FA 5163
PELAYANAN KEFARMASIAN (3)
Contents
3
4
LATAR BELAKANG
Lebih dari 50% obat-obatan di dunia
diresepkan dan diberikan secara tidak tepat,
tidak efektif, dan tidak efisien
Terbalik dengan kondisi tersebut diatas, 1/3
penduduk dunia kesulitan mendapatkan akses
memperoleh obat esensial harus dilakukan
upaya untuk tercapainya cost effective
medical intervention
Kompleksitas pemilihan obat, kesalahan
konsepsi tentang obat & kendala-kendala pada
penggunaan obat yang rasional (POR)
PENGERTIAN :
PENGGUNAAN OBAT
RASIONAL (POR)
Apabila pasien menerima pengobatan
sesuai dengan kebutuhan klinisnya, dalam
dosis yang sesuai dengan kebutuhan, dalam
periode waktu yang adequate dan dengan
biaya yang terjangkau oleh masyarakat
banyak.
PENGGUNAAN OBAT
RASIONAL, WHY?
Untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi belanja obat sebagai salah satu
upaya cost effective medical interventions
Mempermudah akses masyarakat untuk
memperoleh obat dengan harga
terjangkau
Mencegah dampak penggunaan obat yang
tidak tepat yang dapat membahayakan
pasien
Meningkatkan kepercayaan masyarakat
(pasien) terhadap mutu pelayanan
kesehatan
Peran Farmasis/apoteker
Registered pharmacist
GPP
based on
Pharmaceutical
Care
Obat modern
Rumah sakit
Apotek, dll
Kegiatan manajerial
Kegiatan fungsional/klinik
Pharmacist
Bioscientist
ObatChemist, etc.
Obat alami GMP
Industri Farmasi,
Industri jamu,
Lembaga Riset, dll
Produksi obat,
Penemuan obat
(CPOB)
Tugas Kelompok :
PMK No.35/2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
PMK No.58/2014 tentang Standar pelayanan Kefarmasian di Rumah sakit
PMK No.30/2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
Penggunaan
Obat dan
sediaan
farmasi yang
rasional
(bagi pasien)
Pelayanan Obat
Periode/tahap
tradisional
(sebelum th 1960)
Periode/tahap transisional
(tahun 1960-1970)
Periode/tahap
masa depan
(abad ke 21)
Pelayanan
kefarmasian/
Pharmaceutical care
Pharmaceutical Care ?
Hepler and Strand (1990)
from: Am. J Hosp Pharmacy 47,533-543
Is the direct responsible provision of medication
related care for the purpose of achieving definit
outcomes that improve patients quality of life
Tujuan Praktisi Apoteker dalam Pharmaceutical care:
1. Mencegah terjadinya DRP yang akan terjadi
2. Mencari solusi dari DRP yang terjadi
Outcomes:
kesembuhan (cure of disease)
pengurangan gejala penyakit (elimination or
reduction of patients symptoms)
perlambatan proses terjadinya penyakit (arresting
or slowing of a disease process)
pencegahan penyakit atau gejala penyakit
(preventing a disease or symptoms)
STEP 2
Develop a care
plan
STEP 3
Implement the
care plan
Company Logo
LOGO
IDENTIFIKASI DRUG
RELATED PROBLEM (DRP)
LOGO
LOGO
1.Identifying Drug
Therapy Problem
1.Care cycle
2.Drug therapy problems,not medical
problems
3.Discovering drug therapy problems
4.Beyond counseling
5.Cause of drug therapy problem
6.Actual and potential drug therapy
problems
7.Case study
Patient Medication
Record (PMR)
PMR
Ph care practitioners
make
a point of gathering
additional information
to ensure that the
intended outcome of
therapy is achieved
and that no drug
therapy problems
occur
Tepat indikasi
Efektifitas
2. Salah Obat
3. Dosis terlalu rendah
Keamanan (safety)
Kepatuhan
6. Ketidak patuhan
1. Pengkajian Resep
a. Kajian
Administratif
b. Kajian
Kesesuaian
farmasetika
c. Kajian
pertimbangan
klinis
CAUSES
(PENYEBABNYA)
No medical indications
Addiction/recreational drug use
Nondrug therapy more
appropiate
Duplicate therapy
Treating avoidable adverse
reaction
Contra indications
Dosage form inappropiate
Condiction refractory to drug
Drug not indication for
condition
More effective drug available
Frequency inappropiate
Wrong dosage
Incorrect administration
Drug interaction
Incorrect storage
2.Wrong drug
(salah Obat)
Causes
Allergic reaction
Unsafe drug for patient
Incorrect administration
Drug interaction
Dosage increased or decreased
too quickly
Undesirable effect
Wrong dose
Freuquency inappropiate
Duration inappropiate
Drug interaction
www.themegallery.com
CAUSE
6.Inappropiate compliance
(Ketidakpatuhan)
(11 %)
(23%)
2. Obat Salah
Kontraindikasi :
Isotretinion (Accutane) vs kehamilan
Alergi :
Penisilin, Aspirin dll
Obat yang buka paling efektif unutk indiksasi :
Bronchodilator inhaler vs theophyllin untuk asma
Faktor resiko yang kontraindikasi sengan obat :
hamil, isotretinion
Efek terapi bukan yang paling murah:
dari brand ke generik, gejala awal maag diberikan :
ranitidin, omeprazol
infeksiparu-paru : quinolon terbaru vs penisilin
Efek terapi bukan yang paling aman :
tergantung kasus : NSAID vs parasetamol
Antibiotika resisten terhadap infeksi pasien
Pseudoefedrin vs hipertensi
Dosis yang ditingkakan/diturunkan terlalu cepat :
Prednison
Interaksi Obat :
Amoksilin vs obat KB
Efek samping :
CTM vs efek samping
6. Ketidakpatuhan
tidak
7. Butuh Obat
kondisi baru membutuhkan terapi obat
upset stomach
kronis butuh kelanjutan terapi obat :
hipertensi
kondisi yang membutuhkan kombinasi obat:
Digitalis, Furosemida, kalium
Kondisi dengan resiko dan butuh obat untuk
mencegahnya :
Aspirin : stable coronary disease
LOGO
Formulating questions
Searching for information:
To be effective,health professionals must
maintain clinical competence and awareness of
the most effective therapy for preventing and
treating illness.
Formulating a response
Communicating the response
Documentation and follow up
Basic drug information library or internet
PELAYANAN INFORMASI
KEBIJAKAN NASIONAL
TENTANG POR ?
FOKUS GPP:
4 hal yang direkomendasikan FIP bagi negara berkembang
1.PERSONIL:
Aksestabilitas apoteker
bagi masyarakat yang
membutuhkan
konsultasi dan
informasi tentang
obat,pengobatan serta
edukasi tentang
kesehatan
2.PELATIHAN:
Apoteker hrs mampu
mengembangkan kompetensi
dan ketrampilan
berkomunikasi interpersonal
sehingga apoteker harus
mengikuiti pelatihan yang
tepat dan berkesinambungan
(CPD)
3.STANDAR:
a.Bangunan
b.Penyerahan obat:
Tepat obat,tepat dosis,tepat
sediaan,interaksi obat,daluarsa
obat,instruksi dan informasi
c.Wadah/kantong obat : BABE
d.Etiket
e.Instruksi: how and when minum obat
f.PMR
4.Peraturan
perundangan
dan Kebijakan
Obat Nasional
(KONAS)
1.STRATEGI EDUKASI
Informasi tentang obat yang diberikan
secara independen dan transparan.
2. STRATEGI REGULASI
Menyusun pedoman/standar klinis
Menyusun Daftar Obat Esensial Nasional
(DOEN) Tugas Kelompok
Menyusun peraturan/legislasi yang tepat
dan dilaksanakan secara konsisten
3. STRATEGI MANAJERIAL
Membangun sistem : lintas program dan
lintas sektoral untuk mengkoordinasikan
kebijakan POR
Membentuk komite farmasi dan terapi di
rumah sakit dan tingkat kabupaten
Supervisi, audit dan umpan balik
Mengurangi praktik pemberian insentif
berlebihan kepada petugas kesehatan
4. STRATEGI FINANSIAL
Analisis Biaya POR di Puskesmas
Cost Effectivienes obat di Rumah Sakit
Polypharmacy
Penggunaan antibiotik secara tidak tepat
dosis dan indikasinya
Penggunaan injeksi yang berlebihan
Pemberian resep yang tidak sesuai dengan
indikasi klinis dan diagnosis
Swamedikasi yang tidak tepat
KOMBINASI ANTARA DUA JENIS OBAT ATAU LEBIH YANG MEMPUNYAI EFEK YANG SAMA
ATAU MIRIP UNTUK MENGOBATI SATU SIMPTOM
Contoh :parasetamol dikombinasi dengan salicylamide dan acetylsalicylic
acid
untuk mengobati pasien demam. potensiasi
www.themegallery.com
Company Logo
44
dekstrometorfan
b. obat flu yang mengandung 6 bahan aktif
dalam satu tablet,yaitu parasetamol, salisilamid,
phenylpropanolamine
(PPA),
www.themegallery.com
POLIFARMASI
www.themegallery.com
Company Logo
SAR AN
Supaya pengobatan lebih mendekati rasional
maka disarankan hal-hal
berikut:
1. Sediaan obat polifarmasi harus dikurangi
di
pasaran.
2. Sediaan obat kombinasi tetap yang dalam
bentuk polifarmasi sebaiknya yang
bersifat
potensiasi dengan harga yang tidak lebih
mahal dari masing-masing
www.themegallery.com
Company Logo
SARAN
obat pada pasien, dan cost harga obat sehingga dapat dipilih o
www.themegallery.com
Company Logo
Daftar Pustaka
PerMenKes No.35/2014 ttg Standar Pelayanan
kefarmasian di Apotek
Bahaudin,N.,Dra.,MM.,Apt, 2010, Implementasi
Kebijakan Penggunaan Obat rasional di
Indonesia,Direktur Bina penggunaan Obat rasional
Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Dep.Kes RI
WHO,2012,Medicines,WHO,Geneve,
[online],http://www.who.int/medicines/areas/rational_u
se/en/[10 Nopember 2014]
Rover,J.P.,Currie,J.D.,Hagel.H.P., Mc
LOGO