Anda di halaman 1dari 14

PELAYANAN

FARMASI
KLINIK DI APOTEK
Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek
Gelombang I
Kelompok 6 dan 9

15120190139 Nurul Hamdana


15120190140 Erviana
15120190141 Anggun Fridayanti Amir
15120190148 Meitasya Asri Utami
15120190149 Dwi Indah Pratiwi
PELAYANAN FARMASI
KLINIK DI APOTEK
Pelayanan farmasi klinik merupakan pelayanan langsung
yang diberikan Apoteker kepada pasien dalam rangka
meningkatkan outcome terapi dan meminimalkan risiko
terjadinya efek samping karena obat, untuk tujuan
keselamatan pasien (patient safety) sehingga kualitas
hidup pasien (quality of life) terjamin.  

Pelayanan farmasi klinik yang dilakukan meliputi:

Pelayanan
Pengkajian Pelayanan Kefarmasian Pemantauan Monitoring
dan Informasi di Rumah Terapi Efek Samping
Dispensing Konseling
pelayanan Obat (Home Obat Obat
resep; (PIO) Pahrmacy (PTO) (MESO)
Care)
KONSELING
DEFINISI
Konseling Obat merupakan proses interaktif antara Apoteker dengan
pasien/keluarga untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan
kepatuhan sehingga terjadi perubahan perilaku dalam penggunaan
obat dan menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien. Konseling
obat dilakukan oleh apoteker

Tujuan Untuk mengoptimalkan hasil


terapi, meminimalkan risiko reaksi
obat yang tidak dikehendaki
(ROTD), dan meningkatkan cost-
effectiveness yang pada akhirnya
meningkatkan keamanan
penggunaan obat bagi pasien
(patient safety)
01 Pasien kondisi khusus pediatri, geriatri,
ibu hamil dan menyusui).

02
Pasien dengan terapi jangka
panjang/penyakit kronis (misalnya: TB,
DM, AIDS,).

Kriteria
03 Pasien yang menggunakan obat dengan
instruksi khusus

Pasien
04
Pasien yang menggunakan obat dengan
indeks terapi sempit (digoksin, fenitoin,
teofilin).

05
Pasien dengan polifarmasi (pasien
menerima beberapa obat untuk indikasi
penyakit yang sama.

06 Pasien dengan tingkat kepatuhan rendah


TAHAPAN DOKUMENTASI
PELAKSANAAN KONSELING
Nama Pasien :

• Membuka komunikasi antara Apoteker dengan pasien. Jenis kelamin

Tanggal lahir :
• Menulis identitas pasien (nama, jenis kelamin, tanggal lahir), Alamat

nama dokter, nama obat yang diberikan, jumlah obat, aturan Tanggal konseling :

pakai, waktu minum obat (pagi, siang, sore, malam). Nama Dokter

Diagnosa :

• Jika ada informasi tambahan lain dituliskan pada keterangan. Nama obat, dosis dan cara pemakaian

• Memastikan identitas pasien dengan cara menanyakan Riwayat alergi :

dengan pertanyaan terbuka minimal 2 identitas: nama Keluhan

lengkap dan tanggal lahir. Add Skills – 70% Pasien pernah datang konseling sebelumnya: : Ya/tidak

Add Skills – 80%


• Mengidentifikasi dan membantu penyelesaian masalah terkait Tindak lanjut

terapi obat.
Add Skills – 90%
• Dokumentasi Pasien Apoteker
.................... .................

*Pustaka : Petunjuk teknis pelayanan kefarmasian diapotek, 2019


PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH
(Home Pharmacy Care)
Definisi Kriteria Pasien
Kunjungan dan atau
pendampingan pasien oleh 1) Melakukan penilaian awal terhadap
Apoteker untuk melakukan pasien
pelayanan kefarmasian di Apoteker 2) Menjelaskan permasalahan kefarmasian
rumah dengan persetujuan di rumah bagi pasien.
pasien atau keluarga terutama 3) Menawarkan pelayanan kefarmasian di
bagi pasien khusus yg rumah kepada pasien.
membutuhkan perhatian lebih.
4) Menyiapkan lembar persetujuan
5) Membuat rencana pelayanan
Tujuan kefarmasian di rumah
6) Melakukan pelayanan yang sesuai
a. tercapainya keberhasilan terapi pasien. dengan jadwal
b. terlaksananya pendampingan pasien oleh 7) Mendokumentasikan semua tindakan
apoteker untuk mendukung efektivitas, keamanan
profesi pada catatan penggunaan obat
dan kesinambungan pengobatan.
c. terwujudnya komitmen, keterlibatan dan pasien.
kemandirian pasien dan keluarga dalam
penggunaan obatatau alat kesehatan yang tepat.
d. terwujudnya kerjasama profesi kesehatan, pasien
dan keluarga.
Tahapan Pelaksanaan
.
Melakukan penilaian awal terhadap pasien

Menjelaskan permasalahan kefarmasian di rumah bagi


pasien.

Menawarkan pelayanan kefarmasian di rumah kepada


pasien

Menyiapkan lembar persetujuan

.
Membuat rencana pelayanan kefarmasian di rumah

Melakukan pelayanan yang sesuai dengan jadwal

Mendokumentasikan semua tindakan profesi pada


catatan penggunaan obat pasien.

*Pustaka : Petunjuk teknis pelayanan kefarmasian diapotek, 2019


FORM DOKUMENTASI PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH
(HOME PHARMACY CARE)
PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO)
DEFINISI
Pemantauan Terapi obat (PTO) merupakan proses untuk
memaastikan bahwa seorang pasien mendapatkan terapi obat yang
efektif dan terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan
meminimalkan efek samping.

Pemantauan Terapi Obat bertujuan


untuk meningkatkan efektivitas terapi
dan meminimalkan risiko Reaksi Obat
yang Tidak Dikehendaki (ROTD),
Tujuan meminimalkan biaya pengobatan, dan
menghormati pilihan pasien. Manfaat
yang di dapatkan yaitu seorang pasien
mendapatkan terapi obat yang efektif
dan terjangkau dengan memaksimalkan
efek samping
Seleksi pasien dilakukan untuk menentukan
prioritas pasien yang akan dipantau. Seleksi dapat
dilakukan berdasarkan :

Kriteria
01 Kondisi pasien : pasien dengan
multidiagnosis, pasien polifarnasi, pasien
kanker yang menerima terapi sitostatika
Pasien
02
Jenis obat dengan risiko tinggi :obat
dengan indeks terapi sempit, sitostatika,
antikoagulan

03
Kompleksitas regimen : polifarmasi,
variasi rute pemberian, aturan pakai,
cara pemberian khusus
TAHAPAN PELAKSANAAN DOKUMENTASI PTO
• Memilih pasien sesuai criteria

• Memastikan kebenaran identitas pasien dengan meminta pasien menyebutkan nama dan
identitas lain

• Pengumpulan data pasien meliputi : riwayat pengobatan pasien yang terdiri dari riwayat
penyakit, riwayat penggunaan obat dan riwayat alergi. Setelah semua data diterima,
dikumpulkan kemudian dikaji.

• Identifikasi masalah terkait obat seperti : adanya indikasi tetapi tidak diterapi, pemberian obat
tanpa indikasi, pemilihan obat yang tidak tepat, dosis terlalu tinggi/rendah, terjadinya reaksi
obat yang tidak diinginkan

• Menentukan prioritas masalah : apoteker menentukan sesuai dengan masalah kondisi


pasien dan menentukan apakah masalah tersebut sudah atau berpotensi akan terjadi

• Rekomendasi atau rencana tindak lanjut : apoteker memberikan rekomendasi atau rencana
tindak lanjut seperti rencana pemantauan yang bertujuan memastikan pencapaian efek
terapi dan meminimalkan efek yang tidak dikehendaki Add Skills – 70%

• Hasil identifikasi masalah terkait obat dan rekomendasi yang telah dibuat apoteker
Add Skills –kemudian
80%
harus dikomunikasikan lagi dengan tenaga kesehatan lain guna mengoptimalkan tujuan

• terapi
Melakukan dokumentasi pelaksanaan pemantau terapi obat menggunakan format
dokumentasi pemantauan terapi obat Add Skills – 90%

*Pustaka : Petunjuk teknis pelayanan kefarmasian diapotek, 2019


Permenkes Nomor 73, 2016
MONITORING EFEK SAMPING OBAT
(MESO)

Definisi Tujuan
Monitoring Efek Samping Obat (MESO) 1) Menemukan ESO atau ROTD sedini
adalah kegiatan pemantauan dan mungkin terutama yang berat, tidak
pelaporan efek samping obat yang
dikenal. dan frekuensinya jarang.
dilakukan oleh tenaga kesehatan secara
sukarela (voluntary reporting) dengan
menggunakan formulir pelaporan ESO
Apoteker 2) Menentukan frekuensi dan insidensi ESO
atau ROTD yang sudah dikenal dan yang
berwarna kuning, yang dikenal sebagai baru saja ditemukan.
form kuning. Monitoring dilakukan 3) Mengenal semua faktor yang mungkin
terhadap seluruh obat yang beredar dan dapat menimbulkan/mempengaruhi
digunakan dalam pelayanan kesehatan angka kejadian dan hebatnya ESO atau
di Indonesia. Aktifitas monitoring ESO
ROTD.
dan juga pelaporannya yang dilakukan
oleh sejawat tenaga kesehatan sebagai 4) Meminimalkan risiko kejadian ESO atau
healthcare provider merupakan suatu ROTD.
alat yang dapat digunakan untuk 5) Mencegah terulangnya kejadian ESO
mendeteksi kemungkinan terjadinya ESO atau ROTD
yang serius dan jarang terjadi (BPOM RI,
2012).
FORM PELAPORAN EFEK SAMPING OBAT

Faktor yang perlu diperhatikan:


• kerjasama dengan tim kesehatan lain.
• ketersediaan formulir Monitoring Efek
Samping Obat (MESO) seperti di samping ini
:

Pustaka : Petunjuk teknis pelayanan kefarmasian diapotek, 2019


BPOM RI. 2012. Pedoman Monitoring Efek Samping Obat (MESO) Bagi Tenaga Kesehatan
Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kepmenkes RI dan IAI. 2011 tentang Pedoman Cara Pelayanan Kefarmasian yang Baik (CPFB).
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai