Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

INTERAKSI OBAT DENGAN

SENYAWA DALAM LINGKUNGAN

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS


MATA KULIAH :
INTERAKSI OBAT

OLEH :

KELOMPOK V B2

SISKA SETIAWATI AWAD (4820117167)


SRIKANDI M. ULUPUTTY (4820117278)
SUKMAWATI A. TANILOTON (4820117181)
SULASI TOISUTA (4820117182)
SYINTIA RANI SOULISA (4820117184)
TIARA PUTRI YAMIN (4820117187)
UTARI SIAR (4820117189)

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MALUKU HUSADA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan limpahan karunia-
Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Kami menyusun Makalah yang berisi pembahasan tentang “Interaksi Obat Dengan
Senyawa Dalam Lingkungan” ini untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen
pembimbing mata kuliah Interaksi Obar

Kami mencoba menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah ini memang
masih belum sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikannya
dalam hal pembuatan makalah selanjutnya.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Ambon, 12 Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................1

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2

DAFTAR ISI......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4

A. Latar Belakang.........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................................4
C. Manfaat....................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................6

A. Pengetian Pityriasis Vesicolor.................................................................................6


B. Gejala Dan Penyebab...............................................................................................7
C. Jenis-Jenis................................................................................................................8
D. Pengobatan Secara Farmakologi..............................................................................8
E. Pengobatan Secara Non Farmakologi......................................................................9

BAB III PENUTUP..........................................................................................................11

A. Kesimpulan..............................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dua atau lebih obat yang diberikan pada waktu yang sama atau hampir bersamaan
berpotensi menyebabkan interaksi yang dapat mengubah efek yang diinginkan. Interaksi
bisa bersifat aditif, sinergis atau antagonis efek satu obat oleh obat lainnya, atau semua obat
yang berinteraksi. Walaupun hasilnya bisa positif (meningkatkan kemanjuran) atau negatif
(menurunkan kemanjuran, toksisitas atau idiosinkrasi), dalam farmakoterapi interaksi obat
biasanya tidak terduga dan tidak diinginkan.

Suatu interaksi bisa terjadi ketika efek suatu obat diubah oleh kehadiran obat lain,
obat herbal, makanan, minuman atau agen kimia lainnya dalam lingkungan. Definisi yang
lebih relevan adalah ketika obat bersaing satu dengan yang lainnya, atau yang terjadi ketika
satu obat hadir bersama dengan obat yang lainnya. Kemungkinan terjadinya interaksi obat
semakin besar dengan meningkatnya kompleksitas obat-obat yang digunakan dalam
pengobatan saat ini dan kecenderungan praktik polifarmasi. Telah menjadi semakin sulit
bagi dokter dan apoteker untuk akrab dengan seluruh potensi interaksi

Interaksi obat sangat umum terjadi karena hal-hal berikut. Dokter mungkin tidak
mengetahui ada interaksi dengan obat yang diberikan pada satu resep. Selanjutnya mungkin
ada beberapa dokter yang meresepkan obat untuk satu pasien, dan mereka tidak melihat obat
apa saja yang sudah diberikan kepada pasien itu. Kemungkinan berikutnya adalah pasien
yang semakin tua mempunyai beberapa masalah kesehatan dan memakai semakin banyak
jenis obat. Lebih jauh lagi interaksi obat mungkin belum diketahui sebagai penyebab hasil
pengobatan yang tidak diharapkan atau efek samping.

Penyebab terakhir kemungkinan dokter tidak mengetahui semua jenis obat dan
suplemen yang dipakai oleh pasien,karena pasien tidak memberitahukan. Interaksi obat
merupakan suatu faktor yang dapat mempengaruhi respon tubuh terhadap pengobatan. Obat
dapat berinteraksi dengan makanan atau minuman, zat kimia atau dengan obat lain. Interaksi
dikatakan terjadi apabila makanan, minuman, zat kimia, dan obat lain tersebut mengubah
efek dari suatu obat yang diberikan bersamaan atau hampir bersamaan

B. Tujuan
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Interaksi Obat?
2. Bagaimana Interaksi Antara Obar Dengan Senyawa Dalam Lingkungan?

C. Manfaat
1. Dapat Memahami Tentang Interaksi Obat
2. Dapat Mengetahui Interaksi Antara Obat Dengan Senyawa Dalam Lingkungan.
.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Interaksi Obat

Interaksi obat merupakan satu dari delapan kategori masalah terkait obat (drug-related
problem) yang diidentifikasi sebagai kejadian atau keadaan terapi obat yang dapat
mempengaruhi outcome klinis pasien. Sebuah interaksi obat terjadi ketika farmakokinetika
atau farmakodinamika obat dalam tubuh diubah oleh kehadiran satu atau lebih zat yang
berinteraksi (Piscitelli, 2005).

Dua atau lebih obat yang diberikan pada waktu yang sama dapat berubah efeknya secara
tidak langsung atau dapat berinteraksi. Interaksi bisa bersifat potensiasi atau antagonis efek
satu obat oleh obat lainnya, atau adakalanya beberapa efek lainnya (BNF 58, 2009).

Suatu interaksi terjadi ketika efek suatu obat diubah oleh kehadiran obat lain, obat
herbal, makanan, minuman atau agen kimia lainnya dalam lingkungannya. Definisi yang
lebih relevan kepada pasien adalah ketika obat bersaing satu dengan yang lainnya, atau apa
yang terjadi ketika obat hadir bersama satu dengan yang lainnya (Stockley, 2008).

Interaksi obat dianggap penting secara klinik bila berakibat meningkatkan toksisitas dan
atau mengurangi efektivitas obat yang berinteraksi terutama bila menyangkut obat dengan
batas keamanan yang sempit (indeks terapi yang rendah), misalnya glikosida jantung,
antikoagulan, dan obat-obat sitostatik (Setiawati, 2007).

Interaksi yang terjadi di dalam tubuh dapat dibedakan menjadi dua, yaitu interaksi
farmakodinamik dan interaksi farmakokinetik. Interaksi farmakodinamik adalah interaksi
antar obat (yang diberikan bersamaan) yang bekerja pada reseptor yang sama sehingga
menimbulkan efek sinergis atau antagonis. Interaksi farmakokinetik adalah interaksi antar
dua (2) atau lebih obat yang diberikan bersamaan dan saling mempengaruhi dalam proses
ADME (absorpsi, distribusi, metabolisme, dan eliminasi) sehingga dapat meningkatkan atau
menurunkan salah satu kadar obat dalam darah.
Secara umum, ada dua mekanisme interaksi obat :

1. Interaksi Farmakokinetik
Interaksi farmakokinetik terjadi ketika suatu obat mempengaruhi absorbsi,
distribusi, metabolisme dan ekskresi obat lainnya sehingga meningkatkan atau
mengurangi jumlah obat yang tersedia untuk menghasilkan efek farmakologisnya (BNF
58, 2009).
2. Interaksi Farmakodinamik

Interaksi farmakodinamik adalah interaksi yang terjadi antara obat yang memiliki
efek farmakologis, antagonis atau efek samping yang hampir sama. Interaksi ini dapat
terjadi karena kompetisi pada reseptor atau terjadi antara obat-obat yang bekerja pada
sistem fisiologis yang sama. Interaksi ini biasanya dapat diprediksi dari pengetahuan
tentang farmakologi obat-obat yang berinteraksi (BNF 58, 2009).

B. Interaksi Obat Dengan Senyawa Dalam Lingkungan

Banyak faktor yang mempengaruhi metabolisme obat pada manusia. Selain faktor
genetik, faktor lingkungan mungkin memainkan peran penting dalam menjelaskan variasi
yang diamati pada tingkat metabolisme obat antara individu yang berbeda. Paparan yang
disengaja atau tidak disengaja terhadap bahan kimia lingkungan dapat meningkatkan atau
menghambat aktivitas oksidase fungsi campuran hati yang memetabolisme obat-obatan dan
bahan kimia asing lainnya, serta substrat endogen seperti hormon steroid. Sumber utama
pemaparan semacam itu mungkin dari pekerjaan. Paparan logam berat, timbal, telah terbukti
menghambat metabolisme obat; sedangkan paparan intensif terhadap insektisida terklorinasi,
dan hidrokarbon terhalogenasi lainnya seperti bifenil terklorinasi poli, telah terbukti
meningkatkan metabolisme obat uji seperti antipirin dan fenilbutazon.

Sumber paparan bahan kimia asing yang disengaja adalah asap rokok. Asap rokok
mengandung hidrokarbon polisiklik, yang dikenal sebagai penginduksi oksidase fungsi
campuran hati. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa merokok dapat mengubah aksi
farmakologis dan atau metabolisme beberapa obat. Studi farmakokinetik telah menunjukkan
bahwa merokok menurunkan ketersediaan hayati fenacetin dan meningkatkan persyaratan
dosis teofilin dengan meningkatkan laju metabolisme. Data, yang tidak terlalu meyakinkan,
menunjukkan bahwa penggunaan berat mariyuana mungkin memiliki efek penghambatan
pada metabolisme beberapa obat dan efek induksi pada obat lain seperti teofilin.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Interaksi obat merupakan satu dari delapan kategori masalah terkait obat (drug-related
problem) yang diidentifikasi sebagai kejadian atau keadaan terapi obat yang dapat
mempengaruhi outcome klinis pasien. Sebuah interaksi obat terjadi ketika
farmakokinetika atau farmakodinamika obat dalam tubuh diubah oleh kehadiran satu
atau lebih zat yang berinteraksi
2. Banyak faktor yang mempengaruhi metabolisme obat pada manusia. Selain faktor
genetik, faktor lingkungan mungkin memainkan peran penting dalam menjelaskan
variasi yang diamati pada tingkat metabolisme obat antara individu yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

Piscitelli, S. C., & Rodvold, K. A. (2005). Drug Interaction in Infection Disease Second Edition.
New Jersey: Humana Press.

BNF, 2009, British National Formulary, Edisi 57, British Medical Association Royal
Pharmacetical of Great Britain, England.

Setiawati, A. (2007). Interaksi obat, dalam Farmakologi dan Terapi. Edisi lima. Departemen
Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: Gaya
Baru.

Stockley, I.H. (2008). Stockley’s Drug Interaction. Edisi kedelapan. Great Britain:
Pharmaceutical Press.

Vessel, 1987. Methods for Assessing the Effects of Mixtures of Chemicals Edited by V. B. Vouk,
G. C. Butler, A. C. Upton, D. V. Parke and S. C. Asher

Anda mungkin juga menyukai