Anda di halaman 1dari 31

IDENTIFIKASI PROBLEM TERKAIT

OBAT (DRUG RELATED PROBLEMS)


DALAM ASUHAN KEFARMASIAN

TIM FARMASI KOMUNITAS


PHARMACEUTICAL CARE
(asuhan kefarmasian)
Pharmaceutical
care

Product orieted Patient oriented

KepMenKes 1027/Menkes/2004 :
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Pharmaceutical Care

• Pharmaceutical care  sebuah filosofi yang merubah


paradigma dari orientasi produk kepada orientasi
pasien.

• Penerapan pharmaceutical care berarti :


 Mengadopsi sebuah filosofi dari praktek farmasis yang
memperdulikan pasien  tanggung jawab untuk menjamin
bahwa keputusan yang ditetapkan pada pasien merupakan
pilihan terbaik
 Menggunakan ilmu dan keahliannya untuk memberikan
keuntungan kepada pasien.
Pemikiran Dasar Pentingnya
Pharmaceutical Care

 Pasien memerlukan dan berhak mendapat


asuhan kefarmasian
 Pengamanan penggunaan obat khususnya long
term terapi
Definisi Pharmaceutical Care
Responsible provision of drug therapy for the purpose
of achieving definite outcomes that improve a
patient’s quality of life.

Outcome yang dicapai adalah :


• Obat sesuai penyakit / menyembuhkan penyakit (infeksi)
• Reduksi / eleminasi simptom yang muncul (nyeri)
• Penghambatan proses penyakit (gangguan fungsi ginjal)
• Melindungi dari penyakit atau simptom yang muncul (stroke)
Pharmaceutical care
 Tanggung jawab farmasis dalam
terapi obat kepada pasien agar
tercapai outcome tertentu sehingga
tercapai peningkatkan kualitas hidup
( Genaro, 2000)
 Dalam pelaksanaannya farmasis harus bekerja
sama dengan pasien dan dokter dalam
merancang, melaksanakan dan memonitor
rencana terapi yang untuk menghasilkan
terapeutic outcome yang spesifik.
Fungsi Utama Pharmaceutical Care
 Identifikasi potensial dan actual drug related
problem
 Menyelesaikan actual drug related problem
 Mencegah potensial drug related problem
The Therapeutic Relationship
 Terbangunnya hubungan terapetik antara
farmasis dan pasien merupakan komponen
integral dari pharmaceutical care

 Terjadi saat pasien memerlukan untuk terlibat


lebih mendalam pada kesehatannya 
penting untuk membangun kepercayaan dan
hubungan kolaborasi dengan provider
kesehatan.
Kontribusi Farmasis Dalam
Therapeutic Relationship :
 Menekankan pentingnya keselamatan
pasien
 Memelihara sikap yang sesuai untuk
peduli pada keselamatan pasien
 Menggunakan pengetahuan dan keahlian
profesionalnya untuk kepentingan
pasien.
IDENTIFIKASI DRUG’S RELATED
PROBLEM
 Tujuan dari pharmaceutical care oleh
farmasis adalah melindungi pasien dari
problem terapi karena obat sebelum
terjadi dan mengatasi problem yang
mungkin timbul. siklus pharmaceutical
care
Siklus Pharmaceutical Care

menetapkan tujuan
Identifikasi
terapi ( what do
problem ( why
you want to do?)
do anyhing? )

monitoring dan follow mengembangkan


up ( How will you sebuah care plan
know you did it ? (how will you do
it?)
 Awal siklus : identifikasi problem terapi
obat : farmasis menanyakan pada diri sendiri
apakah pasien mengalami masalah terkait
obat ?
 jika jawaban ya, step ke dua analisis
mengapa itu terjadi  diambil keputusan
terbaik
 Step selanjutnya  implementasi care plan.
 Dilakukan follow up dan monitoring terapi
Problem Terapi Obat Bukan Problem Medik

 Problem medik terkait kondisi klinis pada


seorang , misalnya : hipertensi
 Problem terapi obat yaitu problem pasien
karena penggunaan obat
Menemukan Drug therapy problem
• Jika farmasis melakukan evaluasi dalam
praktek nya secara kritis  akan
menemukan masalah terapi obat seperti
interaksi obat dan duplikasi terapi.
• Famasis berkomunikasi dengan tenaga
kesehatan, mempelajari kondisi pasien, dan
melakukan apa yang perlu dipecahkan dari
masalah yang ada
• ini yang disebut farmasis melakukan asuhan
kefarmasian
• Dalam praktek asuhan kefarmasian 
dicermati masalah yang mungkin timbul pada
penggunaan obat .
• Misalnya : pasien mendapat resep amoxilin
250 mg untuk diminum 3 kali sehari selama
10 hari. Selama profil pengobatan dilakukan
rutin , ternyata pasien juga menggunakan oral
kontrasepsi.
• Perlu dicermati potensi terjadinya interaksi
obat tersebut dan dikomunikasikan dengan
pasien.
 Masalah terapi obat tidak dapat diidentifikasi
hanya dari resep tetapi dibutuhkan daftar
riwayat pasien dan informasi lain untuk
menjamin keberhasilan terapi
5 Tahapan Dalam Proses Asuhan
Kefarmasian (AphA):
1. Membangun kerjasama profesional dengan pasien
2. Informasi terkait pengobatan pasien harus dikumpulkan,
terorganisir, terdaftar dan dipelihara.
3. Informasi terkait pengobatan pasien harus dievaluasi dan
rencana terapi obat harus dikembangkan mutunya
4. Menjamin pasien mendapat semua informasi dan
pengetahuan untuk melakukan rencana terapi obat
5. Melakukan kontrol dan monitoring pengobatan pasien

Dalam pelaksanaannya farmasis peduli terhadap


adanya kebutuhan pasien terkait obat.
Kebutuhan Pasien Terkait Obat
(Drug Related Needs)
1. Pasien mendapat informasi yang cukup untuk
setiap obat yang didapat
2. Pasien mendapat terapi obat yang efektif
3. Pasien mendapat terapi obat yang aman
4. Pasien dapat patuh pada terapi obat atau rencana
asuhan yang lain
5. Pasien mendapat semua obat dari terapi yang
dibutuhkan untuk memecahkan indikasi .

Dari 5 kebutuhan pasien terkait obat tersebut


terdapat 7 type masalah terapi obat (drug related
problem)
Contoh masalah terkait obat
Contoh masalah terkait obat
Contoh masalah terkait obat
Contoh masalah terkait obat
 https://www.youtube.com/watch?v=S8QH
QlzxbHQ&index=93&list=PLgib9JbagF0qa
4Ya1WLk9mcvznzZ-OR89
 https://www.youtube.com/watch?v=3nEigg
f50m4&list=PLgib9JbagF0qa4Ya1WLk9mc
vznzZ-OR89&index=92
 https://www.youtube.com/watch?v=w48H
9gfHyfo&list=PLgib9JbagF0qa4Ya1WLk9m
cvznzZ-OR89&index=91
Masalah Terapi Obat Akibat Tidak
Ditemukannya Kebutuhan Terkait Obat

Kebutuhan terkait obat Masalah Terapi Obat


Kelayakan indikasi 1. Terapi obat yang tidak perlu
Keefektifan 2. Salah Obat
3. Dosis terlalu rendah
Keamanan 4. Reaksi obat yang merugikan
5. Dosis terlalu tinggi
Kepatuhan 6. Kecenderungan tidak patuh
7. Membutuhkan tambahan
terapi obat

Sumber : Tomechko MA, Strand LM, Morley PC, Cipolle RJ. Q and A from the pharmaceutical care project in Minnesota. Am
Pharm. 1995;NS35(4):30-9.
Penyebab Masalah Terapi Obat
(drug Therapy Problem)
Masalah terapi obat Penyebab

Terapi obat yang tidak perlu Tidak ada indikasi medis


Ketagihan untuk menggunakan obat
Obat nonterapi lebih layak
Duplikasi terapi
Pengobatan menghindari reaksi yang
merugikan

Salah Obat Dosis tidak layak


Terdapat kontraindikasi
Obat tidak teridentifikasi untuk kondisi
Tersebut
Obat lain lebih efektif
Dosis terlalu rendah Dosis salah
Ketidak layakan frekuensi
Ketidak layakan durasi
Penyimpanan yang tidak benar
Adminstrasi yang tidak benar
Interaksi obat

Reaksi obat yang merugikan Obat tidak aman bagi pasien


Reaksi alergi
Adminstrasi yang tidak benar
Interaksi obat
Peningkatan atau penurunan dosis yang
terlalu cepat
Efek yang tidak diinginkan

Dosis terlalu tinggi Salah dosis


Ketidak layakan frekuensi
Ketidaklayakan durasi
Interaksi obat
Kecenderungan tidak patuh Obat tidak digunakan
Tidak dapat menjangkau produk obat
Tidak dapat menelan atau menggunakan
obat
Tidak mengerti instruksi
Pasien mungkin tidak mengambil obat

Membutuhkan tambahan terapi obat Kondisi tidak berobat


Penyelarasan terapi
Terapi pencegahan

Sumber : Tomechko MA, Strand LM, Morley PC, Cipolle RJ. Q and A from the pharmaceutical care project
in Minnesota. Am Pharm. 1995;NS35(4):30-9.

Pendekatan asuhan kefarmasian diharapkan mampu


mengidentifikasi masalah pasien dengan resep. Tanpa
pendekatan ini, kemungkinan kecil masalah terapi obat
akan ditemukan.
Actual dan Potensial Drug Therapy
Problem
• Drug therapy problem ada 2 kondisi : aktual dan
potensial.
• Aktual problem adalah problem yang terjadi dan
farmasis harus berusaha menyelesaikan .
• Potensial problem adalah problem yang mungkin
terjadi pada pasien dan farmasis perlu melakukan
intervensi.
• Ketika masalah telah terjadi farmasis harus segera
beraksi.
• Jika berpotensi terjadi apoteker harus mengambil
langkah yang dibutuhkan untuk mengatasinya
• Aktual atau potensial problem erat kaitannya
dengan interaksi farmasis dengan dokter.
• Farmasis seharusnya tidak memutuskan masalah
potensial tanpa berkomunikasi sebelumnya dengan
dokter untuk memutuskan bersama masalah yang
potensial.
• Untuk dapat menemukan masalah terapi obat 
farmasis terlatih untuk memeriksa resep dan
mengidentifikasi masalah yang potensial terjadi.
• Tantangan besar dalam asuhan kefarmasian adalah
bagaimana farmasis mampu melakuan assesment
yang benar dan melakukan analisis dari problem
yang ada
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai