Anda di halaman 1dari 2

Obat OTC atau over the counter adalah sebutan umum untuk obat yang termasuk golongan obat

bebas dan obat bebas terbatas, yang digunakan untuk swamedikasi (pengobatan sendiri) atau self medication. 1. Obat Generik (unbranded drugs) Obat generik adalah obat dengan nama generik sesuai dengan penamaan zat aktif sediaan yang ditetapkan oleh farmakope indonesia dan INN (International non-propietary Names) dari WHO, tidak memakai nama dagang maupun logo produsen. Contoh amoksisilin, metformin dll 2. Obat Generik berlogo Obat generik berlogo adalah Obat generik yang mencantumkan logo produsen (tapi tidak memakai nama dagang), misalkan sediaang obat generik dengan nama amoksisilin (ada logo produsen Kimia farma) 3. Obat Nama dagang (branded drugs) Obat nama dagang adalah obat dengan nama sediaan yang ditetapkan pabrik pembuat dan terdaftar di departemen kesehatan negara yang bersangkutan, obat nama dagang disebut juga obat merek terdaftar. contoh amoksan, diafac, pehamoxil. dll 4. Obat Paten Obat paten adalah obat jadi yang terdaftar atas nama pembuat (penemu), yang dikuasai, dibuat dalam kemasan asli pabrik yang memproduksinya. umumnya obat paten berlaku 20 tahun, dimana pabrik farmasi lain tidak boleh memproduksi produk yang serupa, hingga selesai masa patennya, apabila selesai masa patennya (20 tahun) maka pabrik lain boleh memproduksinya dengan mengajukan ijin lisensi. 5. Obat Mitu / Obat me-too Obat mitu atau obat me-too adalah obat yang telah habis masa patennya yang diproduksi dan dijual pabrik lain dengan nama dagang yang ditetapkan pabrik lain tersebut, di beberapa negara barat disebut branded generic atau tetap dijual dengan nama generik. 6. Obat Tradisional Obat tradisional adalah obat jadi yang berasal dari tumbuhan, hewan, dan mineral atau sediaan galenik, obat berdasarkan pengalaman empiris turun temurun. 7. Obat Jadi Obat jadi adalah obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk serbuk, emulsi, suspensi, salep, krim, tablet, supositoria, klisma, injeksi dll yang mana bentuk obat tersebut tercantum dalam farmakope indonesia. 8. Obat Baru Obat baru adalah obat yang terdiri dari satu atau lebih zat, baik yang berkhasiat maupun tidak berkhasiat misalnya lapisan, pengisi, pelarut, bahan pembantu, atau komponen lainnya yang belum dikenal , hingga tidak diketahui khasiat dan keamanannya 9. Obat Esensial Obat esensial adalah obat yang paling banyak dibutuhkan untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat banyak, meliputi diagnosa, profilaksi terapi dan rehabilitasi, misalkan di indonesia : obat TBC, antibiotik, vaksin, obat generik dll 10. Obat Wajib apotek Obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diperoleh di apotek tanpa resep dokter, diserahkan oleh apoteker.

7 Stars Of Pharmacist adalah istilah yang diungkapkan World Health Organization (WHO), untuk menggambarkan peran seorang farmasis dalam pelayanan kesehatan yang seiring waktu bertambah menjadi 9 stars farmasi. disini juga saya menambahkan contoh tugasnya agar mudah dimengerti, oke baiklah sobat IF, langsung saja, 9 stars farmasi antara lain 1. Care-Giver Seorang Farmasi/apoteker merupakan profesional kesehatan pemberi pelayanan kefarmasian kepada pasien, berinteraksi secara langsung, meliputi pelayanan klinik, analitik, tehnik, sesuai dengan peraturan yang berlaku (PP No 51 tahun 2009), misalnya peracikan obat, memberi konseling, konsultasi, monitoring, visite, dll. 2. Decision-Maker Seorang farmasi/apoteker merupakan seorang yang mampu menetapkan/ menentukan keputusan terkait pekerjaan kefarmasian, misalnya memutuskan dispensing, penggantian jenis sediaan, penyesuaian dosis, yang bertujuan agar pengobatan lebih aman, efektif dan rasional. 3. Communicator Seorang farmasi/apoteker harus mempunyai keterampilan berkomunikasi yang baik, sehingga pelayanan kefarmasian dan interaksi antar tenaga kesehatan berjalan dengan baik, misalnya konseling dan konsultasi obat kepada pasien, melakukan visite ke bangsal/ruang perawatan pasien. 4. Manager Seorang farmasi/apoteker merupakan seorang pengelola dalam berbagai aspek kefarmasian, sehingga kemampuan ini harus ditunjang kemampuan manajemen yang baik, contoh pengelola obat (seperti Pedagang Besar Farmasi/PBF), seorang manager Quality Control (QC), Quality Assurance (QA), Manajer Produksi, dan lain lain. 5. Leader Seorang farmasi/apoteker harus mampu menjadi pemimpin dalam memastikan terapi berjalan dengan aman, efektif dan rasional, misalnya sebagai direktur industri farmasi (GM), direktur marketing, dan sebagainya. 6. Life-Long Learner Seorang farmasi/apoteker harus memiliki semnangat belajar sepanjang waktu, karna informasi/ilmu kesehatan terutama farmasi (obat, penyakit dan terapi) berkembang dengan pesat, sehingga kita perlu meng-update pengetahuan dan kemampuan. 7. Teacher Seorang farmasi/apoteker dituntut juga dalam mendidik generasi selanjutnya, baik secara real menjadi guru maupun dosen, ataupun sebagai seorang farmasi yang mendidik dan menyampaikan informasi kepada masyarakat dan tenaga kesehatan lainnya yang membutuhkan informasi. 8. Research Seorang farmasi/apoteker merupakan seorang peneliti terutama dalam penemuan dan pengembangan obatobatan yang lebih baik. disamping itu farmasi juga bisa meneliti aspek lainnya misal data konsumsi obat, kerasionalan obat, pengembangan formula, penemuan sediaan baru (obat, alat kesehatan, dan kosmetik). 9. Entrepreneur Seorang farmasi/apoteker diharapkan terjun menjadi wirausaha dalam mengembangkan kemandirian serta membantu mensejahterakan masyarakat. misalnya dengan mendirikan perusahaan obat, kosmetik, makanan, minuman, alat kesehatan, dan sebagainya, baik skala kecil maupun skala besar

Anda mungkin juga menyukai