyala berarti fase eksternalnya air.
Faktor alat yg berpengaruh pada
stabilitas dan karakteristik emulsi
• kecepatan putaran pengaduk berpengaruh pada tipe
aliran yg terjadi: laminer/ turbulen/ cavitation 
a.l.berpengaruh pd ukuran droplet
• Transfer panas: pengaturan suhu konstan (ada mantel pd
tanki/ tidak), gradasi peningkatan/ penurunan suhu (air
inlet/ outlet)
• Deaerasi
• Pumping
Kemasan
• Menjamin tidak ada adsorpsi dari bahan
wadah
• Tidak ada partikel yang lepas dari wadah
• Tidak ada interaksi dg komponen wadah
• Tertutup rapat
• Berwarna gelap (bila ada bhn yg sensitif
cahaya
• Ada ruang untuk pengocokan
Uji sediaan emulsi
• Karakteristik fisik (incl. organoleptis, tipe
emulsi, stabilitas fisik dll)
• pH
• Viskositas
• BJ
• Kadar
• Kandungan m.o *
• Uji potensi *
Protokol uji stabilitas
• Sediaan 24 – 48 jam setelah pembuatan
• Dibandingkan dg produk sejenis yg diket.
Karakteristik stabilitas dan shelf life sbg
referensi
• Kondisi penyimpanan disesuaikan dg
kondisi “commercial lifetime” ~ shipping,
handling, storage and use
• P.U: penyimpanan: 5, 25, 40 dan 50 ºC
• Minimal stabil selama 3 bulan pada suhu
5 dan 40 ºC
Freeze-Thaw testing
• Suhu pendinginan: -10 sampai -5ºC
• Dilakukan berulang
• Keterbatasan : variable laju pendinginan dan
pemanasan, suhu tidak seragam selama uji
dan adanya komponen yg tidak stabil oleh
suhu
• Hanya merupakan cara prediksi oleh karena
tidak sama dg kondisi penyimpanan

Anda mungkin juga menyukai