Anda di halaman 1dari 56

Farmakoekonomi dan

Implementasi Dalam Pelayanan


Kefarmasian
Prof. Dr. Satibi, S.Si., M.Si., Apt
Tempat tgl lahir: Sukoharjo, 18 Februari 1974
Pendidikan:
1. S1 : Fakultas Farmasi UGM (1998)
2. Apoteker : Farmasi UGM (1999)
3. S2 : Magister Manajemen Farmasi UGM (2001)
4. S3 : Farmasi UGM (2007- 2011 )
Jabatan:
1. Dosen Fakultas Farmasi UGM : 1999-skrg
2. Sekertaris Bagian Farmasetika FA UGM: 2003- 2007
3. Wakil Direktur Akademik MMF Fakultas Farmasi UGM : 2004 – 2009
4. Kepala Laboratorium MFFM : 2011 - 2012
5. Ketua Dewan Redaksi JMPF : 2011 – skrg
6. Pengelola MMF : 2012
7. Wakil Dekan 3 PKSI Farmasi UGM : 2012 -2016
8. Wakil Dekan 2 bidang KASDM FA UGM: 2016 – 2021
9. Dekan Fak. Farmasi UGM : 2021-2026
Email : satibi@ugm.ac.id
Fb : satibi ali kusnadi
HP :08122755352
PHARMACOECONOMICS

Sejarah dan Perkembangan

◼Disiplin ilmu Farmakoekonomi merupakan bagian dari ilmu


Ekonomi kesehatan yang diadopsi dari ilmu ekonomi
yang berprinsip pada pengelolaan sumber daya secara
efisien pada penerapan program kesehatan.
◼ Disiplin ilmu Farmakoekonomi mulai berkembang di
negara-negara barat pada akhir tahun 1970.
PHARMACOECONOMICS

◼Istilah Farmakoekonomi digunakan pertama kali pada forum publik


pada tahun 1986 dalam pertemuan farmasis di Toronto, Kanada.
◼Pada awal perkembangannya, Farmakoekonomi digunakan untuk
menilai input (biaya) dan outcome (hasil pengobatan) dari obat atau
intervensi kesehatan yang terkait farmasi. Proses penilaiannya meliputi
identifikasi, pengukuran, dan perbandingan biaya dan hasil
pengobatan dari intervensi kesehatan tersebut.
◼Keterbatasan sumber daya untuk pelayanan kesehatan menjadi
permasalahan global, oleh karena itu penerapan Farmakoekonomi
dalam pengambilan keputusan program kesehatan juga berkembang
dan diadopsi oleh negara-negara lain di seluruh dunia.

Penerapan Farmakoekonomi pada saat awal perkembangan di dunia terwujud
dalam berbagai bentuk antara lain:

a. Diterapkannya sistem/regulasi di tingkat nasional yang membutuhkan studi


Farmakoekonomi sebagai salah satu persyaratan dalam proses registrasi obat
baru.
b. Perguruan tinggi membentuk departemen/unit khusus yang menaungi
disiplin ilmu Farmakoekonomi.
c. Para akademisi perguruan tinggi mulai belajar secara formal dan non-formal
untuk meningkatkan keahlian dalam bidang Farmakoekonomi, serta
melakukan riset dalam bidang Farmakoekonomi.
d. Studi dalam bidang farmakoekonomi juga mulai dilakukan oleh para peneliti
di industri farmasi sebagai bagian dari strategi pengembangan obat.
e. Dibentuknya badan formal di tingkat nasional yang bertugas melakukan
kajian farmakoekonomi dan memberikan rekomendasi kepada pemerintah
dalam penentuan kebijakan program kesehatan, misalnya badan health
technology assessment
Perkembangan Farmakoekonomi: asosiasi profesi
yang terkait bidang farmakoekonomi di tingkat
dunia, seperti antara lain:
a. ISPOR (International Society for
Pharmacoeconomics and Outcomes Research),
b. IHEA (International Health Economic
Association), dan
c. HTAi (Health Technology Assessment
International).
ECONOMIC EVALUATION

What does the evaluation analyze?

Only health Only costs Both outcomes


outcomes and cost
Only one “outcome cost description cost outcome
alternative description” description

Compares two “efficacy” or cost analysis cost-


or more “effectiveness” minimization
alternatives evaluations cost-
effectiveness
cost-utility
cost-benefit
PHARMACOECONOMICS

“A form of economic evaluation involving comparison


of the costs and consequences of two or more
alternative programs, including drug therapies and other
pharmacy interventions”
Definition: The
comparative analysis of
alternative courses of
action in terms of both
their costs and
consequences
(outcome).

3
Health Production

INPUT Production Process OUTPUT

Sumber Daya Status Kesehatan

Obat Mortalitas
Kunjungan Dokter Morbiditas
Perawatan RS Clinical endpoints
Kualitas hidup
Mengapa Farmakoekonomi diperlukan ?

• Sumber daya terbatas


• Pengalokasian sumber daya yg tersedia scr efisien
• Kebutuhan pasien, profesi pada pelayanan kesehatan
(dokter, farmasis, dan perawat) dan administrator
tidak sama
Penerapan Farmakoekonomi dlm kegiatan sehari-hari ?

• Pengambil Kebijakan
Asuransi
Merencanakan sumber daya dlm pelayanan kesehatan
Membuat kebijakan dlm pelayanan kesehatan

• Profesi Kesehatan
Membuat keputusan pengobatan
pembuatan kebijakan formularium (mis: RS)
Dimensi lain dlm membuat keputusan klinik sesudah efikasi,
keamanan, & kualitas
Memperbaiki input dlm merencanakan & membuat kebijakan
pelayanan kesehatan
PRINSIP FARMAKOEKONOMI

• Menetapkan masalah
• Identifikasi alternatif intervensi
• Menentukan hubungan antara input & outcome
• Identifikasi & mengukur outcome dari alternatif
intervensi
• Menilai biaya dan efektivitas
• Interpretasi dan pengambilan kesimpulan
KATEGORI BIAYA

• Direct Medical Cost (biaya medis langsung)


Mis. biaya perawatan RS (termasuk ES), obat, tenaga, test lab, kunjungan dokter,
jasa perawat, tes diagnostic
• Direct Non-Medical Cost (biaya non-medis langsung)
Mis. bantuan dari rumah, transportasi ke RS, tinggal dipenginapan,
jasa pelayanan u anak2 pasien
• Indirect cost (biaya tdk langsung)
Mis. Hilangnya produktivitas kerja, pengeluaran utk keluarga
• Intangible cost (biaya tak teraba)
Mis. Perubahan kualitas hidup (rasa nyeri, tekanan emosi)
KATEGORI KONSEKUENSI/OUTCOME

• Economic outcome
Biaya
• Clinical outcome
Mortalitas
Tekanan darah (HT), HbA1C (diabetes)
Jumlah yg bisa teratasi (sembuh)
Jumlah pasien yg bebas dari penyakit
• Humanistic outcome
kualitas hidup
kepuasan pasien
yang lebih disukai pasien
PERSPEKTIF/SUDUT PANDANG

• Societal (masyarakat)
dihitung biaya penggunaan semua sumber daya oleh negara/masy.
• Pasien
bagi pasien, kualitas hidup sangat penting, demikian juga biaya
langsung & tidak langsung
• Provider
bagi RS yang paling penting adalah biaya langsung tenaga kerja
dan barang-barang habis pakai
• Payer
Bagi pemerintah atau perusahaan asuransi yg diperhatikan adalah
biaya langsung
Cost-Analysis

Cost-minimization
Analysis (CMA)

Cost-effectiveness
Analysis (CEA)

Cost-Benefit
Analysis (CBA)

Cost-Utility
Tipe Evaluasi Analysis (CUA)
Farmakoekonomi
COST ANALYSIS

• Menilai semua biaya dlm perlakuan/pengobatan


• Merupakan tipe analisis yg sederhana
• Tdk membandingkan perlakuan/pengobatan atau
mengevaluasi efikasi

Misal : biaya pemberian antibiotik scr intravena


Metode ini menunjukkan berapa biaya total sesungguhnya
dan dpt mengidentifikasi biaya-biaya tersembunyi
COST ANALYSIS

Biaya Penggunaan antibiotik iv

acquisition cost, biaya penyiapan dan pemberian, biaya laboratorium


biaya komplikasi, biaya sub-optimal terapi

Total Biaya perhari Cephalosporin generasi 3


Acq.cost Delivery cost cost/dose Total

Ceftriaxone 19,38 7,13 26,51 26,51


1 g / hari

Cefotaxime 9,29 7,13 16,42 49,26


1 g 3 x sehari
Cost Analysis
• Cost of Illness
CoI mengukur dampak ekonomi dari suatu penyakit dan memperkirakan
jumlah maksimum yang potensial dapat disimpan atau keuntungan yang
dapat diperoleh jika suatu penyakit dapat diberantas

• Cost of Therapy
CoT mengukur biaya yang digunakan untuk mencegah, merawat atau
mengurangi keparahan suatu penyakit shg dapat mengurangi/menurunkan
biaya dari suatu penyakit (CoI), dimana penurunan CoI tsb merupakan
benefit dari terapi
Perspektif analysis

• Perspektif :sudut pandang


analisis Farmakoekonomi
• 4 perspektif dasar :
• Pasien
• Provider
• Payers
• Society
• Perspektif akan
mempengaruhi :
• Pertanyaan analisis
• Design analisis
• Variabel data
Contoh Artikel terkait Cost measurement
Rancangan Penelitian
• Jenis penelitian adalah deskriptif analitik,
menggunakan rancangan penelitian cross
sectional
• Tujuan: mengetahui perbedaan biaya riel
pengobatan pasien kemo-kanker payudara,
kanker serviks dan kanker nasofaring
dengan penetapan tariff INA-CBG’s pada
JKN
• Melihat factor-factor yang mempengaruhi
biaya riel pasien kanker payudara, serviks
dan nasopharing.

23
Rancangan Penelitian (lanjutan..)
• Perspektif penelitian: Rumah Sakit
• Sumber data: catatan medic pasien
dan berkas klaim pelayanan rawat
inap

24
• The study was conducted from the
perspective of healthcare provider.
• Costs data was obtained from
hospital billing of “S hospital”, a
referral hospital in X Provincein the
period of January – July 2014.
• The data involved 383, 161, and 152
of in-patient breast cancer cases,
cervical cancer cases, and
nasopharyngeal cancer cases,
respectively
Jenis biaya yang diambil
• The data included direct medical costs, antara lain:
a. Biaya obat kemoterapi: biaya dari total obat kemo yg diberikan perepisode
perawatan yg diklaim terpisah dg tarif INA-CBG’s
b. biaya akomodasi: biaya sewa kamar dan biaya perawatan ruang du RS
c. biaya penunjang medik: biaya analisis gas darah, imunohistologi, Ecgo kardiografi
dll
d. biaya tindakan medik : biaya visi dokter, biaya pemberian kemo, pemasangan infus,
perawatan luka dan konsultasi gizi
e. Biaya farmasi: obat seain obat kemoterapi, bahan medis habis pakai dan alat
kesehatan
f. biaya administrasi: biaya pendaftaran dan karcis yang dikenakan pd setiap episode
perawatan
Karakteristik paien dan variable yang diduga
mempengaruhi biaya riel
• Tingkat keparahan penyakit (ada
3 level) digit terakhir sbg
penunjuk tingkat keparahan
(Kode INA CBG’s)
• Ruang/ kelas perawatan
• Jumlah diagnosis sekunder
• Jumlah prosedur
• Faktor lain, seperti LOS
Perbedaan actual cost vs INA CBGs
Menilai Direct-cost
• Top-down approach (epidemiological or attributable risk approach). Menilai
proporsi penyakit berdasarkan faktor resiko
• Bottom-up approach
menilai biaya dg menjumlahkan rata-rata biaya perawatan suatu penyakit dan
mengalikannya dg prevalensi penyakit.
• Econometric approach (incremental approach)
menilai perbedaan biaya antara kelompok populasi dengan penyakit dan kelompok
populasi tanpa penyakit
Menilai indirect-cost
• Human capital method
menilai hilangnya produktivitas (hilangnya pendapatan px), termasuk hilangnya
pendapatan akibat kematian atau disabilitas yg permanen
• Friction Cost Method
menilai produktivitas yang hilang hanya ketika px mengalami perawatan
• Willingness to pay method
menilai jumlah yang harus dibayarkan oleh seseorang untuk mengurangi
probabilitas terjadinya penyakit atau kematian
Komponen biaya penyakit
1. Biaya medis: biaya rawat inap, dokter, nursing home care,
rehabilitation care, biaya tenaga kesehatan lain, tes diagnosis, obat dan
alat kesehatan, dll
2. Biaya non medis: biaya transportasi, telpon, sewa penjaga px, biaya
makanan dll
3. Produktivitas yg hilang akibat sakit/disability
4. Biaya intangible: biasanya tidak dihitung.
COST MINIMIZATION ANALYSIS

• membandingkan total biaya dari dua atau lebih perlakuan


• outcome klinik dari kedua perlakuan identik dlm populasi
yg sama

Misal : membandingkan biaya total penggunaan 2 atau lebih


obat yg efikasi dan efek sampingnya sama (ekivalen)

CMA memfokuskan pada penentuan obat mana yg biaya per


harinya paling murah
COST MINIMIZATION ANALYSIS

Terapi obat pada pasien rawat inap di RS

Direct Medical Cost


Direct cost :biaya yg langsung berkaitan dengan pengobatan
Contoh :
•biaya pe drug acquisition cost
•mberian obat (staf dan peralatan)
• Konsultasi
• biaya uji diagnostik
• perawatan rumah sakit
• biaya untuk mengatasi efek samping
COST MINIMIZATION ANALYSIS

Direct non Medical Cost


Direct non medical cost : biaya yg berkaitan dg penyakit, tetapi
tdk secara langsung berhubungan dgn pengobatan

Contoh :
• cleaning/catering/perawatan bangunan RS
• bantuan dari rumah
• perawatan anak
• biaya transport pasien dari dan ke RS
COST MINIMIZATION ANALYSIS

Indirect Cost
Indirect cost : biaya yg berkaitan dg kehilangan produktivitas

Contoh :
• biaya karena kehilangan kesempatan utk mendapatkan uang
• biaya karena tidak masuk kerja
• kehilangan produktivitas di rumah
Cost Minimization Analysis

• membandingkan total biaya dari dua atau lebih perlakuan


• outcome klinik dari kedua perlakuan identik dlm populasi yg sama
• Contoh
• membandingkan obat yang sama struktur kimianya, dosisnya sama, dan
mempunyai profil farmasi yang sama, (brand dibandingkan generik atau
generik yang dibuat suatu industri farmasi dibandingkan generik yang
diproduksi oleh industri lain),
• menghitung biaya obat yang sama yang diberikan dengan cara yang
berbeda, misalnya pemberian antibiotika secara intravena di rumah sakit
dibandingkan dengan pemberian antibiotika yang sama (dengan dosis
yang sama) di rumah dengan pelayanan home health care
• hanya biaya obat saja yang dibandingkan karena outcomenya sama
Contoh :biaya pemberian prostaglandin E2 gel intracervic pada ibu yg
akan melahirkan
Macam biaya Biaya pasien rawat jalan Biaya pasien rawat inap Perbedaan
Rata-rata (n=40) Rata-rata (n=36) statistik
(standar deviasi) (standar deviasi)

Labor cost $575 (366) $902(482) Ya, p=0.002

Delivery cost $471(247) $453(236) Tidak, p=0,754

Pharmacy cost $150(102) $175(139) Tidak, p=0,384

Hospital cost $3.835(2.172) $5.049(2.060) Ya, p=0,015


Assumption :
- Common oral
hypoglyc emic
agents
- Tolerated well &
have similar
treatment effic acy
& gastrointestinal
adverse reaction
- Have similar
frequenc y of
doctor visits
- Costs intreating
T2DM :doctor visit,
diagnostic,
inspec tion &
hospitalization c ost

21
22
23
COST EFFECTIVENESS ANALYSIS

• membandingkan dua perlakuan yg pengaruhnya tdk sama


• pengukuran efikasi menggunakan unit outcome yg sama
(misal : mmHg, mortalitas)
• Unit berupa penilaian : - biaya per outcome
- rasio (obat A : obat B)

Misal : dua obat atau lebih yg digunakan utk


mengobati suatu indikasi yg sama tetapi cost dan
benefit (efikasi) berbeda
Definisi
Membandingkan harga dari semua sumber yg dikonsumsi (biaya) dengan
nilai outcome (efektivitas non moneter) dari suatu program atau intervensi
COST EFFECTIVENESS ANALYSIS

High cost Low cost

High ???? Accept


effectiveness

Low Reject ????

effectiveness
Kelebihan & kekurangan CEA

Kelebihan Kekurangan
Tdk harus merubah outcome Hanya satu outcome yg
klinik dlm nilai mata uang diukur pd waktu yg sama
Membandingkan terapi Terapi yg tdk mempunyai
berbeda yg mempunyai outcome intermidiate yg
tujuan yg sama sama
Berbagai pilihan utk tipe Produk tunggal dengan efek
outcome yg sama ganda
COST EFFECTIVENESS ANALYSIS

• Pohon keputusan
- identifikasi alternatif intervensi
- menggambarkan hubungan antara input & sumber
daya yg digunakan dgn outcome kesehatan

• Pengukuran outcome
- pengumpulan data primer
- informasi dr penelitian yg sudah dipublikasikan
- opini ahli terkait
COST EFFECTIVENESS ANALYSIS

• Independent programmes
ACER = cost of intervention
health effects produced

• Mutually exclusive intervention


ICER = difference in cost between
programmes P1 and P2
difference in health effects between
programmes P1 and P2
• Contoh :
• mengukur hasil atau outcome terapi untuk mengobati tukak lambung,
• didasarkan pada penurunan gejala yang disampaikan oleh pasien
• hasil follow up dengan endoskopi.
• Tabel menunjukkan data biaya dan outcome dari terapi tukak lambung
dengan tiga alternatif terapi (obat A, B, dan C) dan menggunakan 2
pengukuran outcome,
• hari bebas gejala (rata-rata berapa hari tidak mengalami gejala
gastrointestinal selama satu tahun) dan
• persen kesembuhan (pasien yang dengan pemeriksaan endoskopi
menunjukkan tukak lambungnya sudah sembuh).
Contoh presentasi hasil biaya dan efektifitasnya, Rascati 2009
Obat A Obat B Obat C

Metode 1 Cost Consequency Analysis


Biaya (ribu) 600/th 210/th 530/th
outcome
Hari bebas gejala (SFDs) 130 200 250

%kesembuhan 50% 70% 80%


Metode 2. ACER
600/130= 4,61 perhari bebas gejala 210/200 = 1,05 per 530/250=2,12 perhari
hari bebas gejala bebas gejala
Metode 3. ICER
B dibandingkan A: dominan baik untuk hari bebas gejala maupun % kesembuhan

C dibandingkan A: dominan baik untuk hari bebas gejala maupun % kesembuhan

C dibandingkan B: (530-210)/250-200) GI SFDs: 6,40 perektra GI SFDs


C dibandingkan B: (530-210)/(0,8-0,7)=3200 per ekstra kesembuhan tukak
COST UTILITY ANALYSIS

• Sama dengan CEA tetapi memasukkan komponen


kualitas hidup
• Dapat dikombinasikan bbrp outcome ke dlm satu
pengukuran utk analisis ekonomi
• Unit CUA yg sering digunakan Quality adjusted
life-year (QLAY)
• sesuai digunakan dlm manajemen penyakit kronis
COST UTILITY ANALYSIS

Indikasi dilakukan CUA (Drummond) :


• Jika kualitas hidup merupakan kriteria yg penting
• Jika kualitas hidup merupakan parameter outcome
sesudah survival
• Jika ada hubungan antara morbiditas dan mortalitas
• Jika terdapat perbedaan yang luas pada outcome
beberapa alternatif yang dibandingkan
• direct costs + indirect cost
• Hasil dari CUA :
QALY
COST UTILITY ANALYSIS

Intervention A Intervention B
Prevents certain death and Improves the quality of life
gives 2 years of perfect significantly (scored as a
health. move from 0.7 on a scale to
0.99) for the last 10 years of
Costs £5000. life.
Costs £10,000 over 10 years.

2 x 1 = 2 QALY B: 10 x 0.29 = 2.9 QALY


£2500 per QALY B: £3450 per QALY
TIPE EVALUASI
FARMAKOEKONOMI

Analysis Cost Measurement Outcome


measurement

Cost-Benefit $$$ $$$

Cost-Effectiveness $$$ Single outcome,


natural units (life-years
gained, mmHg blood
pressure)
Cost-Minimization $$$ Equivalence
demonstrated in
comparative groups
Cost-Utility $$$ Natural units adjusted
for quality (Quality of
life)
Algoritme untuk menentukan metode

Perbandingan statistik, efikasi klinik A vs efikasi klinik B

Jika efikasi A lebih


Jika efikasi A sama
besar secara bermakna
Dengan efikasi B
dari efikasi B

CMA

Clinical unit Economic unit Utility Unit

CEA CBA CUA


10/19/2022 56

Anda mungkin juga menyukai