m a Emulsi m/a/m
m a Emulsi m/a + minyak
ma + emulgator a/m
m
m
• Direkomendasikan untuk obat yg labil
(mudah terdegradasi scr kimia, fisik atau
enzimatis)
Tujuan:
• melindungi bahan dari rx lingkungan
• Prolong partisi, difusi dan release
• Mencegah inkompatibilitas dg bahan lain
dalam 1 sistem
Beda emulsi dan mikroemulsi
• EMULSI • MIKROEMULSI
Emulgator: + surfaktan solubilisasi miselar
+ cosurfaktan mikroemulsi
(co: pentanol)
Perlu surfaktan 2-3% Perlu surfaktan > tinggi = 6-8%
Tbt scr spontan
Ukuran: bbrp µm Ukuran droplet <0,15µm
tampak turbid Tampak transparan
> stabil
Kritis: jenis dan ratio stabilizer
Pertimbangan Formulasi Emulsi:
Stabilitas Pemilihan
Keamanan
kimia fase minyak
Pemilihan
Pemilihan
Rasio fase bahan
surfaktan
tambahan
Komponen Formula Emulsi
Konsistensi
Kejernihan
Pemilihan Pemilihan
pengawet antioksidan
Contoh Formula Emulsi
alat yang digunakan dalam
pembutan Emulsi :
1.mortir dan stamfer
emulsi skala kecil, mortir dengan permukaan kasar
2. Botol
penggojokan yang terputus-putus
3. Mixer/pengaduk
fase dispers dihaluskan oleh pisau mixer yang berputar
dengan kecepatan tinggi , fase dispers berbentuk kecil
4. Homogenizer
Fase dispers dilewatkan dalam celah sempit, sehingga
partikel mempunyai ukuran yang sama
Pada proses pembuatan:
letak awal emulgator
cara/ urutan pencampuran
kecepatan pencampuran
suhu masing-masing fase alat
kecepatan pendinginan
Berpengaruh pada:
distribusi ukuran fase droplet
viskositas
stabilitas
Pada post proses, pengadukan yang terus menerus
> encer
Metode pembuatan emulsi
Metode Gom Kering
Emulsi dibuat dengan jumlah komposisi minyak dengan ½ jumlah volume air dan ¼
jumlah emulgator
metode continental dan metode perbandingan 4 bagian minyak, 2 bagian
4;2;1 air dan 1 bagian emulgator