Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 8

KONSELING DAN
PELAYANAN
INFORMASI OBAT
22340151 Tyas Astri Nevyanti
22340164 Nadia Pratiwi
22340171 Sri Rezeki
22340144 Ditya Afriani
DEFINISI

Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan
Sediaan Farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. (Permenkes RI No 74
tahun 2016). Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian
dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian. (Permenkes RI No 74 tahun 2016).
Salah satu standar pelayanan farmasi adalah pelayanan farmasi klinik. Dimana pelayanan farmasi klinik termasuk
Konseling dan Pelayanan Informasi Obat baik ranap maupun rajal. Dan Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan
pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker untuk memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter, apoteker,
perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien. (Permenkes RI No 74 tahun 2016).

Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara Mengoptimalkan hasil obat dan tercapainya tujuan medis dari terapi obat dapat tercapai
2. Bagaimana menyediakan informasi mengenai obat kepada pasien dan tenaga kesehatan.
3. Bagaimana cara membina hubungan dengan pasien dan menimbulkan kepercayaan pasien

Tujuan

1. Mengoptimalkan hasil obat dan tercapainya tujuan medis dari terapi obat dapat tercapai.
2. Menyediakan informasi mengenai obat kepada pasien dan tenaga kesehatan.
3. Membina hubungan dengan pasien dan menimbulkan kepercayaan pasien
KONSELING

Konseling merupakan identifikasi dan penyelesaian masalah


pasien berkaitan pengggunaan obat pasien rawat jalan dan
rawat inap. Bertujuan memberikan pemahaman yang benar
mengenai obat kepada pasien/keluarga pasien antara lain tujuan
pengobatan, jadwal pengobatan, cara dan lama penggunaan
obat, efek samping, tanda-tanda toksisitas, cara penyimpanan
dan penggunaan obat (PerMenKes RI No 74 tahun 2016)
Faktor Yang Diperlukan Dalam Konseling

Kriteria Pasien

Menurut PerMenKes RI No 74 Sarana dan Prasarana


tahun 2016 : Menurut PerMenKes RI No 74 tahun
a. Pasien rujukan Dokter 2016 :
b. Pasien dengan penyakit kronis a. Ruangan Khusus
c. Pasien dengan obat yang b. Kartu pasien/Catatan Konseling
berindeks terapetik sempit dan
poli farmasi
d. Pasien geriatrik
e. Pasien pediatrik
f. Pasien pulang sesuai dengan
kriteria di atas
Sasaran Konseling
Konseling Rawat Jalan Konseling rawat Inap

 Menjalani Menjalani terapi untuk penyakit kronis, dan  Pasien dengan tingkat kepatuhan
pengobatan jangka panjang. (Diabetes, TBC, epilepsi, dalam minum obat rendah.
HIV/AIDS, dll )  Kadang-kadang dijumpai pasien
 Mendapatkan obat dengan bentuk sediaan tertentu dan yang masih dalam perawatan
dengan cara pemakaian yang khusus Misal : suppositoria,
enema, inhaler, injeksi insulin dll.
 Mendapatkan obat dengan cara penyimpanan yg khusus.  tidak meminum obat yang disiapkan pada waktu yang sesuai
Misal : insulin dll  atau bahkan tidak diminum sama sekali.
 Mendapatkan obat-obatan dengan aturan pakai yang rumit,  Adanya perubahan terapi yang berupa penambahan terapi,
misalnya : pemakaian kortikosteroid dengan tapering down.  perubahan regimen terapi, maupun perubahan rute pemberian.
 Golongan pasien yang tingkat kepatuhannya rendah,
misalnya : geriatrik, pediatri.Mendapatkan obat dengan
indeks terapi sempit ( digoxin, phenytoin, dll)
 Mendapatkan terapi obat-obatan dengan kombinasi yang
banyak (polifarmasi )
Konseling

Pembukaan

Diskusi untuk mengumpulkan informasi


dan identifikasi masalah

Diskusi untuk mencegah atau


memecahkan masalah dan mempelajarinya

Memastikan pasien telah memahami


informasi yang diperoleh

Menutup diskusi

Follow up diskusi
1. Apoteker memperkenalkan diri

2. Identifikasi : apakah yang datang pasien sendiri atau bukan

3. Menanyakan kepasien apakah dia mempunyai waktu untuk diberi penjelasan dan menjelaskan kegunaan konseling

4. Menanyakan kepada pasien apakah dokter telah menjelaskan tentang obat yang diberikan

5. Dengaran semua keterangan pasien dengan baik dan empati

6. Menanyakan ada atau tidaknya Riwayat alergi

7. Jelaskan kepada pasien nama obat, indikasi, cara pemakaian

8. Jelaskan kepada pasien tentang dosis, frekuensi dan lama penggunaan obat

9. Buat jadwal minum obat yang disesuaikan dengan kegiatan harian pasien dan tanyakan apakah pasien kesulitan mengikuti
jadwal tersebut

10. Menjelaskan Tindakan yang perlu jika lupa minum obat


11. Menjelaskan Tindakan yang perlu jika dihindari selama minum obat

12. Menjelaskan kemungkinan interaksi obat-obat, obat-makanan dan cara mengatasinya

13. Menjelaskan efek samping dan cara menanggulangi efek samping

14. Menjelaskan cara penyimpanan yang benar

15. Memastikan pasien memahami semua informasi yang diberikan dengan meminta pasien mengulang Kembali

16. Mendokumentasikan semua informasi penting


PELAYANAN INFORMASI OBAT

Pelayanan Informasi Obat merupakan kegiatan pelayanan yang


dilakukan oleh Apoteker untuk memberikan informasi secara
akurat, jelas, dan terkini kepada Dokter, Apoteker, Perawat,
Profesi Kesehatan lainnya dan pasien (PerMenKes RI No 74
tahun 2016).
Kegiatan Pelayanan Informasi Obat

1. 2. 3.
Memberikan dan menyebarkan Menjawab pertanyaan dari pasien Membuat buletin, leaflet, label
informasi kepada konsumen maupun tenaga Kesehatan melalui obat, poster, majalah dinding dan
secara pro aktif dan pasif telepon. Surat atau tatap muka lain-lain

4. 5.

Melakukan kegiatan penyuluhan Melakukan Pendidikan dan atau pelatihan


bagi pasien rawat jalan dan rawat bagi tenaga Kefarmasian dan tenaga
inap serta masyarakat Kesehatan lainnya terkait obat dan bahan
medis habis pakai.
Faktor Yang Diperlukan Dalam Pelayanan Informasi Obat

Sumber Informasi Tempat Tenaga Perlengkapan


Obat
Sumber Informasi Obat

TERSIER SEKUNDER PRIMER

Buku teks atau data base, Berisi kumpulan abstrak dari Artikel asli yang dipublikasi, berupa
materi umum, lengkap dan bermacam artikel jurnal. hasil penelitian yang diterbitkan
mudah dipahami Contohnya : dijurnal ilmiah. Contohnya :
Contohnya : a. Current contents : clinical a. Annals of internal medicine
a. Ensiklopedia practice b. Journal of the American medica
b. Kompendium b. Inpharma c. Association/JAMA, dan lain-
c. Buku pelajaran, dan lain- c. International Pharmaceutical lain.
lain Abstracts / IPA, dan lain-lain.
Pelayanan Informasi Obat
Apoteker 1
Menyampaikan nama obat dan tujuan
pengobatan
2 Apoteker
Menyampaikan aturan pakai / jadwal penggunaan obat

Apoteker 3
Menyampaikan cara

4 Apoteker
Menyampaikan lama penggunaan obat

Apoteker 5
Menyampaikan efek samping obat yang mungkin muncul

6
Apoteker
Menyampaikan tanda-tanda toksisitas

Apoteker 7
Menyampaikan cara penyimpanan obat
KESIMPULAN

Pelayanan kefarmasian semakin berkembang, tidak terbatas hanya pada penyiapan obat
dan penyerahan obat pada pasien, tetapi perlu melakukan interaksi dengan pasien dan
professional kesehatanlainnya, dengan melaksanakan pelayanan "Pharmaceuticalcare"
secara meneyeluruh oleh tenaga farmasi.

Konseling pasien merupakan salah satu bagian dari pelayanan farmasi , karena
baiktenaga farmasi maupun pasien memperoleh keuntungan dari kegiatan konseling.
Merupakansuatu proses yang sistematik untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah pasien yangberkaitandengan pengambilan keputusan penggunaan obat.

PIO juga merupakan kegiatan penyediaan dan pemberian informasi, rekomendasi obat
yang independent, akurat, tidak bias, terkini, dan komprehensif yang dilakukan oleh
Apoteker kepada Dokter, Apoteker, Perawat, profesi kegiatan lainnya serta pasien dan
pihak lain di luar rumah sakit.
Daftar pustaka

Baroroh, F. &. (2016). Evaluasi Implementasi Pelayanan Konseling Obat DI Apotek. Yogyakarta:
Farmasi Sains.
Dra. Alfina Rianti, A. M. (2023). PPT PIO (Pelayanan Informasi Obat).
Heny Puspasari, D. S. (2020). Analisis Implementasi Pelayanan Informasi Obat Pasien Rawat
Jalan di Rumah Sakit DR. Soedarso Pontianak Tahun 2020. Journal of Pharmacy Science
and Practice, 98-102.
Kesehatan, D. B. (2007). Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di Sarana Kesehatan.
Jakarta: Departemen Kesehatan
RI.Ni Putu Ruscita Anggreni, I. M. (2021). Pelaksanaan Konseling Obat oleh Apoteker di Apotek
Kabutpaten Badung. Indonesian Journal of Legal and Forensic Sciences, 10-19.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 73 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian
di Apotek. (2016). Jakarta: Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 74 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian
di Puskesmas. (2016). Jakarta: Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai