OBAT)
AKADEMI FARMASI MUHAMMADIYAH KUNINGAN
2014
PIO
Definisi : Menurut keputusan Menkes RI No. 1197/MENKES/SK/X/2004
PIO merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh apoteker untuk
memberi informasi secara akurat, tidak bias dan terkini kepada dokter,
apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien.
Tujuan
1. Menyediakan informasi mengenai obat kepada pasien dan tenaga
kesehatan di lingkungan rumah sakit.
2. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan-kebijakan yang
berhubungan dengan obat, terutama bagi Panitia/Komite Farmasi dan
Terapi.
3. Meningkatkan profesionalisme apoteker.
4. Menunjang terapi obat yang rasional
PIO
Sasaran Informasi Obat
1. Pasien atau keluarga pasien
2. Tenaga kesehatan : dokter, dokter gigi, apoteker,
perawat, bidan, asisten apoteker, dan lain-lain
3. Pihak lain : manajemen, tim/kepanitiaan klinik, dan
lain-lain
PIO
Ruang Lingkup Pelayanan :
Pelayanan meliputi: menjawab pertanyaan, menerbitkan buletin, membantu
unit lain dalam mendapat informasi obat, menyiapkan materi untuk
brosur/leaflet informasi obat, mendukung kegiatan Panitia/Komite Farmasi
dan Terapi dalam menyusun dan merevisi formularium
Pendidikan (terutama pada RS yang berfungsi sebagai RS pendidikan)
meliputi: mengajar dan membimbing mahasiswa, memberi pendidikan
pada tenaga kesehatan dalam hal informasi obat, mengkoorninasikan
program pendidikan berkelanjutan di bidang informasi obat,
membuat/menyampaikan makalah seminar/simposium
Penelitian meliputi: melakukan penelitian evaluasi penggunaan obat (EPO),
melakukan penelitian penggunaan obat baru, melakukan penelitian lain
yang berkaitan dengan penggunaan obat, baik secara mendiri maupun
bekerja sama dengan pihak lain, melakukan kegiatan program jaminan
mutu
PIO
d. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan
1. Sumber informasi obat
2. Tempat
3. Tenaga
4. Perlengkapan
PIO
Kegiatan PIO
Kegiatan PIO berupa penyediaan dan pemberian informasi obat yang
bersifat aktif atau pasif. Pelayanan bersifat aktif apabila apoteker
pelayanan informasi obat memberika informasi obat dengan tidak
menunggu pertanyaan melainkan secara aktif memberikan informasi obat,
misalnya penerbitan buletin, brosur, leaflet, seminar dan sebagainya.
Pelayanan bersifat pasif apabila apoteker pelayanan informasi obat
memberikan informasi obat sebagai jawaban atas pertanyaan yang
diterima
Menjawab pertanyaan mengenai obat dan penggunaannya merupakan
kegiatan rutin suatu pelayanan informasi obat. Pertanyaan yang masuk
dapat disampaikan secara verbal (melalui telepon, tatap muka) atau
tertulis (surat melalui pos, faksimili atau e-mail). Pertanyaan mengenai obat
dapat bervariasi dari yang sederhana sampai yang bersifat urgen dan
kompleks yang membutuhkan penelusuran literatur serta evalusi secara
seksama .
PIO
Langkah-langkah sistematis pemberian informasi obat oleh petugas PIO
1. Penerimaan permintaan Informasi Obat : mencatat data permintaan informasi dan
mengkategorikan permasalahan : aspek farmasetik (identifikasi obat,
perhitungan farmasi, stabilitas dan toksisitas obat), ketersediaan obat, harga
obat,efek samping obat, dosis obat, interaksi obat, farmakokinetik,
farmakodinamik, aspek farmakoterapi, keracunan, perundang-undangan.
2. Mengumpulkan latar belakang masalah yang ditanyakan : menanyakan lebih
dalam tentang karakteristik pasien dan menanyakan apakah sudah diusahakan
mencari informasi sebelumnya
3. Penelusuran sumber data : rujukan umum, rujukan sekunder dan bila perlu
rujukan primer.
4. Formulasikan jawaban sesuai dengan permintaan : jawaban jelas, lengkap dan
benar, jawaban dapat dicari kembali pada rujukan asal dan tidak
bolehmemasukkan pendapat pribadi.
5. Pemantauan dan Tindak Lanjut : menanyakan kembali kepada penanya manfaat
informasi yang telah diberikan baik lisan maupun tertulis
PIO
Prosedur penanganan pertanyaan
1) Menerima pertanyaan
2) Identifikasi penanya
3) Identifikasi masalah
4) Menerima permintaan informasi
5) Informasi latar belakang penanya
6) Tujuan permintaan informasi
7) Penelusuran pustaka dan memformulasikan jawaban
8) Menyampaikan informasi kepada pihak lain
9) Manfaatkan informasi
10) Publikasi
11) Mendukung Panitia Komite Farmasi dan Terapi
PIO
Sumber informasi obat
1) Sumber daya, meliputi :
a) Tenaga kesehatan Dokter, apoteker, dokter gigi,
perawat, tenaga kesehatan lain.
b) Pustaka Terdiri dari majalah ilmiah, buku teks,
laporan penelitian dan Farmakope.
c) Sarana Fasilitas ruangan, peralatan, komputer,
internet, dan perpustakaan.
d) Prasarana Industri farmasi, Badan POM, Pusat
informasi obat, Pendidikan tinggi farmasi, Organisasi
profesi (dokter, apoteker, dan lain-lain).
PIO
2. Pustaka sebagai sumber informasi obat, digolongkan
dalam 3 (tiga) kategori :
a) Pustaka primer
Artikel asli yang dipublikasikan penulis atau peneliti,
informasi yang terdapat didalamnya berupa hasil
penelitian yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah.
Contoh pustaka primer :
2. Data pasien
Umur: ………………… Berat: …………... kg
Jenis Kelamin: L/P
Kehamilan: Ya/Tidak …………. minggu
Menyusui: Ya/Tidak Umur bayi: ………..
3. Pertanyaan
Uraian permohonan
...........................................................................................
...........................................................................................
...........................................................................................
Jenis permohonan
Identifikasi obat Dosis
Antiseptik Interkasi obat
Stabilita Farmakokinetik/Farmakodinamik
KontraIndika Keracunan
Ketersediaan obat Penggunaan Terapetik
Harga obat Cara pemakaian
ESO Lain-lain
4. Jawaban
..........................................................................................
..........................................................................................
..........................................................................................
5. Referensi
..........................................................................................
..........................................................................................