Anda di halaman 1dari 11

PENGELOLAAN

SEDIAAN
FARMASI DI
APOTEK (II)
Disusun Oleh : (Kelompok 6)
Septiana (19340250)
Andi Aminah Paliwang (19340263)
Ayu Agustina (19340276)
Stevany U.H. Ramoh (19340289)
PENDAHULUAN
Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu
sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian
atau penyaluran obat,pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter,
pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat
tradisional.
Salah satu tempat untuk melakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran
obat kepada masyarakat adalah apotek. Obat sebagai komponen penting dalam
pelayanan kesehatan dikelola sebaik-baiknya untuk menciptakan derajat
kesehatan yang optimal.
Tujuan pengelolaan sediaan farmasi yaitu agar tersedianya sediaan farmasi
yang bermutu dalam jumlah dan pada saat yang tepat sesuai spesifikasi dan
fungsi secara berdaya guna dan berhasil guna.
PENGELOLAAN SEDIAN FARMASI DI
APOTEK (PMK No. 73 Tahun 2016)
1. Perencanaan
2. Pengadaan
3. Penerimaan
4. Penyimpanan
5. Pemusnahan
6. Pengendalian
7. Pencatatan dan pelaporan.
Pemusnahan
Pemusnahan dan penarikan obat yang tidak dapat digunakan harus
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Untuk pemusnahan narkotika, psikotropika dan prekursor dilakukan oleh
apoteker dan disaksikan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota dan dibuat berita
acara pemusnahan. Penarikan obat yang tidak memenuhi standar/ketentuan
peraturan perundang-undangan dilakukan oleh pemilik izin edar berdasarkan
perintah penarikan oleh bpom (mandatory recall ) atau berdasarkan inisiasi
sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary recall ) dengan tetap memberikan
laporan kepada kepala bpom.
Penarikan BMHP dilakukan terhadap produk yang izin edarnya dicabut oleh
Menteri; dan pemusnahan dilakukan untuk obat bila:
a. Produk tidak memenuhi persyaratan mutu/rusak.

b. Telah kedaluwarsa.

c. Dicabut izin edarnya.


Pengendalian
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan
jumlah persediaan sesuai kebutuhan pelayanan, melalui
pengaturan sistem pesanan atau pengadaan, penyimpanan dan
pengeluaran. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya
kelebihan, kekurangan, kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa,
kehilangan serta pengembalian pesanan.
Pengendalian persediaan dilakukan menggunakan kartu stok
baik dengan cara manual atau elektronik. Kartu stok sekurang-
kurangnya memuat nama Obat, tanggal kadaluwarsa, jumlah
pemasukan, jumlah pengeluaran dan sisa persediaan.
Pelaporan
Pelaporan adalah kumpulan catatan dan pendataan kegiatan
administrasi sediaan farmasi, tenaga dan perlengkapan kesehatan
yang disajikan kepada pihak yang berkepentingan.
Apotek wajib membuat, menyimpan, dan menyampaikan laporan
pemasukan dan penyerahan/penggunaan Narkotika dan
Psikotropika, setiap bulan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dengan tembusan Kepala Balai setempat 23
Universitas Indonesia berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 3 Tahun 2015 tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan,
dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai