Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI OBAT


PEMBERIAN DAN APLIKASI INFORMASI OBAT PADA
PELAYANAN RESEP

DOSEN PENGAMPU:
Luh Putu Febryana Larasanty, S.Farm., M.Sc., Apt

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK IIIC
Ni Putu Intan Satya Dewi (1908551066)
Ketut Yuantarisa Kartika Putri (1908551067)
Ni Made Udayani Dwi Yadnya (1908551068)
Ni Made Marisa Kumala Sari (1908551069)
Komang Tri Wahyu Widiantari (1908551070)
Gst A. A. Khania Adysti (1908551071)
I Made Saka Palguna (1908551072)
Putu Elsabella Putri Utami (1908551073)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
A. PENDAHULUAN
1.1 Pelayanan Informasi Obat
Informasi obat adalah setiap data atau pengetahuan objektif , yang diuraikan secara
ilmiah dan terdokumentasi mencakup farmakologi, toksikologi, dan farmakoterapi obat.
Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan penyediaan dan pemberian
informasi, rekomendasi obat yang independen, akurat, tidak bias, terkini dan komprehensif
yang dilakukan oleh apoteker kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya
serta pasien dan pihak lain di luar rumah sakit (DirJen BinFar dan Alkes, 2006). Beberapa
faktor yang perlu diperhatikan dalam memberikan PIO antara lain sumber informasi obat,
tempat, tenaga, dan perlengkapan (Kemenkes, 2004). Sasaran pelayanan informasi obat
meliputi sebagai berikut.
1. Pasien dan atau keluarga pasien.
2. Tenaga kesehatan: dokter, dokter gigi, apoteker, perawat, bidan, asisten apoteker, dan
lain-lain.
3. Pihak lain: manajemen, tim/kepanitiaan klinik, dan lain-lain.
Pelayanan informasi obat dapat bersifat pasif dan aktif. Bersifat pasif seperti apoteker
menunggu pertanyaan atas informasi obat dan kemudian melakukan suatu pelayanan
informasi obat. Bersifat aktif apabila apoteker secara aktif memberikan informasi obat
kepada pasien/masyarakat dan pihak lain yang membutuhkan. Pemberian informasi obat
ini bisa dalam pelayanan resep maupun dalam pelayanan pembelian obat bebas, obat bebas
terbatas, obat wajib apotek maupun dalam bentuk ceramah/seminar pada kelompok pasien
tertentu atau kepada masyarakat luas dan pihak lain yang membutuhkan. Dalam pemberian
informasi obat pada pelayanan resep beberapa informasi yang dapat disampaikan kepada
pasien antara lain:
1. Indikasi penggunaan obat, pasien mendapatkan informasi mengenai tujuan penggunaan
obat yang diberikan, baik pengobatan kausatif/kausal (antibiotika) ataupun
simptomatis.
2. Aturan pakai penggunaan obat, misalnya berapa kali obat digunakan dalam se hari,
apakah di waktu pagi, siang, sore atau malam. Dalam hal ini termasuk apakah obat
diminum sebelum atau sesudah makan.
3. Cara penggunaan obat yang benar akan menentukan keberhasilan pengobatan. Oleh
karena itu pasien harus mendapatkan penjelasan mengenai cara penggunaan obat yang
benar terutama untuk sediaan farmasi tertentu seperti obat oral, obat tetes mata, salep
mata, obat tetes hidung, obat semprot hidung, tetes telinga, suppositoria dan krim/salep
rektal dan tablet vagina.
4. Lama penggunaan obat, apakah selama keluhan masih ada atau harus dihabiskan
meskipun sudah terasa sembuh. Obat antibiotika harus dihabiskan untuk mencegah
timbulnya resistensi.
5. Cara penyimpanan obat, agar obat dapat terjaga stabilitasnya selama pemakaian, pasien
harus diinformasikan bagaimana cara menyimpan obat dengan benar.
6. Aktivitas, makanan dan minuman yang harus dihindari saat terapi.
(DirJen BinFar dan Alkes, 2006)
Secara umum, terdapat empat tahapan yang perlu dilakukan sebelum menyampaikan
pertanyaan yang diajukan oleh penanya. Pada tahap awal, penerima pertanyaan perlu
menggali latar belakang pertanyaan (background information) agar pertanyaan yang
diajukan penanya benar-benar menggambarkan permasalahan yang sebenarnya. Menggali
background information dapat dilakukan dengan cara mengidentifikasi penanya dan
mengidentifikasi permasalahan serta urgensinya. Pada tahap kedua, sebelum menjawab
pertanyaan yang sudah diidentifikasi, penerima pertanyaan perlu memeriksa sumber-
sumber informasi yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Strategi
penelusuran informasi yang efektif perlu dilakukan dalam usaha untuk menemukan
jawaban. Tahap ketiga, mengevaluasi informasi yang akan diberikan kepada penanya. Hal
ini penting dilakukan mengingat tidak semua informasi yang didapatkan dari penelusuran
layak dijadikan sebagai acuan dalam menjawab pertanyaan. Tahap keempat, merumuskan
jawaban. Hasil penelusuran informasi yang sudah dilakukan digunakan untuk merumuskan
jawaban yang diperlukan (Kurniawan dan Chabib, 2010).
1.2 Resep
Resep merupakan permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan kepada
apoteker pengelola apotek untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pesien sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Resep asli tidak boleh diberikan kembali
setelah obat diambil oleh pasien dan hanya diberikan salinan resep. Resep asli disimpan di
apotek dan tidak boleh diperlihatkan kepada orang lain kecuali diminta oleh dokter penulis
resep, pasien, pegawai yang ditugaskan untuk memeriksa serta yayasan yang menanggung
biaya pasien (Syamsuni, 2006).
Format penulisan resep yang rasional terdiri dari inscriptio, invocatio, praescriptio,
signatura, subcriptio, dan pro. Inscriptio meliputi nama dan alamat dokter, nama kota serta
tanggal penulisan resep. Invocatio merupakan tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan
yang berarti recipe (ambilah atau berikanlah). Praescriptio terdiri atas nama dan dosis obat
yang diberikan. Signatura terdiri atas aturan pakai, nama, umur dan berat badan pasien.
Sedangkan tanda tangan atau paraf dokter merupakan subscriptio, yang menjadikan suatu
resep tersebut otentik. Pro terdiri dari nama, alamat, umur, jenis kelamin, dan berat badan
pasien (Jas, 2009).
1.3 Pelayanan Resep
Pelayanan resep merupakan salah satu kegiatan pelayanan kefarmasian yang dilakukan
oleh apoteker guna meningkatkan pelayanan kesehatan. Pelayanan kefarmasian adalah
suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan
sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien. Paradigma pelayanan kefarmasian mengharuskan ada perluasan dari
yang berorientasi kepada produk (drug oriented) menjadi yang berorientasi pada pasien
(patient oriented) dengan filosofi pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care).
Pelayanan kefarmasian meliputi pengelolaan sumber daya (sumber daya manusia, sarana
prasarana, sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan serta administrasi) dan pelayanan
farmasi klinik (penerimaan resep, peracikan obat, penyerahan obat, informasi obat dan
pencatatan/penyimpanan resep) dalam upaya mencapai tujuan yang ditetapkan. Salah satu
upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan adalah meningkatkan kualitas
pelayanan farmasi, yaitu dengan perbaikan waktu tunggu pelayanan resep (Kemenkes RI,
2016; Kemenkes RI, 2014). Adapun pelayanan resep yang dilakukan sebagai berikut:
1. Penerimaan Resep
a. Pemeriksaan kelengkapan administrasif resep yaitu: nama dokter, nomor surat izin
praktek (SIP), paraf dokter, tanggal, penulisan resep, nama obat, jumlah obat, cara
penggunaan, nama pasien, umur pasien, dan jenis kelamin pasien.
b. Pemeriksaan kesesuaian farmasetik, yaitu bentuk sediaan, dosis, potensi,
stabilitas, cara dan lama penggunaan obat.
c. Pertimbangan klinik, seperti alergi, efek samping, interaksi, dan kesesuaian dosis.
d. Konsultasikan dengan dokter apabila ditemukan keraguan pada resep atau obatnya
tidak tersedia.
2. Peracikan obat
a. Pengambilan obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan menggunakan alat
dengan memperhatikan nama obat, tanggal kedaluwarsa, dan keadaan fisik obat.
b. Proses peracikan obat.
c. Pemberian etiket warna putih untuk obat dalam/oral dan etiket warna biru untuk
obat luar, serta menempelkan label “kocok dahulu” pada sediaan obat dalam
bentuk larutan.
d. Memasukkan obat ke dalam wadah yang sesuai dan terpisah untuk obat yang
berbeda untuk menjaga mutu obat dan menghindari penggunaan yang salah.
3. Penyerahan
a. Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan kembali
mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan serta jenis dan
jumlah obat.
b. Penyerahan obat kepada pasien hendaknya dilakukan dengan cara yang baik dan
sopan, mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin emosinya kurang
stabil.
c. Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau keluarganya.
d. Memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal-hal lain yang terkait dengan
obat tertentu, antara lain manfaat obat, makanan dan minuman yang harus
dihindari, kemungkinan efek samping, cara pennyimpanan obat, dll.
4. Pelayanan Informasi Obat

(Kemenkes RI, 2016).


1.4 GEA pada Anak
Gastroenteritis akut merupakan peningkatan pengeluaran tinja dengan konsistensi
lebih lunak atau lebih cair dari biasanya, dan terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam.
Sementara untuk bayi dan anak-anak, gastroenteritis akut didefinisikan sebagai
pengeluaran tinja >10 g/kg/24jam, sedangkan rata-rata pengeluaran tinja normal bayi
sebesar 5-10 g/kg/24 jam, penanganan gastroenteritis akut sangat penting dan harus
selalu diwaspadai karena sering terjadi keterlambatan dalam pertolongan dan
mengakibatkan kematian (Maidarti dan Rima, 2017).
Penyebab sering terjadinya gastroenteritis akut pada anak disebabkan oleh rotavirus.
Mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan protozoa dapat menyebabkan diare. E. coli
enterotoksigenik, Shigella sp, Cryptosporidium sp merupakan mikroorganisme yang
sering menyebabkan diare pada anak. Virus atau bakteri tersebut akan sampai ke sel-sel
epitel usus halus dan akan menyebabkan infeksi, sehingga dapat merusak sel-sel epitel
tersebut. Sel-sel epitel yang rusak akan digantikan oleh sel-sel epitel yang belum matang
sehingga fungsi sel-sel ini masih belum optimal. Selanjutnya, vili-vili usus halus
megalami atrofi yang mengakibatkan tidak terserapnya cairan dan makanan dengan baik.
Cairan dan makanan yang tidak terserap akan terkumpul di usus halus dan tekanan
osmotik usus akan meningkat. Hal ini menyebabkan banyak cairan ditarik ke dalam
lumen usus. Cairan dan makanan yang tidak diserap tadi akan terdorong keluar melalui
anus dan terjadilah diare. Penderita dengan diare cair mengeluarkan tinja yang
mengandung sejumlah ion natrium, klorida, dan bikarbonat. Kehilangan air dan elektrolit
ini bertambah bila ada muntah dan kehilangan air juga meningkat bila ada demam. Hal
ini dapat menyebabkan dehidrasi, asidosis metabolik, dan hipokalemia (Maidarti dan
Rima, 2017).
B. DESKRIPSI KASUS
Resep

Seorang Ibu membawa anaknya yang bernama Kd W berusia 12 bulan ke Puskesmas.


Setelah diperiksa oleh dokter anak tersebut didiagnosis GEA (Gastroenteritis A kut) dengan
gejala muntah dan diare akibat infeksi atau peradangan, kemudian diberikan resep untuk
ditebus di Apotek. Dokter meresepkan zink sebagai terapi penunjang atau suplemen untuk
diare akut pada anak karena selama diare tubuh akan kehilangan zink, o ralit sebagai terapi
untuk mencegah dan mengatasi kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan, dan
domperidone sebagai terapi mual muntah. Setelah Apoteker menerima resep, dilakukan
skrining terlebih dahulu untuk memastikan obat, dosis tepat sesuai in dikasi pasien, dan tidak
adanya interaksi pada pemberian kombinasi obat, kemudian apoteker menjelaskan beberapa
informasi terkait penggunaan obat kepada ibu pasien yaitu pemberian zink sirup sebanyak 1 x
sehari 1 sendok takar (20 mg). Oralit sachet diberikan ¼ sachet setiap habis BAB, oralit
dilarutkan ke dalam satu gelas (50 ml) air putih. Domperidone 3 x sehari ¾ sendok takar 30
menit sebelum makan untuk mencegah rasa mual dan muntah.
C. ANALISA DAN PENYELESAIAN
3.1 Resep

DINAS KESEHATAN KABUPATEN TABANAN


PUSKESMAS PUPUAN I
dr:……………………………………………………..
DX: GEA No:
Tgl: 8/8/19
R/ Zinc syrup fl No I
S 1 dd 20 mg

R/ Oralit sachet No V
S ¼ sach / diare

R/ Domperidone syrup fl No I
S 3 dd cth ¾

Nama : Kd W BB: 11,3 kg


Umur : 12 bulan Kunj. Umum
Alamat : Mundeh

Kelengkapan resep:
Nama dan alamat Dokter

SIP √
Tanggal penulisan resep √
Tanda tangan/ Paraf dokter penulis resep -
Nama, alamat, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien √
Nama obat, dosis, jumlah yang minta √
Cara pemakaian yang jelas √
Ketiga obat ini tidak menunjukan interaksi pada penggunaan untuk gastroenteritis akut
3.2 Informasi obat yang diberikan:
a. Zinc syrup
➢ Indikasi
Obat ini digunakan untuk mengobati diare pada anak di bawah 5 tahun, diberikan
bersama dengan oralit (IAI, 2017). Zinc merupakan salah satu zat gizi mikro yang
penting untuk kesehatan dan pertumbuhan anak. Zinc yang ada dalam tubuh akan
menurun dalam jumlah besar ketika anak mengalami diare. Untuk menggantikan
zinc yang hilang selama diare, anak dapat diberikan zinc yang akan membantu
penyembuhan diare serta menjaga agar anak tetap sehat (Depkes RI, 2011).
➢ Aturan pakai
Untuk anak yang berusia 6 bulan hingga usia 5 tahun, zinc diberikan sebanyak 20
mg, atau sebanyak 1 sendok takar 5 mL per hari dalam kurun waktu 10 hari
(Hellosehat, 2017).
➢ Cara penggunaan
- Zinc adalah obat oral, bisa diminum secara langsung bersama dengan air putih.
- Sebaiknya Zinc diminum saat perut dalam keadaan kosong atau belum terisi
makanan. Idealnya, pemberian tablet zinc adalah sekurang-kurangnya 1 jam
sebelum atau 2 jam sesudah makan.
- Cara penggunaan Zinc adalah, pertama-tama buka kemasan obat sirup ini,
kocok botol sirup terlebih dahulu, kemudian buka tutup sirup tersebut. Berikan
Zinc sesuai dengan dosis dan takaran yang telah diresepkan oleh dokter.
- Obat zinc dapat diberikan bersama makanan guna mengurangi rasa tidak
nyaman pada saluran cerna.
- Zinc harus diberikan sesuai dosis yang dianjurkan selama 10 hari berturut-turut.
(Hellosehat, 2017).
➢ Lama penggunaan
Untuk anak berusia 6 bulan - 5 tahun, diberikan dalam kurun waktu 10 hari (IAI,
2019). Pemberian Zinc dalam resep ini diberikan selama 10 hari berturut-turut
sehingga selain memberikan pengobatan, Zinc juga dapat memberikan
perlindungan terhadap kemungkinan berulangnya diare selama 2 – 3 bulan ke depan
(Depkes RI, 2011).
➢ Cara penyimpanan
- Zinc syrup sebaiknya disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari paparan sinar
matahari langsung dan tempat yang lembab.
- Jauhkan semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak.
- Buang produk ini bila masa berlakunya telah habis.
- Perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk.
(Hellosehat, 2019).
➢ Aktivitas, makanan, dan minuman yang harus dihindari saat terapi
Hindari penggunaan obat Zinc pada saat anak sedang mengonsumsi makanan yang
mengandung karbohidrat, kalsium, atau fosfor. Kandungan tersebut dapat
mengurangi jumlah seng yang diserap ke dalam tubuh. Akibatnya, masa
penyembuhan diare pun akan memakan waktu yang cukup lama (Hellosehat, 2019).
b. Oralit
➢ Indikasi
Oralit biasanya digunakan untuk mencegah dan mengobati dehidrasi akibat
penyakit diare/ mencret, muntah berak (IAI, 2017). Oralit adalah obat untuk
menggantikan kadar elektrolit dan mineral tubuh yang hilang akibat dehidrasi, obat
ini akan mengembalikan kadar cairan tubuh dalam 8-12 jam setelah dikonsumsi
(Hellosehat, 2021).
➢ Aturan pakai
Oralit diminum ¼ sachet, maka larutan oralit diminum dengan melarutkan ¼ sachet
(50 mL) setiap kali setelah buang air besar.
➢ Cara penggunaan
Dalam satu bungkus terdapat 200 mg obat dan harus dilarutkan dalam 200 mL air.
Berdasarkan resep yaitu oralit diminum ¼ sachet, maka larutan oralit diminum
dengan melarutkan ¼ sachet (50 mg Oralit) terlebih dahulu dalam 50 mL air dan
diminium setiap habis buang air besar. Larutan oralit dapat diminum dengan atau
tanpa makan sebelumnya. Untuk bayi atau anak yang masih kecil, orangtua perlu
menyendokkan obat dengan sendok ke mulut anak (Hellosehat, 2021).
➢ Lama penggunaan
Bila sampai hari kedua penderita masih terus diare atau bila keadaan penderita
menjadi lebih parah, penderita harus segera dibawa ke tempat pelayanan kesehatan
terdekat (puskesmas/ rumah sakit) (IAI, 2017).
➢ Cara penyimpanan
Cara terbaik untuk menyimpan oralit adalah disimpan pada ruangan yang bersuhu
antara 15 hingga 30° celcius. Setelah kemasan dibuka, obat harus digunakan dalam
waktu 48 jam. Jangan menyimpan obat di tempat yang terpapar sinar matahari
langsung atau tempat yang terlalu lembap (Hellosehat, 2021).
➢ Aktivitas, makanan, dan minuman yang harus dihindari saat terapi
- Hindari mengonsumsi oralit berbarengan dengan mengonsumsi alkohol atau
tembakau yang dapat menyebabkan interaksi terjadi.
- Masalah ginjal misalnya buang air kecil sangat jarang dan volumenya sedikit.
Pemberian larutan ini justru akan semakin memperberat kerja ginjal karena
asupan garam jadi lebih tinggi dari yang dapat ditoleransi.
- Dehidrasi yang parah disertai gejala syok (pingsan dan detak jantung lebih
cepat) sebaiknya tidak diberi minum larutan ini.
- Sejauh ini tidak ada pantangan makanan atau minuman yang dapat
memengaruhi kerja obat kecuali minuman yang mengandung alkohol.
(Hellosehat, 2021).
c. Domperidone Syrup
➢ Indikasi
Domperidone sirup merupakan obat untuk meredakan mual akut dan muntah-
muntah termasuk yang disebabkan karena terjadinya diare (IAI, 2017). Pada resep
di atas, domperidone digunakan untuk mengobati gejala mual dan muntah pada
kasus diare anak.
➢ Aturan pakai
3 kali sehari ¾ sendok takar ukuran 5 mL.
➢ Cara penggunaan
Anak-anak: obat diminum 3x sehari yakni setiap 8 jam sebanyak ¾ sendok takar
ukuran 5 mL untuk 1 kali minum (IAI, 2017).
➢ Lama penggunaan
Obat diminum hingga gejala mual dan muntah sembuh, maksimal penggunaan
tidak melebihi 1 minggu (BNF, 2016).
➢ Cara penyimpanan
- Domperidone adalah obat yang paling baik disimpan pada suhu ruangan,
jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap.
- Buang produk ini bila masa berlakunya telah habis atau bila sudah tidak
diperlukan lagi.
(Hellosehat, 1970).
➢ Aktivitas, makanan, dan minuman yang harus dihindari saat terapi
- Domperidone hanya boleh digunakan untuk meredakan gejala mual dan
muntah.
- Domperidone harus digunakan dengan dosis efektif terendah untuk durasi
sesingkat mungkin (maksimal durasi pengobatan biasanya tidak melebihi 1
minggu).
- Dapat meningkatkan konsentrasi serum dengan jus grapefruit. Penyerapan
sedikit tertunda dengan makanan.
(MIMS, 2021).
D. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini berkaitan dengan pembacaan resep dalam PIO (Pemberian/Pelayanan
Informasi Obat) kepada pasien. Pelayanan Informasi Obat (PIO) bertujuan untuk menyediakan
beragam informasi terkait obat kepada pasien dan juga tenaga kesehatan serta untuk
menunjang penggunaan obat yang rasional. PIO merupakan salah satu pelayanan farmasi
klinik, yaitu pelayanan langsung yang diberikan apoteker kepada pasien dalam rangka
meningkatkan outcome terapi dan meminimalkan risiko terjadinya efek samping karena obat,
untuk tujuan keselamatan pasien (patient safety) sehingga kualitas hidup pasien (quality of life)
terjamin.
Tujuan pelayanan informasi obat adalah menyediakan informasi kepada pasien dan tenaga
kesehatan di rumah sakit, menyediakan informasi untuk membuat kebijakan-kebijakan yang
berhubungan dengan obat, meningkatkan profesionalisme apoteker, dan menunjang terapi obat
yang rasional. Dalam melaksanakan kegiatan informasi obat, dibutuhkan evaluasi untuk
menjamin peresepan dan penggunaan obat rasional (Tjahy adi, 2013). Untuk memberikan
pelayanan informasi yang tepat, akurat, serta rasional maka dapat dilakukan pencarian literatur
melalui pustaka tersier, sekunder, primer, maupun web based information. Pencarian sumber
pustaka dapat dilakukan dengan pencarian pustaka tersier terlebih dahulu karena termasuk
dalam referensi secara umum yang mengandung informasi yang dapat digunakan untuk
pengobatan spesifik pasien. Apabila dalam pustaka primer dirasa kurang mendapatkan
informasi secara lengkap dan jelas serta ingin memperoleh informasi terkini yang relevan
dengan pengobatan spesifik pasien, maka dapat dilanjutkan melakukan pencarian pada studi
literatur dengan menggunakan pustaka sekunder.
Apabila pada pustaka tersier dan sekunder tidak cukup untuk memberikan inf ormasi
relevan atau kurang lengkap untuk mengatasi pengobatan spesifik pasien, maka dapat
dilakukan studi literatur melalui electronic/web based information. Akan tetapi, pencarian
melalui electronic/web based information harus dilakukan secara cermat dalam menelaah
informasi, sehingga disarankan web yang digunakan adalah web resmi dari organisasi
kesehatan nasional maupun internasional serta memenuhi syarat-syarat web yang memberikan
informasi yang kredibel, serta telah memiliki HONcode. HONCode ini berisi penilaian suatu
informasi dari internet berdasarkan prinsip Authoritative, Complementarity, Privacy,
Attribution, Justifiability, Transparency, Financial disclosure serta Advertising policy.
Pustaka tersier yang digunakan adalah ISO (Informasi Spesialite Obat), MIMS, dan BNF,
serta pencarian web based information dilakukan pada laman hellosehat.com. Setelah
mendapatkan informasi yang diperlukan dilakukan penyusunan dan evaluasi terkait dengan
informasi yang diperoleh sehingga pasien mampu mengerti terkait informasi yang diberikan
oleh apoteker. Pelayanan informasi obat yang dapat diberikan meliputi aturan pemakaian dari
obat yang diberikan, cara penggunaan obat yang benar akan menentukan keberhasilan
pengobatan, lama penggunaan obat, cara penyimpanan obat, serta aktivitas makanan dan
minuman yang harus dihindari saat terapi agar tidak menimbulkan efek samping yang tidak
diinginkan. Pada kasus ini, diberikan resep dari dokter yang terdiri atas tiga obat berbeda, dan
kita harus menerjemahkan resep tersebut. Setelah dilakukan proses pembacaan resep, resep ini
berisi tiga macam obat, yaitu: sirup zinc, oralit, serta sirup domperidone. Pada resep ini,
kelengkapan resep yang kurang adalah pada bagian tanda tangan atau paraf dari dokter penulis
resep. Setelah dilakukan pengecekan pada pustaka web based, tidak terdapat adanya indikasi
antara ketiga obat ini dalam mengobati penyakit gastroenteritis akut, sehingga resep ini aman
untuk diberikan kepada pasien.
Berdasarkan resep tersebut, pasien ini terindikasi menderita penyakit GEA (Gastroenteritis
Akut), yaitu suatu penyakit yang ditandai dengan adanya inflamasi pada membran mukosa
saluran pencernaan dan ditandai dengan diare dan muntah (Chow et. al., 2010). Diare adalah
buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat),
kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam.
Obat pertama yang diberikan yaitu sirup zinc yang memiliki indikasi untuk mengobati
diare pada anak di bawah 5 tahun, dan biasanya diberikan bersama dengan oralit (IAI, 2017).
Oralit dan zinc yang diberikan pada anak saat diare bisa membantu mencegah kejadian fatal
yang mungkin saja muncul, serta mampu memenuhi gizi anak yang hilang akibat diare. Zinc
merupakan salah satu zat gizi mikro yang penting untuk kesehatan dan pertumbuhan anak.
Zinc yang ada dalam tubuh akan menurun dalam jumlah besar ketika anak mengalami diare.
Untuk menggantikan zinc yang hilang selama diare, anak dapat diberikan zin c yang akan
membantu penyembuhan diare serta menjaga agar anak tetap sehat (Depkes RI, 2011).
Aturan pemakaian sirup zinc yakni untuk anak yang berusia 6 bulan hingga usia 5 tahun,
zinc diberikan sebanyak 20 mg. Karena zinc sirup ini tersedia dalam dosis 2 0mg /5 mL, maka
aturan pemakaiannya adalah diberikan sebanyak 1 sendok takar 5 mL per hari dalam kurun
waktu 10 hari (Hellosehat, 2017). Cara penggunaan sirup zinc adalah: karena zinc adalah obat
oral, maka obat ini bisa diminum secara langsung bersama dengan air putih. Sebaiknya zinc
diminum saat perut dalam keadaan kosong atau belum terisi makanan. Idealnya, pemberian
zinc adalah sekurang-kurangnya 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan (Hellosehat, 2017).
Cara penggunaan zinc adalah, pertama-tama buka kemasan obat sirup ini, kocok botol sirup
terlebih dahulu agar zat aktif yang ada pada obat ini terdistribusi merata, kemudian buka tutup
sirup tersebut. Berikan zinc sesuai dengan dosis dan takaran yang telah diresepkan oleh dokter,
obat zinc dapat diberikan bersama makanan guna mengurangi rasa tidak nyaman pada saluran
cerna. zinc harus diberikan sesuai dosis yang dianjurkan dengan lama penggunaan 10 hari
berturut-turut (IAI, 2019). Hal ini disebabkan karena selain memberikan pengobatan, zinc juga
dapat memberikan perlindungan terhadap kemungkinan berulangnya diare selama 2 – 3 bulan
ke depan (Depkes RI, 2011).
Terkait dengan cara penyimpanannya, sirup zinc sebaiknya disimpan pada suhu ruangan,
jauhkan dari paparan sinar matahari langsung dan tempat yang lembab, dijauhkan dari
jangkauan anak-anak, buang produk ini bila masa berlakunya telah habis, serta perhatikan
instruksi penyimpanan pada kemasan produk. Pada saat penggunaan obat ini perlu
diperhatikan pula mengenai aktivitas yang perlu diperhatikan yaitu: hindari penggunaan obat
Zinc pada saat anak sedang mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, kalsium,
atau fosfor. Kandungan tersebut dapat mengurangi jumlah seng yang diserap ke dalam tubuh.
Akibatnya, masa penyembuhan diare pun akan memakan waktu yang cukup lama (Hellosehat,
2017).
Oralit biasanya digunakan untuk mencegah dan mengobati dehidrasi akibat penyakit
diare/mencret, muntah berak (IAI, 2017). Oralit adalah obat untuk menggantikan kadar
elektrolit dan mineral tubuh yang hilang akibat dehidrasi, obat ini akan mengembalikan kadar
cairan tubuh dalam 8 sampai 12 jam setelah dikonsumsi (Hellosehat, 2021). Adapun aturan
pakai oralit yang harus diikuti menurut anjuran resep yakni obat diminum sebanyak satu per
empat sachet. Karena berupa serbuk, maka larutan oralit diminum dengan melarutkan satu per
empat sachet atau 50 mL dengan air minum setiap kali setelah buang air besar.
Kemudian, cara penggunaan oralit adalah dengan melarutkannya dengan air minum. Oralit
pada setiap sachetnya terdapat 200 mL obat yang mana harus dilarutkan dalam 200 mL air
minum. Berdasarkan resep, oralit diminum sebanyak satu per empat sachet, maka larutan oralit
diminum dengan melarutkan satu perempat sachet terlebih dahulu dalam 50 mL air dan
diminum setiap habis buang air besar. Larutan oralit dapat diminum sebelum atau sesudah
makan. Untuk bayi atau anak kecil, orang tua perlu menyendokkan obat dengan sendok ke
mulut anak (Hellosehat, 2021). Obat dapat diminum hingga gejala diare sembuh. Namun,
apabila sampai hari kedua setelah meminum oralit penderita masih terus diare atau bahkan
keadaan penderita menjadi lebih parah, maka penderita harus segera dibawa ke tempat
pelayanan kesehatan terdekat baik puskesmas atau rumah sakit (IAI, 2017).
Aturan pemakaian merupakan hal penting yang harus dipahami oleh pasien untuk
menjamin efek terapi dari suatu obat. Namun, cara penyimpanan obat juga merupakan hal
penting karena kandungan dan kestabilan bahan dalam obat dapat terganggu jika tidak
disimpan dengan baik. Cara terbaik untuk menyimpan oralit adalah disimpan pada suhu kamar
(antara 15 hingga 30° C). Setelah kemasan dibuka, obat harus digunakan dalam waktu 48 jam.
Jangan menyimpan obat di tempat yang terpapar sinar matahari langsung atau tempat yang
terlalu lembab (Hellosehat, 2021).
Selain itu, adapun hal-hal yang harus dihindari saat terapi menggunakan oralit yakni pasien
harus menghindari mengkonsumsi obat bersamaan dengan mengkonsumsi alkohol atau
tembakau, karena dapat menyebabkan interaksi yang buruk terhadap obat. Apabila pa sien
memiliki masalah ginjal seperti buang air kecil yang sangat jarang dengan volumenya sedikit,
maka pemberian oralit akan semakin memperberat kerja ginjal. Hal ini dikarenakan asupan
garam ke tubuh menjadi lebih tinggi dari yang dapat ditoleransi. Selain itu, pasien yang
mengalami dehidrasi yang parah disertai gejala syok (pingsan dan detak jantung lebih cepat)
sebaiknya tidak diberi minum larutan ini. Selain itu, sejauh ini tidak ada pantangan khusus
mengenai makanan atau minuman yang dapat mempengaruhi kerja obat kecuali minuman yang
mengandung alkohol (Hellosehat, 2021).
Selain Zinc sirup dan oralit, Domperidone sirup juga diperlukan untuk mengurangi gejala
yang dialami pasien yakni mual atau muntah. Obat ini dapat meredakan dispepsia fungsional,
mual akut dan muntah-muntah termasuk yang disebabkan karena levodopa dan bromokriptin
yang lama terapinya lebih dari 12 minggu (IAI, 2017). Berdasarkan resep, Domperidone
digunakan untuk mengobati gejala mual dan muntah pada kasus diare anak. Pasien anak dapat
meminum obat obat ini 3 kali sehari tiga per empat sendok takar ukuran 5 mL.
Obat ini dapat mengurangi mual dan muntah akibat diare pada pasien anak dengan
meminum obat diminum setiap 8 jam sebanyak tiga per empat sendok takar ukuran 5 mL untuk
1 kali minum (IAI, 2017) sebaiknya sebelum makan. Pasien diharapkan untuk selalu minum
menggunakan sendok takar yang sudah disediakan dan tidak mengganti sendok dengan sendok
makan pribadi atau lainnya karena dapat mengurangi atau melebihi dosis yang seharusnya
diberikan. Obat dapat diminum hingga gejala mual dan muntah sembuh dengan maksimal
penggunaan 1 minggu (BNF, 2016).
Selain aturan pemakaian, adapun cara penyimpanan obat yang harus diperhatikan karena
kandungan dan kestabilan bahan dalam obat dapat terganggu jika tidak disimpan dengan baik.
Domperidone paling baik disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan
tempat yang lembab. Buang produk ini bila masa berlakunya telah habis atau bila sudah tidak
diperlukan lagi (Hellosehat, 1970). Hilangkan semua label informasi dari wadah obat agar jenis
obat tersebut tidak lagi bisa dibaca atau terlihat jelas. Ini juga berguna untuk menghindari obat
dijual kembali oleh oknum yang tidak bertanggung jawab setelah obat dikumpulkan di TPA
(Tempat Pembuangan Akhir). Karena Domperidone obat sirup bukan merupakan obat
antibiotik, antijamur atau antivirus, maka obat boleh dituang langsung isinya ke toilet dan
botolnya dibuang ke tempat sampah (Hellosehat, 2018).
Selain itu, adapun hal-hal yang harus dihindari saat terapi menggunakan oralit yakni
Domperidone hanya boleh digunakan untuk meredakan gejala mual dan muntah. Domperidone
harus digunakan dengan dosis efektif terendah untuk durasi sesingkat mungkin yakni maksimal
durasi pengobatan tidak melebihi 1 minggu (BNF, 2020). Obat ini dapat meningkatkan
konsentrasi serum dengan jus grapefruit. Penyerapan sedikit tertunda dengan makanan
(MIMS, 2021).
Setelah pemberian informasi dilakukan kepada pasien, hendaknya apoteker menanyakan
kembali apakah pasien sudah mengenai informasi yang telah diberikan, apabila sudah paham
maka apoteker dapat meminta pasien untuk mengulang kembali informasi apa yang telah
disampaikan agar tidak terjadi miskomunikasi yang dapat membahayakan pasien dalam
penggunaan obat. Sedangkan, jika pasien belum paham dengan informasi yang diberikan maka
apoteker bisa menanyakan sekiranya informasi apa yang dirasa kurang dipahami kemudian
dilakukan pengulangan informasi. Perlu diperhatikan pula, dalam pemberian informasi kepada
pasien hendaknya menghindari kata-kata medis atau istilah-istilah medis yang dapat
membingungkan pasien serta pemberian informasi dilakukan sejelas mungkin dengan poin-
poin penting yang dianggap perlu untuk diketahui oleh pasien. Disamping itu, perlu
disampaikan kepada pasien terkait cara membuang obat dan dianjurkan untuk tidak menyiram
atau membuang obat-obatan ke dalam toilet, ke saluran pembuangan atau ke lingkungan
kecuali bila diinstruksikan.
E. HASIL TANYA JAWAB
4.1 Dari resep yang diberikan, apakah terlihat diagnose yang diberikan oleh dokter?
Jawab:
Berdasarkan diagnosa yang tertera pada resep, diketahui bahwa pasien didiagnosa GEA
(Gastroenteritis) yang merupakan peradangan pada lapisan usus yang umumnya
disebabkan oleh infeksi. Sejumlah orang juga menyebut gangguan pencernaan ini dengan
flu perut atau muntaber (muntah dan berak) (Hellosehat, 2021).
4.2 Sediaan diberikan dalam bentuk sirup, lalu dalam 5 mL sediaan mengandung berapa mg
zink? dan bagaimana cara penyampaian kepada pasien mengenai aturan pakainya?
Jawab:
Dalam 5mL sediaan zink sirup mengandung 20 mg zat aktif, serta cara penyampaian aturan
pakai kepada pasien hendaknya tidak membingungkan. Maka dari itu cara pemberian
informasi yang efektif dan tidak membingungkan dapat disampaikan sebagai berikut “obat
ini diminum 1x sehari 1 sendok takar 5 mL”.
4.3 Dalam resep tertera bahwa sediaan oralit diberikan sebanyak ¼ sachet. Bagaimanakah cara
melarutkan serbuk oralit tersebut?
Jawab:
Berdasarkan Hellosehat (2021) dalam satu bungkus terdapat 200 mg obat dan harus
dilarutkan dalam 200 mL air. Berdasarkan resep yaitu oralit diminum ¼ sachet, maka
larutan oralit dibuat dengan melarutkan ¼ sachet (50 mg Oralit) terlebih dahulu dalam 50
mL air dan diminium setiap habis buang air besar.
4.4 Sediaan domperidone diberikan dalam bentuk sirup, bagaimanakah aturan pakai dari
sediaan tersebut?
Jawab:
Sirup domperidone diminum 3 kali sehari ¾ sendok takar ukuran 5 mL atau setara dengan
¾ sendok teh. Pemberian informasi kepada pasien sebaiknya disampikan dengan
interpretasi yang jelas dikarenakan pasien terkadang tidak memiliki alat untuk menakar
sediaan atau dalam keadaan tertentu sendok takar yang diberikan pada kemasan hilang,
maka hendaknya apoteker memberikan interpretasi agar pasien tetap dapat meminum obat
tersebut.
F. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu:
1. Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan penyediaan dan pemberian
informasi, rekomendasi obat yang independen, akurat, tidak bias, terkini dan komprehensif
yang dilakukan oleh apoteker kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya
serta pasien dan pihak lain di luar rumah sakit. Tujuan pelayanan informasi obat adalah
menyediakan informasi kepada pasien dan tenaga kesehatan di rumah sakit, menyediakan
informasi untuk membuat kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan obat,
meningkatkan profesionalisme apoteker, dan menunjang terapi obat yang rasional.
2. Pelayanan informasi obat yang dapat diberikan melalui resep dari dokter meliputi aturan
pemakaian dari obat yang diberikan, cara penggunaan obat yang benar akan menentukan
keberhasilan pengobatan, lama penggunaan obat, cara penyimpanan obat, serta aktivitas
makanan dan minuman yang harus dihindari saat terapi agar tidak menimbulkan efek
samping yang tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
BNF. 2016. British National Formulary for Children. London: Royal Pharmaceutical Society.
Chow, C. M., A. K. C. Leung, and K. L. Hon. 2010. Acute Gastroenteritis: From Guideline to Real
Life. Clinical and Experimental Gastroenterology. 3(1): 97-112.
Depkes RI. 2011. Buku Saku Petugas Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Depkes RI. 2011. Buku Saku Petugas Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Direktorat Jendral Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan. 2006. Pedoman Pelayanan
Informasi Obat di Rumah Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Hellosehat. 1970. Domperidone, data diperoleh melalui situs internet: https://hellosehat.com/obat-
suplemen/domperidone/. Diakses pada tanggal 05 April 2021.
Hellosehat. 2017. Zinc, data diperoleh melalui situs internet: https://hellosehat.com /obat-
suplemen/zinc-tablet-adalah/. Diakses pada tanggal 05 April 2021.
Hellosehat. 2018. Cara Aman Buang Obat yang Sudah Kedaluwarsa Atau Tidak Terpakai Lagi,
data diperoleh melalui situs internet: https://hellosehat.com/obat-suplemen/cara-buang-
obat-yang-aman/. Diakses pada tanggal 09 April 2021.
Hellosehat. 2021. Gastroenteritis, data diperoleh melalui situs internet:
https://hellosehat.com/pencernaan/muntaber/gastroenteritis/. Diakses pada tanggal 09
April 2021.
Hellosehat. 2021. Oralit, data diperoleh melalui situs internet: https://hellosehat.com/obat-
suplemen/larutan-oralit-adalah/. Diakses pada tanggal 05 April 2021.
IAI. 2017. Informasi Spesialite Obat (ISO). Jakarta: Ikatan Apoteker Indonesia.
IAI. 2019. Informasi Spesialite Obat (ISO). Jakarta Barat: PT. ISFI Penerbitan.
Jas A. 2009. Perihal Resep & Dosis serta Latihan Menulis Resep. Ed 2. Medan: Universitas
Sumatera Utara Press.
Kemenkes RI. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1197 Tahun 2004
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Kemenkes RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016
Kesehatan Republik Indonesia.
Kurniawan, D. W. dan L. Chabib. 2010. Pelayanan Informasi Obat;Teori dan Praktik.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Maidarti dan R. Dewi. 2017. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diare pada Balita
(Studi Kasus: Puskesmas Babakansari). Jurnal Keperawatan. 5(2): 110-120.
MIMS. 2021. Domperidone, data diperoleh melalui situs internet:
https://www.mims.com/indonesia/drug/search?q=Domperidone. Diakses pada tanggal 05
April 2021.
Syamsuni, H.A. 2006. Ilmu Resep. Jakarta: EGC.
Tjahyadi, Y. E. 2013. Studi Pelaksanaan Pelayanan Informasi Obat di Rumah Sakit X Surabaya.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. 2(1): 1-22.
LAMPIRAN

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI OBAT


PEMBERIAN INFORMASI OBAT OTC

Kelompok : III C
Nama Praktikan : Ni Putu Intan Satya Dewi (1908551066)
Ketut Yuantarisa Kartika Putri (1908551067)
Ni Made Udayani Dwi Yadnya (1908551068)
Ni Made Marisa Kumala Sari (1908551069)
Komang Tri Wahyu Widiantari (1908551070)
Gst A. A. Khania Adysti (1908551071)
I Made Saka Palguna (1908551072)
Putu Elsabella Putri Utami (1908551073)
Dosen Pengampu : Luh Putu Febryana Larasanty, S.Farm., M.Sc., Apt
Apoteker yang bertugas : apt. I Made Saka Palguna, S.Farm. M.Si.
KASUS
Setiap praktikan/mahasiswa memberikan informasi penggunaan obat pada 1 peresepan yang
berbeda

Gambar 1. Resep Obat


I. Resep (nama obat dalam peresepan) :

DINAS KESEHATAN KABUPATEN TABANAN


PUSKESMAS PUPUAN I
dr:……………………………………………………..
DX: GEA No:
Tgl: 8/8/19
R/ Zinc syrup fl No I
S 1 dd 20 mg

R/ Oralit sachet No V
S ¼ sach / diare

R/ Domperidone syrup fl No I
S 3 dd cth ¾

Nama : Kd W BB: 11,3 kg


Umur : 12 bulan Kunj. Umum
Alamat: Mundeh
II. Informasi obat yang diberikan:
1. Zinc syrup
➢ Indikasi
Obat ini digunakan untuk mengobati diare pada anak di bawah 5 tahun, diberikan
bersama dengan oralit (IAI, 2017). Zinc merupakan salah satu zat gizi mikro yang
penting untuk kesehatan dan pertumbuhan anak. Zinc yang ada dalam tubuh akan
menurun dalam jumlah besar ketika anak mengalami diare. Untuk menggantikan zinc
yang hilang selama diare, anak dapat diberikan zinc yang akan membantu
penyembuhan diare serta menjaga agar anak tetap sehat (Depkes RI, 2011).
➢ Aturan pakai
Untuk anak yang berusia 6 bulan hingga usia 5 tahun, zinc diberikan sebanyak 20 mg,
atau sebanyak 1 sendok takar 5 mL per hari dalam kurun waktu 10 hari (Hellosehat,
2017).
➢ Cara penggunaan
- Zinc adalah obat oral, bisa diminum secara langsung bersama dengan air putih.
- Sebaiknya Zinc diminum saat perut dalam keadaan kosong atau belum terisi
makanan. Idealnya, pemberian tablet zinc adalah sekurang-kurangnya 1 jam
sebelum atau 2 jam sesudah makan.
- Cara penggunaan Zinc adalah, pertama-tama buka kemasan obat sirup ini, kocok
botol sirup terlebih dahulu, kemudian buka tutup sirup tersebut. Berikan Zinc sesuai
dengan dosis dan takaran yang telah diresepkan oleh dokter.
- Obat zinc dapat diberikan bersama makanan guna mengurangi rasa tidak nyaman
pada saluran cerna.
- Zinc harus diberikan sesuai dosis yang dianjurkan selama 10 hari berturut-turut
(Hellosehat, 2017)
➢ Lama penggunaan
Untuk anak berusia 6 bulan - 5 tahun, diberikan dalam kurun waktu 10 hari (IAI, 2019).
Pemberian Zinc dalam resep ini diberikan selama 10 hari berturut-turut sehingga selain
memberikan pengobatan, Zinc juga dapat memberikan perlindungan terhadap
kemungkinan berulangnya diare selama 2 – 3 bulan ke depan (Depkes RI, 2011).
➢ Cara penyimpanan
- Zinc syrup sebaiknya disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari paparan sinar
matahari langsung dan tempat yang lembab.
- Jangan disimpan di kamar mandi dan jangan dibekukan.
- Jauhkan semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
- Buang produk ini bila masa berlakunya telah habis.
- Perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk atau tanyakan pada
apoteker apabila ada pertanyaan terkait obat ini.
(Hellosehat, 2019).
➢ Aktivitas, makanan, dan minuman yang harus dihindari saat terapi
Hindari penggunaan obat Zinc pada saat anak sedang mengonsumsi makanan yang
mengandung karbohidrat, kalsium, atau fosfor. Kandungan tersebut dapat mengurangi
jumlah seng yang diserap ke dalam tubuh. Akibatnya, masa penyembuhan diare pun
akan memakan waktu yang cukup lama (Hellosehat, 2019).
2. Oralit
➢ Indikasi
Oralit biasanya digunakan untuk mencegah dan mengobati dehidrasi akibat penyakit
diare/ mencret, muntah berak (IAI, 2017). Oralit adalah obat untuk menggantikan kadar
elektrolit dan mineral tubuh yang hilang akibat dehidrasi, obat ini akan mengembalikan
kadar cairan tubuh dalam 8-12 jam setelah dikonsumsi (Hellosehat, 2021).
➢ Aturan pakai
Oralit diminum ¼ sachet, maka larutan oralit diminum dengan melarutkan ¼ sachet
(50 mL) setiap kali setelah buang air besar.
➢ Cara penggunaan
Dalam satu bungkus terdapat 200 mL obat dan harus dilarutkan dalam 200 mL air.
Berdasarkan resep yaitu oralit diminum ¼ sachet, maka larutan oralit diminum dengan
melarutkan ¼ sachet (50 mL Oralit) terlebih dahulu dalam 50 mL air dan diminium
setiap habis buang air besar. Larutan oralit dapat diminum dengan atau tanpa makan
sebelumnya. Untuk bayi atau anak yang masih kecil, orangtua perlu menyendokkan
obat dengan sendok ke mulut anak (Hellosehat, 2021).
➢ Lama penggunaan
Bila sampai hari kedua penderita masih terus diare atau bila keadaan penderita menjadi
lebih parah, penderita harus segera dibawa ke tempat pelayanan kesehatan terdekat
(puskesmas/ rumah sakit) (IAI, 2017)
➢ Cara penyimpanan
Cara terbaik untuk menyimpan oralit adalah disimpan pada ruangan yang bersuhu
antara 15 hingga 30° celcius. Setelah kemasan dibuka, obat harus digunakan dalam
waktu 48 jam. Jangan menyimpan obat di tempat yang terpapar sinar matahari langsung
atau tempat yang terlalu lembap, seperti kamar mandi. Anda juga tidak boleh
membekukan obat di dalam lemari es (Hellosehat, 2021)
➢ Aktivitas, makanan, dan minuman yang harus dihindari saat terapi
- Hindari mengonsumsi oralit berbarengan dengan mengonsumsi alkohol atau
tembakau yang dapat menyebabkan interaksi terjadi.
- Masalah ginjal misalnya buang air kecil sangat jarang dan volumenya sedikit.
Pemberian larutan ini justru akan semakin memperberat kerja ginjal karena asupan
garam jadi lebih tinggi dari yang dapat ditoleransi.
- Dehidrasi yang parah disertai gejala syok (pingsan dan detak jantung lebih cepat)
sebaiknya tidak diberi minum larutan ini.
- Sejauh ini tidak ada pantangan makanan atau minuman yang dapat memengaruhi
kerja obat kecuali minuman yang mengandung alkohol.
(Hellosehat, 2021)
3. Domperidone syrup
➢ Indikasi
Domperidone sirup merupakan obat untuk meredakan dispepsia fungsional, mual akut
dan muntah-muntah termasuk yang disebabkan karena levodopa dan bromokriptin
yang lama terapinya lebih dari 12 minggu (IAI, 2017). Pada resep di atas, domperidone
digunakan untuk mengobati gejala mual dan muntah pada kasus diare anak.
➢ Aturan pakai
3 kali sehari ¾ sendok takar ukuran 5 mL
➢ Cara penggunaan
Anak-anak: obat diminum 3x sehari yakni setiap 8 jam sebanyak ¾ sendok takar ukuran
5 mL untuk 1 kali minum (IAI, 2017).
➢ Lama penggunaan
Obat diminum hingga gejala mual dan muntah sembuh, maksimal penggunaan tidak
melebihi 1 minggu (BNF, 2016)
➢ Cara penyimpanan
- Domperidone adalah obat yang paling baik disimpan pada suhu ruangan, jau hkan
dari cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi.
Jangan dibekukan.
- Jangan menyiram obat-obatan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali
bila diinstruksikan. Buang produk ini bila masa berlakunya telah habis atau bila
sudah tidak diperlukan lagi.
(Hellosehat, 1970).
➢ Aktivitas, makanan, dan minuman yang harus dihindari saat terapi
- Domperidone hanya boleh digunakan untuk meredakan gejala mual dan muntah.
- Domperidone harus digunakan dengan dosis efektif terendah untuk durasi sesingkat
mungkin (maks. durasi pengobatan biasanya tidak melebihi 1 minggu).
- Dapat meningkatkan konsentrasi serum dengan jus grapefruit. Penyerapan sedikit
tertunda dengan makanan (MIMS, 2021).
DAFTAR PUSTAKA

BNF. 2016. British National Formulary for Children. London: Royal Pharmaceutical
Society. 245.
Depkes RI. 2011. Buku Saku Petugas Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Hellosehat. 1970. Domperidone, data diperoleh melalui situs internet:
https://hellosehat.com/obat-suplemen/domperidone/. Diakses pada tanggal 05
April 2021.
Hellosehat. 2017. Zinc, data diperoleh melalui situs internet: https://hellosehat.com/obat-
suplemen/zinc-tablet-adalah/. Diakses pada tanggal 05 April 2021.
Hellosehat. 2021. Oralit, data diperoleh melalui situs internet: https://hellosehat.com/obat-
suplemen/larutan-oralit-adalah/. Diakses pada tanggal 05 April 2021.
IAI. 2017. Informasi Spesialite Obat (ISO). Jakarta: Ikatan Apoteker Indonesia. 360, 421.
IAI. 2019. Informasi Spesialite Obat (ISO). Jakarta Barat: PT. ISFI Penerbitan. 350.
MIMS. 2021. Domperidone.
https://www.mims.com/indonesia/drug/search?q=Domperidone. Diakses pada : 5
April 2021.

Anda mungkin juga menyukai