Anda di halaman 1dari 5

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kata komunikasi berasal dari bahasa latin comunicare yang berarti
berpartisipasi atau memberitahukan.Komunikasi merupakan seni penyampaian
informasi (pesan, ide, sikap, atau gagasan) dari komunikator atau penyampaian
berita, untuk mengubah serta membentuk perilaku komunikasi atau penerima berita
(pola, sikap, pandangan, dan pemahamannya), dan pehaman yang dikehendaki
bersama.
Dalam ilmu kesehatan contohnya farmasi juga tidak luput dari komunikasi,
yang dimana seorang ahli farmasis juga hendaknya harus menguasai bagaimana
cara berkomunikasi dengan pasien, pelanggan maupun teman, baik dalam
pelayanan, konsling, product oriented, patient oriented, kepatuhan pasien,
keberhasilan terapi dan segala macam hal lainnya yang bersangkutan dengan obat-
obatan kuhusnya untuk memberikan informasi yang jelas, akurat, singkat, padat dan
jelas dengan tujuan pasien memahami bagaimana cara mengatasi masalah yang ia
hadapi sebelumnya tentang kesehatan dan obat-obatan.
Komunikasi merupakan salah satu aspek penting yang dikuasai oleh seorang
farmasis dalam melakukan praktek kefarmasian khususnya dimasyarakat. Apoteker
yang handal dalam komunikasi akan mampu memberi penjelasan dengan baik dan
jelas kepada pengguna jasa atau layanan kefarmasian baik itu pasien, tenaga
kesehatan maupun pihak lain yang terkait dengan pekerjaannya. Seorang apoteker
yang komunikatif tentunya tidak cukup dengan hanya mampu menjelaskan saja
tetapi akan menjadi nilai tambah jika dapat memberi pemahaman dan mengedukasi
pengguna sehingga pengguna benar-benar merasakan manfaat dari layanan yang
diberikan apoteker (Utami, 2012)
Komunikasi efektif merupakan komunikasi yang mampu menghasilkan
perubahan sikap pada orang yang terlibat didalam komunikasi. Pentingnya
komunikasi khususnya komunikasi efektif agar sesuatu yang ditampilkan dan
dilakukan adalah komunikasi
B. Rumusan Masalah
1. apa yang di maksud dengan pengertian komunikatif efektif?

C. Tujuan
1. untuk mengetahui pengertian komunikasi
BAB II PEMBAHASAN

A. Komunikasi Efektif
Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh komunikator berupa
penyampaian pesan melalui media tertentu kepada komunikan, komunikan
menerima pesan dan memahami pesan sesuai dengan kemampuan serta
menyampaikan tanggapan melalui media tertentu kepada komunikator. Ditinjau
dari sudut pandang pertukaran makna komunikasi dapat diartikan sebagai proses
penyampaian makna dalam bentuk gagasan atau informasi dari komunikator ke
komunikan (Rindang, 2006).
Elemen-elemen yang terdapat dalam komunikasi adalah:
1. Komunikator: orang yang menyampaikan pesan
2. Pesan: ide atau informasi yang disampaikan
3. Media: sarana komunikasi
4. Komunikan: pihak yang menerima pesan
5. Umpan Balik: respon dari komunikan terhadap pesan yang diterimanya.
Komunikasi yang efektif antara tenaga kesehatan dan pasien merupakan
salah satu kompetensi yang sangat penting dan harus dikuasai oleh tenaga
kesehatan. Kompetensi komunikasi menentukan keberhasilan dalam membantu
penyelesaian masalah kesehatan pasien. Komunikasi yang efektif dapat
mengurangi keraguan pasien, serta menambah kepatuhan dari pasien. Tenaga
kesehatan dan pasien sama-sama memperoleh manfaat dari saling berbagi dalam
hubungan yang erat. Setiap pihak merasa dimengerti. Pasien merasa aman dan
terlindungi jika tenaga kesehatan yang menanganinya melakukan yang terbaik
untuk pasiennya. Ketika saling terhubung, Apoteker dapat mengerti dan
bereaksi lebih baik pada perubahan perilaku dan perhatiannya pada pasien
setiap saat. Komunikasi yang efektif antara apoteker dan pasien sangatlah
diperlukan untuk memperoleh hasil yang optimal, berupa masalah kesehatan
yang dapat diselesaikan dan kesembuhan pasien.
komunikasi efektif mampu mempengaruhi emosi pasien dalam
pengambilan keputusan tentang rencana tindakan selanjutnya. Perlu dibangun
komunikasi efektif yang dilandasi
keterbukaan, kejujuran dan pengertian akan kebutuhan, harapan, maupun
kepentingan masing-masing. Dengan terbangunnya komunikasi yang efektif,
pasien akan memberikan keterangan yang benar dan lengkap sehingga dapat
membantu dalam mendiagnosis penyakit pasien secara baik dan memberi obat
yang tepat bagi pasien (Endang, 2012).
Komunikasi yang efektif, bertanggung jawab dan saling menghargai profesi
mampu memberikan kontribusi yang baik dalam hubungan kerjasama, sehingga
mampu menumbuhkan kepercayaan antar profesi, dengan adanya komunikasi yang
efektif sesama profesi kesehatan maka dapat menciptakan kepuasan dan keamanan
bagi pasien (Noor, 2017).

B. Komunikasi apoteker terhadap pasien


Komunikasi yang dilakukan apoteker terhadap pesien meliputi:
1. Nama obat dan tujuan pengobatan
Apoteker memberikan informasi terhadap pasien mengenai nama obat dan tujuan
penggunaan masing-masing obat.
2. Aturan pakai obat
Apoteker menyampaikan aturan pakai mengenai frekuensi dan waktu penggunaan
obat, takaran obat hal ini bertujuan agar pasiendapat menggunakan obat tepat
frekuensi dan waktu penggunaan terutama untuk obat-obat yang sangat dipengaruhi
oleh frekuensi penggunaan. Begitu juga untuk aturan dan takaran juga sangat
diperlukan untuk di fahami dengan baik oleh pasien, karena kesalahan aturan
ataupun takaran akan membahayakan bagi pasien.

3. Cara penggunaan obat


Apoteker juga menyampaikan dengan baik bagaimana cara penggunaan obat yang
seharusnya. Terutama untuk obat- obat dengan cara penggunaan yang khusus agar
tujuan terapi atau pengobatan pasien tercapai dengan optimal.
4. Lama penggunaan Obat
Lama penggunaan obat perlu di informasikan agar pasien memahami dengan baik
tentang lama penggunaan obat terutama penggunaan antibiotik. Dimana
penggunaan antibiotik harus sesuai dengan lama penggunaan obat agar tidak terjadi
resistensi.
5. Efek samping
Efek samping obat juga sangat perlu untuk disampaikan kepada pasien pada saat
konseling, agar pasien memahami dengan baik dari efek samping obat yang
digunakan.
6. Cara penyimpanan obat
Cara penyimpanan juga perlu di sampaikan pada pasien agar pasien memahami
dengan baik cara penyimpanan obat untuk menjaga stabilitas zat aktifnya terutama
jika kemasan obat telah dibuka (Faridah, 2016).

Anda mungkin juga menyukai