para pengambil keputusan sistem formularium Pertama, dalam hubungannya dengan pilihan
nasional dialam asuransi kesehatan nasional In- sebagai konsekuensi keterbatasan sumber daya
donesia yang disebut Jaminan Kesehatan Na- dan ketidakmampuan kita untuk memproduksi se-
sional (JKN).4,5 Dalam kaitannya dengan hal ini, mua output yang diinginkan; dan kedua, dalam
kita bisa berharap bahwa studi farmakoekonomi hubungannya dengan input dan output, terkait
akan dilakukan secara lebih rutin di Indonesia di dengan biaya dan konsekuensi dari aktivitas.
masa mendatang, karena alasan-alasan berikut: Tugas dasar farmakoekonomi adalah mirip de-
ngan analisis ekonomi, seperti mengidentifikasi,
1. Tekanan politik. Industri asuransi kesehatan mengukur, menilai dan membandingkan biaya
nasional harus menyadari bahwa pemenuhan produk farmasi dan konsekuensi (hasil) alternatif
biaya farmasi haruslah merupakan bagian dari yang dipilih. Setiap data farmakoekonomi akan
setiap keputusan mengenai keuntungan obat- menyediakan analisis biaya dibanding hasil yang
obatan tidak peduli bagaimanapun desain sis- didapat.
tem perawatan kesehatannya.
Gambar 1 menjelaskan sebuah model farma-
2. Tekanan regulasi. Sejumlah negara telah koekonomi sederhana. Dalam model ini, kita
mengusulkan proposal yang menyebutkan bah- harus mengambil keputusan apakah akan me-
wa riset farmakoekonomi akan disertakan se- milih Obat A, atau pembandingnya, Obat B.
bagai bagian dari pengembangan obat-obatan. Dalam melakukannya, sebuah analisis biaya ter-
Saat ini, hanya Australia dan Kanada yang hadap masing-masing obat dan hasilnya harus
telah mengembangkan panduan evaluasi far- dibuat untuk memberikan keputusan yang ra-
makoekonomi terhadap obat-obatan yang akan sional. Riset farmakoekonomi harus terlebih dulu
ditempatkan dalam formularium nasional.7 US menentukan biaya dan hasil yang diperkirakan,
serta analisis mengenai bagaimana studi akan di-
Federal Drug Administration (US FDA)7 dan Badan
lakukan dan diukur. Biaya dihitung untuk mem-
Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM) tidak
perkirakan sumber daya yang digunakan dalam
mengembangkan panduan yang berkaitan de-
memproduksi suatu hasil. Ada tiga tipe biaya:
ngan penggunaan data farmakoekonomi dalam
langsung, tidak langsung dan biaya tidak ternilai.
pengembangan obat-obatan. Biaya medis langsung adalah biaya apapun yang
terkait degan pencegahan, pendeteksian, atau
4. Rumah sakit. Institusi ini bisa menggunakan penanganan suatu penyakit. Contoh biaya lang-
data farmakoekonomi untuk menentukan obat- sung adalah: produk dan jasa farmasi, layanan
obatan yang akan ditempatkan dalam daftar dokter, perawatan, uji laboratorium dan seba-
obat-obatan yang mereka setujui dan memu- gainya. Biaya non-medis langsung adalah biaya
tuskan terapi-terapi alternatifnya. yang berhubungan dengan penerimaan produk
dan jasa. Contohnya mencakup transportasi, ru-
5. Industri asuransi kesehatan. Seperti halnya angan dan sebagainya. Biaya tidak langsung ada-
rumah sakit, institusi ini juga memanfaatkan lah biaya yang berhubungan dengan sakit dan/
data farmakoekonomi untuk menentukan obat- atau kematian contoh biaya tak langsung adalah
obatan pada formulary-nya. biaya hilangnya produktivitas, bantuan keluarga,
serta peralatan dan perawatannya. Biaya tidak
6. Bagian pemasaran farmasi. Studi farmakoe- ternilai adalah biaya-biaya yang muncul kare-
konomi bisa secara luas digunakan oleh organ- na hilangnya produktivitas. Contohnya adalah
isasi-organisasi ini sebagai bagian dari strategi biaya yang berkaitan dengan sakit, penderitaan,
pemasaran mereka untuk mendukung klaim kecemasan dan dukacita. Biaya tidak ternilai tidak
bahwa produk mereka cost-effective. dikonversi menjadi suatu nilai, namun biasanya
diekspresikan dalam istilah quality-adjusted-life-
years seperti akan dijelaskan selanjutnya
II. Evaluasi ekonomi selalu melibatkan anali-
sis komparatif dari tindakan alternatifnya
Pertimbangan biaya penting lainnya adalah bi-
Ada dua parameter yang menentukan setiap
aya rata-rata dan biaya marjinal.1 Biaya rata-rata
analisa ekonomi (termasuk jasa kesehatan).8
adalah biaya-biaya yang telah dikalkulasi dengan n = jumlah tahun setelah munculnya biaya
membagi total biaya dengan unit hasil. Biaya mar-
jinal (inkremental), sebaliknya didefinisikan seba- Sebagai contoh, jika sebuah penanganan mem-
gai biaya memproduksi tambahan unit hasil. butuhkan biaya Rp 500.000 per tahun selama
hingga 3 tahun mendatang dan nilai uang
Secara teoritis, perbandingan biaya dilakukan berubah sebesar sekitar 12% per tahun, maka
pada satu titik waktu. Penghitungan diskonto nilai saat ini dari biaya-biaya ini adalah Rp 1.345.027,-
(discounting), atau penyesuaian untuk waktu yang didapat dari [500 + (500/1,12) + (500/1,122)].
yang berbeda, merupakan proses penguran-
gan biaya dan manfaat masa depan kembali Memilih tingkat diskonto haruslah berhati-hati,
ke nilainya saat ini.9 Sebagian orang lebih suka karena angka ini sendiri bisa menjadi sumber
menerima uang sekarang dibanding nanti. Se- kontroversi. Penggunaan tingkat diskonto yang
hingga, Rp 1.000.000,- hari ini lebih berharga sangat rendah atau sangat tinggi akan me-
dibandingkan Rp 1.000.000,- tahun depan. Ketika nguntungkan proyek tertentu dan bisa men-
sebuah perawatan berlangsung lebih dari satu ta- dorong munculnya kesimpulan yang berbeda.
hun, uang harus diukur menggunakan nilainya
Untuk meminimalkan variasi yang besar dalam
sekarang (PV, present value). Itulah yang disebut
biaya dan hasilnya, bisa dilakukan analisis sen-
penghitungan diskonto. Menggunakan sebuah
tingkat diskonto (interest, bunga), perkiraan time sitivitas untuk menentukan efek selang tingkat
value of money (nilai uang berdasarkan waktunya) diskonto pada sebuah studi individual.3,7 Analisis
bisa dihitung. Formula berikut dipinjam dari ilmu sensitivitas digunakan untuk menguji apakah
manajemen finansial untuk mengkalkulasi nilai kesimpulan dari sebuah evaluasi farmakoekono-
uang berdasarkan waktu (time value of money): mi berubah ketika masing-masing variabel input
diperiksa dalam suatu selang nilai yang dapat
PV = FVn(1+r)-n
diperkirakan. Jika kesimpulannya bisa didukung
melalui analisis sensitivitas, ber-arti peluang kes-
impulan tersebut bisa diterima menjadi lebih
Keterangan : tinggi. Namun, jika kesimpulan-nya berubah,
PV = nilai saat ini
harus dilakukan penyesuaian untuk menentukan
FVn = nilai masa depan pada tahun ke n
nilai sesungguhnya dari variabel yang dimaksud,
r = tingkat diskonto (bunga)
atau untuk menyatakan secara eksplisit bahwa
Jika rasio >1, manfaat melebihi biaya dan produk atau nurunan LDL, biaya per mmHg penurunan
jasa tersebut bermanfaat. Jika rasio = 1 berarti manfaat tekanan darah, biaya per nyawa yang ber-
sama dengan biaya. Jika rasio <1, artinya biaya lebih be- hasil diselamatkan dan sebagainya. Efektivi-
sar dibanding manfaat, dianggap tidak bermanfaat. tas Biaya bisa didefinisikan sebagai memi-
liki:10
Sebagai contoh:
Penanganan A membutuhkan biaya Rp 10.000,- dan 1. Biaya yang lebih rendah dan setidaknya
memberikan manfaat Rp 20.000,- sama efektifnya, atau
Penanganan B membutuhkan biaya Rp 5.000 dan mem- 2. Biaya yang lebih tinggi, namun manfaat
berikan manfaat Rp7.500,- yang lebih tinggi yang layak bagi penam-
Manfaat bersih penanganan A = Rp 20.000,- (-) Rp bahan biayanya, atau
10.000,- = Rp 10.000,- 3. Biaya yang lebih rendah dan manfaat yang
sementara Manfaat bersih penanganan B = Rp 7.500,- (-) lebih rendah, namun manfaat tambahan-
Rp 5.000,- = Rp 2.500,- nya tidak layak bagi penambahan biay-
anya.
Karena kedua rasio menunjukkan hasil yang berman- Obat A berbiaya Rp 100.000,- dan mem-
faat (>1), walaupun ada perbedaan manfaat pada berikan 43 kasus yang berhasil ditangani
kedua penanganan, penanganan yang akan dipilih secara sukses
bergantung pada metoda yang paling tepat untuk per- Obat B berbiaya Rp 83.000,- dan memberi-
tanyaan yang dimaksud. Secara umum, hasil dari ketiga kan 39 kasus yang berhasil ditangani se-
persamaan di atas harus ditampilkan untuk memberi- cara sukses
kan tampilan yang lebih seimbang mengenai biaya dan
manfaatnya. Menilai berdasarkan data efektivitas biaya,
orang memilih Obat B dibanding Obat A
Keuntungan Analisis Manfaat-Biaya karena bisa menghemat Rp 198 per pasien.
Analisis manfaat-biaya bisa digunakan untuk mem- Disamping itu, jika kita lihat efektivitas-biaya
bandingkan dua program penanganan yang tidak marjinal, diperlukan tambahan Rp 4.250 un-
saling berhubungan dengan hasil yang berbeda secara tuk mendapatkan satu tambahan penanga-
nilai moneter. Masing-masing program dievaluasi se- nan yang sukses dengan Obat A. Pengambil
cara terpisah untuk rasio manfaat-biayanya. keputusan harus berpikir apakah biaya tam-
bahan dari Obat A layak dikeluarkan untuk
Kerugian Analisis Manfaat Biaya mendapatkan efektivitas tambahan. Seba-
Karena kita harus menempatkan nilai moneter pada gian besar ekonomis setuju bahwa Analisis
setiap analisis, metoda ini mungkin cukup sulit untuk Efektivitas Biaya marjinal merupakan cara
dilakukan, khususnya dalam kasus dimana kita harus yang lebih tepat untuk menampilkan Anali-
memberikan nilai moneter pada manfaat yang dirasa- sis Efektivitas Biaya.
kan manusia, atau bahkan pada kehidupan itu sendiri.
Keuntungan Analisis Keefektivitasan
Analisis Kefektivitasan Biaya Biaya
Tipe analisis ini mengukur hasil dalam unit kesehatan Keuntungan utama tipe analisis farmakoe-
alami dari perbaikan kesehatan. Hasil dinyatakan dalam konomi ini adalah kemampuannya untuk
istilah biaya per unit perbaikan, seperti biaya per % pe- membandingkan penanganan alternatif
dan menentukan investasi terbaik jika manfaatnya tidak bisa dikurangi ke dalam nilai moneter.
Kerugian Analisis Kefektivitasan Biaya.
Untuk bisa dibandingkan dengan Analisis ini, penanganan farmasi harus memiliki hasil yang sama.
Penerapan Analisis Minimaliisasi Biaya mungkin kualitas dan kuantitas kehidupan. Hasilnya disesuai-
mencakup pembandingan sebuah obat generik kan untuk kualitas dengan menggunakan nilai
dengan obat bermerek, atau membandingkan utilitas. Dalam kaitan ini, utilitas merepresentasikan
obat yang digunakan dalam kondisi berbeda (mi- preferensi yang dinyatakan untuk suatu kondisi
salnya inpatient versus outpatient). Tipe Analisis ini kesehatan tertentu. Nilai utilitas berkisar dari 0
memiliki kemungkinan aplikasi (aplikabilitas) yang hingga 1 QALY, dengan 0 adalah kondisi kematian
terbatas karena hanya ada sedikit skenario dimana dan 1 merepresentasikan kesehatan sempurna.
terdapat efektivitas yang benar-benar setara. Jika kualitas hidup yang terkait dengan kesehatan
berkurang karena penyakit atau penanganan, satu
Keuntungan Analisis Minimalisasi Biaya tahun kehidupan dalam kondisi ini adalah kurang
Ini merupakan yang paling sederhana dibanding dari 1 QALY. Unit ini memungkinkan perbandingan
semua analisis farmakoekonomi lainnya. Keru- antara kesakitan dan kematian. Contoh, nilai utilitas
gian Analisa Minimalisasi Biaya. Semua hasil terapi kondisi kesehatan mencakup: kehidupan dengan
haruslah setara, yang biasanya sulit untuk dilaku- kegagalan jantung yang parah, dengan nilai utili-
kan. tas 0,25; kehidupan dengan gejala post-menopause,
dengan nilai utilitas 0,80; kehidupan dengan rheu-
Analisis Utilitas Biaya matoid arthritis, dengan nilai utilitas 0,50; dan
Analisis Utilitas Biaya merupakan sebuah per- sebagainya. Contoh berikut memberikan utilitas
luasan dari Analisis Efektivitas Biaya. Analisis ini mengenai Analisis Utilitas Biaya terhadap 3 obat
merupakan metode penyesuaian untuk kualitas antineoplastic yang berbeda:
hasil. Unit yang paling umum digunakan dalam
melakukan Analisis Utilitas Biaya adalah quality- Penanganan dengan Obat X memberikan tam-
adjusted-life-years (QALYs) yang menggabungkan bahan tiga tahun kehidupan dengan utilitas 0,6,
mungkin karena efek samping yang luar biasa. Walaupun penanganan dengan Obat Y memberikan tam-
bahan enam tahun kehidupan per pasien, utilitasnya 0,4 yang bisa terjadi karena reaksi negatif yang
kurang bisa ditolerasi terhadap obat ini. Obat Z berada di tengah-tengah di antara dua obat sebelumnya.
Berdasarkan QALY yang didapat, Obat Y mungkin lebih dipilih dibanding Obat X dan Z.
Penggunaan Analisis Utilitas Biaya telah menin- inkonsistensi dalam penginterpretasian hasilnya.
gkat pada beberapa tahun terakhir. Ini disebab-
kan adanya penggunaan faktor utilitas, dimana KESIMPULAN
mencakup tahun kehidupan yang diperoleh dan
kualitas kehidupan dalam Analisis. Namun, kuali- Data farmakoekonomi bisa memberikan dukung-
tas studi ini sendiri harus diperbarui setiap waktu. an berarti untuk berbagai pemeriksaan institu-
Sebuah studi terbaru mengenai Analisis Utilitas Bi- sional terhadap medikasi berdasarkan nilai ekono-
aya menunjukkan bahwa tidak hanya jumlah studi misnya.
yang telah meningkat sejak tahun 1976 hingga
1997, juga kualitas studi telah memburuk selama Sejumlah keputusan yang bisa memberikan
periode ini.11 Penulis buku tersebut meminta di- manfaat dari data farmakoekonomi mencakup
lakukan perbaikan lebih lanjut dalam kredibili- manajemen formularium, keputusan penanganan
tas. Analisisnya dan kemungkinan dilakukannya pasien secara individu, kebijakan penggunaan
proses pemeriksaan yang lebih baik sebelum studi medikasi dan keputusan alokasi sumber daya. Ini
semacam ini dilakukan.11 merupakan bidang yang relatif baru. Sebagian be-
sar riset yang sedang dilakukan dan metode yang
Keuntungan Analisis Utilitas Biaya digunakan dalam evaluasi belum distandarisasi.
Namun, dengan makin seringnya farmakoekono-
Ini merupakan satu-satunya Analisis yang meli- mi digunakan dalam evaluasi produk obat dan
batkan kualitas kehidupan pasien. Kerugian Ana- jasa, semakin penting bagi eksekutif perawatan
lisis Utilitas Biaya. Tidak adanya standarisasi dalam kesehatan untuk memahami prinsip umum dari
melakukan studi mungkin mendorong pada disiplin ini.
daftar pustaka
1. Raskati, K.L Essentials of Pharmacoeconomics, 2nd ed. Philadephia, P.A.: 6. Arikian, S.R., Shannon, M.C., and Einarson, T.R. The demand for pharmaco-
Lippincott Williams and Wilkins, 2014. economic research is on the rise. Medical Marketing and Media 27:60-67,
2. Bootman, J.L., Townsend, R.J., and McGhan, W.F. Principles of Pharma- 1992.
coeconomics, 2nd ed. Cincinnati, OH: Harvey Whitney Books Co, 1996. 7. MacKinnon, G.E. Understanding Health Outcomes and Pharmacoeconom-
3. Bloom, B.S. Pharmacoeconomics for managed care pharmacists. Drug ics. Burlington, M.A.: Jones & Bartlett Learning, 2011.
Ben. Trends 7(7): 15-38, 1995. \ 8. Drummond,M.F.,OBrien,B.,Stoddart,G.L.,andTorrance,G.W.Methodsfor the
4. Kementrian Kesehatan Republik Indoensia. Buku Pegangan Sosial- Economics Evaluation of Health Care Programmes, 1st ed. New York, NY:
isasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial Oxford University Press, 1997.
Nasional. http://www.depkes.go.id/resources/download/jkn/buku- 9. Sanchez, L.A. Applied Pharmacoeconomics: Evaluation and use of pharma-
pegangan- sosialisasi-jkn.p df. Diakses tanggal 7 Januari 2016. coeconomics data from the literature. Am. J. Health-Syst. Pharm. 56:1630-
5. Kementrian kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kee- 1640, 1999.
hatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Pedoman 10.Doubilet P., Weinstein, M.C., McNeil, B.J. Use and misuse of the term cost-
Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional. http://www.jkn. effective in medicine. N. Engl. J. Med. 314:253-256, 1986.
kemkes.go.id/attachment/unduhan/PMK%20No.%2028%20ttg %20 11.Neumann, P.J., Stone, P.W., Chapman, R.H., Sandberg, E. A., and Bell, C.M.
Pe doman%20Pelaksanaan%20Program%20JKN.pdf. Diakses tanggal The quality of reporting in published cost-utility analyses, 1976-1997.
7 Januari 2016. Ann. Intern. Med. 132: 964-972, 2000.